Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat pesat , baik
dalam jumlah kuantitasnya,kualitas maupun pemanfaatannya pada berbagai
aspek dialam semesta ini.Oleh karena begitu pesatnya perkembangan
teknologi diberbagai bidang yang dapat dipahami melalui berbagai literature
melalui rujukan terkait,maka pembahasan tentang pengembangan teknologi
pada pokok bahasan yang mhanya difokuskan pada empat bidang yaitu
:Teknologi material,Nanoteknologi,Bioteknologi Molekular (Life Science
)dan Teknologi Informasi. Pemilihan keempat bidang teknologi tersebut
didasarkan pada perkembangannya yang sangat pesat sekarang ini dan
pengaruhnya yang begitu besar bagi kehidupan.
Bahkan dikatakan bahwa dalam tiga dekade terkahir telah terjadi
revolusi besar-besaran dalam bidang :Teknologi
material,Nanoteknologi,Bioteknologi Molekular (Life Science ),
dan Teknologi Informasi. Bukan berarti bidang-bidang yang
lain,perkembangannya tidak pesat namun bidang tersebut dapat ditinjau
sesuai sudut pandang atau wawasan yang lain.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui evaluasi kimia pada sediaan nano,
2. Untuk mengetahui evaluasi fisik pada sediaan nano,
3. Untuk mengetahui evaluasi mikrobiologi pada sediaan nano.
A. Nano Partikel
B. Definisi Nanosuspensi
Nanosuspensi adalah dispersi koloidal partikel obat ukuran nano yang
distabilkan oleh surfaktan (Lakhsmi, et al., 2010). Secara definisi,
nanosuspensi adalah sebuah sistem dua fase yang terdiri dari partikel obat
murni yang didispersikan di dalam media cair dimana diameter dari partikel
tersuspensi ukurannya lebih kecil dari 1µm yang distabilkan oleh surfaktan.
Dalam 10 tahun terakhir ini telah dikembangkan pendekatan lain untuk
meningkatkan kelarutan dan kecepatan pelarutan senyawa aktif farmasi, yaitu
dengan mereduksi ukuran partikel senyawa aktif farmasi sampai ke ukuran
yang ada dalam rentang nanometer atau submikron. Penurunan ukuran
partikel tersebut berarti peningkatan luas permukaan, peningkatan kecepatan
pelarutan dan dapat pula meningkatkan kelarutan senyawa aktif farmasi
3. Morfologi kristal
Partikel terdispersi dapat mengalami perubahan struktur kristal,
menjadi bentuk amorf atau bentuk polimorf karena adanya
homogenisasi bertekanan tinggi. Adanya peningkatan pada jumlah
fraksi obat bentuk amorf akan menginduksi solubilitas saturasi yang
lebih tinggi.
4. Kecepatan disolusi dan Solubilitas saturasi
Solubilitas saturasi adalah jumlah partikel senyawa yang terlarut di
dalam larutan sampai larutan tersebut jenuh. Reduksi ukuran akan
mengakibatkan peningkatan pada tekanan disolusi. Peningkatan pada
D. Evaluasi Nanosuspensi
Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan
suatu suspensi farmasi yang baik. Di samping sediaan khasiat terapeutik,
stabilitas kimia dari komponen – komponen formulasi, kelanggengan sediaan
dan bentuk estetik dari sediaan. Sifat-sifat yang diinginkan dalam semua
sediaan farmasi dan sifat-sifat lain yang lebih spesifik untuk sediaan suspensi
farmasi :
5. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap secara
lambat dan harus rata lagi bila dikocok.
6. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
dari suspenoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
7. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
Sifat-sifat ini dapat dicapai dengan mempertimbangkan beberapa
karakterisik unik dari nanosuspensi dan mikrosuspensi. Karakteristik-
karakteristik penting tersebut adalah :
1. Distribusi ukuran partikel
Merupakan parameter karakteristik yang paling penting. Karakteristik
ini mengatur properti fisikokimia seperti solubilitas saturasi, kecepatan
disolusi, stabilitas fisik dan bioavailabilitas. Telah dibuktikan bahwa
perubahan pada ukuran partikel akan mengubah solubilitas saturasi dan
kecepatan disolusi.
2. Muatan partikel
Mengatur stabilitas fisik. Zeta potensial juga merupakan cara
pengukuran tidak langsung dari ketebalan lapisan difusi sehingga bisa
digunakan untuk memprediksi stabilitas jangka panjang.
