You are on page 1of 13

Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.

Floratek 12(2): 62-74

APLIKASI PUPUK NPK DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA)


TERHADAPP-TERSEDIA TANAH, SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN
BIBIT LADALOKAL ACEH PADA MEDIA TANAH INCEPTISOLS

Aplication NPK Fertilization And Arbuscular Mycorrhiza Fungi (AMF)of Soil P


available, Plant uptake P and Pepper Seeds Growth of LocalAceh
in Media Inceptisols

Nurmasyitah 1 dan Khairuna1


1)
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Malikussaleh, Reuleut-Aceh Utara
Email: nurmasyitah@unimal.ac.id

ABSTRACT

This research was aimed to study effect dose of NPK fertilization anddose
of Arbuscular Mycorrhiza Fungi (AMF) on soil p-available, plant P uptake and
growth of Aceh local pepper seedson inceptisols. The research was conducted
Agriculture Experimental Garden,Malikussaleh University. Implementation of the
research was also conducted at Agroecotechnology Laboratory, Faculty of
Agriculture, Malikussaleh University and Laboratory Center for Assessment
Agricultural Technology (BPTP) Aceh. The study was conducted from February
to August 2017. The study design was arranged in a Randomized Block Design
with three replications. The first factor was dose of FMA (0, 12,5; 25; and 37.5 g
per polybag. The second factor was NPK fertilizer with dose levels0, 10, 20, and
30 g per polybag. The observed variables was plant root colonization of AMF,
soil P-available); plantP-uptake, and plant growth (dry weight of the roots and dry
weight of the canopy). The results showed that the dose of AMFhad no effect on
plant P uptake and dry weight of canopy. The research revealed that the best
NPK fertilizer dose was 10 g polybag-1 which increases the nutrient uptake of P
and the dry weight of the canopy. We found that the best interaction happened in
combination between the dose FMA 12.5 g polybag-1 with the dose of NPK 10 g
polybag-1 The combination can increase soil P-available and dry weight of roots
on local Aceh pepper cuttings in media inceptisols.

Keywords: Mycorrhizal, Fertilizer, pepper seeds and phosphate

PENDAHULUAN tinggi. Tanah inceptisols dengan


kisaran c-organik rendah sampai
Ordo tanah Inceptisols sedang, N dan P potensial dari rendah
mempunyai penyebaran paling luas di sampai tinggi, K potensial dari sedang
Indonesia yaitu 70,52 juta ha (37,5 %) sampai tinggi dan pH tanah dari
dan di Aceh sekitar 3.163.000 ha masam sampai agak netral (Subagyo et
(Puslittanak, 2000). Inceptisols al., 2000). Tanah tersebut dapat
memiliki tingkat kesuburan tanah yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman
bervariasi mulai dari rendah hingga lada. Pada umumnya lada dapat

62
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

tumbuh subur pada semua jenis tanah, Unsur hara fosfor merupakan hara
terutama pada tanah dengan tekstur esensial makro yang dibutuhkan
liat berpasir, konsistensi gembur, tanaman, tetapi P bersifat tidak mudah
dengan unsur hara yang cukup, dengan larut sehingga hanya 15 -20 % yang
tingkat kemasaman berkisar antara 5 – dapat diserap oleh tanaman, sedangkan
6,5 (Wahid dan Suparman, 1986). sisanya akan terjerap dalam koloid
Tanaman lada termasuk tanah (Ginting et al., 2006). Salah satu
tanaman rempah yang hingga saat ini upaya untuk meningkatan serapan hara
terus diupayakan pemerintah untuk dan meningkatakan pertumbuhan
meningkatkan produksi. Produksi lada tanaman dengan penggunaan Fungi
di Aceh mengalami penurunan, tahun Mikoriza Arbuskular (FMA).
2012 mencapai 0,34 ton/ha sedangkan FMA merupakan jamur yang
tahun 2013 berkisar 0,30 ton/ha (BPS, bersimbiosis dengan akar tanaman
2015).Penyebab terjadi penurunan membentuk hifa- hifa eksternal yang
produksi lada Aceh dikarenakan berperan memperbaiki status nutrisi
tingkat kesuburan tanah yang rendah, tanaman, memperbaiki sifat fisik,
bibit lada asal stek tersebut memiliki biologi dan kimia tanah, meningkatkan
perakaran yang kurang baik, teknik serapan hara, meningkatkan ketahanan
budidaya yang kurang tepat, serangan tanaman terhadap kekeringan,
hama penyakit dan belum dilakukan melindungi akar dari serangan
penggunaan yang pupuk tepat. patogen, meningkatkan hasil tanaman,
Peningkatan produksi lada dan melepaskan fosfat yang terfiksasi
dapat dilakukan dengan teknik (Musfal, 2010; Prasetya, 2011). FMA
budidaya yang tepat terutama menghasilkan enzim asam fosfatase
penggunaan pupuk. Pupuk merupakan yang mampu menghidrolisis kompleks
bahan yang diberikan ke dalam tanah fosfor yang tidak tersedia menjadi
baik yang organik maupun yang an- fosfor yang larut dan tersedia bagi
organik untuk meningkatkan produksi tanaman (Bonfate and Genre, 2010).
tanaman (Sutejo,1999). Pupuk an- Peningkatan penyerapan hara
organik mengandung kadar hara pada tanaman yang diinokulasi FMA
dengan konsentrasi tinggi dan mudah dikarenakan pengurangan jarak hara
larut. Pemberian pupuk an-organik memasuki akar tanaman, peningkatan
terutama pupuk NPK tersebut perluasan daya serap akar,
diharapkan mampu menyumbang peningkatan perombakan hara secara
unsur hara N, P, dan K kedalam tanah kimia sehingga dapat diserap lebih
sehingga dapat digunakan untuk mudah oleh akar tanaman (Lehman et
pertumbuhan tanaman.Setiap kilogram al., 2012). Aplikasi FMA pada
lada menguras unsur-unsur hara dari tanaman lada diharapkan mampu
dalam tanah sebanyak 32 g N, 5 g meningkatkan pertumbuhan bibit lada.
P2O5, 28 g K2O, 8 g CaO, 3 g MgO, 90 Penelitian inibertujuan mempelajari
mg Fe, 52 mg Mn, 27 mg Zn, 23 mg pengaruh dosis pupuk NPK dan dosis
Cu dan 15 g B (Zaubin et al., 1990). FMA terhadap P-tersedia tanah,

