You are on page 1of 8

SIMULASI

LINGKAR PEMECAHAN MASALAH

Disusun oleh:
Kelompok 2

Rahmadhini Elkri 1102010227


Abi Rafdi Zhafari 1102013002
Deby Tri Widia Lestari 1102013073
Putri Rachmawati 1102013234
Sofie Hanafiah 1102013278

Pembimbing :
dr. Yusnita, M.Kes, DiplDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2019
1.1 Fungsi Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
1.1.1 Definisi Puskesmas
Menurut PERMENKES No. 75 tahun 2014, puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.

1.1.2 Fungsi Puskesmas


Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat atau dalam melaksanakan
tugasnya. Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

1.1.3 Program Puskesmas


Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan
berkesinambungan. Adapun program-program Puskesmas tersebut,
yaitu:
1) Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial
1. pelayanan promosi kesehatan
2. pelayanan kesehatan lingkungan
3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
4. pelayanan gizi
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
2) Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
a. rawat jalan
b. pelayanan gawat darurat
c. pelayanan satu hari (one day care)
d. home care
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan

Program dan Upaya KB


Program dan Upaya KB Nasional antara lain:
1. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan
konseling calon pengantin
2. Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS
3. Promosi KB pasca persalinan
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Penerangan dan motivasi
6. Pelembagaan program
7. Pendidikan KB
8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program
9. Pelayanan KB
10. Pencapaian peserta KB Baru
11. Pencapaian peserta KB Aktif
12. Prasarana dan Sarana
13. Pelaporan dan Penelitian
(BKKBN dan Kemenkes R.I.
2012)
1.1.4 Indikator Program Keluarga Berencana di Puskesmas
Cempaka Putih

1.1.5 Program Keluarga Berencana Puskesmas Cempaka Putih


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
program pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan
penduduk di Indonesia. Program KB di Indonesia tidak lagi hanya
terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka pengendalian
penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak,
berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak
perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk
memberikan penekanan yang sama pada program kesehatan
reproduksi serta peningkatan partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi
mempunyai fungsi ganda yaitu sebagaipengendalian kelahiran dan
peningkatan kualitas kesehatan reproduksi. Tujuan Keluarga
Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan
berkembang.
1.1.6. Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui
pengendalian pertumbuhan, meningkatkan keikut sertaan
kelestarian ber-KB seluruh pelosok sehingga akan menurunkan
angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian
MKJP baik terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan
dan semakin meratanya penggarapan terhadap generasi muda
dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai
bantuan mendukung gerakan KB nasional di daerah, Semakin
meratanya kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan
pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB (BKKBN,2014).

Pelayanan KB merupakan salah satu strategi untuk mendukung percepatan


penurunan Angka Kematian Ibu melalui:

1. Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan.


2. Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil
mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama
kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang
perempuan yang mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
Pelayanan KB sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, unsafe abortion dan komplikasi yang pada akhirnya dapat
mencegah kematian ibu. Selain itu, Keluarga Berencana merupakan hal
yang sangat strategis untuk mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak).

1.1.7. Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia
subur yang menjadi 24 sasaran program ditetapkan berdasarkan survey
pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) (BKKBN,2014). Sasaran
program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran diantaranya:Sasaran
Primer; Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah
KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan
sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

1. Sasaran Sekunder; Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh


adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan
untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan
perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan
kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial
(social support).

2. Sasaran Tersier; Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan


baik ditingkatpusat, maupun daerah adalah sasaran tersier
pendidikan kesehatan dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak
terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan
juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan
strategi advokasi (BKKBN,2014).

You might also like