Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PENGAJAR
Ns. Grace C. Sipasulta, S. Kep., Sp. Mat.
Disusun Oleh:
Achmad Rosyid Al-Adha (NIM. P07220217001)
Andri Yudha Pratama (NIM. P07220217005)
Firnadia Afra Afifah (NIM. P07220217013)
Handri Vias Asen (NIM. P07220217014)
Widia Putri Pratiwi (NIM. P07220217035)
Widya Nandini Lestari (NIM. P07220217036)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan sejak awal hingga tersusunnya makalah dengan judul Resiko Postpartum
Blues untuk memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen pengajar dalam
mata kuliah Maternitas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja sama
terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak. Untuk itulah,
penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada pembimbing dalam bimbingan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas
segala kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan masyarakat luas.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Sistematika Penulisan...................................................................................2
F. Pengkajian
G. Diagnosa
H. Intervensi
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perspektif Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap
kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita
yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap
bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi
sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat
menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang
kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan
proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi,
kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial cultural dan
persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai
reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat
gangguan jiwa yang berat.
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik
fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang
lebih 6 minggu. Selain itu pengertian masa nifas adalah masa mulainya
persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan
dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli. 1989). Dari dua pengertian
di atas kelompok meyimpulkan bahwa masa nifas adalah masa sejak
selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota
badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan
selama 6 minggu. Dalam proses adaptasi pada masa postpartum terdapat
tiga metode yang meliputi ”immediate puerperineum” yaitu 24 jam
pertama setelah melahirkan, ”early puerperineum” yaitu setelah 24 jam
hingga 1 minggu, dan ”late puerperineum” yaitu setelah satu minggu
sampai 6 minggu postpartum.
Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru
melahirkan terbagi dalam tiga fase:
1
1. Taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri,
banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama
persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.
2. Taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya
yang berlangsung 4 sampai 5 minggu.
3. Letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah
perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan
kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal
terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang
terjadi perubahan psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi
pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum blues atau
kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis, dan psikosis
pascapartum. Pada makalah ini kami akan membahas secara khusus
mengenai post partum blues. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh
wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada
minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari
segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan
diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri
dan mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala
atau sindroma yang oleh para peneliti dan klinisi disebut post-partum
blues.
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian postpartum blues?
2. Apa saja gejala-gejala postpartum blues?
3. Apa penyebab postpartum blues?
4. Apa masalah postpartum blues?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues?
C. Tujuan Penulisan
5
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui, menguasai, dan mampu menjelaskan mengenai
Resiko Postpartum Blues.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian postpartum blues.
b. Mengetahui gejala-gejala postpartum blues.
c. Mengetahui penyebab postpartum blues.
d. Mengetahui masalah postpartum blues.
e. Mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum
blues.
D. Sistematika Penulisan
Makalah dengan bahasan utama mengenai Resiko Postpartum
Blues terdiri dari tiga sub-bab secara garis besar yang terdiri atas bab
pertama yang membahas mengenai pendahuluan, bab kedua membahas
mengenai tinjauan teori, dan bab terakhir sebagai penutup.
Pada pembahasan makalah di bab I terdiri atas latar belakang yang
membahas mengenai Resiko Postpartum Blues secara garis besar dan
memaparkan permasalahan yang disusun lebih spesifik dan dipaparkan
pada Rumusan Masalah dengan memberikan pertanyaan seputar rumusan
permasalahan sesuai dengan RPS, dilanjutkan dengan tujuan pembahasan..
Pada bab II memaparkan pembahasan mengenai Tinjauan Teori
yang berisi bahasan secara mendetail mengenai Resiko Postpartum Blues
dengan sub pembahasan di awal mengenai definisi postpartum blues,
hingga faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues.
Pada bab III memaparkan mengenai penutup makalah yang
membahas mengenai kesimpulan dari keseluruhan bahasan mengenai
Resiko Postpartum Blues, dan dilanjutkan dengan saran sebagai
pembangun dalam pembuatan makalah di kemudian hari.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
ciri post partum blues menurut Young dan Ehrhardt (dalam Strong dan
Devault, 2009) diantaranya:
1. Perubahan keadaan dan suasana hati ibu yang bergantian dan sulit
diprediksi seperti menangis, kelelahan, mudah tersinggung,
kadang-kadang mengalami kebingungan ringan atau mudah lupa.
2. Pola tidur yang tidak teratur karena kebutuhan bayi yang baru
dilahirkannya, ketidaknyamanan karena kelahiran anak, dan
perasaan asing terhadap lingkungan tempat bersalin.
3. Merasa kesepian, jauh dari keluarga, menyalahkan diri sendiri
karena suasana hati yang terus berubah-ubah.
4. Kehilangan kontrol terhadap kehidupannya karena ketergantungan
bayi yang baru dilahirkannya.
8
D. Masalah Postpartum Blues
Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami
Post partum blues diantaranya :
1. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi.
2. Frustasi karena anak tidak mau tidur.
3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive.
4. Merasa sebal terhadap suami.
5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua.
6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal.
7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami.
8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis
sehingga membuat ibu frustasi.
9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress.
10. Adanya persoalan dengan suami.
11. Stress bila bayinya kuning.
12. Adanya masalah dengan ibu.
13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis.
14. n) Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah
masalah bagi ibu.
15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi.
16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu
bayi.
17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orang tuanya dan
berada didekat ibunya.
