Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat
rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.1 Menurut
Trihono ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia
usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggungjawab puskesmas meliputi:
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
3
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
Ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut yaitu merangsang
masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung
kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.1
4
lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan
gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya
pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas
adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada
yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya
pembinaan pengobatan tradisional.2
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi
yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.2
Pemilihan upaya kesehatan pengembangn ini dilakukan oleh puskesmas bersama
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.2
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu, dinas
kesehatan kabupaten/kota perlu
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap
sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.2
5
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud
adalah azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas
keterpaduan dan azas rujukan.
Azas pertanggungjawaban wilayah berarti puskesmas bertanggung jawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan seperti
menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan, memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, membina setiap upaya kesehatan strata
pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
dan menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
Azas pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas wajib memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara
lain adalah upaya kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina keluarga
balita), upaya pengobatan (posyandu, pos obat desa ), upaya perbaikan gizi
(posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan sekolah
(dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, saka bakti husada dan pos
kesehatan pesantren), upaya kesehatan lingkungan (kelompok pemakai air bersih, dan
desa percontohan kesehatan lingkungan), upaya kesehatan usia lanjut ( posyandu usila
dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos upaya kesehatan kerja), upaya kesehatan
jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat), upaya pembinaan
pengobatan tradisional (taman obat keluarga dan pembinaan pengobatan tradisional)
serta upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (dana sehat, tabungan ibu bersalin,
mobilisasi dana keagamaan).
6
Azas keterpaduan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan Keterpaduan lintas program adalah upaya
memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung
jawab puskesmas sedangkan untuk keterpaduan lintas sektor merupakan upaya
memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha.
Azas rujukan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib,
pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama.2
7
Program ini dilakukan untuk mencapai perubahan perilaku dari individu
maupun masyarakat. Kegiatan upaya promosi kesehatan ini salah satu
contohnya yaitu memberikan penyuluhan mengenai kesehatan masyarakat.
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk menimbulkan kesadaran
penduduk akan nilai-nilai kesehatan melalui perubahan perilaku. Penyuluhan
kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap
program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap
kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok
masyarakat. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan.
Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan
teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas.3,4
Program dari promosi kesehatan sudah berjalan, baik itu di posyandu
dan di luar posyandu berupa penyuluhan di masyarakat. Kegiatan-kegiatan
dari promosi kesehatan yaitu berupa penyuluhan baik itu di posyandu dan
diluar posyandu. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaksanaan pelayanan
program promosi kesehatan yaitu sumber tenaga manusia kesehatan dalam
hal ini petugas kesehatan, serta kendala di masyarakat yakni sulitnya
mengumpulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan kesehatan.5
1
0
Kholera: melaksanakan pemeliharaan kesehatan dengan memberi
rehidrasi, obat dan perawatan
TBC
- Memberikan vaksinasi BCG
- Mencari penderita secara pasif termasuk pemeriksaan sputum / dahak
Kusta
- Pencarian penderita pasif dan aktif
- Pencarian aktif meliputi para kontak person
- Pemeriksaan anak-anak sekolah
Penyakit Rabies
- Pemeriksaan laporan binatang yang mencurigakan
- Pengiriman binatang ke dinas kehewanan
- Pengiriman penderita ke poliklinik
Surveillance epidemiology (pengamatan)
- Mengetahui sedini mungkin adanya kenaikan peristiwa kesakitan yang
