You are on page 1of 11

SIMULASI

LINGKAR PEMECAHAN MASALAH

Disusun oleh:
Kelompok 2

Rahmadhini Elkri 1102010227


Abi Rafdi Zhafari 1102013002
Deby Tri Widia Lestari 1102013073
Putri Rachmawati 1102013234
Sofie Hanafiah 1102013278

Pembimbing :
dr. Yusnita, M.Kes, DiplDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2019

1
Tabel 1. Persentase Bayi Baru Lahir yang Mendapat IMD di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – November 2018
Puskesmas Capaian (%) Target (%)
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 100 43
Puskesmas Kelurahan Petamburan 100 43
Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin 100 43
Puskesmas Kelurahan Kampung Bali 100 43
Puskesmas Kelurahan Gelora 100 43
Total 100 43
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Tanah Abang Januari-
November 2018

Tabel 2. Persentase Bayi dengan BBLR di Puskesmas Kecamatan Tanah


Abang Periode Januari – November 2018
Puskesmas Capaian (%) Target (%)
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 0 8,2
Puskesmas Kelurahan Petamburan 0 8,2
Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin 0 8,2
Puskesmas Kelurahan Kampung Bali 0 8,2
Puskesmas Kelurahan Gelora 0 8,2
Total 0 8,2
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Tanah Abang Januari-
November 2018

1. Identifikasi Masalah
Dari kedua hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode Januari-November 2018, maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se-Kecamatan Tanah
Abang Periode Januari-November 2018 sebesar 100%.
2) Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-November 2018 sebesar 0%.

2. Rumusan Masalah
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program gizi di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang, maka selanjutnya dilakukan perumusan masalah.
Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H (What, Where, When, Whose, How
much) Rumusan masalah dari program gizi Puskesmas adalah sebagai
berikut:

2
1) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se-Kecamatan Tanah
Abang Periode Januari-November 2018 sebesar 100% lebih dari target
43%.
2) Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-November 2018 sebesar 0% kurang dari target 8,2%.

3. Menetapkan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan
apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul
harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana,
dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus.
Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap
awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas
masalah yang harus dipecahkan.
Untuk menentukan prioritas masalah digunakan scoring technique.
Penentuan masalah dengan cari ini hanya dapat dilakukan bila datanya tersedia.
Terdapat berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
scoring technique.
1) Metode Bryant, dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Prevalence: menunjukkan besarnya masalah yang dihadapi.
b. Seriousness: menunjukkan pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu
masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan
angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
c. Manageability: menunjukkan kemampuan untuk mengelola dan berkaitan
dengan sumber daya.
d. Community concern: menunjukkan sikap dan perasaan masyarakat
terhadap masalah kesehatan tersebut.

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari


prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah 1- 5
yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian

3
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-
masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi
dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Namun, Metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan
sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

2) Metode PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan
kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai adalah:
a. Magnitude: menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah
atau penyakit tersebut. Ini ditunjukkan dengan angka prevalensi.
b. Severity: menunjukkan besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan
dengan case fatality rate masing- masing penyakit.
c. Vulnerability: menunjukkan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat
yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Community and political concern: menunjukkan sejauh mana masalah
tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.
e. Affordability: menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari


prioritasnya diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah.
Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang
mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.

3) Metode MCUA
Di mana harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan
digunakan. Beberapa kriteria yang sering digunakan:
a. Emergency: menunjukkan kegawatan yang dapat menimbulkan kesakitan
atau kematian.

4
b. Greatest Member: menimpa orang banyak (insiden/prevalensi).
c. Expanding Scope: mempunyai ruang lingkup besar (menyangkut di luar
kesehatan).
d. Feasibility: menunjukkan kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
e. Policy: kebijakan Pemerintah Daerah/Nasional.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan
bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan
antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana
yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu
sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai
bobot lima.
a. Bobot 5 : Paling Penting
b. Bobot 4 : Sangat Penting Sekali
c. Bobot 3 : Sangat Penting
d. Bobot 2 : Penting
e. Bobot 1 : Cukup Penting

Pemilihan Metode PAHO


Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan metode
PAHO. Dalam metode PAHO, parameter diletakkan pada kolom dan masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari
atas ke bawah. Metode ini memakai 5 kriteria dimana dalam pelaksanaannya
masing-masing kriteria diberi skor. Setelah diberi skor, masing-masing masalah
dihitung nilai skor akhirnya dengan perkalian antara nilai skor masing-masing
kriteria. Perkalian dilakukan agar perbedaan nilai skor akhir antara masalah
menjadi kontras, sehingga terhindar dari keraguan apabila perbedaan skor
tersebut terlalu tipis. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai

5
prioritas masalah.

a. Magnitude
Menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah
lain, maka magnitude ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target
yang telah ditetapkan.

