Professional Documents
Culture Documents
KONTRA
Nama Anggota:
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatNya kami
dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang DEMOKRASI EKONOMI ini
dengan baik dan tepat waktu.
Kami mengetahui bahwa makalah yang kami buat ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritikan dari pembaca sangat kami perlukan sebagai
pembelajaran bagi kami dalam pembuatan makalah berikutnya.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demokrasi adalah sesuatu yang harus ada dalam segala bidang kehidupan
karena itu penting bagi kelangsungan kehidupan termasuk dalam bidang ekonomi.
Demokrasi Ekonomi dimaksudkan untuk memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya kepada masyarakat untuk dapat berpatisipasi dan mengambil keputussan
dalam perekonomian. Demokrasi ekonomi terkait erat dengan pengertian
kedaulatan rakyat di bidang ekonomi
Tapi sayangnya kebebasan yang diberikan seluas-luasnya itu sering
dipergunakan untuk hal-hal yang tidak baik dan sangat merugikan diri sendiri dan
orang lain. Pihak-pihak yang melakukan tindakan tidak baik itu melakukan itu
semua untuk mencari keuntungan diri sendiri dan kelompok dan mengorbankan
pihak lain yang di anggap lemah.
Demokrasi ini seharusnya membuat masyarakat semakin makmur dan
sejahtera. Kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya yang menjadi tolak
ukur keberhasilan dmokrasi dalam bidang ekonomi ini.
Bukan hanya pelaku-pelaku ekonomi saja yang memiliki peran penting dalam
demokrasi ekonomi tetapi setiap masyarakat memiliki peran penting untuk aktif
dalam pelaksanaan perekonomian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan
demikian, secara bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan
atau kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat.
Prinsip-prinsip Demokrasi:
Pada hakikatnya demokrasi ekonomi adalah suatu sistem dimana rakyat secara
proporsional, sesuai dengan kemampuannya, diberi kebebasan untuk
mengalokasikan sumber daya ekonominya. Dalam demokrasi ekonomi, kekuatan
ekonomi tersebar di masyarakat dan tidak tersentral di pusat.
Demokrasi ekonomi merupakan konsep yang digagas oleh para pendiri negara
Indonesia (founding fathers) untuk menemukan sebuah bentuk perekonomian
yang tepat dan sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Penerapan dari konsep
ini masih terus dicari dan dikembangkan bentuknya hingga saat ini, karena tidak
mudah membentuk suatu sistem perekonomian yang khas Indonesia namun tetap
sesuai dengan perkembangan jaman.
Jika dilihat dari landasan Yuridis maka RUU ini berpijak pada Pasal 33 UUD
Tahun 1945 ayat (1) menyatakan bahwa: “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Filosofi berfikir Pasal 33 ayat (1)
dipahami sebagai memiliki kolektivisme. Substansi “usaha bersama” memiliki
makna bahwa perekonomian tidak dikuasai dan dieksplorasi oleh orang-perorang
akan tetapi dilakukan bersama-sama, yang memiliki arti saling bergotong-royong
antara pihak satu dengan lainnya. Makna bersama-sama ataupun makna gotong-
royong dalam budaya, dilakukan oleh satu pihak dengan pihak lainnya. Didalam
prakteknya selama ini adanya kesalahan penafsiran dengan apa yang dimaksud
dengan istilah “kekeluargaan”. Kekeluargaan bukan diartikan sebagai
“keluarga”dalam arti ansich tetapi filosofisnya adalah kolektivisme yang saling
menguntungkan satu dengan yang lainnya. Pasal 33 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ayat (2) menyatakan bahwa: Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Ketentuan ini jelas memiliki makna unit-unit ekonomi yang menyangkut
hajat hidup orang dimiliki, diorganisasi dan didistribusikan sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Dari pengertian ini pengutamaan kepentingan masyarakat,
memperoleh pengukuhan (assertion dan reconfirmation) untuk kesejahteraan
rakyat (welfare state). Sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta, dikuasai oleh
negara dalam Pasal 33 ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 lebih
ditekankan pada segi dimilikinya hak oleh negara (bukan Pemerintah) untuk
mengendalikan penyelenggaraan cabang-cabang produksi yang bersangkutan.
Pasal 33 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Konsepsi
penguasaan oleh negara merupakan konsepsi hukum publik yang berkaitan dengan
prinsip kedaulatan rakyat yang dianut dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, baik di bidang politik (demokrasi politik) maupun ekonomi
(demokrasi ekonomi). Dalam paham kedaulatan rakyat itu, rakyat yang diakui
sebagai sumber, pemilik dan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam
kehidupan bernegara. Dalam pengertian tersebut, tercakup pula pengertian
kepemilikan publik oleh rakyat secara kolektif. Pasal 33 ayat (4) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa: Perekonomian Nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan
program penanggulangan kemiskinan di Indonesia:
PENUTUP
Kesimpulan
Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan
demikian, secara bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan
atau kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat.
Saran
http://jimly.com/makalah/namafile/60/Demokrasi_Ekonomi.pdf
http://typecat.com/DEMOKRASI-EKONOMI#axzz1cEPJoXjq