Professional Documents
Culture Documents
Mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat
melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham
dan obligasi). Dalam pasar keuangan sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan
pembelian dan penjualan awal atas produk-produk sumber alam seperti produk pertanian dan
Pertambangan dan lain sebagainya.
Dalam dunia keuangan, pasar keuangan ini meliputi:
Penjual saham dalam memperolehkan modal melalui pasar modal;
Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar derivatif; dan
Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing.
Kebijakan moneter
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur atau mengelola persediaan uang sebuah negara
untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu, seperti inflasi yang terkontrol, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kesempatan kerja.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia
atau bank sentral untuk mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada, dengan
tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.
Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang tercapai.
Tujuan tersebut tidak sama dari waktu ke waktu serta tidak sama dari satu negara dengan negara
lainnya.
Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara.
Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan
moneter, yaitu:
Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Kestabilan harga.
Keseimbangan neraca pembayaran.
Kesempatan kerja.
Instrumen Kebijakan Moneter
Instrumen-instrumen yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam pengambilan kebijakan
moneter:
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang beredar.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat
berharga di pasar modal.
Kebijakan Cadangan Kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash
ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, deposito, tabungan,
sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya.
Terdapat persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.
Kebijakan Kredit Ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada
syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy.
Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini
biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami inflasi.
Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto yaitu pemerintah menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum.
Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala
inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan
suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
Kebijakan Dorongan Moral
Bank sentral dapat juga mempengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman,
pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi
pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman
tabungan atau pun melepaskan pinjaman.
Jenis dan Indikator
Di Indonesia, kebijakan moneter yang berlaku dibagi menjadi 2 jenis yaitu Kebijakan Moneter
Kontraktif dan Ekspansif.
Pengertian kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang membatasi atau
mengurangi jumlah uang berdar karena perekonomian sedang mengalami kenaikan tingkat
inflasi diatas batas normal.
Pengertian kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang menambah jumlah uang
beredar dengan tujuan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
pada saat perekonomian sedang resesi.
Dalam menentukan indikator keberhasilan kebijakan moneter, bank sentral dapat menggunakan
3 indikator. Ketiga indikator tersebut adalah:
Kekurangan:
Penerapannya tergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran moneter dengan sasaran
akhir (inflasi)
Sulit dimengertioleh masyarakat
Kelebihan:
Dimungkinkan pelaksanaan kebijakan moneter yang independen sehingga bank sentral dapat
fokus pada pencapaian tujuan ( inflasi ).
2. Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)
Menyesuaikan dan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-negara
besar yang memiliki laju inflasi rendah
Kekurangan:
Rentan terhadap tindakan spekulan, gejolak yang terjadi di suatu negara dapat langsung
berdampak terhadap perekonomian domestik.
Kelebihan:
Sederhana dan mudah dipahami masyarakat.
Dapat meredam laju inflasi.
Penargetan nilai tukar ditetapkan dengan aturan yang dapat mendisiplinkan kebijakan moneter.
3. Target Inflasi (Inflation Targeting)
Penetapan target inflasi jangka menengah dan komitmen untuk mencapai stabilitas harga sebagai
tujuan jangka panjang.
Kekurangan:
Sinyal terhadap pencapaian target tidak secepat dengan pendekatan sebelumnya.
Kelebihan:
Target pencapaian sangat jelas dan sederhana.
Meningkatkan akuntabilitas bank sentral.
Kebijakan moneter dapat difokuskan pada pencapaian kestabilan perekonomian domestik.
Tidak bergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran moneter dan sasaran akhir
(inflasi).
Perubahan suku bunga BI 7DRR juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme ini sering
disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI 7DRR, sebagai contoh, akan mendorong kenaikan selisih
antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku
bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-
instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong
apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah
dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan
mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada
menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.
Perubahan suku bunga BI 7DRR mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga
aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga
mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan
mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi.
Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi publik
akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong
aktifitas ekonomi dan pada akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan
inflasi dengan meminta upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh
produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.
Mekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan waktu (time lag). Time lag
masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain. Jalur nilai tukar biasanya bekerja lebih cepat
karena dampak perubahan suku bunga kepada nilai tukar bekerja sangat cepat. Kondisi sektor
keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan tarnsmisi kebijakan moneter.
Apabila perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respon perbankan terhadap
penurunan suku bunga BI 7DRR biasanya sangat lambat. Juga, apabila perbankan sedang
melakukan konsolidasi untuk memperbaiki permodalan, penurunan suku bunga kredit dan
meningkatnya permintaan kredit belum tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. Di
sisi permintaan, penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh
meningkatnya permintaan kredit dari masyarakat apabila prospek perekonomian sedang lesu.
Kesimpulannya, kondisi sektor keuangan, perbankan, dan kondisi sektor riil sangat berperan
dalam menentukan efektif atau tidaknya proses transmisi kebijakan moneter.
INTERBANK CALL MONEY
Interbank Call Money adalah penanaman dana bank pada bank lainnya dalam denominasi rupiah
maupun valuta asing yang dilakukan melalui Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan bersifat
jangka pendek.
Kata-kata "Surat Berharga Komersial" (Commercial Paper) yang ditulis kata-kata "Surat
Sanggup"
Pernyataan “tanpa protes” dan “tanpa biaya” sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 176 jo
Pasal 145 KUHD ;
Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat bank atau perusahaan efek
yang ditunjuk sebagai agen tanda keaslian Commercial Paper, tanpa penempatan logo atau
perusahaan efek secara mencolok ;
Nama dan alamat bank atau perusahaan yang ditunjuk sebagai pembayar tanpa penempatan logo
bank atau perusahaan secara mencolok ;
Nomor seri Commercial Paper ;
Keterangan cara penguangan Commercial Paper sebagaimana diatur dalam pasal 4 surat
keputusan ini.
Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
Pernyataan mengenai endosemen blanko tanpa hak regres dengan klausula "Untuk saya kepada
pembawa tanpa hak regres".