Tabel 3. Acuan skoring Magnitude di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Tanah Abang Januari – November 2018
No. Interval Selisih Skor
1. 0-50 1
2. 51-100 2

Tabel 4. Penentuan Magnitude Score terhadap Masalah Program Gizi


Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
No. Daftar Masalah Target Capaian Selisih Skor
1. Persentase bayi baru lahir yang mendapat 43% 100% 57% 2
IMD se-Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-November 2018
2. Persentase bayi dengan BBLR se- 8,2% 0% 8,2% 1
Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-November 2018

b. Severity
Berdasarkan hasil diskusi, CFR penyakit yang berhubungan dengan
program gizi, yaitu cakupan bayi dengan BBLR. Menurut Riskesdas 2018,
cakupan BBLR pada tahun 2018 yaitu sebesar 6,2% (Riskesdas, 2018).

Tabel 5. Acuan Skoring Severity di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Tanah


Abang Januari – November 2018
No. Interval Selisih Skor
1. 0-50 1
2. 51-100 2

6
Tabel 6. Penentuan Severity Score terhadap Masalah Program Gizi
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
Nilai
Target Capaian Proxy (%)
No. Daftar Masalah Persentase Skor
(%) (a) (%) (b) (c)
(a-b)+c
1. Persentase bayi baru 43 100 6,2 63,2 2
lahir yang mendapat
IMD se-Kecamatan
Tanah Abang
Periode Januari-
November 2018
2. Persentase bayi 8,2 0 6,2 14,4 1
dengan BBLR se-
Kecamatan Tanah
Abang Periode
Januari-November
2018

c. Vulnerability
Merupakan penilaian terhadap ketersediaan teknologi, sumber daya,
ataupun obat-obatan yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Penilaian
dibagi berdasarkan ada dalam jumlah yang mencukupi, ada namun kurang
mencukupi, dan tidak ada sama sekali. Dikatakan cukup apabila dalam proses
berlangsungnya program hal tersebut tidak menjadi suatu hal yang
menghalangi diberi nilai tiga. Digolongkan kurang bila tersedia namun
jumlahnya kurang atau terlambat datang atau ada namun tidak layak
digunakan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberikan
nilai satu.

Tabel 7. Acuan Skoring Ketersediaan Alat terhadap Kegiatan di Wilayah


Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
No. Kategori Ketersediaan Skor
1 Tidak ada 1
2 Alat Ada namun kurang 2
3 Ada dan cukup 3

Tabel 8. Acuan Skoring Ketersediaan Tempat terhadap Kegiatan di Wilayah


Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
No. Kategori Ketersediaan Skor
1 Tidak tersedia 1
2 Tempat Ada tetapi kurang 2
3 Ada dan cukup 3

7
Tabel 9. Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan Berbanding Jumlah Penduduk
No. Puskesmas Jumlah Tenaga Jumlah Rasio
Kesehatan Penduduk
1 Kec. Tanah Abang 140 20.737 1:1481
2 Kel. Petamburan 11 19.843 1:1803
3 Kel. Karet Tengsin 12 24.781 1:2065
4 Kel. Kampung Bali 13 29.456 1:2265
5 Kel. Gelora 14 22.752 1:1625

Tabel 10. Acuan Skoring Jumlah Tenaga Kesehatan (SDM) terhadap Jumlah
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari –
November 2018
No. Jumlah Tenaga Kesehatan : Jumlah Penduduk Skor
1 1:2001 – 1:2500 4
2 1:1501 – 1:2000 3
3 1:1001 – 1:1500 2
4 1:501 – 1:1000 1

Dengan menggunakan acuan penilaian pada tabel 7, 8, dan 10 maka


dirumuskan vulnerability scoring pada tabel 11.