3. Morfologi kristal
Partikel terdispersi dapat mengalami perubahan struktur kristal,
menjadi bentuk amorf atau bentuk polimorf karena adanya
homogenisasi bertekanan tinggi. Adanya peningkatan pada jumlah
fraksi obat bentuk amorf akan menginduksi solubilitas saturasi yang
lebih tinggi.
8. Kecepatan disolusi dan Solubilitas saturasi
Solubilitas saturasi adalah jumlah partikel senyawa yang terlarut di
dalam larutan sampai larutan tersebut jenuh. Reduksi ukuran akan
mengakibatkan peningkatan pada tekanan disolusi. Peningkatan pada
solubilitas akan terjadi pada reduksi ukuran partikel yang reletif kecil
karena adanya perubahan pada tegangan permukaan yang akan
meningkatkan solubilitas saturasi.
Penafsiran Hasil :
dt = w3 – w1
w2 – w1
Suspensi Kering
1. Sifat aliran (Teori dan Praktek Farmasi Industri vol II, hlm. 685)
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu
tertentu.
Penafsiran Hasil: Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan >4 g granul adalah 1 detik
Prinsip : alat akan menentukan secara otomatis persentase massa yang hilang
(air, komponen yang mudah menguap) selama pemanasan pada suhu tertentu
(70°C)
Penafsiran Hasil : Kadar lembab yang baik 2-4 % (kalau kata ibu Henny: 1-
3%)
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera
pada farmakope dan atau buku resmi lainnya.
Evaluasi fisik
1). Organoleptik
Tujuan: Memeriksa kesesuaian warna, bau, rasa dan melihat pemisahan fase
pada suspensi di mana sedapat mungkin mendekati dengan spesifikasi
sediaan yang telah ditentukan selama formulasi.
Alat : pH meter
Prinsip : Membandingkan bobot zat uji di udara terhadap bobot air dengan
volume dan suhu yang sama
Penafsiran Hasil :
dt = w3 – w1
w2 – w1
Tujuan: Sebagai jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah
dosis ganda, dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dari 250 ml, jika
dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti tertera
di etiket.
Penafsiran hasil:
Dibuat kurva antara kecepatan geser (rpm) dan usaha (dyne cm) yang
dibutuhkan untuk memutar spindel.Usaha dihitung dengan mengalikan angka
yang terbaca pada skala dengan 7,187 dyne cm (untuk viskometer Brookfield
tipe RV)
8). Volume sedimentasi (untuk suspensi) ( Disperse System vol II 1989, hal.303)
Prinsip : Perbandingan antara volume akhir (Vu) sedimen dengan volume asal
(Vo) sebelum terjadi pengendapan
Penafsiran Hasil : Semakin besar nilai Vu atau nilai F=1 atau mendekati 1,
semakin baik suspendibilitasnya dan kurva yang terbentuk antara F terhadap
waktu membentuk garis yang horisontal atau sedikit curam. Bila F>1 terjadi
flok sangat longgar dan halus maka perlu zat tambahan
9). Kemampuan redispersi (untuk suspensi) (Disperse System Vol 2 1989, hal
304)
Evaluasi kimia
1. Identifikasi
Metode :……
2. Penetapan kadar
Metode :……
Evaluasi biologi
Syarat/penafsiran hasil:
a. Jumlah bakteri viabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1%
dari jumlah awal.
Penafsiran hasil :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang dibuat dapat ditarik kesimpulanantaralain:
1. Nanopartikel merupakan suatu partikel dengan ukuran nanometer,
yaitu sekitar 1 – 100 nm (Hosokawa, 2007).
2. Nanosuspensi merupakan teknologi terbaru dalam pembuatan sediaan
farmasi suspensi. Inovasi dari teknologi ini adalah dengan
memperkecil ukuran partikel terdispersi
3. Keuntungan metode ini adalah penggunaan peralatan yang sederhana
dan hemat biaya, juga kelarutan jenuh yang lebih tinggi daripada
metode pembuatan lain.
B. Saran
1. Bagi pembaca, apabila data-data yang terdapat dalam makalah
ini masih belum valid hendaknya jangan dijadikan sebagai acuan
dan agar dikoreksi.
2. Bagi pemakalah dan pembaca, hendaknya nanoteknologi dikaji