63
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

serapan hara P dan pertumbuhan bibit 1:0,5, kemudian ditimbang sebanyak 3


setek lada lokal Aceh pada media kg dimasukkan ke dalam polybag.
tanah Inceptisols. Untuk menjaga agar tanah dalam
polybag tetap lembab maka tanah
BAHAN DAN METODE disiram pagi dan sore hari. Setiap
Penelitian dilaksanakan di polybag diberi label berdasarkan
Kebun Percobaan, Laboratorium perlakuan dan ditempatkan sesuai tata
Agroekoteknologi dan Laboratorium letak menurut rancangan acak
IPA Fakultas Pertanian Universitas kelompok.
Malikussaleh, serta Laboratorium Pembibitan.Bahan tanaman yang
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dijadikan bibit lada panjat varietas
Aceh, pada Februari sampai Agustus lokal Aceh Utara adalah bagian
2017. cabang tanaman yang sehat dengan
Penelitian lapangan ini disusun daun-daun berwarna hijau bersih
dalam Rancangan Acak Kelompok tanpa tanda-tanda defisiensi unsur hara
(RAK). Faktor pertamayang diuji yaitu dan serangan hama penyakit. Dipilih
dosis FMA (M) dengan dosis 0, 12.5, pohon induk yang berumur lebih
25, dan 37.5 gpolybag-1.Faktor kedua kurang 20 tahun dengan bahan setek
yaitu dosis pupuk NPK (P) yang cabang sekunder dan tersier.
terdiri dari 0, 10, 20, dan 30 gpolybag- Kemudian setek cabang tersebut
1
. Setiap perlakuan terdiri dari tiga dipotong secara horizontal di atas ruas
ulangan dan setiap ulangan terdapat dengan menggunakan pisau pemotong
empat unit tanaman sehingga terdapat setek, sehingga dihasilkan setek satu
192 satuan percobaan. ruas dengan 1 daun. Setek cabang
yang telah disiapkan, bagian
Persiapan Tempat danMedia pangkalnya dicelupkan dalam larutan
Tanam. Persiapan tempat air tebu 25 % selama
pembibitanyaitu pemasangan paranet 15menit.Selanjutnya setek ditanam
bertujuan untuk mengurangi cahaya pada polybag yang telah disiapkan
matahari dan penguapan pada dengan posisi vertikal dan disungkup
pembibitan stek lada lokal Aceh. dengan plastiktransparan selama 4
Media pembibitan ladaterdiri Minggu Setelah Tanam (MST)
daribahan tanah Inceptisols, pupuk bertujuan mengurangi penguapan dan
kandang dan sekam padi.Bahan tanah menjaga kelembaban lingkungan bibit.
Inceptisols Reuleut yang diambil Aplikasi inokulasi FMA.Inokulasi
secara komposit dari lapangan sedalam FMA diberikan pada umur bibit setek
20 cm dan dikering angin serta diayak lada lokal Aceh 5 MST, sesuai dengan
dengan ayakan berdiameter 0,2 mm. perlakuan yaitu 0;12,5; 25; dan 37,5 g
Pupuk kandang dan sekam padi polibag-1. Pemberian inokulasi FMA
dikering angin dan diayak dengan di sekeliling bibit setek lada dengan
ayakan berdiameter 0,2 mm. jarak 5 cm dari pangkal batang dan
Perbandingan media tanam yaitu 2:

