Professional Documents
Culture Documents
2.1. Pendahuluan
Sebuah kapal yang mengapung di air memiliki
sistem gaya sebagai berikut:
Berat kapal (Wc) yang arahnya ke bawah di pusat
pada gravitasi (G) kapal.
Gaya apung (Fb) yang arahnya ke atas di pusat daya
apung (B).
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Pada praktikum ini kita menggunakan sebuah
model kapal yang diapungkan pada sebuah wadah yang
berisi air sebagai pengganti kapal.
2.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui:
a. Pengaruh titik berat terhadap tinggi metasentris,
b. Pengaruh variasi sudut kemiringan terhadap tinggi
metasentris.
2.3. Peralatan
Peralatan percobaan yang digunakan adalah:
a) Sebuah model kapal (pontoon) yang dilengkapi dengan
pengatur titik berat, massa geser, benang pembentuk
sudut, dan bacaan skala jarak horizontal, serta skala
derajat.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Keterangan:
1 : sebuah model kapal persegi panjang,
2 : benang yang disertai pemberat,
3 : massa lintang,sebagai gaya angkat,
4 : skala derajat,
b) penggaris
c) timbangan
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Pada saat kondisi normal, model kapal yang
terapung memiliki gaya apung yang sama dengan besar
berat keseluruhan dari model kapal tersebut.
Pada saat kondisi miring, maka kondisi titik berat
dan pusat gaya apung juga akan berubah, sesuai sudut
kemiringan. Pada kondisi ini keseimbangan momen
berlaku.
Dari keseimbangan momen tersebut dapat
ditentukan tinggi metasentris dengan rumus berikut:
W.Xo
GM
(W Wc).tan
Keterangan:
W = berat massa lintang (adjustable mass) (gr)
Wc = berat bersih model kapal (gr)
= sudut yang terbentuk (⁰)
GM = tinggi metasentris (mm)
Xo = jarak adjustable mass dari pusat (mm)
W.Xo
GM
(W Wc).tan
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas
2.8.2. Analisa Grafik
1. Analisa Grafik GM Vs Sudut
Pada y= 225 grafik berbanding terbalik, dimana
semakin besar sudut rata-rata yang terbentuk maka semakin
kecil nilai tinggi metasentris rata-ratanya. Sedangkan pada
nilai y = 55 mm, y = 110 mm, y = 170 mm berbanding lurus,
dimana semakin besar sudut rata-rata yang terbentuk mak
semakin besar pula nilai tinggi metasentris rata-ratanya.
2. Analisa Grafik Sudut Vs Jarak Massa Lintang
Pada grafik, nilai jarak massa lintang yang diperoleh
berbanding lurus dengan nilai sudut. Semakin besar nilai
sudut, maka nilai jarak massa lintang semakin besar.
Kelompok XXII