Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok 2
Pembimbing :
dr. Yusnita, M.Kes, DiplDK
1
Tabel 1. Persentase Bayi Baru Lahir yang Mendapat IMD di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – November 2018
Puskesmas Capaian (%) Target (%)
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 100 43
Puskesmas Kelurahan Petamburan 100 43
Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin 100 43
Puskesmas Kelurahan Kampung Bali 100 43
Puskesmas Kelurahan Gelora 100 43
Total 100 43
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Tanah Abang Januari-
November 2018
1. Identifikasi Masalah
Dari kedua hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode Januari-November 2018, maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se-Kecamatan Tanah
Abang Periode Januari-November 2018 sebesar 100%.
2) Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-November 2018 sebesar 0%.
2. Rumusan Masalah
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program gizi di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang, maka selanjutnya dilakukan perumusan masalah.
Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H (What, Where, When, Whose, How
much) Rumusan masalah dari program gizi Puskesmas adalah sebagai
berikut:
2
1) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD se-Kecamatan Tanah
Abang Periode Januari-November 2018 sebesar 100% lebih dari target
43%.
2) Persentase bayi dengan BBLR se-Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari-November 2018 sebesar 0% kurang dari target 8,2%.
3
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-
masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi
dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Namun, Metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan
sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
2) Metode PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan
kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai adalah:
a. Magnitude: menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah
atau penyakit tersebut. Ini ditunjukkan dengan angka prevalensi.
b. Severity: menunjukkan besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan
dengan case fatality rate masing- masing penyakit.
c. Vulnerability: menunjukkan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat
yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Community and political concern: menunjukkan sejauh mana masalah
tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.
e. Affordability: menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
3) Metode MCUA
Di mana harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan
digunakan. Beberapa kriteria yang sering digunakan:
a. Emergency: menunjukkan kegawatan yang dapat menimbulkan kesakitan
atau kematian.
4
b. Greatest Member: menimpa orang banyak (insiden/prevalensi).
c. Expanding Scope: mempunyai ruang lingkup besar (menyangkut di luar
kesehatan).
d. Feasibility: menunjukkan kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
e. Policy: kebijakan Pemerintah Daerah/Nasional.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan
bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan
antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana
yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu
sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai
bobot lima.
a. Bobot 5 : Paling Penting
b. Bobot 4 : Sangat Penting Sekali
c. Bobot 3 : Sangat Penting
d. Bobot 2 : Penting
e. Bobot 1 : Cukup Penting
5
prioritas masalah.
a. Magnitude
Menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah
lain, maka magnitude ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target
yang telah ditetapkan.
b. Severity
Berdasarkan hasil diskusi, CFR penyakit yang berhubungan dengan
program gizi, yaitu cakupan bayi dengan BBLR. Menurut Riskesdas 2018,
cakupan BBLR pada tahun 2018 yaitu sebesar 6,2% (Riskesdas, 2018).
6
Tabel 6. Penentuan Severity Score terhadap Masalah Program Gizi
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – November 2018
Nilai
Target Capaian Proxy (%)
No. Daftar Masalah Persentase Skor
(%) (a) (%) (b) (c)
(a-b)+c
1. Persentase bayi baru 43 100 6,2 63,2 2
lahir yang mendapat
IMD se-Kecamatan
Tanah Abang
Periode Januari-
November 2018
2. Persentase bayi 8,2 0 6,2 14,4 1
dengan BBLR se-
Kecamatan Tanah
Abang Periode
Januari-November
2018
c. Vulnerability
Merupakan penilaian terhadap ketersediaan teknologi, sumber daya,
ataupun obat-obatan yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Penilaian
dibagi berdasarkan ada dalam jumlah yang mencukupi, ada namun kurang
mencukupi, dan tidak ada sama sekali. Dikatakan cukup apabila dalam proses
berlangsungnya program hal tersebut tidak menjadi suatu hal yang
menghalangi diberi nilai tiga. Digolongkan kurang bila tersedia namun
jumlahnya kurang atau terlambat datang atau ada namun tidak layak
digunakan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberikan
nilai satu.
7
Tabel 9. Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan Berbanding Jumlah Penduduk
No. Puskesmas Jumlah Tenaga Jumlah Rasio
Kesehatan Penduduk
1 Kec. Tanah Abang 140 20.737 1:1481
2 Kel. Petamburan 11 19.843 1:1803
3 Kel. Karet Tengsin 12 24.781 1:2065
4 Kel. Kampung Bali 13 29.456 1:2265
5 Kel. Gelora 14 22.752 1:1625
Tabel 10. Acuan Skoring Jumlah Tenaga Kesehatan (SDM) terhadap Jumlah
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari –
November 2018
No. Jumlah Tenaga Kesehatan : Jumlah Penduduk Skor
1 1:2001 – 1:2500 4
2 1:1501 – 1:2000 3
3 1:1001 – 1:1500 2
4 1:501 – 1:1000 1
8
Selain itu, untuk mengetahui community concern, dapat ditentukan dari
keterlibatan stakeholder atau kelompok masyarakat dalam berlangsungnya
program. Semakin tinggi stakeholder atau kelompok masyarakat yang terlibat
maka masalah tersebut dianggap sebagai masalah yang lebih mendapat
perhatian.
9
Tabel 14. Penentuan Community and Political Concern Score terhadap
Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari –
November 2018
Jumlah
No. Daftar Masalah Kebijakan Masyarakat Jumlah
yang terlibat
1. Persentase bayi baru lahir yang 2 3 5
mendapat IMD se-Kecamatan
Tanah Abang Periode Januari-
November 2018
2. Persentase bayi dengan BBLR 2 3 5
se-Kecamatan Tanah Abang
Periode Januari-November
2018
e. Affordability
Menunjukkan ada atau tidaknya dana yang tersedia
Final score dapat dari masalah program gizi di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang Januari – November 2018 dapat dilihat pada tabel 17.
10
Tabel 17. Final Score Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang Januari – November 2018
Community
Daftar
No Magnitude Severity Vulnerability & Political Affordability Jumlah
Masalah
Concern
1 Persentase bayi 2 2 8 5 2 320
baru lahir yang
mendapat IMD
se-Kecamatan
Tanah Abang
Periode Januari-
November 2018
2 Persentase bayi 1 1 8 5 2 80
dengan BBLR
se-Kecamatan
Tanah Abang
Periode Januari-
November 2018
11