Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Global Health Security Agenda (GHSA) dan One Health Strategy adalah
komitmen yang dibuat untuk menangani masalah kesehatan yang terjadi.
GHSA dibuat Amerika Serikat untuk memperepat implementasi International
Health Regulation (IHR) 2005 melalui 11 paket aksi yang perlu dilakukan
negara-negara di dunia selama 5 tahun kedepan. Dalam salah satu paket aksi
Indonesia menjadi lead country yaitu zoonotic diseases dan sebagai
contributing country yaitu : antimicrobial resistance, real-time surveillance dan
Linking Public Health with Law and Multisectoral Rapid Response.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ) ?
2. Apa saja kebijakan MEA 2015 ?
3. Apakah pengertian dari Global Health Security Agenda ( GHSA ) ?
4. Apa saja kebijakan GHSA ?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ) ?
b. Mengetahui kebijakan MEA 2015 ?
c. Mengetahui pengertian dari Global Health Security Agenda ( GHSA ) ?
d. Mengetahui saja kebijakan GHSA ?
2
D. Sistematika Penulisan
Makalah Kebijakan Kesehatan Nasional dengan judul “Kebijakan MEA
2015 dan Global Health Security Agenda ( GHSA )“ ini terdiri atas 3 bab
pembahasan. Pada awal makalah berisi bab pertama yang menjelaskan tentang
pendahuluan, berisi mengenai latar belakang permasalahan secara umum dan
sifatnya meluas yang secara perlahan diperjelas pada pembahasan mengenai
kebijakan MEA 2015 dan GHSA. Lalu dilanjutkan oleh rumusan masalah yang
berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari RPS ( Rencana
Pembelajaran Semester ) mata kuliah kesehatan kebijakan nasional yang
kemudian dijawab dalam tujuan penulisan untuk mengurangi kebiasan dalam
pembahasan. Adapun sistematika penulisan yang memaparkan bagaimana
tersusunya makalah dengan judul kebijakan MEA 2015 dan GHSA.
Selanjutnya, pada bab kedua berisi mengenai tinjauan teori yang
membahas mengenai kebijakan MEA 2015 dan GHSA secara mendetail dan
jelas, sesuai dengan tujuan awal penulisan. Kemudian diperjelas dalam Bab
ketiga yang berisi penutup dengan memaparkan kesimpulan secara ringkas
pembahasan dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah yang lebih
baik lagi ke depannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
A. Pengertian MEA
MEA merupakan sebuah bentuk dari Free Trade Area (FTA) seperti EU
( European Union ) dan NAFTA. Pada dasarnya, pelaksanaan FTA ditujukan
untuk meningkatkan kerjasama ekonomi diantara negara kawasan untuk
meningkatkan sebuah ekspansi perdagangan (trade creation). Meski harus
disadari bahwa FTA juga berpotensi menyebabkan trade diversion yang
menyebabkan.
4
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi gerbang utama bagi
pembisnis di Indonesia untuk mengenalkan brandnya di pasar Internasional.
Program ini sudah dirancang dan akan dijalankan dalam waktu dekat ini. Bukan
hanya pembisnis saja, tapi daya saing pekerja juga mengetat. Tidak hanya
membuka arus perdagangan dan jasa tetapi juga pasar tenaga kerja profesional
seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.
B. Dampak MEA
Dari karakter dan dampak MEA tersebut di ats sebenarnya ada peluang
dari momentum MEA yang bisa diraih Indonesia. dengan adanya MEA
diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya
pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke
negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta
orang. Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar
oleh Indonesia. Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk
memasuki pasar yang lebih luas. ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan
biaya yang lebih murah. Tenaga kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa
5
bebas di Indonesia. sebaliknya, tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas
bekerja di negara-negara lain di ASEAN.
Namun, selain peluang yang terlihat di depan mata, ada pula hambatan
menghadapi MEA yang harus kita perhatikan. Hambatan tersebut diantaranya:
pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, dimana hingga Februari
2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak
76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastruktur masih kurang sehingga
mempengaruhi kelancaran arus barang dan jasa. Menurut Global
Competitiveness Index (GCI) 2014, kualitas infrastruktur kita masih tertinggal
dibandingkan negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Tahiland.
Ketiga, sector industry yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku
dan setengah jadi. Keempat, keterbatasan pasokan energi. Kelima, lemahnya
Indonesia menghadapi serbuan impor dan sekarang produk impor Tiongkok
sudah membanjiri Indonesia. apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatas
maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia.
6
Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia
diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sector tenaga kerja,
sector infrastruktur dan sector industri. Dalam menghadapi MEA, pemerintah
Indonesia menyiapkan respon kebijakan yang berkaitan dengan Pengembangan
Industri Nasional, Pengembangan Infrastruktur, Pengembangan Logistik,
Pengembangan Investasi, dan Pengembangan Perdagangan. Selain hal tersebut
masing-masing kementrian dan lembaga berusaha mengantisipasi MEA dengan
langkah-langkah strategis.
7
persaingan. Kegiatan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan
misalnya dengan Iklan Layanan Masyarakat tentang MEA yang berusaha
menambah kesiapan masyarakat menghadapinya.
8
produk dalam negeri. Pada saat ini 65 persen ekspor produk Indonesia masih
mengandalkan komoditas mentah. Pemerintah berusaha membalik struktur
ekspor ini yaitu dari komoditi ke manufaktur dengan komposisi 35 persen
komoditas dan 65 persen manufaktur. Oleh karena itu, industry manufaktur
diharapkan tumbuh dan fokus pada peningkatan kapasitas produksi untuk
meningkatkan ekspor sampai 2019.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan memperkuat produk UKM dengan
membina melalaui kemasan, sertifikasi halal, pendaftaran merek, dan
meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Lalu mereka juga memfasilitasi
pelaku UKM dalam pameran berskala internasional. Melalui fasilitas itu,
Kementerian Perdagangan berharap, produk serta merek yang dibangun oleh
pelaku UKM di Indonesia dapat dikenal secara global.