64
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

dibuat lubang dengan kedalaman 5 cm, kelebihan larutan pewarna dapat


kemudian dimasukkan inokulasi FMA dihilangkan dengan melakukan
dan ditutup dengan tanah. perendaman akar dalam larutan
Aplikasi pupuk NPK.Pemupukan NPK destaining (campuran air dengan
diberikan pada umur setek lada lokal cuka).Pengamatan total infeksi
Aceh 6 MST, sesuai dengan perlakuaan dilakukan dengan cara mengambil 10
yaitu 0, 10, 20,30, dan 40 g polybag-1. potongan akar yang sudah direndam
Pupuk NPK diberikan di sekeliling bibit dengan Trypan blue 0,05%dan ukuran
setek lada dengan jarak 6 cm dari panjang akar 1 cm yang telah
pangkal batang dan dibuat lubang dipotong, kemudian akar ditempatkan
dengan kedalaman 3 cm, kemudian di atas kaca preparat dan diamatidi
dimasukkan pupuk NPK dan ditutup bawah mikroskop. Akar yang
dengan tanah. terinfeksi terdapat hifa, arbuskular
atau vesikularyang ditandai dengan
Pemeliharaaan bibit seteklada.
(+), sedangkan yang tidak terdapat
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
hifa, arbuskular atau vesikular ditandai
pada bibit setek lada antara lain
dengan (-). Persentase akar terinfeksi
penyiraman, pemupukan dan
ditentukan berdasarkan kriteria
penyiangan gulma.
Rajapakse dan Miller (1992) yang
dimodifikasi sebagai berikut: < 5% =
3.5 Pengamatan
Sangat rendah (Kelas 1), 6–25% =
Analisis tanah tahap awal.Tanah
Rendah (Kelas 2), 26–50% = Sedang
sebelum perlakuan dilakukan analisis
(Kelas 3), 51–75% = Tinggi (Kelas 4),
sifat fisika dan kimia tanah (Tekstur
dan > 75% = Sangat tinggi (Kelas
tanah, pH tanah, C-organik, N-total, P-
5).Persentase akar yang terinfeksi
tersedia, dan K-dd).
dihitung berdasarkan rumus :
Kolonisasi FMA pada akar
tanaman. Infeksi FMA diamati pada
umur tanaman 12 MSTdengan
metodepewarnaanKormanik dan Graw
(1982). Akar yang sudah dicuci
dengan aquadeskemudian direndam
dalam larutan KOH10% selama 24 P-tersedia Tanah. Analisis P-tersedia
jam untuk mengeluarkancairan (Metode Bray I) tanah dilakukan pada
sitoplasma yang terdapat dalamakar. umur tanaman 12 MST.
Selanjutnya, akar yang sudah Serapan hara P tanaman.Serapan
berwarnaputih dicuci lagi dengan air hara P dianalisis seluruh bagian
bebasion dan direndam dalam larutan tanaman (serapan total) pada umur
HCl 2%selama 24 jam.Selanjutnya, bibit setek lada 12 MST. Tanaman
akardibilas menggunakan air bebas ion dikeringkan dalam oven pada suhu
dandirendam dalam larutan Trypan 60 0C selama 48 jam. Tanaman yang
blue 0,05% selama 12 jam. Apabila sudah kering dihaluskan dengan grider

65
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

selanjutnya siap untuk dianalisis. ppmtergolong sedang danK-dd 6,03


Untuk mengetahui kandungan hara P ppmtergolong rendah.
seluruh bagian tanaman dengan
metode destruksi basah menggunakan Kolonisasi Fungi Mikoriza
H2SO4 + H2O2. Arbuskular
Tabel 1 menunjukkan bahwa
Serapan Hara = Kadar hara dalam secara interaksidosis FMA dan pupuk
jaringan (%) x berat kering NPK pada perlakuan dosis FMA 37,5
berangkasan total g polybag-1dengan dosis pupuk NPK
10 g polybag-1 memiliki derajat
Pertumbuhan (Berat kering tajuk kolonisasi FMA tertinggi yaitu 90,00
dan berat kering akar).Tajuk dan %. Sedangkan derajat infeksi FMA
akar segar ditimbang secara terpisah terendah pada perlakuan tanpa
dan selanjutnya di oven dengan suhu pemberian FMA. Hal ini dikarenakan
60 oC selama 48 jam (kering mutlak) tanpa pemberian FMA tidak terbentuk
untuk memperoleh berat kering tajuk asosiasi antara akar lada dengan FMA
dan akar. sehingga tidak terdapat hifa internal
3.6. Analisis Data dan eksternal, arbuskular dan vesikel
pada akar tanaman lada. Pada dosis
Data yang diperoleh dari hasil
FMA 37,5 g polybag-1 dengan dosis
pengamatan dianalisis dengan
NPK 10 g polybag-1merupakan dosis
menggunakan uji F. Untuk
yang cocok untuk bagi
membandingkan dua rata-rata
FMAmembentuk kolonisasi pada
perlakuan dilakukan uji lanjutan
tanaman lada (Tabel 1).Hal ini
dengan uji beda nyata terkecil (BNT)
dikarenakan antara akar tanaman dan
pada taraf 0,05% (Gomez and Gomez,
FMA terjadi simbiosis secara
1995).
maksimal. Salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kolonisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN FMA yaitu kadar unsur hara.
Analisis tanah awal Penggunaan pupuk NPK yang tepat
untuk bibit setek lada akan
Berdasarkan hasil analisis
mempengaruhi kandungan hara tanah
tanah tahun 2017 menunjukkan bahwa
dan tanaman sehingga berdampak
Inceptisols Reuleut tekstur tanah
terhadap tingkat infeksi FMA.
lempung liat berpasir,sedangkanpH
Menurut penelitian Saputra et al.
tanah 6,35 bersifat agak masam.
(2015), bahwa kandungan unsur hara
Permasalahan Inceptisols Reuleut
yang rendah menyebabkan tingginya
yaitu kandungan C- organik 1,93 %
nilai persentase infeksi FMA pada
tergolong rendah sedangkan
perakaran tanaman. Berdasarkan hasil
kandungan N-total 0,13 % tergolong
penelitian Sumiati dan Gunawan
rendah, P-tersedia 22,37
(2006), menyatakan bahwa semakin
tinggi dosis NPK 15-15-15 dan dosis

