You are on page 1of 8

Yulanda Fitriana (201710401011031)

No. Judul Dapus Resume BAB Halaman Yang dimasukkan


1 Samson, Francis.2002. Motivation can be differentiated as being Bab 2 Motivasi dapat digolongan menjadi
Lay workers in
Oxford University, either extrinsic or intrinsic in origin. motivasi ekstrinsik atau intrinsik.
directly observed Institute of Health Extrinsic motivation arises from such things Motivasi ekstrinsik muncul dari hal-
treatment (DOT) Sciences, Dept of Public as peer approval, money, privileges etc. hal seperti pengangkatan wewenang
programmes for Health and Primary These are socially derived rather than natural oleh oranglain, uang atau hak
tuberculosis in high Care.. African Health consequences of the behaviour being istimewa yang diturunkan secara
burden settings: Sciences Vol 2 No 2. performed. On the other hand, altruism, sosial daripada keinginan pribadi atas
Should they be personal interest in activities performed and perilaku yang akan dilakukan. Di sisi
paid? A review of religiousor cultural concerns can be viewed lain, altruisme, minat pribadi dalam
behavioural as being reliant on intrinsic motivation. kegiatan yang dilakukan, agama atau
perspectives budaya dapat dipandang sebagai
suatu motivasi intrinsik.

2 What motivate’s Kironde S, Klaasen S. Incentives have been found to play a role in Bab 2 Uang, yang dapat ditukar dengan hal-
lay volunteers in Perceptions from the developing and maintaining motivation in hal yang diinginkan yang tak
high burden but Northern Cape province, activities such as volunteerism. In the case of terhitung jumlahnya merupakan suatu
resource-limited South Africa. Int J tuberculosis care, treatment takes a long time faktor tambahan yang kuat.
tuberculosis Tuberc Lung Dis 2002; and therefore voluntary work in Faktor tambahan tersebut telah
programmes? 6(2): 104-110. communitybased TB treatment delivery ditemukan berperan dalam
requires long-term commitment on part of mengembangkan dan
the lay worker. Attrition rates in such mempertahankan motivasi dalam
programmes may thus be high unless the lay kegiatan seperti kesukarelaan. Dalam
workers are highly motivated to continue kasus perawatan TBC, perawatan
with their tasks over sustained periods of membutuhkan waktu yang lama dan
time. oleh karena itu pekerjaan sukarela
dalam pemberian pengobatan TB
berbasis komunitas membutuhkan
komitmen jangka panjang dari kader.
Angka putus kerja dalam program
semacam itu mungkin tinggi kecuali
Yulanda Fitriana (201710401011031)

kader sangat termotivasi untuk


melanjutkan tugas mereka selama
periode waktu yang berkelanjutan.

3 Which intervention Maryse C Kok,1*  Performance of CHWs can be Bab 2 dan  Kinerja CHW dapat
design factors Marjolein Dieleman,1 influenced by the characteristics of bab 4 dipengaruhi oleh karakteristik
influence Miriam Taegtmeyer,2 the CHWs. Relevant characteristics CHW. Karakteristik relevan
performance of Jacqueline EW Broerse,3 identified in the literature were: yang diidentifikasi dalam
community health Sumit S Kane,1 gender, education level, years of literatur adalah: jenis kelamin,
workers Hermen Ormel,1 Mandy experience, personal experience with tingkat pendidikan,
in low- and middle- M Tijm1 and Korrie AM the health condition, age, household pengalaman bertahun-tahun,
income countries? de Koning1 duties, marital status, social class and pengalaman pribadi dengan
A systematic 1KIT Health, Royal wealth. Gender of the CHWs was kesehatan, usia, tugas rumah
review Tropical Institute, discussed in four studies. A study on tangga, status perkawinan,
Amsterdam, The CHWs in Kenya found that male kelas sosial dan kekayaan.
Netherlands, 2 CHWs were 1.6 times more likely to Gender dalam CHW dibahas
Department of keep better records than female dalam empat studi. Sebuah
International Public CHWs, while females were 58% studi tentang CHW di Kenya
Health, Liverpool School more likely to counsel and 71% more menemukan bahwa CHW pria
of likely to be able to convince their 1,6 kali lebih mungkin
Tropical Medicine, clients to adopt evidence-based menyimpan catatan yang
Liverpool, UK and 3 maternal care practices than men lebih baik daripada wanita,
Athena Institute, VU (Crispin et al. 2012). A study on sementara 58% wanita lebih
University, Amsterdam, community antiretroviral therapy and mungkin untuk berkonsultasi
The Netherlands. 2014 tuberculosis treatment supporters dan 71% lebih mungkin untuk
(CATTS) in Uganda, identify dapat untuk meyakinkan
characteristics of CATTS that pasien mereka untuk
influenced loss to follow up, found melakukan perawatan
that male CATTS lost more patients daripada pria (Crispin et al.,
for follow up than female CATTS 2012). Sebuah studi tentang
(Alamo et al. 2012). komunitas pendukung terapi
antiretroviral dan pengobatan
Yulanda Fitriana (201710401011031)

