You are on page 1of 14

Pasar Keuangan adalah

Mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat
melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham
dan obligasi). Dalam pasar keuangan sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan
pembelian dan penjualan awal atas produk-produk sumber alam seperti produk pertanian dan
Pertambangan dan lain sebagainya.
Dalam dunia keuangan, pasar keuangan ini meliputi:
Penjual saham dalam memperolehkan modal melalui pasar modal;
Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar derivatif; dan
Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing.

Definisi Pasar Keuangan


Suatu sistem pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan
keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi perdagangan saham, obligasi dan
waran .
Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam
berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli
(over-the-counter) .
Dalam dunia akademis, mahasiswa bidang studi keuangan akan menggunakan kedua makna
tersebut namun mahasiswa ekonomi hanya menggunakan makna yang kedua.

Jenis Pasar Keuangan


Pasar keuangan dapat dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti :
Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi lagi menjadi :
Pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham dan merupakan
sarana perdagangan saham.
Pasar obligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan obligasi dan merupakan
sarana perdagangan obligasi.
Pasar komoditi, yang memfasilitasi perdagangan komoditi.
Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan investasi.
Pasar derivatif, yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk mengelola risiko
keuangan.
Pasar berjangka, yang merupakan sarana yang menyediakan stadarisasi kontrak berjangka bagi
perdagangan suatu produk pada suatu tanggal dimasa mendatang.
Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko.
Pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing.
Semua jenis pasar keuangan ini melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penghimpunan
dana, penyaluran dana, transaksi tukar menukar mata uang. Artinya pasar keuangan melibatkan
pembiayaan keuangan baik melalui surat berharga maupun pembiayaan atau pinjaman.
Peserta atau pelaku dalam jual beli di pasar uang ternyata dilakukan oleh banyak pihak, yaitu
bank-bank, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, Koperasi, perusahaan dagang,
perusahaan industri, perusahaan jasa, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.

Manfaat pasar keuangan


Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan
dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya.
Pengantara seperti contohnya bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank
menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank
dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya
memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.

Fungsi Pasar Uang


Sebagai perantara untuk perdagangan berbagai surat berharga yang mempunyai jangka pendek.
Sebagai penampung dana yang berupa surat-surat berharga jangka pendek.
Sebagai sumber dana atau pembiayayan bagi perusahaan untuk berinvestasi.
Sebagai perantara investor dari luar negeri dalam hal penyaluran kredit jangka pendek kepada
perusahaan yang ada didalam negeri.

Pengertian Pasar Uang


Pasar uang (Money Market) adalah suatu wadah tempat pertemuan antara pemilik dana (Funder)
dengan calon konsumen (Consumer) baik bertemu langsung maupun melalui perantara (Broker)
atas transaksi permintaan atau penawaran (Demand /Supply) terhadap sejumlah dana atau surat-
surat berharga jangka pendek umumnya dibawah 270 hari.
Fungsi dan Tujuan Pasar Uang
Salah satu sumber pembiayaan modal kerja dan investasi jangka pendek bagi perusahan untuk
melakukan ekspansi usaha;
Sebagai fasilitator dan mediator para investor dari luar negeri yang ingin berinvestasi
menyalurkan pinjaman jangka pendek kepada pengusaha di indonesia;
Sebagai mediator dan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk transaksi perdagangan surat-
surat berharga berjangka pendek;
Menawarkan kepada masyarakat untuk ikut andil dalam pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(BI), serta Surat Berharga Pasar Uang.

Instrumen Pasar Uang


Ada beberapa jenis instrumen surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang, umumnya yang
beredar antara lain:
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), adalah surat berharga yang diperjualbelikan dengan cara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk oleh BI.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), adalah surat berharga berbentuk hutang jangka pendek yang
diterbitkan oleh pemerintah.
Deposito, adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Bank atas simpanan nasabahnya
dengan periode jatuh tempo dan tingkat suku bunga tertentu.
Promissory Notes, adalah surat pernyataan kesanggupan membayar atas transaksi hutang piutang
jangka pendek antara kreditur dengan debitur.
Treasury Bills, adalah surat hutang yang diterbitkan oleh negara dimana jangka waktunya
dibawah satu tahun.
Banker's Acceptance, adalah salah satu instrumen pasar uang yang digunakan pada kegiatan
eksport dan import barang atau digunakan sebagai transaksi valuta asing (valas).
Commercial Paper, adalah Instrumen utang yang diterbitkan oleh perusahaan kepada investor
dengan tanpa jaminan (collateral), untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya.
Call Money, adalah Instrumen yang dipergunakan pada kegiatan transaksi pinjam meminjam
sejumlah dana antar Bank untuk periode jangka pendek.
Pengertian, Fungsi, dan Instrumen Pasar Uang
Perbedaan Pasar Uang Dan Pasar Modal
Instrumen Pasar uang periode waktunya adalah jangka pendek atau lebih kecil dari 270 hari,
sedangkan pasar modal periodenya jangka panjang.
Produk Pasar uang yang utama adalah SBI, SBPU, dan Deposito, sedangkan produk pasar modal
adalah saham, obligasi, dan reksadana.
Pasar uang diotorisasi oleh Bank Indonesia sedangkan pasar modal oleh Departemen Keuangan
melalui Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Proses seluruh transaksi pasar uang ada di bank sedangkan pasar modal di Bursa efek dan
perusahaan sekuritas.
Resiko dan earning pasar uang lebih kecil karena lebih stabil, sementara pasar modal resiko dan
earningnya lebih tinggi.