66
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

pupuk hayati mikoriza maka


persentase derajat infeksi semakin
rendah pada akar bawang merah.

Tabel 1. Interaksidosis FMA dan dosis pupuk NPKterhadap infeksi akar tanaman
12 MST
Dosis FMA (M) Dosis pupuk NPK (P) (g polybag-1)
-1
(g polybag ) P0 (0) P1 (10) P2 (20) P3 (30)
(%)
M0 (0) 0,00 g 0,00 g 0,00 g 0,00 g
M1 (12,5) 73,33 cd 83,33 abc 86,67 ab 83,33 abc
M2 (25) 73,33 cd 60,00 ef 73,33 cd 56,67 f
M3 (37,5) 70,00 de 90,00 a 83,33 abc 76,67 bcd
BNT (0,05) 11,39
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 0,05
bahwa besarnya tingkat infeksi fungi
Pada pemberian dosis FMA mikoriza arbuskulardipengaruhi oleh
-1
37,5 g polybag dengan dosis NPK 30 beberapa faktor yaitu jenis dari fungi
-1
g polybag terjadi penurunan infeksi tersebut, karakteristik tanaman, dan
FMA yaitu 76,67 % dibandingkan juga faktor lingkungan seperti suhu,
dengan pemberian FMA 37,5 g kelembaban tanah, kandungan fosfor
-1
polybag dengan dosis NPK 10 g dan nitrogen. Walaupun hampir semua
-1
polybag . Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pertanian dapat berasosiasi
penggunaan FMA terjadi efisiensi dengan FMA, tetapi dari simbiosis
kebutuhan pupuk NPK, sehingga tersebut tidak semua memberikan
FMA mampu meningkatkan serapan keuntungan yang sama (Smith and
pupuk NPK. Penambahan dosis NPK Read, 1997).
-1
30 g polybag terjadi peningkatan
unsur hara di dalam tanah sehingga P-tersedia
nilai persentase infeksi FMA terjadi Tabel 2 menunjukkan bahwa
penurunan. Hal ini dikarenakan nilai secara interaksidosis FMA dan pupuk
infeksi FMA dipengaruhi oleh kadar NPK pada perlakuan FMA 37,5 g
unsur hara di dalam tanah. Pemberian polybag-1dengan dosis pupuk NPK 20
pupuk NPK secara berlebih akan g polybag-1 merupakan kandungan P-
mengakibatkan FMA yang tidak tersedia tertinggi yaitu 213,23 ppm
bekerja secara efektif. Menurut dan kandungan P-tersedia terendah
Wicaksono et al(2014) mengatakan pada perlakuan dosis FMA 12,5 g

67
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

polybag-1dengan dosis NPK 30 g al., 1998).Menurut Tisdale et al.