mungkin merupakan petanda wabah
- Pengamatan terhadap kasus kejadian luar biasa (KLB) seperti DHF,
muntaber, dll
Program dari pencegahan dan pengendalian penyakit sudah berjalan baik
itu di posyandu dan di luar posyandu. Kegiatan-kegiatannya yaitu berupa
penyuluhan di
posyandu, dan lebih banyak kegiatan di luar posyandu seperti program
yang sedang berjalan di Puskesmas Kawangkoan khusus pencegahan dan
pengendalian penyakit yaitu pengecekkan penyakit TB di rumah-rumah.7
6. Program Pengobatan
Program ini meliputi tiga upaya pelayanan pengobatan yang bisa
dilakukan meliputi pelayanan medik rawat jalan, pelayanan kedaruratan
medik, pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan sebagainya. Tujuannya untuk
membuat diagnosa dini, memberi pengobatan, meringankan penderitaan.3,4
Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
- Mendapatkan riwayat penyakit
- Mengadaan pemeriksaan fisik
- Mengadaan pemeriksaan labolatorium
- Membuat diagnose
Melaksanakan tindakan pengobatan
Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
1
1
- Rujukan diagnostic
- Rujukan pengobatan/rehabilitasi
- Rujukan lain
1
2
Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah:
1) Kegiatan di dalam gedung
1. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan berkala pada peserta didik tingkat dasar
(SD/MI/SDLB) dan tingkat lanjutan (SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan
SLLB)
2. Penyuluhan dan konseling kesehatan
2) Kegiatan di luar gedung
1. Penjaringan kesehatan peserta didik tingkat dasar SD/MI/SDLB) dan
tingkat lanjutan (SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan SLLB) pada anak
yang baru masuk (murid kelas I)
2. Pemeriksaan kesehatan berkala pada peserta didik tingkat dasar
(SD/MI/SDLB) dan tingkat lanjutan (SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan
SLLB)
3. Penyuluhan dan konseling kesehatan
1
3
3) Pengukuran tingkat kebugaran jasmani siswa Sekolah Dasar, Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah (MA)
4) kesehatan olahraga
5) Penyuluhan
1
4
8) Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di
gedung
9) Pertemuan berkala staf keperawatan setiap bulan untuk
mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan penyediaan pelayanan
keperawatan.Hasil pertemuan dicatat dan disimpan dengan baik
10) Pemeriksaan kelengkapan peralatan yang akan digunakan, obat-
obatan, kartu kunjungan dan buku register
b. Kegiatan di luar gedung:
a) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah
(individu dalam konteks keluarga). Merupakan asuhan keperawatan
individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif keluarga.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
b) Penemuan suspek/kasus kontak serumah
c) Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya
d) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan
e) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana
f) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
g) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan
h) Pencatatan dan pelaporan seperti kartu keluarga dan pencatatan
posyandu
4. Kesehatan Kerja
Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujuhkan untuk
masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas
dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan
yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya
pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas
Upaya kesehatan dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas.
Kegiatannya:
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Penilaian dan pengendalian risiko
2) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus (sebelum
mutasi, setelah cuti sakit/cuti panjang, kejadian luar biasa) dan purna
bakti (menjelang pensiun/PHK)
3) Diagnosis dini dan pengobatan segera penyakit akibat
kerja/kecelakaan akibat kerja
4) Pelayanan instalasi gawat darurat
1
5
5) Pelayanan kesehatan umum, kuratif dan rehabilitasi
6) Promosi kesehatan di tempat kerja
7) Tindakan preventif bagi manajemen dan kendali bahaya dari risiko
kesehatan dan keselamatan kerja.
8) Pencegahan kecelakaan
9) Surveilans kesehatan kerja dan lingkungan kerja
10) Pencatatan, pelaporan serta dokumentasi
b. Kegiatan di luar gedung
1. Pengumpulan data dasar
2. Pemetaan jenis usaha, jumlah pekerja dan perkiraan faktor risiko dan
besarnya masalah/penilaian besaran masalah
3. Pertemuan koordinasi tingkat kecamatan dengan lintas sektor
4. Pertemuan dengan pengusaha dan serikat pekerja
5. Pelatihan pekerja dan pengusaha oleh Puskesmas
6. Kunjungan lapangan
7. Menentukan tindakan perbaikan
8. Pemberian motivasi pengusaha
9. Memfasilitasi pembentukan Pos UKK sektor formal dan informal
6. Kesehatan Jiwa
Program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga
Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka
mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan
pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa
dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta
mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang memungkinkan fisik, mental
dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain.