Pengertian PASAR MODAL


Pasar modal adalah sebuah lembaga keuangan negara yang kegiatannya dalam hal penawaran
dan perdagangan efek (surat berharga).
Pasar modal bisa diartikan sebuah lembaga profesi yang berhubungan dengan transaksi jual beli
efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek.
Sehingga pasar modal biasa dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal atau
dana.

MANFAAT PASAR MODAL


Menurut Tjiptono (2006), Pasar Modal banyak memberikan manfaat antara lain
Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.
Menyediakan indikator utama bagi tren ekonomi negara.
Sebagai alokasi sumber dana secara optimal.
Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa
diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.
JENIS PASAR MODAL
Menurut Sunariyah (2011:12), jenis-jenis pasar modal adalah sebagai berikut:
Pasar Perdana (primary market)
Penawaran saham oleh emiten dilakukan sebelum diperdagangkan di pasar sekunder
Pasar Sekunder (secondary market)
Merupakan perdagangan saham yang telah melewati masa penawaran pada pasar perdana.
Saham pada pasar ini telah dijual luas setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.
Pasar Ketiga (third market)
Merupakan tempat perdagangan saham di luar bursa. Biasanya dikoordinir oleh Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek serta diawasi dan dibina oleh lembaga keuangan.
Pasar Keempat (fourth market)
Merupakan bentuk perdagangan efek antar pemegang saham, atau proses pemindahan saham
antar pemegang saham yang biasanya dalam nominal besar.

Tugas pokok bank sentral


Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini memiliki nama lain De
Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia Belanda. Sebagai bank sentral, BI
mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan
di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur dan mengawasi
perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan mengawasi
perbankan tetap berlaku, namun difokuskan pada aspek makroprudensial sistem perbankan
secara makro[

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia


Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata
uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek
kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank
Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan
Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tiga Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Kebijakan moneter
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur atau mengelola persediaan uang sebuah negara
untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu, seperti inflasi yang terkontrol, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kesempatan kerja.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia
atau bank sentral untuk mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada, dengan
tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.
Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang tercapai.
Tujuan tersebut tidak sama dari waktu ke waktu serta tidak sama dari satu negara dengan negara
lainnya.
Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara.
Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan
moneter, yaitu:
Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Kestabilan harga.
Keseimbangan neraca pembayaran.
Kesempatan kerja.
Instrumen Kebijakan Moneter
Instrumen-instrumen yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam pengambilan kebijakan
moneter:
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang beredar.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat
berharga di pasar modal.
Kebijakan Cadangan Kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash
ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, deposito, tabungan,
sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya.
Terdapat persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.
Kebijakan Kredit Ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada
syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy.
Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini
biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami inflasi.
Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto yaitu pemerintah menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum.
Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala
inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan
suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
Kebijakan Dorongan Moral
Bank sentral dapat juga mempengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman,
pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi
pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman
tabungan atau pun melepaskan pinjaman.
Jenis dan Indikator
Di Indonesia, kebijakan moneter yang berlaku dibagi menjadi 2 jenis yaitu Kebijakan Moneter
Kontraktif dan Ekspansif.
Pengertian kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang membatasi atau
mengurangi jumlah uang berdar karena perekonomian sedang mengalami kenaikan tingkat
inflasi diatas batas normal.
Pengertian kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang menambah jumlah uang
beredar dengan tujuan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
pada saat perekonomian sedang resesi.

Dalam menentukan indikator keberhasilan kebijakan moneter, bank sentral dapat menggunakan
3 indikator. Ketiga indikator tersebut adalah:

1. Uang Beredar (Monetary Targeting)


Menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran menengah.