polybag-1 yaitu 17,18 ppm. Hal ini (1985) menyatakan bahwa pada tanah-
menunjukkan bahwa pemberian tanah masam umumnya ketersedian
pupuk NPK dengan dosis tinggi hara P rendah, karena difiksasi oleh
menghambat kerja mikoriza di dalam Al, Fe, hidroksida, Mn dan liat.
tanah sehingga P-tersedia tanah Sedangkan pada tanah basa,
rendah. Ketersediaan P rendah akibat ketersediaan hara P rendah akibat
dalam bentuk tidak larut, berada di difiksasi oleh Ca dan Mg.
luar rizosfer tanaman (Schachtman et
Tabel 2. Interaksidosis FMA dan dosis pupuk NPKterhadap P-tersedia
Dosis FMA (M) Dosis pupuk NPK (P) (g polybag-1)
(g polybag-1) P0 (0) P1 (10) P2 (20) P3 (30)
Ppm
M0 (0) 33,72 e 90,17 bcd 107,69 b 19,42 e
M1 (12,5) 49,59 cde 190,74 a 98,74 bc 17,18 e
M2 (25) 62,44 bcde 87,65 bcd 94,24 bcd 22,83 e
M3 (37,5) 46,46 de 97,43 bcd 213,23 a 23,42 e
BNT (0,05) 51,67
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 0,05
menyatakan bahwa dengan pemberian
FMA pada tanaman jagung di tanah
FMA berperan melepaskan Inceptisols mampu meningkatkan P-
unsur P yang difiksasi oleh logam- tersedia 16,94 ppm. Ferry dan Rusli
logam berat menjadi bentuk P- (2014) menyatakan FMA mampu
tersedia bagi tanaman dengan adanya mengantikan kira-kira 50 %
enzim fosfatase yang dihasilkan dari penggunaan phosphat, 40 % nitrogen
hifa eksternal. Peningkatan aktivitas dan 25 % kalium.
asam fosfatase dari FMA mampu
menghidrolisis senyawa P organik Serapan P
dalam tanah menjadi P-tersedia bagi Tabel 3 menunjukkan bahwa
tanaman (Feng et al., 2003). Sesuai secara mandiri pemberiandosis FMA
dengan hasil penelitian Nurmasyitah et tidak berpengaruh nyata terhadap
al.(2013) menyatakan bahwa parameter serapan hara P. Tetapi
pemberian FMA meningkatkan P- secara rataan menunjukkan semakin
tersedia 2,46 mg/kgppm pada tanaman tinggi dosis FMA yang diberikan
kedelai. Pemberian FMA pada maka terjadi peningkatan serapan hara
tanaman padi gogo meningkatkan P- P. Secara rataan pemberian FMA lebih
tersedia 2,46 mg/kg (Chairuman, baik dibandingkan dengan tanpa
2008). Hasil penelitian Musfal (2008) pemberian FMA terhadap serapan hara

68
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

P. Hasil penelitian sebelumnya 2011). FMA berperan dalam


menyatakan FMA berperan dalam meningkatkan serapan hara melalui
meningkatkan serapan hara P tanaman hifa eksternal mikoriza yang
pegagan pada tanah andosols (Hartoyo berukuran lebih halus dan panjang
et al., 2015). Pemberian FMA dapat dibandingkan rambut akar dan
meningkatkan serapan hara P tanaman mampu menjangkau serta menyerap
kacang hijau pada tanah Podsolik hara dan air yang berada di dalam
Merah Kuning (PMK) (Fitrianto et al., pori-pori mikro, sehingga serapan akar
2014). Inokulasi 6 spesies FMA menjadi lebih luas dengan demikian
meningkatkan kandungan P pada serapan hara dan air bibit stek lada
tanaman lada (Gogoi dan Singh, dapat lebih baik (Hartoyo et al., 2015).

Tabel 3.Pengaruh dosis FMA dan dosis pupuk NPK terhadap P-tersedia,
serapan P dan berat kering tajuk lada.
Perlakuan Serapan P Berat kering tajuk
(g tanaman-1) (g tanaman-1)
Dosis Fungi Mikoriza Arbuskular
(M)(g polybag-1)

M0 (0) 0,05 0,87


M1 (12,5) 0,06 0,92
M2 (25) 0,06 0,87
M3 (37,5) 0,07 1,08
BNT (0,05) 0,02 0,29

Dosis Pupuk NPK (P) (g polybag-1)


P0 (0) 0,06 a 0,93 ab
P1 (10) 0,07 a 1,10 a
P2 (20) 0,07 a 1,02 a
P3 (30) 0,04 b 0,67 b
BNT (0,05) 0,02 0,29
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 0,05
berdampak terhadap penurunan
Secara madiri pemberian dosis serapan hara posfat.Menurut Sarief
pupuk NPK berpengaruh nyata (1986) bahwa unsur hara yang
terhadap serapan hara P.Pada dibutuhkan tanaman terutama N, P dan
perlakuan tanpa pupuk NPK lebih K berada dalam keadaan optimum dan
tinggi serapan P dibandingkan tersedia bagi tanaman, sehingga akan
pemberian dosis pupuk NPK yang berdampak terhadap serapan hara,
diberikan secara berlebihan. pertumbuhan dan produksi tanaman
Pemberian pupuk NPK secara akan optimal.
berlebihan tidak dapat meningkatkan Inceptisols Reuleut dengan pH
kandungan hara tanah, tetapi dapat 6,35 bersifat agak masam dengan

