Professional Documents
Culture Documents
System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus
(saluran). Hasil sekresinya disebut hormon, dan ekresi hormonnya ke cairan intrasel
(tidak langsung ke pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa
oleh system peredaran darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan
penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan
hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang dapat berespon
terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel sasaran yang memiliki reseptor
untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah dikeluarkan, hormone mengalir dalam
darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan
fungsi tertentu. Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh adalah sebagai berikut :
Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin
Hypophysis (Glandula pituitaria)
Glandula thyreoidea
Glandula parathyreoidea
Thymus
Glandula pinealis
Glandula suprarenalis
Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin. Selain
menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari bagian
endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
Organ reproduksi atau gonad :
Ovarium pada perempuan
Testis pada laki-laki
Gaster dari intest
HYPOPHYSIS
Kelejar hipofisis atau pituitary adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di
dasar tengkorak (sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam menyekresi
hormone dari semua organ endokrin (sebagai pengatur), kegiatan hormone yang lain, dan
mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus
oleh sebuah tangkai penghubung tipis.Fungsi hipofise dapat diatur oleh sususnan saraf
pusat melalui hypothalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormone yang dihasilkan
hipotalamus.Hormone-hormon yang mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic
hormone dihasilkan ole sel-sel neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus posterior.
1. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke ( dua tulang rawan ) yang
menempel pada jaringan otak lobus posterior , menghasilkan sejumlah hormone yang
bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon somatotropik ( growth hormone). Hormon pertumbuhan yang berfungsi
merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada
individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek langsung ( efek anti-insulin)
memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan lipolysis dan glukosa darah.
Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (
sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan
kerangka serta meningkatkan sintesis protein meningkatkan poliferasi sel.
Pengaturan sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress, gerak badan,
suhu dingin, anesthesia, pembedahan, dan perdarahan akan meningkatkan sekresi.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk
polyhedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50-100 nm. Fungsinya
menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan menambah
sintesis tiroglobulin. Hormone-hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan
menurunnya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan reseptor terhadap thyroid
releasing factor (TRF) menyebabkan menurunnya sekresi hormone TSH.
c. Hormon adrenokortikotropik ( ACTH) mengendalikan kelenjar suprarental dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya
mengandung granul sekretori berdiameter 375-550 nm, merupakan yang terbesar
ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Se l ini menyintesis hormone ACTH dan beta
lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basophil hipofise anterior,
mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
d. Hormon gonadotropin , menghasilkan :
- Follicle stimulating hormone (FSH) yang memiliki fungsi berbeda pada
wanita dan pria. Pada wanita, hormone ini merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum atau sel telur.
Hormone ini juga mendorong sekresi hormone estrogen dan ovarium. Pada
pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
- Luteinzing hormone (LH) juga berfungsi berbeda pada wanita dan pria. Pada
wanita LH berperan dalam ovulasi dan luteinisasi (yaitu, pembentukan korpus
luteum penghasil hormone di ovarium setelah ovulasi). LH juga mengatur
sekresi hormone-hormon seks wanita, estrogen dan progesterone, oleh
ovarium. Pada pria hormone ini merangsang sel interstisium leydig di testis
untuk mengeluarkan hormone seks pria, testosterone, sehingga hormone ini
memiliki nama alternative interstitial cell-stimulating hormone (ICSH)
- Prolactin (PRL) meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu
pada wanita. Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan
bahwa hormone ini mungkin merangsang produksi reseptor LH di testis.
Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa prolactin mungkin
meningkatkan system imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah
baru di tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin – kedua efek ini sama sekali
tidak berkaitan dengan perannya dalam fisiologi reproduksi.
2. Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga dinamai
neurohipofisis, berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar ventrikel otak ketiga,
menghasilkan dua macam hormone :
- Vasopresin atau arginen vasopressin (APV), hormone anti-diuretik (ADH)
yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air,
mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina-lumina ke
intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian
ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh.
- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormone ini juga merangsang
penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamaria (payudara) selama
menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang terpicu
ketika bayi menghisap payudara. Selain kedua efek fisiologik utama tersebut,
oksitosin terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, terutama perilaku
ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan ikatan batin antara ibu dan
bayinya.
KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinsitra ), saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin.Pembentukan hormone tiroid
bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding
selapis sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi.Bila sedang istirahat sel ini
pipih bagian tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan hormone
tiroksin pada lenjar tiroid.Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk
endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan
hormone T3 (triiodothyronine) dan T4 (tetraidothyronine) dari trigobulin dan
melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma proteinbound iodine (PBI),
sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein jaringan yang
bebas dalam keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan
sekresi hormone tiroid :
1. Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel- folikel,
proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif dan
dibantu oleh TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk idiotironin
di antaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang terikat pada tirosin,
dalam kelenjar tirod dalam bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobulin
dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam
darah.
Efek T3 dan T4 :
1. Kalorigenik :
a. Meningkatkan konsumsi oksigem di semua jaringan kecuali pada orang
dewasa (otak, limpa, hipofisis, anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfe)
b. Bergantung pada banyak katekolamin
c. Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati
katabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot.
d. Meningkatkan produksi panas.
2. Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Merangsang sekresi growth hormone (GH)
b. Memperkuat efek GH
c. Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak balita dan
janin.
Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida
yang diserap dari pembuluh kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel.Yodida
yang diserap akan bergabung dengan protein membentuk tiroglobulin yang
akan disekresi ke dalam lumen dari setiap folikel dan membentuk koloid.
Tirogobulin diuraikan oleh enzim proteolitis menjadi tiroksin, merupakan
salah satu hormone dari kelenjar tiroid. Di dalam pembuluh darah tiroksim
akan berkaitan dengan molekul protein
b. Fungsi Tiroksin :
1. Tiroksin mempengaruhi proses okdidasi dalam tubuh sehingga
memengaruhi metabolism didalam tubuh.
2. Tiroksin berperan penting dalam pertumbuhan pada masa
kanak-kanak dan perkembangan mental
3. Koloid yang terdapat dalam gelembung tiroid menjadi tempat
penyimpanan yodium untuk pertumbuhan.
4. Tiroksin mempengaruhi stimulais system saraf.
5. Tiroksin memelihara kesehatan kulit dan rambut
KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar
tiroid.Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belkaang tiap lobus dari kelenjar
tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan.Besarnya setiap kelenjar kira-kira
5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat keseluruhan lebih kurang 120 mg.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri
dari 84 asam amino. Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi
secara langsung oleh kelenjar hipofise. Produksi hormone paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal.
Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatic dalam batas
yang sangat sempit.Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan
pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Mineral lain selain kalsium yang mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium di dalam darah atau sebaliknya.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek
terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi
resorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membrane dari
mitokondria
KELENJAR SUPRARENALIS
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian atas
dari ginjal.Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah
ginjal.Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (Korteks) yang berasal
dari sel-sel mesodermal, bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-sel
ectodermal.Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan
dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh juga berbeda.
Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon yang dikatagorikan sebagai
hormone steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamim.
Kelenjar suprarenalis dibagi atas :
1. Korteks adrenal. Bagian luar berwarna kekuning-kuningan yang
menghasilkan kortisol, disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang besar
berisi lipoid yang disebut foam cells, terdiri ari zona glomerulosa( lapisan luar),
zona fasikulata ( lapisn tengah yang paling besar) , zona retikularis (lapisan
dalam langsung yang mengelilingi medulla). Pemeliharaan struktur tubuh dan
aktivitas sekresi dari korteks suprarenal dipengaruhi oleh hormone
adrenokortikotropin (ACTH) dari lobus anterior hipofise. Korteks adrenal
menghasilkan hormone :
a. Kortikosteroid (kortikoid), mengandung struktur dasar nucleus. Faal
dari kostikostiroid memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid, tetapi
hanya beberapa yang mempunyai aktivitas biologis yang jelas.