Tabel 11. Penentuan Vulnerability Score terhadap Masalah Program Gizi


Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
No Daftar Masalah Alat Tempat SDM Jumlah
1. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se- 3 3 2 8
Kecamatan Tanah Abang Periode Januari-
November 2018
2. Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan 3 2 3 8
Tanah Abang Periode Januari-November 2018

d. Community and Political Concern Score


Menunjukkan sejauh mana permasalahan tersebut menjadi perhatian
masyarakat dan politisi. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa
concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terdapat pada peraturan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Parameter tersebut diberikan nilai
berdasarkan ada atau tidaknya kebijakan baik dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.

8
Selain itu, untuk mengetahui community concern, dapat ditentukan dari
keterlibatan stakeholder atau kelompok masyarakat dalam berlangsungnya
program. Semakin tinggi stakeholder atau kelompok masyarakat yang terlibat
maka masalah tersebut dianggap sebagai masalah yang lebih mendapat
perhatian.

Tabel 12. Acuan Skoring Community and Political Concern di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
Parameter Score
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah Pusat 2
Kebijakan Pemerintah Daerah 1
Jumlah Kelompok Masyarakat yang Terlibat
3 Jenis Kelompok Masyarakat 3
2 Jenis Kelompok Masyarakat 2
1 Jenis Kelompok Masyarakat 1

Acuan Peraturan Pemerintah Mengenai Masalah Terkait


1. Fokus Pemerintah dalam Hari Gizi Nasional tahun 2018 yang dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015-
2019 oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu mencegah stunting dengan
perbaikan gizi pada 3 hal:
a. Mengatasi gizi buruk dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dan
pemantuan pertumbuhan balita dengan penimbangan rutin.
b. Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif
c. Meningkatkan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Ibu

Tabel 13. Perhitungan Skor Kelompok Masyarakat Terlibat terhadap


Program Gizi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November
2018
No Daftar Masalah Kelompok Masyarakat yang Skor
Terlibat
1. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD Organisasi Swasta, Organisasi 3
se-Kecamatan Tanah Abang Periode Januari- Pemerintah, Tokoh Masyarakat
November 2018
2. Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan Organisasi Swasta, Organisasi 3
Tanah Abang Periode Januari-November 2018 Pemerintah, Tokoh Masyarakat

9
Tabel 14. Penentuan Community and Political Concern Score terhadap
Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari –
November 2018
Jumlah
No. Daftar Masalah Kebijakan Masyarakat Jumlah
yang terlibat
1. Persentase bayi baru lahir yang 2 3 5
mendapat IMD se-Kecamatan
Tanah Abang Periode Januari-
November 2018
2. Persentase bayi dengan BBLR 2 3 5
se-Kecamatan Tanah Abang
Periode Januari-November
2018

e. Affordability
Menunjukkan ada atau tidaknya dana yang tersedia

Tabel 15. Acuan Skoring Affordability di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Tanah Abang Januari – November 2018
No. Dana Skor
1. Kurang 1
2. Cukup 2

Dengan menggunakan acuan penilaian pada tabel 15, maka dirumuskan


Affordability score pada tabel 16.

Tabel 16. Penentuan Affordability Score terhadap Masalah Program Gizi


Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
No. Daftar Masalah Skor
1. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se-Kecamatan 2
Tanah Abang Periode Januari-November 2018
2. Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan Tanah Abang 2
Periode Januari-November 2018

Final score dapat dari masalah program gizi di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang Januari – November 2018 dapat dilihat pada tabel 17.

10
Tabel 17. Final Score Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang Januari – November 2018
Community
Daftar
No Magnitude Severity Vulnerability & Political Affordability Jumlah
Masalah
Concern
1 Persentase bayi 2 2 8 5 2 320
baru lahir yang
mendapat IMD
se-Kecamatan
Tanah Abang
Periode Januari-
November 2018
2 Persentase bayi 1 1 8 5 2 80
dengan BBLR
se-Kecamatan
Tanah Abang
Periode Januari-
November 2018

Prioritas Masalah Terpilih


Berdasarkan perhitungan tabel PAHO dari masalah di atas, didapatkan satu
prioritas masalah yaitu:
a. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se-Kecamatan Tanah Abang
Periode Januari-November 2018 dengan final score 320

11

You might also like