69
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

kandungan Ca yang tinggi sebagai sinyal dan nutrisi awal


mempengaruhi serapan P meskipun perkembangan jaringan hifa (Barto et
penambahan unsur P dalam jumlah al., 2012). Melalui hifa FMA
berlebih kedalam tanah. Hal ini meningkatkan tranportasi hara fosfat,
dikarenakan unsur hara P ada dalam nitrogen, sulfur, air dan unsur mikro
bentuk tersedia bagi tanaman yang lainya (Sieh et al., 2013).Hasil
berarti dapat diserap, sedangkan penelitian Hartoyo (2015) menyatakan
sebahagian lain dalam bentuk tidak bahwa jumlah daun total pegagan
tersedia bagi tanaman yang berarti lebih tinggi yang diinokulasi FMA
bersifat diikat didalam tanah. Karena dibandingkan yang tidak
pada kondisi kemasaman (pH) tanah diinokulasiFMA.
rendah maka posfat akan diikat oleh Secara madiri pemberian dosis
Al dan Fe, sedangkan pada pH tinggi P pupuk NPK berpengaruh terhadap
akan diikat oleh Ca (Hakim et al., berat kering tajuk. Berat kering tajuk
(1986). Saribun (2008) menyatakan tertinggi pada perlakuan dosis NPK 10
bahwa semakin banyak pupuk P yang g polybag-1 dan terendah pada
diberikan maka semakin banyak pula perlakuan tanpa pemberian pupuk
pupuk yang diikat oleh koloid tanah. NPK dan paling rendah pada
Menurut Elfiati (2005) tanaman hanya perlakuan NPK 30 g polybag-1. Hal ini
memanfaatkan sebagian kecil unsur P menunjukan pupuk NPK merupakan
yang diberikan 10-30% sedangkan 70- pupuk an-organik yang diperlukan
90% nya tetap berada didalam tanah. oleh tanaman dalam dosis yang tepat
untuk meningkatkan pertumbuhan
Berat kering tajuk tanaman. Apabila pupuk an-organik
Tabel 3 menunjukkan bahwa diberikan dalam jumlah yang berlebih
secara mandiri pemberian dosis FMA akan berdampak terhadap
tidak berpengaruh terhadap berat pertumbuhan tanaman. Unsur hara
kering tajuk, tetapi secara rataan NPK merupakan unsur hara esensial
pemberian FMA lebih baik makro yang tidak dapat digantikan
dibandingkan tanpa FMA untuk berat dengan unsur lain, dan apabila
kering tajuk. Sesuai dengan hasil kekurangan unsur hara tersebut akan
penelitian Seema dan Garampalli mengakibatkan pertumbuhan
(2015) menyatakan bahwa pemberian abnormal. Unsur hara P lebih berperan
3 jenis inokulasi FMA meningkatkan sebagai penyusun DNA, merangsang
berat kering lada panjang perkembangan akar, meningkatkan
dibandingkan tanpa FMA. Penyebaran berat kering tanaman dan
hifa Jamur mikoriza arbuskular mempercepat kematangan buah
adalahkomponen penting secara (Nyakpa et al.,1988).
ekologis di dalam tanah dan bersifat Berat kering akar
mutalistik dengan sebahagian akar
tanaman darat, tanaman inang Tabel 4 menunjukkan bahwa
menyediakankarbohidrat untuk FMA secara mandiri berat kering akar

70
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

tertinggi pada perlakuan dosis FMA akar terendah pada perlakuan dosis
12,5 g polybag-1dengan dosis pupuk FMA 12,5 g polybag-1dengan dosis
NPK 10 g polybag-1 dan berat kering NPK 30 g polybag-1.
Tabel 3. Interaksidosis FMA dan dosis pupuk NPK terhadap berat kering akar
tanaman
Dosis FMA (M) Dosis pupuk NPK (P) (g polybag-1)
-1
(g polybag ) P0 (0) P1 (10) P2 (20) P3 (30)

Berat Kering Akar (g tanaman-1)