9
yang akan mengancam industry local dalam bersaing dengan produk-produk
luar negeri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan deficit neraca perdagangan bagi negara Indonesia sendiri.
10
Pada 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan
perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis
pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.
11
perekonomian global. Menghadapi tantangan itu HIPMI mulai menyiapkan
sejumlah langkah menghadapi persaingan ekonomi pada 2020. “Indonesia
harus menjadi pemain dalam komunitas ekonomi ASEAN.” Kata Oktohari.
Untuk menghadapi itu semua, paparnya, mulai saat ini HIPMI telah mengambil
sejumlah lanhkah antara lain menyiapkan dan memberikan mentoring pda
pengusaha pemula agar mampu menghadapi persaingan baik di dalam negeri,
kawasan dan global. Selain itu, katanya, HIPMI juga memberikan perhatian
pada pengusaha-pengusaha local atau di daerah agar dapat mengembangkan
usahanya sekaligus memperluas pasar produksi barang-barang mereka.
Program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus
dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting
untuk memfasilitasi UKM nasional yang bedaya saing tinggi, inovatif dan
kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi
ASEAN.
12
Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan inisiatif global
yang diluncurkan pada bulan Februari 2014. Inisiatif tersebut muncul sebagai
bentuk respon terhadap meningkatnya kerentanan masyarakat global terhadap
kemungkinan munculnya berbagai jenis penyakit baru dan pandemi yang
diakibatkan oleh dampak negatif perubahan iklim, meningkatnya lalu lintas
barang, jasa, manusia dan hewan lintas negara serta praktek-praktek pertanian,
peternakan dan industri yang dinilai tidak lagi alamiah dan ramah lingkungan.
13
Selain menjadi Ketua Troika GHSA pada tahun 2016, Indonesia juga
menjadi lead country untuk Action Package Zoonotic Disease (Prevent-2) dan
menjadi contributing country untuk Action Package Anti Microbial Resistance
(Prevent-1), Real-Time Surveillance (Detect-2), dan Linking Public Health with
Law and Multisectoral Rapid Response (Respond-2). Di tingkat nasional,
penanganan GHSA dilakukan oleh 25 Kementerian/Lembaga (Daftar 25
Kementerian atau Lembaga) di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan, serta Menteri Kesehatan sebagai Ketua Umum.
14
H. Pengorganisasian GHSA
Mekanisme koordinasi GHSA yang ada selama ini adalah terdiri dari
Steering Group yang diketuai oleh Troika secara bergantian dalm 3 tahun
pertama (AS tahun 2014, Finlandia 2015 dan Indonesia 2016), kemudian ada
Advisor yang terdiri dari organisasi-organisasi internasional, dan untuk
menjalankan agenda maka dibuat paket-paket kegiatan (Action halaman 2-IV
Package) yang terdiri dari 6 kelompok besar yaitu :
1. Pencegahan outbreak/epidemi,
2. Deteksi dini ancaman kesehatan dan keamanan, dan
15
3. Respon secara cepat dan efektif. Dan masing-masing kelompok mempunyai
tujuan khusus. Tiga kelompok besar dibagi menjadi 11 Action Packages. Dalam
mengkoordinasikan teknis kegiatan GHSA, maka ada Working Level Support
Team yang merupakan tim multisektor termasuk focal points dari negara
anggota Steering Group.
4. Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sector riil, selama tahun
2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur
seperti prasarana jalan, perketaaapian, transportasi darat, transportasi laut,
transportasi udara, komunikasi dan informatika serta ketenagalistrikan :
a. Perbaikan akses jalan dan transportasi
b. Perbaikan dan pengembangan jalur TIK
c. Perbaikan dan pengembangan bidang energi listrik
5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM )
Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur
pendidikan. Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang
bermutus, pemerintah telah membangun sarana dan prasarana pendidikan
secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang kelas rusak berat. Data
Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 173.344
ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. ( dalam Bappenas
RI Buku I, 2011 : 36 )
6. Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan
Dalma rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,
telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi
jangka panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi
seluruh pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya
penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi (TPK) ditingkatkan melalui
koordinasi dan supervise yang dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan dan
Kepolisian.
16
Pengendali Anggota GHSA
17
WHO (World Health Organization) bekerjasama dengan mitra global,
salah satunya GHSA (Global Health Security Agenda) telah mengembangkan
tool baru bernama Joint External Evaluation (JEE). Tool ini dimaksudkan
untuk menanggapi kelemahan dalam pelaksanaan IHR (2005) dengan
munculnya kejadian luar biasa (KLB) beberapa tahun terakhir ini dan
memperkuat implementasi dari IHR (2005) itu sendiri. JEE merupakan
kerangka monitoring dan evaluasi IHR (2005) yang menggunakan mekanisme
external assessment dengan prinsip kesukarelaan, disamping self-
assessment yang selama ini dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan realisasi pasar
terbebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT
ASEAN di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibentuknya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di
kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalh-masalah di
bidang ekonomi antar negara ASEAN.
18
GHSA muncul sebagai bentuk tanggapan ats meningkatnya kerentanan
masyarakat global terhadap berbagai penyakit baru dan pandemic yang
disebabkan oleh dampak negative perubahan iklim dan meningkatnya lalu
lintas manusia dan hewan lintas negara. GHSA bertujuan untuk mencegah,
mendeteksi dan merespon cepat berbagai ancaman penyakit infeksi di tingkat
global, baik yang terjadi secara alamiah maupun karena adanya unsur
kesengajaan ataupun musibah.
B. Saran
19