9
dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita
primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues karena
setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi,
kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu
tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya
harus tetap dirawat.
2. Faktor fisik. Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan
memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama
menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran
pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara
drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari
diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat
berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan
estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan
faktor penyebab yang sudah pasti.
3. Faktor psikologis. Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam
satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan
anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan
Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta
dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan
baik antara ibu dan anak.
4. Faktor dukungan dari keluarga. Paykel (Regina dkk, 2001)
mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih
sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya
dukungan dalam perkawinan.
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM BLUES
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien post partum blues menurut Bobak (2004)
dapat dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru.
Pengkajiannya meliputi ;
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi: nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medical record dan lain-lain.
11
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh
meliputi evaluasi interaksi orang tua dengan bayi baru. Respon
orang tua terhadap kelahiran anak meliputi perilaku adaptif dan
perilaku maladatif.
12
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan pada pasien postpartum blues menurut
Marilynn E.Doenges (2001) Adalah :
1. Nyeri akut / ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma
mekanis edema / pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek
hormonal.
2. Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan
dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional.
3. Resiko perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu
berhubungan dengan ketidakefektifan koping individu.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis (sangat gembira, ansietas, kegirangan), nyeri /
ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melelahkan.
C. Intervensi
1. Nyeri akut / ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma
mekanis, edema /pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek
hormonal.
Tujuan: Mengidentifikasi kebutuhan dan mengunakan
intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan.
Intervensi Keperawatan :
a. Tentukan adanya, lokasi dan sifat ketidaknyamanan.
b. Inspeksi perbaikan perineum dan epiostomi.
c. Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24
jam pertama setelah melahirkan.
d. Berikan kompres panas lembab (misalnya : rendam duduk /
bak mandi).
e. Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas
perbaikan episiotomy.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat analgesic 30-60 menit
sebelum menyusui.
13
2. Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan
dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional.
Tujuan : Mengungkapkan masalah dan pertanyaan tentang
menjadi orang tua, mendiskusikan peran menjadi orang tua secara
realistis, dan secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi
baru lahir dengan tepat.
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji kekuatan, kelemahan, usia , status perkawianan,
ketersediaan sumber pendukung dan latar belakang budaya.
b. Perhatikan respon klien/pasangan terhadap kelahiran dan
peran menjadi orang tua.
c. Evaluasi sifat dari menjadi orang tua secara emosi dan fisik
yang pernah dialami klien/pengalaman selama kanak-kanak.
d. Tinjau ulang catatan intrapartum terhadap lamanya
persalionan, adanya komplikasi dan peran pasangan pada
persalinan.
e. Evaluasi status fisik masa lalu dan saat ini dan kejadian
komplikasi prenatal, intranatal dan pascapartal.
f. Evaluasi kondisi bayi ; komunikasikan dengan staf
perawatan sesuai dengan indikasi.
g. Pantau dan dokiumentasikan interaksi klien/pasangan
dengan bayi.
h. Anjurkan pasangan untuk mengunjungi dan mengendong
bayi dan berpartisipasi terhadap aktifitas perawatan bayi
sesuai izin.
i. Kolaborasi dalam merujuk untuk konseling bila keluarga
beresiko tinggi terhadap masalah menjadi orang tua atau
bila ikatan positif diantara klien/pasanngan dan bayi tidak
terjadi.
3. Resiko perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu
berhubungan dengan ketidakefektifan koping individu
14
Tujuan: Mengungkapkan ansietas dan respon emosional,
mengidentifikasi kekuatan individu dan kemampuan koping
pribadi, mencari sumber-sumber yang tepat sesuai kebutuhan.
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji respon emosional klien selama prenatal dan periode
inpartum dan persepsi klien tentang penampilannya selama
persalinan.
b. Anjurkan diskusi oleh klien / pasangan tentang persepsi
pengalaman kelahiran.
c. Kaji terhadap gejala depresi yang fana (perasaan sedih
pascapartum), pada hari ke-2 sampai ke-3 pasca partum
(misalnya, ansietas, menangis, kesedihan, konsentrasi yang
buruk, dan depresi ringan atau berat).
d. Evaluasi kemampuan koping masa lalu klien, latar belakang
budaya, system pendukung, dan rencana untuk bantuan
domestic pada saat pulang.
e. Berikan dukungan emosional dan bimbingan antisipasi
untuk membantu klien mempelajari peran baru dan strategi
untuk koping terhadap bayi baru lahir.
f. Anjurkan pengungkapan raa bersalah, kegagalan pribadi,
atau keragu-raguan tentang kemampuan menjadi orang tua.
g. Kolaborasi dalam merujuk klien/pasangan pada kelompok
pendukungan menjadi orang tua, pelayanan social,
kelompok komunitas, atau pelayanan perawat berkunjung.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis (sangat gembira, ansietas dan kegirangan),
nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran
melelahkan.
Tujuan : Menidentifikasi penilaian untuk mengakomodasi
perubahan yang diperlukan dengan kebutuhan terhadap anggota
keluarga baru, melaporkan peningkatan rasa sejaterah dan istirahat.
15
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat.
b. Kaji faktor-faktor, bila ada yang mempengaruhi istirahat.
c. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat
setelah kembali ke rumah.
d. Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas
pada suplai ASI.
e. Kaji lingkungan rumah, dan bantuan di rumah.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi
B. Saran
Mahasiswa
17
DAFTAR PUSTAKA
18