M0 (0) 0,11 fg 0,29 abc 0,24 cde 0,13 fg
M1 (12,5) 0,29 abc 0,36 a 0,31 abc 0,06 g
M2 (25) 0,27 cd 0,31 abc 0,15 ef 0,15 ef
M3 (37,5) 0,19 def 0,31 abc 0,19 def 0,23 cde
BNT (0,05) 0,09
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 0,05
dosis FMA12,5 g polybag-1dengan
Pemberian FMA mengantikan dosispupuk NPK 10 polybag-1dapat
kebutuhan pupuk NPK, sehingga meningkatkan P-tersedia dan berat
kebutuhan pupuk NPK lebih sedikit. kering akar pada bibit setek lada lokal
Sesuai dengan hasil penelitian Sofyan Aceh di media tanah Inceptisols
dan Sari (2017) bahwa pemanfaatan Reuleut.
pupuk hayati dengan ½ N-P-K (37,5-
50-50 kg ha-1) lebih baik DAFTAR PUSTAKA
dibandingkanlebih besar dosis pupuk Barto, J.D., D. Weidenhamer,
N-P-K. Hartoyo et al., (2015) Cipollini, and M.C.Rillig 2012.
menyatakan pemberian FMA Fungal superhighways: do
meningkatkan berat kering akar common mycorrhizal networks
pegagan di tanah andosols. Dengan enhance below ground
adanya FMA meningkatkan serapan communication?.Trends Plant
hara P, karena unsur hara sangat Science., 17(11): 633 637.
penting untuk pertumbuhan tanaman. Bonfante, P. and A. Genre. 2010.
KESIMPULAN Mechanisms underlying
beneficial plant-fungus
Dosis FMA secara mandiri
interactions in mycorrhizal
tidak berpengaruh tehadap serapan P
symbiosis.Nature
dan berat kering tajuk. Secara mandiri
Communications, 1(48):1-11.
dosis pupuk NPK terbaik yaitu 10 g
polybag-1 meningkatakan serapan hara [BPS Aceh] Badan Pusat Statistik
P dan berat kering tajuk, semakin Aceh. 2015. Aceh dalam Angka
tinggi pemberian dosis pupuk NPK 2015 (online).
menurunkan pertumbuhan http://aceh.bps.go.id/ada2015.
tanaman.Interaksi terbaik yaitu antara diakses pada 1 Mei 2016.

71
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

Chairuman, N. 2008. Efekstivitas Ginting, R. C, B.R. Saraswati dan E.


cendawan mikoriza arbuskular Husen. 2006. Mikroorganisme
pada beberapa tingkat pemberian pelarut posfat(Buku) Pupuk
kompos jerami terhadap Organik dan Pupuk Hayati. Balai
ketersediaan fosfat serta Penelitian Tanah. 265-271.
pertumbuhan dan produksi padi Gogoi, P and R.K.Singh. 2011.
gogo di tanah ultisol.[Tesis]. Differentian effect of some
Sekolah Pascasarjana USU, arbuscular mycorrhizal fungi on
Medan. growth of piper longum L
(Piperaceae). Indian Journal of
Elfiati, D. 2005. Peranan Mikroba
Science and Tecnology, 4 (2) :
Pelarut Fosfat Terhadap
119 – 125.
Pertumbuhan
Tanaman.Online; Gomez, K.A.dan A.A. Gomez. 1995.
http://library.usu.ac.id. Prosedur Statistik untuk
(Diakses 20 september 2017). Penelitian Pertanian. Alih
bahasa: E. Sjamsuddin and J.S.
Feng, G., Y.C. Song, X.L. Li, and P.
Baharsjah. University Indonesia
Christie. 2003. Contribution of
Press, Jakarta.
arbuscular mycorrhizal fungi to
utilization of organic sources of Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis,
phosphorus by red clover in a S,G. Nugroho, M.R. Saul, M.A.
calcareous soil. Appl Soil Ecol. Diha,G.B. Hong dan H.H.
22 : 139 – 148. Bailey. 1986. Dasar – Dasar
Ilmu Tanah. Universitas
Ferry, Y dan Rusli. 2014. Pengaruh
Lampung. Lampung.
Dosis Mikoriza dan Pemupukan
NPK terhadap Pertumbuhan dan Hartoyo, B., O.Trisilawati dan
Produksi Kopi Robusta di M.Ghulamahdi. 2015.
Bawah Tegakan Kelapa Tanggapan pertumbuhan dan
Produktif. Jurnal Litri, 20 (1) 27 biomasa pegagan (Centella
– 34. asiatica (L) Urban) pada aplikasi
Fitrianto, Hermanto dan H. fungi mikoriza arbuskular dan
Kriswantoro.2014. Studi pemupukan di tanah Andosol.
Pemanfaatan Mikoriza Buletin Littro, 26 (2): 87-98.
Arbuskular dan Efisiensi Pupuk Herman, M., K.D. Sasmita dan D.
Phospatterhadap Pertumbuhan Pranowo. 2012. Pemanfaatan
dan Produksi Tanaman Kacang mikroba rizosfer untuk
Hijau (Phaseolus radiatus L) meningkatkan pertumbuhan dan
Pada Tanah PMK. Prosiding serapan hara pada tanaman lada.
Seminar Nasional Lahan Buletin RISTRI 3 (2) : 143-150.
Suboptimal, Palembang. Hlm :
124-132. Kormanik, P.P and Mc Graw, A.C.
1982. Quantification of VA

72
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

mycorrhizae in plant root.Dalam Prasetya, B and C. Anderson. 2011.