 The education level of CHWs as a TB (CATTS) di Uganda,


possible influencing factor on CHW menemukan bahwa CATTS
performance was researched in five laki-laki kehilangan lebih
studies. For example, higher levels of banyak pasien untuk ditindak
education of CHWs in Kenya were lanjuti daripada CATTS
associated with good record-keeping, wanita (Alamo et al., 2012).
(Crispin et al. 2012). More years of
education may lead to better  Kinerja CHW diteliti dalam
performance but may also lead to a lima studi. Sebagai contoh,
higher dropout rate. (Alam et al. tingkat pendidikan CHW
2012). yang tinggi di Kenya terbukti
dengan kemampuan
 More years of experience as a CHW pencatatan baik. Lebih lama
was associated with appropriate use pendidikan dapat
of job aids and client satisfaction in menyebabkan kinerja yang
Kenya (Crispin et al. 2012). lebih baik tetapi juga dapat
However, CATTS in Uganda who menyebabkan tingkat putus
had served >6 years lost more sekolah yang lebih tinggi.
patients than CATTS who had served (Alam et al 2012).
< 6 years (Alamo et al. 2012). In Iran,
no difference in job satisfaction based  Pengalaman bertahun-tahun
on years of service of ‘behvarz’ was sebagai CHW dikaitkan
found (Kebriaei and Moteghedi dengan penggunaan alat bantu
2009). kerja yang tepat dan kepuasan
klien di Kenya (Crispin et al.,
 The age of CHWs was studied in five 2012). Namun, dalam CATTS
papers. The age-group of 30–40 years di Uganda yang telah
appeared to be the most appropriate melayani > 6 tahun
for selection of Kenyan CHWs to kehilangan lebih banyak
obtain optimum results. Younger and pasien daripada CATTS yang
much older CHWs had sub-optimal melayani <6 tahun (Alamo et
performance (Crispin et al. 2012). al., 2012).
Yulanda Fitriana (201710401011031)

However, Alam et al. (2012a)


reported that older CHW in  Usia CHW dipelajari dalam
Bangladesh were more likely to be lima makalah. Kelompok usia
active than younger. 30-40 tahun tampaknya
menjadi yang paling tepat
 In summary, CHWs with a higher untuk seleksi CHW Kenya
education level, CHWs having untuk mendapatkan hasil
experience with the health condition yang optimal. CHW yang
they focus on, CHWs having fewer lebih muda memiliki kinerja
household duties and CHWs who are yang kurang optimal (Crispin
depending on the income gained from et al., 2012). Namun, Alam et
the CHW work were found to al. (2012a) melaporkan bahwa
perform better than others. Gender, CHW yang lebih tua di
residence, age, marital status and Bangladesh lebih cenderung
social class of the CHW had mixed aktif daripada yang muda.
effects on CHW performance.
 Singkatnya, CHW dengan
 In summary, many studies reported tingkat pendidikan yang lebih
that both financial and non-financial tinggi, CHW yang memiliki
incentives, increased motivation and pengalaman dengan kondisi
performance of CHWs. kesehatan yang menjadi fokus
mereka, CHW memiliki lebih
 many studies reported supervision to sedikit tugas rumah tangga
be important to increase CHW dan CHW yang tergantung
performance, CHWs who perceived pada pekerjaan CHW
their supervision as insufficient often ditemukan berkinerja lebih
reported to be demotivated baik daripada yang lain. Jenis
kelamin, tempat tinggal, usia,
 training was found to positively status perkawinan dan kelas
influence CHW motivation, job sosial CHW memiliki efek
satisfaction and performance. beragam dari performa CHW.
Yulanda Fitriana (201710401011031)

 community support and its  Singkatnya, banyak penelitian


involvement in CHW selection and melaporkan bahwa insentif
monitoring generally resulted in finansial dan insentif non-
higher CHW motivation and finansial, dapat motivasi dan
performance. kinerja CHW

 recognition of formal health staff  banyak penelitian melaporkan


increased CHW motivation and good pentingnya pengawasan untuk
communication and coordination of meningkatkan kinerja CHW,
structures increased CHW CHW tidak termotivasi bila
performance. kurangnya pengawasan

