You are on page 1of 8

KEBUTUHAN ELEKTROLIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ELEKTROLIT

DI SUSUN OLEH
(KELOMPOK V)
1. PUTU ANGGA SWANDANA
2. REZA SEPTIANA HANDAYANI
3. MUHAMMAD IZZI
4. NABIL THORIQ
5. MAHYUNI WULANDARI
6. MELIAN ERYANTI
7. MUTMAINNAH
8. TUWIARTI
9. YARISA MAULIDIA
10.REZMA RAHAYU .A.

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2017
KATA PENGANTAR

Assalumu’alaikum Warahmutallahi Wabarakatuh ….


Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allajh yang telah menolong kami
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PERILAKU
CARING DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN”. Makalah inin di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun penuh
dengan kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan

Makalah ini membuat tentang “PERILAKU CARING DALAM TINDAKAN


KEPERAWATAN” yang sangat berguna bagi masyarakat. Walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon saran
dan kritiknya. Terimaksih

Mataram, 10 Oktobor 2017

Penulis
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFRAT ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A..........................................................................................Latar Belakang
......................................................................................................................1
B....................................................................................Rumusan Masalah
......................................................................................................................2
C........................................................................................................Tujuan
......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A............................................................Pengertian Kebutuhan Elektrolit
......................................................................................................................3
B...................................................................Jenis-Jenis Cairan Intravena
........................................................................................................................
C..............................................................Perhitungan Kebutuhan Cairan
........................................................................................................................
D.........................................Asuhan Keperawatan Cairan Dan Elektrolit
........................................................................................................................
E..............................................................................Praktek Laboratorium
........................................................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................
A................................................................................................Kesimpulan
........................................................................................................................
B...........................................................................................................Saran
........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah
zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna.

B.Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kebutahan elektrolit ?
2. Apa saja jenis-jenis cairan intravena ?
3. Bagaimana perhitungan kebutuhan cairan ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan cairan dan elektrolit ?
5. Bagaimana praktek laboratorium ?

C.Tujuan
Adapun tujaun dari pembuatan makalah ini yaitu: sebagai sumber informasi
untuk mahasiswa,Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khusunya bagi
mahasiswa S1 keperawatan mengenai kebutuhan cairan & elektrolit. Agar mahasiswa
tahu bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan cairan
dan elektrolit.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.


Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi
kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.

B. Jenis-Jenis Cairan Intravena.


1. ASERING
 Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi:
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok
hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
 Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
1. Na 130 mEq
2. K 4 mEq
3. Cl 109 mEq
4. Ca 3 mEq
5. Asetat (garam) 28 mEq

 Keunggulan:
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir
pada pasien yang mengalami gangguan hati.
2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi
asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu
tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
4. Mempunyai efek vasodilator
5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak
10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan
infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema
serebral
2. KA-EN 1B
 Indikasi:
1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui,
misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak
memadai, demam) < 24 jam pasca operasi.
2. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV.
3. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100
ml/jam pada anak-anak. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya
tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam.

3. KA-EN 3A & KA-EN 3B


 Indikasi:
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air
dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti
ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A.
4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

4. KA-EN MG3
 Indikasi :
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air
dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti
ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
3. Mensuplai kalium 20 mEq/L
4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

5. KA-EN 4A
 Indikasi :
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien
dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

 Komposisi (per 1000 ml):


1. Na 30 mEq/L
2. K 0 mEq/L
3. Cl 20 mEq/L
4. Laktat 10 mEq/L
5. Glukosa 40 gr/L

6. KA-EN 4B
 Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia
kurang 3 tahun
2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga
meminimalkan risiko hypokalemia
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

 Komposisi:
1. Na 30 mEq/L
2. K 8 mEq/L
3. Cl 28 mEq/L
4. Laktat 10 mEq/L
5. Glukosa 37,5 gr/L

7. Otsu-NS
 Indikasi:
1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium
(asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

8. Otsu-RL
 Indikasi:
1. Resusitasi
2. Suplai ion bikarbonat
3. Asidosis metabolic

9. MARTOS-10
 Indikasi:
1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita
diabetic
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen
seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
4. Mengandung 400 kcal/L
10. AMIPAREN
4. Indikasi:
5. Stres metabolik berat
6. Luka bakar
7. Infeksi berat
8. Kwasiokor
9. Pasca operasi
10. Total Parenteral Nutrition
11. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
12. AMINOVEL-600
13. Indikasi:
14. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
15. Penderita GI yang dipuasakan
16. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka
bakar, trauma dan pasca operasi)
17. Stres metabolik sedang
18. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
19. PAN-AMIN G
20. Indikasi:
21. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres
metabolik ringan
22. Nitrisi dini pasca operasi
23. Tifoid
24.

You might also like