1
6
Konsep pelayanan kesehatan jiwa adalah merupakan pelayanan berbasis
Puskesmas dimana upaya pelayanan rawat jalan dan/atau rawat inap atau
yang berciri adanya :
1. Mewujudkan sistem informasi kesehatan jiwa sebagai dasar perencanaan
melalui pencatatan pelaporan berjenjang dari Puskesmas, Dinkes
Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi
2. Mewujudkan pola kerja sama layanan primer-layanan sekunder dalam upaya
penanganan pelayanan kesehatan jiwa secara utuh yang meliputi organobiologi
(badan), psikoedukatif (jiwa) dan sosiokultural (sosial)
3. Mewujudkan pola kerja sama layanan primer-layanan sekunder dalam ruang
lingkup penanganan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
4. Melaksanakan deteksi dini pada kasus jiwa
Konsep pelayanan mengutamakan peran tenaga perawat yang terlatih dalam
bidang kesehatan jiwa dan tenaga kesehatan yang ada lainnya sebagai pelaksana
dalam hal deteksi dini, promosi dan prevensi dengan terapi terbatas atas
supervisi dari dokter yang telah terlatih. Pendelegasian kewenangan ini tetap
mengikuti ketentuan yang berlaku. Supervisi yang dilakukan oleh dokter
meliputi koreksi diagnosis dan terapi dan perawatan lanjutan dilakukan secara
terjadwal setiap 1 (satu) minggu sekali.
Kegiatan:
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Penyuluhan kesehatan jiwa dan kegiatan pembinaan hidup sehat
kepada masyarakat.
2) Deteksi secara dini adanya masalah kesehatan yang ada dalam
masyarakat atau pada pasien yang datang ke Puskesmas serta
menegakkan diagnosis gangguan jiwa.
3) Penemuan kasus gangguan jiwa
4) Diagnosis dini, pemeriksaan dan pengobatan psikofarmaka kasus
penyakit jiwa segera/dini
5) Pertolongan pertama pada kasus kedaruratan jiwa
6) Merujuk kasus ke fasiltas dengan tingkat yang lebih tinggi seperti
Rumah Sakit atau lembaga non kesehatan yang ada di masyarakat
7) Melakukan upaya rehabilitatif dengan kegiatan yang bersifat medis,
edukatif, vokasional dan sosial yang bertujuan memulihkan
kemampuan fungsional penderita
8) Pembinaan pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa yang
bersumberdaya masyarakat
b. Kegiatan di luar gedung
i. Penyuluhan dan kegiatan pembinaan hidup sehat
1
7
ii. Penjaringan kasus gangguan jiwa di masyarakat (terutama kasus
pasung)
iii. Keperawatan kesehatan jiwa
iv. Pelayanan kesehatan jiwa yang bersumberdaya masyarakat
(community-based services)
v. Merujuk kasus ke fasiltas dengan tingkat yang lebih tinggi seperti
rumah sakit atau lembaga non kesehatan yang ada di masyarakat
7. Kesehatan Mata
Program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan
pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung
oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya penanggulangan
gangguan refraksi pada anak sekolah. Ruang lingkup pelayanan kesehatan
mata di Puskesmas dibatasi pada pelayanan kesehatan mata dasar, yang
bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan merujuk kasus-kasus yang tidak
bisa ditangani ke Rumah Sakit.
Kegiatan yang dilakukan:
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Penyuluhan kesehatan indera penglihatan
2) Penjaringan kasus-kasus penyakit mata, kebutaan serta gangguan
penglihatan
3) Pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan kesehatan indera
penglihatan,yang meliputi antara lain:
a) Mengukur dan menentukan tajam penglihatan (visus)
b) Melakukan pemeriksaan segmen depan mata dengan loupe dan lampu
senter
c) Pemeriksaan lapang pandangan dengan metode konfrontasi atau
kampus sederhana
d) Mengukur tekanan bola mata dengan tonometer schiotz
e) Memeriksa dan menentukan ada tidaknya kelainan penglihatan warna
dengan tes Ishihara-Kanehara
f) Melakukan tindakan bedah kecil (kalazion dan hordoelum)
g) Memeriksa dan menangani penyakit mata luar
h) Melakukan pertolongan pertama pada kedaruratan mata
4) Rujukan kasus penyakit mata ke Balai Kesehatan Mata Masyarakat
(BKMM) dan ke RSUD
5) Operasi katarak oleh tim ahli (Dokter Spesialis Mata dan perawat
terlatih mata) bekerjasama dengan tim Puskesmas yang sudah mendapat
pelatihan teknis mata dapat dikembangkan di Puskesmas rawat inap
1
8
b. Kegiatan di luar gedung
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, anak sekolah, kelompok
pekerja non formal dan usia lanjut
2) Penjaringan kasus/deteksi dini gangguan penglihatan dan kebutaan oleh
kader, guru UKS dan petugas kesehatan
3) Pengobatan kasus penyakit mata serta pertolongan pertama pada
kedaruratan mata, dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau tenaga
perawat Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas
4) Rujukan kasus ke Puskesmas
1
9
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional,
Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional,
pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud
pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun
temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru
sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).
