You are on page 1of 3

Nama : Muhammad Fauzan Rhabbani

NIM : 201610130311095
Kelas : S1 Elektro 6B
Mata Kuliah : Desain Sistem Kelistrikan Pada Energi Terbarukan

Potensi PLTS di Nusa Tenggara Timur

Sumber daya energi adalah sumber daya yang dapat diolah oleh manusia sehingga
dapat digunakan bagi pemenuhan kebutuhan energi. Sumber daya energi terbarukan adalah
energi yang berasal dari alam yang bsia langsung di gunakan secara bebas dan bisa
diperbaharui oleh alam secara alami dan jumlahnya tidak terbatas.

Upaya mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan ini diharapkan dapat


menutupi fenomena excess demand of energi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pendekatan diversifikasi ini semakin dirasakan urgensinya seiring dengan semakin menipis
nya sumber energi konvensional, dan tuntutan penggunaan sumber energi yang ramah
lingkungan.

Rasio elektrifikasi di Provinsi NTT tahun 2014 masih di bawah 100 persen, lebih
rendah dari rata-rata nasional sebesar 81,70 persen. Rasio elektrifikasi merupakan
perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dan jumlah keseluruhan rumah tangga
(RUPTL PLN 2015-2024). Rasio elektrifikasi ini menggambarkan tingkat ketersediaan energi
listrik untuk masyarakat. Terbatasnya pasokan listrik di NTT menyebabkan terjadinya
pemadaman bergilir yang mengakibatkan terganggunya kegiatan ekonomi, sosial, dan
budaya.
Penempatan pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi terbarukan di
kabupaten dan kota Provinsi NTT perlu diprioritaskan. Pertumbuhan penduduk yang terus
meningkat harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga listrik karena meningkatnya
permintaan tenaga listrik.

Pemerintah melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang


menggunakan energi terbarukan seperti matahari. Potensi matahari (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya) memang masih menjadi energi alternatif yang dikucilkan karena dianggap
mahal. Panel surya yang menjadi penopang utama PLTS dianggap masih belum bisa
memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga secara keseluruhan, tapi hanya bisa menjadi
sumber listrik pendukung. Namun, siapa sangka bahwa Indonesia sudah membangun sekitar
200 PLTS di seluruh Indonesia. Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu daerah di
Indonesia yang mendapat prioritas pembangunan dan pemanfaatan PLTS karena merupakan
daerah yang masyarakatnya belum bisa menikmati listrik. Contohnya, sampai pada tahun
2010, Kepulauan Komodo masih belum dialiri listrik. Namun, kemudian PLN memberikan
program pembangunan PLTS di beberapa titik di Kepulauan Komodo, antara lain di Pulau
Gili Lawa Darat, tepatnya di Taman Nasional Komodo, dan di Pulau Messa, tempat
penduduk asli Labuan Bajo menetap.

Penggunaan PLTS di NTT disebabkan curah matahari yang sangat tinggi. Bentang
alam di NTT berupa perbukitan yang diselimuti oleh savana. Minimnya keberadaan pohon-
pohon besar yang rimbun membuat NTT mendapat curah matahari yang terhitung stabil dan
ekstrim. Keadaan ini sangat cocok untuk pemanfaatan PLTS. Selain itu, kebutuhan listrik di
NTT masih sebatas penerangan semata.
Berikut adalah peta persebaran pembangunan PLTS di NTT:

Sumber daya energi di NTT cukup melimpah di antaranya yang paling menonjol
adalah panas bumi dan energi surya. Energi yang berada di wilayah NTT sejauh ini
membantu dalam penerangan wilayah-wilayah di NTT. Hampir semua energi ini di gunakan
untuk pembangun Pembangkit Listrik. Tetapi Pembangunan dan pemanfaatan energi belum
maksimal dan perlu di butuhkan perhatian dari Pemerintah. Selain itu perlu adanya
pengembangan lagi agar dapat mengurangi dampak pada lingkungan.
Jika semua energi yang terdapat di wilayah NTT ini seluruhnya dimanfaatkan sebaik-
baiknya sebagai Pembangkit Listrik, kami yakin wilayah NTT tidak akan kekurangan suplai
listrik dan dapat meratakan penerangan di semua desa, serta pembangunan di NTT menjadi
lebih merata dan baik.

You might also like