Kekurangan:

Penerapannya tergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran moneter dengan sasaran
akhir (inflasi)
Sulit dimengertioleh masyarakat
Kelebihan:

Dimungkinkan pelaksanaan kebijakan moneter yang independen sehingga bank sentral dapat
fokus pada pencapaian tujuan ( inflasi ).
2. Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)
Menyesuaikan dan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-negara
besar yang memiliki laju inflasi rendah

Kekurangan:
Rentan terhadap tindakan spekulan, gejolak yang terjadi di suatu negara dapat langsung
berdampak terhadap perekonomian domestik.
Kelebihan:
Sederhana dan mudah dipahami masyarakat.
Dapat meredam laju inflasi.
Penargetan nilai tukar ditetapkan dengan aturan yang dapat mendisiplinkan kebijakan moneter.
3. Target Inflasi (Inflation Targeting)
Penetapan target inflasi jangka menengah dan komitmen untuk mencapai stabilitas harga sebagai
tujuan jangka panjang.

Kekurangan:
Sinyal terhadap pencapaian target tidak secepat dengan pendekatan sebelumnya.
Kelebihan:
Target pencapaian sangat jelas dan sederhana.
Meningkatkan akuntabilitas bank sentral.
Kebijakan moneter dapat difokuskan pada pencapaian kestabilan perekonomian domestik.
Tidak bergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran moneter dan sasaran akhir
(inflasi).

Mekanisme transmisi Kebijakn Moneter


Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu
Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI 7DRR sebagai instrumen kebijakan utama
untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi.
Namun jalur atau transmisi dari keputusan BI 7DRR sampai dengan pencapaian sasaran inflasi
tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu (time lag).
Mekanisme bekerjanya perubahan BI 7DRR sampai mempengaruhi inflasi tersebut sering
disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme ini menggambarkan
tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan instrumen moneter dan target
operasionalnya mempengaruhi berbagai variable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya
berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank
Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI 7DRR mempengaruhi
inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur
harga aset, dan jalur ekspektasi.
Pada jalur suku bunga, perubahan BI 7DRR mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga
kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia dapat
menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk
mendorong aktifitas ekonomi. Penurunan suku bunga BI 7DRR menurunkan suku bunga kredit
sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan
suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini
semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian
semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia
merespon dengan menaikkan suku bunga BI 7DRR untuk mengerem aktifitas perekonomian
yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi.

Perubahan suku bunga BI 7DRR juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme ini sering
disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI 7DRR, sebagai contoh, akan mendorong kenaikan selisih
antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku
bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-
instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong
apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah
dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan
mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada
menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.
Perubahan suku bunga BI 7DRR mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga
aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga
mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan
mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi.
Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi publik
akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong
aktifitas ekonomi dan pada akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan
inflasi dengan meminta upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh
produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.
Mekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan waktu (time lag). Time lag
masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain. Jalur nilai tukar biasanya bekerja lebih cepat
karena dampak perubahan suku bunga kepada nilai tukar bekerja sangat cepat. Kondisi sektor
keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan tarnsmisi kebijakan moneter.
Apabila perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respon perbankan terhadap
penurunan suku bunga BI 7DRR biasanya sangat lambat. Juga, apabila perbankan sedang
melakukan konsolidasi untuk memperbaiki permodalan, penurunan suku bunga kredit dan
meningkatnya permintaan kredit belum tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. Di
sisi permintaan, penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh
meningkatnya permintaan kredit dari masyarakat apabila prospek perekonomian sedang lesu.
Kesimpulannya, kondisi sektor keuangan, perbankan, dan kondisi sektor riil sangat berperan
dalam menentukan efektif atau tidaknya proses transmisi kebijakan moneter.
INTERBANK CALL MONEY
Interbank Call Money adalah penanaman dana bank pada bank lainnya dalam denominasi rupiah
maupun valuta asing yang dilakukan melalui Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan bersifat
jangka pendek.

Banker’s Acceptance (BA)


BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas
suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. Apabila bank
menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata ”accepted” di atas wesel tersebut
dan memprosesnya. Dengan demikian bank yang menerima dan memproses tersebut memiliki
suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep tersebut pada
saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir dan investor
dalam pasar uang internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar (default). Jangka waktu
akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep ini merupakan
instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi. Akseptasi bank sangat aktif diperdagangkan antar
lembaga-lembaga keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi
yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan. Aksep digunakan dalam perdagangan
ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak yakin betul terhadap credit
standing importir yang dikirimi barang. Eksportir sangat tergantung paa pembiayaan akseptasi
oleh bank domestik atau suatu bank asing. Dengan demikian, aksep adalah instrumen keuangan
yang dirancang untuk mengalihkan resiko perdagangan internasional kepada pihak ketiga yang
akan mengambil resiko tersebut karena ia memiliki keahlian dalam menilai resiko kredit dan
menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai pinjaman. Ketiga pihak dalam transaksi tersebut
yaitu eksportir, importir dan bank penerbit, mendapatkan keuntungan dari metode pembiayaan
perdagangan internasional ini sebagai berikut:
Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan.
Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu credit line yang disepakati
dengan bank.
Bank penerbit yang memegang Banker’s Acceptance (didiskonto dari eksportir) merupakan
instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh tempo melalui dealer
bila membutuhkan likuiditas.