Pengaturan sekresi glukokortikoid, sekresinya dirangsang oleh ACTH
dari adenohipofise melalui pengaruh trofiknya ACTH,
mempertahankan struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama
zona fasikulata dan zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh :
1) Menakisme umpan balik negative kortisol dan kortikosteron
langsung pada produksi ACTHdi adenohipofisis melalui
hipotalamus.
2) Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada malam
hari.
3) Sters meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.
Fungsi glukokortikoid :
2. Medula
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormone epinefrin dan hormone
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula
adrenal.Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin di
samping noradrenalin.Dalam medula adrenal norepinefrin dibuha oleh enzim
yang dirangsang oleh kortisol.Pada dasarnya katekolamin (adrenallin) dan
noradrenalin terbentuk melalui suatu hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino
fenilanin dan tirosin.Tirokisn ditanspor ke dalam sel untuk menyekresi
katekolamin ditosin.
Fungsi epinefrin dan norepinefrin :
a. Terhadap system kerdiovaskuler ( jantung )
i. Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan
vasokontriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aksi
jantung, menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan
memperbesar curah jantung.
ii. Norepinefrin vasokontriksi dan hormone ini menyebabkan
tekanan darah meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan disebabkan oleh perdarahan.
b. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi oto
polos gaster, usus, dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehingga
sebagai terapi serangan asam bronchial.
c. Efek metabolic epinefrin :
i. Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi yang
menaikan kadar gula darah melalui penambahan (adenosine
monofosfat) AMP
ii. Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui
penambahan AMP
iii. Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolysis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak
sebagai bahan pembakar dalam otot dan di hati untuk
gluconeogenesis.
iv. Dalam pancreas menghalangi pelepasan insulin
v. Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari
jaringan menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa
dengan menambah glikogenolisis dan gluconeogenesis dalam
hepar, dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi
pelepasan insulin menghindarkan pemakaian glukosa oleh jaribgab
perifer sehingga dipakai oleh system saraf sentral.
KELENJAR PIENALIS
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk
kecil dengan warna merah seperti sebuah cemara.Kelenjarna menonjol dari
mensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior.Fungsinya belum diketahui
dengan jelas. Kelenjar in menghasilkan sekresi interna dalam membantu pancreas dn
kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi
manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang
terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran
darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi
hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi
Mekanisme kerja insulin :
1. Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
2. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
3. Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
4. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan meningkatkan
sintesis lipida.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
KELENJAR KELAMIN
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita,
mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi.Sebagai kelenjar endokrin, testis
menghasilkan hormone seks yaitu androgen dan sperma.Sedangkan ovarium
menghasilkan estrogen dan progesterone serta memproduksi sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih
kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat
kelamin sekunder mulai Nampak, terjadi peningkatan sekresi gonadotropin ( FSH dan
LH) yang merangsnag perkembangan dan produksi kelenjar Gonad. Peningkatan
sekresi FSH dan LH disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan)
steroid menurun.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1) Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2) Pelaksanaan keja seksual
3) Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon ( fungsi endokrin )yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormone seks pria pada organ seks
tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
1. Testis :
Testis meghasilkan beberapa hormone seks pria yang bersama-sama dinamakan
androgen. Salah satu diantaranya adalah testoteron yang lebih banyak dan lebih
kuat dari yang lainnya, serta bertanggungjawab pada efek hormone pria.
Testosterone dibentuk oleh sel interstisial leyding yang terletak pada interstisial
antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (Hormon seks pria) , misalnya kelenjar
adrenal menyekrsi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat
maskulinisasi yang bermakna.
Fungsi Endokrin testis :
1) Testis janin dapat menurun hingga trimester ke -3 kehamilan, mensintesis
androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18),
menghasilkan testosterone.