 CHW characteristics like gender, age,  pelatihan ditemukan secara


marital status, social status, past positif mempengaruhi oleh
experience and selection of CHWs motivasi dan kinerja CHW
from within the community they
serve may have an influence on CHW  dukungan masyarakat dan
performance keterlibatannya dalam seleksi
CHW dan pemantauan
 Community trust and recognition was umumnya menghasilkan
an often reported motivating factor motivasi dan kinerja CHW
for CHWs. Factors like facilitation yang lebih tinggi
support or regular community
meetings, could enhance community  komunikasi dan koordinasi
trust and respect towards CHWs and yang baik dari staf kesehatan
there by CHW motivation. formal meningkatkan
motivasi dan kinerja CHW

 Karakteristik CHW seperti


jenis kelamin, usia, status
perkawinan, status sosial,
pengalaman masa lalu dan
Yulanda Fitriana (201710401011031)

pemilihan CHW dari dalam


komunitas yang mereka
layani mungkin memiliki
pengaruh pada kinerja CHW

 Kepercayaan dan pengakuan


komunitas merupakan faktor
yang sering memotivasi
CHW. Faktor seperti
dukungan fasilitas atau
pertemuan masyarakat secara
rutin dapat meningkatkan
kepercayaan dan rasa hormat
masyarakat terhadap CHW
sehingga dapat meningkatkan
motivasi CHW.

4. How does context Maryse C Kok1,2*, Bab 2  Peran dan norma gender,
influence Sumit S Kane1, Olivia  Gender roles and norms, hich yang bersinggungan dengan
performance of Tulloch3, Hermen intersect with social and cultural norma sosial dan budaya,
community health Ormel1, Sally norms, influenced women’s access to memengaruhi akses
workers in low- Theobald3, Marjolein and uptake of CHW services and perempuan dalam melakukan
and Dieleman1,Miriam thereby CHW programme layanan sebagai CHW dan
middle-income Taegtmeyer3, Jacqueline performance. dengan demikian
countries? EW Broerse2 and Korrie mempengaruhi kinerja
Evidence from AM de Koning. 2015  The sex of the CHW has been shown program CHW.
the literature to influence uptake of health services  Jenis kelamin CHW telah
compared to male CHWs, terbukti memengaruhi
Yulanda Fitriana (201710401011031)

peningkatan pelayanan
 constraints for female CHWs as kesehatan dibandingkan
safety and security issues may also dengan CHW pria
affect their performance. A study in  kendala bagi pekerja
Papua New Guinea, describing the perempuan karena masalah
social factors that influence keselamatan dan keamanan
motivation of rural health workers, juga dapat memengaruhi
addressed work safety issues as a kinerja mereka. Sebuah studi
factor influencing CHW di Papua Nugini,
performance. menggambarkan faktor sosial
yang mempengaruhi motivasi
petugas kesehatan pedesaan,
menangani masalah
keselamatan kerja sebagai
faktor yang memengaruhi
Performa CHW

5. Motivation of Wanangwa C. Most CCG in this study reported being Sebagian besar CCG dalam
community care Mkandawire, Adamson motivated to volunteer by intrinsic factors penelitian ini melaporkan termotivasi
givers in a peri- S. Muula. 2005. such as feelings of empathy, altruism and untuk menjadi sukarelawan oleh
urban area of Department of religious beliefs. Only a few volunteers faktor intrinsik seperti perasaan
Blantyre, Community Health, report being motivated because of extrinsic empati, altruisme dan keyakinan
Malawi University of Malawi factors such as money. Based on the theory agama. Hanya beberapa sukarelawan
College of Medicine, of behavioral reinforcement, rewarding yang melaporkan termotivasi karena
Blantyre, Malawi . people with incentives to do tasks that they faktor-faktor ekstrinsik seperti uang.
already like and have high interest may be Berdasarkan teori penguatan
counterproductive because they can fail to perilaku, memberi penghargaan
achieve performance improvements. CCG's kepada orang-orang dengan insentif
belief in our study is that the rewards for its untuk melakukan tugas-tugas yang
contribution to the health of others are not sudah mereka sukai dan memiliki
here on earth but in heaven. Volunteers in minat yang tinggi mungkin
the tuberculosis DOTS program are kontraproduktif karena dapat gagal
Yulanda Fitriana (201710401011031)

motivated by the novelty of the program, job mencapai peningkatan kinerja.


prospects after having the experience of Keyakinan CCG dalam penelitian
volunteering and the desire not to spend time kami adalah bahwa imbalan atas
in vain. kontribusinya bagi kesehatan orang
lain bukan di sini di bumi melainkan
di surga. Sukarelawan dalam
program DOTS tuberkulosis
dimotivasi oleh kebaruan program,
prospek pekerjaan setelah memiliki
pengalaman menjadi sukarelawan
dan keinginan untuk tidak
menghabiskan waktu dengan sia-sia.

You might also like