sertifikat Bank Indonesia


sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol
kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang
primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar
berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku
bunga SBI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk
pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para
pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
Surat berharga komersial atau Commercial paper[1] adalah sekuritas dalam pasar uang yang
diterbitkan oleh bank berkapitalisasi besar serta perusahaan. Biasanya instrumen ini tidak
digunakan sebagai investasi jangka panjang melainkan hanya sebagai pembelian inventaris atau
untuk pengelolaan modal kerja. Dimana biasanya pula instrumen ini dibeli oleh lembaga
keuangan karena nilai nominalnya terlalu besar bagi investor perorangan, dan termasuk dalam
kategori investasi yang sangat aman sehingga imbal hasil dari surat berharga komersial ini juga
rendah. Ada empat macam bentuk dasar dari surat berharga komersial ini yaitu :
Surat sanggup bayar
Cek
Deposito
Wesel aksep (Bank draft)
Sebab jatuh tempo dari surat berharga komersial ini tidak melebihi 9 bulan serta penggunaannya
hanya untuk keperluan pembayaran transaksi maka surat berharga komersial ini dikecualikan
dari kewajiban pendaftaran sebagai surat berharga yang dapat diperdagangkan oleh komisi
pengawas bursa efek Amerika (Securities and Exchange Commission-SEC)
Surat berharga komersial ini di Kanada didefinisikan sebagai efek yang memiliki masa jatuh
tempo tidak melebihi 1 tahun dan oleh karenanya dikecualikan dari kewajiban pendaftaran serta
penerbitan prospectus.
Apabila suatu usaha telah sedemikian besarnya dan memiliki peringkat kredit yang tinggi maka
penggunaan surat berharga komersial ini sebagai sumber pembiayaan akan lebih murah daripada
menggunakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank. Sehingga surat berharga ini dapat
dianggap alternatif sumber pembiayaan selain bank. Namun banyak perusahaan tetap mengambil
fasilitas kredit sebagai perlindungan atas surat berharga komersial yang diterbitkannya. Dalam
keadaan demikian, bank seringkali mengenakan biaya atas fasilitas kredit tersebut walaupun
kenyataannya dana kredit tersebut belum digunakan. Walaupun imbalan ini tampaknya suatu
keuntungan bagi bank namun apabila perusahaan tersebut menggunakan fasilitas kredit tersebut
guna membayar surat berharga komersialnya yang jatuh tempo maka seringkali perusahaan
tersebut akan sulit mengembalikan kredit yang diambilnya.
Syarat-syarat penerbitan surat berharga komersial di Indonesia
Syarat-syarat penerbitan surat berharga komersial ini dapat ditemukan pada ketentuan pasal 2
sampai dengan pasal 5 dari Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 28/52/KEP/DIR
tanggal 11 Agustus 1995 yaitu :
Kriteria
Berjangka waktu paling lama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dalam Pasal 1 angka 9 surat keputusan ini.
Mencantumkan
Klausula sanggup dan kata-kata “Surat Sanggup” di dalam teksnya dan dinyatakan dalam bahasa
Indonesia.
Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
Penetapan hari bayar
Penetapan pembayaran
Nama pihak yang harus menerima pembayaran atau penggantinya
Tanggal dan tempat surat sanggup diterbitkan
Tanda tangan penerbit
Pada halaman muka commercial paper sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal sebagai berikut
:

Kata-kata "Surat Berharga Komersial" (Commercial Paper) yang ditulis kata-kata "Surat
Sanggup"
Pernyataan “tanpa protes” dan “tanpa biaya” sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 176 jo
Pasal 145 KUHD ;
Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat bank atau perusahaan efek
yang ditunjuk sebagai agen tanda keaslian Commercial Paper, tanpa penempatan logo atau
perusahaan efek secara mencolok ;
Nama dan alamat bank atau perusahaan yang ditunjuk sebagai pembayar tanpa penempatan logo
bank atau perusahaan secara mencolok ;
Nomor seri Commercial Paper ;
Keterangan cara penguangan Commercial Paper sebagaimana diatur dalam pasal 4 surat
keputusan ini.
Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sebagai berikut :

Pernyataan mengenai endosemen blanko tanpa hak regres dengan klausula "Untuk saya kepada
pembawa tanpa hak regres".

You might also like