Upaya kesehatan tradisional adalah cara menanggulangi
masalah/gangguan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dengan
perawatan dan pengobatan tradisional yang diselenggarakan secara
komprehensif, mencakup upaya promotif (pencegahan), kuratif (pengobatan
penyakit) dan upaya rehabilitatif (pemulihan).
Kegiatan yang di lakukan:
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Melakukan pelayanan dan pembinaan upaya kesehatan tradisional
dengan metoda akupuntur, akupresur dan ramuan.
2) Menginventarisasi pengobat tradisional yang ada di wilayah
kerjanya.
b. Kegiatan di luar gedung
1) Membina pengobatan tradisional di wilayah kerja melalui forum
sarasehan/KIE.
2) Kultural.
3) Membina dan mengembangkan “self care” (pengobatan di rumah)
dengan cara tradisional.
4) Pemantauan praktek pengobat tradisional.
5) Menggerakkan dan membina TOGA bersama tim Penggerak PKK
Kecamatan
2
0
pelayanan) dan pelaporannya serta standar operasional prosedur pelayanan
kesehatan programnya, dan beberapa kelengkapan lainnya misalnya
kendaran roda dua dan empat. Kelengkapan program Puskesmas ini selalu
mendapatkan pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/kotanya.
BAB III
KESIMPULAN
2
1
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
2
2
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
2
3
PENDAHULUAN masyarakat esensial dan upaya
kesehatan pengembangan
Pusat Kesehatan Masyarakat atau
(Permenkes RI, No. 75 Tahun 2014).
puskesmas merupakan salah satu
Adapun yang menjadi upaya
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
kesehatan masyarakat esensial antara
pertama yang mempunyai peranan
lain:
penting dalam sistem kesehatan
a. Pelayanan promosi kesehatan.
nasional khususnya subsistem
b. Pelayanan kesehatan lingkungan.
kesehatan. Pusat kesehatan
c. Pelayanan kesehatan ibu dan
masyarakat atau puskesmas ialah
anak serta keluarga berencana.
fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan d. Pelayanan gizi
2
4
masing-masing program sudah observasi,wawancara, dokumentasi,
pernah mengikuti pelatihan, dan triangulasi. Analisa data melalui
pengawasan dan monitoring dari langkah-langkah tahap pengumpulan
dinas kesehatan belum secara efektif data, tahap reduksi, tahap penyajian,
dilakukan karena tidak ada jadwal tahap penarikan kesimpulan.
yang pasti.
HASIL DAN
METODE PEMBAHASAN
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian
dilakukan di Puskesmas
Kawangkoan Kecamatan
Kawangkoan Utara pada bulan Mei
sampai Juni 2017. Informan
penelitian ini adalah Penanggung
Jawab Program Promosi Kesehatan,
Penanggung Jawab Program
Kesehatan Lingkungan, Penanggugn
Jawab Program Kesehatan Ibu,
Anak, dan Keluarga Berencana,
Penanggung Jawab Program Gizi,
dan Penanggung Jawab Program
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit. Instrument penelitian ini
adalah peneliti sendiri dengan
instrumen tambahan yang
digunakan dalam penelitian ini
berupa pedoman wawancara, alat
perekam suara (voice recording) dan
alat tulis menulis (Moleong, 2014).
Metode pengumpulan data
dilakukan dengan cara
2
5
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Wajib di
Promosi Kesehatan dalam Puskesmas Imandi
Upaya Pelayanan Kecamatan Dumoga
Kesehatan Masyarakat Timur” menyatakan
Esensial Program dari pelaksanaan program
promosi kesehatan sudah pelayanan kesehatan wajib
berjalan, baik itu di di Puskesmas Imandi
posyandu dan di luar sudah berjalan dengan
posyandu berupa baik salah satunya dalam
penyuluhan di pelayanan promosi
masyarakat. Kegiatan- kesehatan, tetapi masih
kegiatan dari promosi memiliki kendala-kendala
kesehatan yaitu berupa yaitu seperti kurangnya
penyuluhan baik itu di tenaga kesehatan di
posyandu dan diluar puskesmas.