N.C. Schenk (Ed) Methods and Assessment of the effect of long
principles of mycorrhizae term tillage on the arbuscular
research.The American phytop. mycorrhiza colonization of
Soc46 : 37 – 45. vegetable crops grown in
Andisols. Agrivita, 33(1) :
Lehman, R.M., W.I. Taheri, S.L.
Puslittanak. 2000. Atlas Sumberdaya
Osborne, J.S. Buyer, D.D.
Tanah Eksplorasi Indonesia,
Douds Jr. 2012. Fall cover
skala 1 : 000.000. Puslittanak,
cropping can increase arbuscular
Badan Penelitian dan
mycorrhizae in soils supporting
Pengembangan Pertanian.
intensive agricultural production.
Applied Soil Ecology,61:300–
Rajapakse, S and J. C . Miller. 1992.
314.
15 Methods for Studying
Musfal. 2008. Efektifitas cendawan Vesicular-arbuscular
mikoriza arbuskular (CMA) Mycorrhizal Root Colonization
terhadap pemberian pupuk and Related Root Physical
spesifik lokasi tanaman jagung Properties. Methode In
pada tanah Inceptisol. Microbiology (24) : 301-316.
[Tesis].Sekolah Pascasarjana
Saputra, B., R.Linda dan I. Lovadi.
USU, Medan.
2015. Jamur Mikoriza Vesikular
Musfal. 2010. Potensi cendawan Arbuskular (MVA) pada tiga
mikoriza arbuskula untuk jenis tanah rhizosfer tanaman
meningkatkan hasil tanaman pisang nipah (Musa paradisiaca
jagung. Jurnal Litbang L.var.nipah) Di Kabupaten
Pertanian 29 (4) : 154 -158. Pontianak. Jurnal Protobiont,
4(1) : 160-169.
Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis, M. A.
Pulung, A. G. Amrah, A. Munawar,
Go Ban Hong dan N. Hakim. Saribun, D.S. 2008. Pengaruh pupuk
1988.Kesuburan Tanah. Universitas majemuk NPK pada Berbagai
Lampung Press. Bandar Lampung. dosis terhadap pH, P-potensial,
dan P-tersedia Serta Hasil
Nurmasyitah.Syafruddin, dan M.
Caysin (Brassica juncea) pada
Sayuthi. 2013. PengaruhJenis
Fluventic Eutrudepts Jatinangor.
Tanah Dan Dosis Fungi
[Skripsi]. Jurusan Ilmu Tanah
MikorizaArbuskularpada
Fakultas Pertanian Universitas
tanaman Kedelai (Glycinemax
Padjadjaran. Jatinangor.
L. merrill)TerhadapSifat Kimia
Tanah.Jurnal
Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian.
Agrista.17(3):107-108.
Pustaka Buana. Bandung.

73
Nurmasyitah dan Khairuna (2017) J.Floratek 12(2): 62-74

Schachtman, D.P., R.J. Reid and S.M. bawang merah. Jurnal


Ayling. 1998. Phosphorus Hortikultura, 17 (1) : 34-42.
Uptake by Plants: From Soil to
Cell. Plant Physiol. 116 : 447 – Sutedjo, M.M. 1999. Pupuk dan Cara
453. Pemupukan. Rineka Cipta.
Seema, H.S and R. H. Garampalli. Jakarta.
2015. Effect of Arbuscular Tisdale, S.L, W.L. Nelson and J.D.
Mycorrhizal fungi on growth and Beaton. 1985. Soil Fertility and
biomass enhancement in Piper Fertilizer. 4th Edition. New
longum L. York: Macmillan Publishing
(Piperaceae).International Company.
Journal of Current Microbiology Wahid, P. dan U. Suparman.1986.
and Applied Sciences, 4 (1) : 11 - Teknik Budidaya untuk
18. Meningkatkan Produktivitas
Sieh, D., M. Watanabe, E. A. Devers, Tanaman Lada.Littro2(1) :
F. Brueckner, R. Hoefgen, and
F. Krajinski, 2013. The
arbuscular mycorrhizal Wicaksono, M. I., M. Rahayu,
Samanhudi. 2014. Pengaruh
symbiosis influences sulfur
starvationresponses of Medicago Pemberian Mikoriza dan
truncatula. New Phytol., 197(2): Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Bawang Putih.
606 - 616.
Caraka Tani. Jurnal Ilmu-ilmu
Smith, S.E and D.J. Read. 1997. Pertanian. 29(1): 35-44.
Mycorhizae Simbiosis. Second
edition. Academic Press Zaubin, R., E. Sudiadi dan P. Wahid.
Ammoccout brace and Company 1990. Pengaruh Cara dan
Waktu Pemberian Pupuk
Publisher. New York.
terhadap Produksi Lada.
Subagyo, H., Suharta dan A.B. Pemberitaan Litri 8(46) : 37 –
Siswanto. 2000. Tanah-tanah 46
Pertanian di Indonesia, dalam
Sumberdaya lahan di Indonesia
dan Pengelolaannya. Pusat
Penelitian Tanah dan
Agroklimat.
Sumiati, E dan O.S.Gunawan. 2006.
Aplikasi pupuk hayati mikoriza
untuk efisiensi serapan unsur
hara NPK serta pengaruhnya
terhadap hasil dan kualitas umbi

74

You might also like