2) Pada janin testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
eksterna laki-laki.
3) Pada pria dewasa untuk perkembangan dan memperthankan ciri-ciri seks
sekunder pria serta spermatogenesis.
1) Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam ( suara laki-
laki)
2) Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan rambut ketiak
serta pelvis.
3) Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki
4) Organ kelamin laki-laki membesar.
2. Ovarium :
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah estrogen dan
progesterone .
1) Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol.Ovarium hanya membuat
estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang
tidak hamil.Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh plasenta.Estrogen
beredar terikat pada protein plasma.Urine wanita hamil banyak mengandung
estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen mengatur
ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat
umumnya sebagai perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi
peningkatan sintesis protein. Khasiat khususnya :
a. Serviks : produksiestradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah
serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi.
b. Vagina : estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan
produksi getah dan odar glikogen, meningkatkan produksi asam laktat
nilai pH menjadi rendah sehingga memperkecil terjadinya infeksi,
mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapar menembus
selubung ovum.
2) Progesteron :
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone.Sturuktur yang
menghasilkan progesteron adalah corpus luteum yang berasal dari folikel de
graff. Progesteron merupakan hormone yang bertanggung jawab pada masa
kehamilan.Hormone ini menyebabkan terjadinya kehamilan dan
mengembangkan pertumbuhan plasenta.
Pada perempuan hamil sumber progesterone pada tahap awal kehamilan
(hingga bulan keempat) adalah corpus luteum.Setelah itu sumber progesterone
adalah sel-sel didalam plasenta.
Hormone kelamin perempuan dan laki-laki adalah hormone penting dan yang
dapat digunakan sebagai obat pada beberapa penyakit.
A. DEFINISI PENYAKIT
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resisten insulin.
Diabetes melitus merupakan penyakit sistemik,kronis, dan multifaktorial yang
dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Gejala yang tombul adalah akibat
kurangnya sekresi isulin atau ada isulin yang cukup, tetapi tidak efektif. Diabetes
melitus sering kali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskular dan
makrovaskular, gangguan neuropatik, dan dersidermopatik.
Pada tahun 1997, eksport commite dan con the diagnosis and classification of
diabetes melitus of the american diabetes association menerbitkan klasifikasi diabetes
melitus tipe 1 adalah diabetes melitus atau isulin / dempeden diabetes melitus
(IDDM) dan tipe 2 atau non-isulin/dempeden diabetes melitus (IDDNM).
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan
kenaikan glukosa dalam darah atau hiperglemia. Glukosa secara normal bersirkulasi
dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang
dikonsusmsi. Isulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan
kadar glukosa dalam darah dengan mengantur produksi penyimpanannya. Pada
diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap isulin dapat menurun, atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produk isulin. Keadaan ini menimbulkan
hiperglekimia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes
ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler non ketotik (HHNK).
Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskular
yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropatik (penyakit pada
saraf). Diabetes juga disertai dengan peningkatan insiden penyakit makrovaskular
yang mancakup infark miokorad, struk dan penyakit vaskular perifer.
Ada beberapa tipe diabetes melitus yang berbeda :
Penyakit ini dibedakan bedasarkan penyabab dan perjalanan klinik dan terapinya.
Klasifikasi diabetes yang utama :
tipe 1 : diabetes melitus tergantung isulin
tipe 2 : diabetes melitus tidak tergantung isulin
tipe 3 : diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan sindrom lainnya
diabetes melitus gestasional
B. ETIOLOGI
Diabetes tipe I
1. faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi, mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
(human leukosit antigen) tertentu.
2. faktor imunologi
Pada disbetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing. Otoantibody terhadap sel-sel pulau langerhands dan insulin
endogen (internal) terdeteksi pada saat diagnosis di buat dan bahkan beberapa tahun
sebelum timbulnya tanda-tanda klinis diabetes tipe I.
3. faktor lingkungan
2. obesitas
4. ethnik