posyandu. Kendala- Promosi kesehatan merupakan
kendala yang dihadapi bagian integral dari pembangunan
oleh pelaksanaan kesehatan nasional. Hal ini dapat
pelayanan program dilihat bahwa promosi kesehatan
promosi kesehatan yaitu merupakan salah satu pilar dalam
sumber tenaga manusia pembangunan kesehatan menuju
kesehatan dalam hal ini Indonesia sehat 2015-2019 melalui
petugas kesehatan, serta peningkatan kesadaran, kemauan dan
kendala di masyarakat kemampuan hidup sehat bagi setiap
yakni sulitnya orang agar terwujud derajat
mengupulkan masyarakat kesehatan masyarakat setinggi-
untuk melakukan tingginya melalui terciptanya
penyuluhan kesehatan. masyarakat, bangsa dan negara
Menurut penelitian yang Indonesia yang ditandai oleh
dilakukan oleh Suradnya penduduknya yang hidup dengan
(2014) tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta
“Gambaran Implementasi dalam lingkungan yang sehat,
Upaya Pelayanan memiliki kemampuan untuk
2
6
menjangkau pelayanan kesehatan mencapai derajat kesehatan yang
yang bermutu secara adil dan setinggi-tingginya, sebagaimana
merata, serta memiliki derajat tercantum dalam Pasal 162 Undang-
kesehatan yang setinggi-tingginya di Undang Nomor 36 Tahun 2009
seluruh wilayah republik Indonesia tentang Kesehatan. Ketentuan
(Kepmenkes RI, 2015). mengenai penyelenggaraan
kesehatan lingkungan selanjutnya
diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, yang
Pelaksanaan Pelayanan pengaturannya ditujukan dalam
Kesehatan Lingkungan dalam rangka terwujudnya kualitas
Upaya Pelayanan Kesehatan lingkungan yang sehat tersebut
Masyarakat Esensial melalui upaya pencegahan penyakit
Program dari kesehatan dan/atau gangguan kesehatan dari
lingkungan sudah berjalan di faktor risiko kesehatan lingkungan di
masyarakat, baik itu di posyandu permukiman, tempat kerja, tempat
melakukan penyuluhan dan di luar rekreasi serta tempat dan fasilitas
posyandu berupa pengecekan ke umum.
tempat-tempat makan, depot air, dan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
tempat pembuangan sampah di Ibu dan Anak serta Keluarga
masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari Berencana dalam Upaya
kesehatan lingkungan lebih banyak Pelayanan Kesehatan Masyarakat
turun di lapangan. Adapun kendala Esensial
yang dihadapi dalam program Program dari KIA/KB sudah
promosi kesehatan yakni berjalan baik itu di posyandu maupun
sulitnya mengupulkan masyarakat diluar posyandu dan kegiatan-
untuk melakukan penyuluhan. kegitannya berupa pemeriksaan ibu
Kesehatan lingkungan sebagai hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
salah satu upaya kesehatan hamil beresiko tinggi sampai dengan
ditujukan untuk mewujudkan imunisasi. Program KIA/KB ini
kualitas lingkungan yang sehat, baik memiliki kendala yaitu dalam
fisik, kimia, biologi, maupun sosial kurangnya tenaga kesehatan yang
yang memungkinkan setiap orang bertugas, karena pada saat petugas
2
7
kesehatan lain pergi ke posyandu, di Kesehatan Tahun 2015-2019, yang
dalam puskesmas hanya tertinggal ditetapkan melalui Keputusan
satu orang yang bertugas. Menurut Menteri Kesehatan R.I. Nomor
penelitian yang dilakukan oleh HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran
Suradnya (2014) tentang “Gambaran dari Program Indonesia Sehat ini
implementasi upaya pelayanan sesuai dengan sasaran pokok
kesehatan wajib di Puskesmas Rencana Pembangunan Jangka
Imandi Kecamatan Dumoga Timur” Panjang Nasional (RPJMN) 2015-
menyatakan pelaksanaan program 2019 yang salah satu poinnya yaitu
pelayanan kesehatan wajib di meningkatnya status kesehatan dan
Puskesmas Imandi sudah berjalan gizi ibu dan anak (Permenkes RI,
dengan baik salah satunya dalam No. 39 Tahun 2016).
pelayanan kesehatan ibu dan anak
serta keluarga berencana,
tetapimasih memiliki kendala yaitu
kurangnya tenaga kesehatan di
puskesmas.
Program Indonesia Sehat
merupakan salah satu program dari
agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral
lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, Program Indonesia Kerja,
dan Program Indonesia Sejahtera.
Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program
utama
Pembangunan Kesehatan yang
kemudian
direncanakan
pencapaiannya melalui Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian
2
8
Pelaksanaan Pelayanan kesehatan sesuai Renstra Tahun
2
9
2015-2019, Kementerian Kesehatan Dumoga Timur” menyatakan
Puskesmas Imandi
Kecamatan
3
0
sebagai berikut, peningkatan deteksi
dini faktor risiko PTM melalui
posbindu, peningkatan akses
pelayanan terpadu PTM di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP),
penyuluhan tentang dampak buruk
merokok, menyelenggarakan
layanan upaya berhenti merokok
(Permenkes RI, No. 39 Tahun
2016).
KESIMPULAN
1. Pelaksanaan program dari
promosi kesehatan sudah
berjalan, baik itu di posyandu
dan di luar posyandu berupa
penyuluhan di masyarakat.
Kegiatan-kegiatan dari promosi
kesehatan yaitu berupa
penyuluhan baik itu di posyandu
dan diluar posyandu.
2. Pelaksanaan program dari
kesehatan lingkungan sudah
berjalan di masyarakat, baik itu
di posyandu melakukan
penyuluhan dan di luar
posyandu berupa pengecekan ke
tempat- tempat makan, depot
air, dan tempat pembuangan
sampah di masyarakat.
Kegiatan-kegiatan dari
kesehatan lingkungan lebih
banyak turun di lapangan.
3
1
3. Pelaksanaan program dari KIA/KB sudah berjalan baik itu di posyandu maupun
diluar posyandu dan kegiatan- kegitannya berupa pemeriksaan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu hamil beresiko tinggi sampai dengan imunisasi.
4. Pelaksanaan program dari gizi sudah berjalan di posyandu dan kegiatan-
kegiatannya berupa pemeriksaan penimbangan, pemberian makanan tambaha
pada bayi, dan memantau status gizi dari balita.
5. Pelaksanaan program dari pencegahan dan pengendalian penyakit sudah berjalan
baik itu di posyandu dan di luar posyandu. Kegiatan-kegiatannya yaitu berupa
penyuluhan di posyandu, dan lebih banyak kegiatan di luar posyandu seperti
program yang sedang berjalan di Puskesmas Kawangkoan khusus pencegahan dan
pengendalian penyakit yaitu pengecekkan penyakit TB di rumah-rumah.
SARAN
1. Untuk setiap tenaga kesehatan dalam program pelayanan kesehatan masyarakat
esensial di Puskesmas Kawangkoan yakni promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, gizi, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit, setiap program-program sudah berjalan
baik nantinya terus dipertahankan untuk supaya akan terus dipercaya oleh
masyarakat dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
2. Perlunya penambahan jumlah tenaga kesehatan di masing- masing program
pelayanan kesehatan.
3. Perlunya kerja sama dengan pemerintah kelurahan/desa atau toko agama untuk
melakukan penyuluhan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam
mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan
masyarakat esensial di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1428/MENKES/SK/XII/. 2006. Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas. Jakarta. Di akses pada
tanggal 26 Juni 2017.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/MENKES/52. 2015.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta. Di akses
pada tanggal 30 Maret 2017.
Moleong L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39. 2016. Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Di akses pada tanggal 15 Juli
2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan. Di akses pada tanggal1 Juli 2017.
Permenkes RI Nomor 75. 2014. Undang-Undang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Pustaka Mahardika.
Permenkes RI Nomor 82. 2014. Penanggulangan Penyakit Menular. Di akses pada
15 Juli 2017.
Soputan I. I. 2016. Imlementasi Pelayanan Kesehatan Wajib Di Puskesmas Ratahan
Kabupaten Minahasa Tenggara.
Suradnya G. W. I. 2014. Gambaran Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib
di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumuga Timur.
Undang Undang RI Nomor 36. 2009. Kesehatan. Jakarta. Di akses pada tanggal 26
Juni 2017.