You are on page 1of 6

Hubungan motivasi melakukan latihan fisik dengan risiko jatuh

pada lansia pada Panti sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah


Pekanbaru

Muhammad Zulfadhli1); Abdurrahman Hamid, Lita

Ilmu Keperawatan; STIKes Hang Tuah Pekanbaru


Jl. Mustafa Sari No.5; Tankerang Selatan; Pekanbaru

Abstrak

Lansia mengalami resiko jatuh disebabkan oleh penurunan fungsi dari segifisik, psikis, maupunsosial.
Jatuh dikarnakan lansia tidak memiliki bentuk latihan fisik maupun aktivitas fisik. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pada lansia, khususnya masalah keseimbangan dan
kejadian jatuh adalah dengan melakukan latihan fisik yang teratur dan terprogram. Penelitian ini
dilakukan di Panti sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara motivasi melakukan aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah
keselurahan lansia yang berada di Panti sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru yang
berjumlah 65 orang. Data hasil penelitian tentang motivasi melakukan aktivitas fisik menunjukkan
sebagian besar lansia yaitu 37 lansia (56,9%) memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan lathan
fisik. Berdasarkan analisa data diketahui p value 0,000 hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi melakukan latihan fisik dengan risiko jatuh pada lansia pada Panti sosial
TresnaWerdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. Diharapkan bagi petugas panti dapat mengantisipasi
terjadinya risiko jatuh pada lansia dengan memberikan motivasi latihan fisik seperti menjelaskan
dampak risiko jatuh dan mamfaat melakukan latihan fisik

Kata kunci: Lansia, Motivasi latihan fisik, Resiko Jatuh

Abstract

[Correlation Between Risk For Falls With Motivation To Do Physical Exercise In The Elderly
At The Social Institution TresnaWerdhaKhusnulKhotimahPekanbaru] The elderly experience
the risk for falls due to a decrease of function in terms of physical, psychological, and social. The
causes of falling in the elderly is the lack of physical exercise or physical activity. One effort that can
be done to overcome disorders in the elderly, especially the balance problem and the incidence of
falls is to do regular and programmed physical exercise. This research was conducted at the social
home TresnaWerdhaKhusnulKhotimahPekanbaru. The purpose of this study was to determine the
correlation between risk for falls and the motivation to do physical exercise in the elderly. This
research was quantitative research. The sample in this study was the whole elderly people who were
in the social center TresnaWerdhaKhusnulKhotimahPekanbaru which amounted 65 people. The result
of this research on the motivation to do physical activity showed that most of the elderly, 37 elderly
(56.9%) had low motivation in carrying out physical training. Based on the data analysis, it is known
that p value 0,000 showed that there was a significant relationship between the risk for falls and the
motivation to do physical exercise in the elderly at the social institution
TresnaWerdhaKhusnulKhotimahPekanbaru. It is expected that nursing staff can anticipate the risk for
falls in the elderly by giving motivation to do physical training such as explaining the impact of the
risk for falls and the benefits of doing physical exercise.

Keywords: elderly, motivation to do physical exercise, risk for falls

1 Muhammad Zulfadhli email : ivangalaxy45@gmail.com


1. Pendahuluan pada latihan keseimbangan, untuk itu program
latihan integrasi yang lengkap harus
Lansia adalah tahapan akhir dari proses dipersiapkan oleh seorang fisioterapis
perkembangan tubuh yang tidak dapat (Dwiguna, 2010).
dipungkiri dan merupakan tahapan yang Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik
normal yang dialami oleh setiap individu yang yang dapat dilakukan oleh lansia untuk
memasuki usia lanjut (Stanley, 2006). meningkatkan dan memelihara kebugaran,
Peningkatan jumlah lansia juga ditemukan di kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah
Pekanbaru, Riau pada tahun 2015 jumlah sebagai mengerjakan pekerjaan rumah dan
populasi lansia mencapai 20.876 jiwa, tahun berkebun, berjalan-jalan, jalan cepat, bersepeda
2016 meningkat menjadi 22.830 jiwa (Dinas dan senam. Aktivitas ini bagi lansia tentunya
Kesehatan Kota Pekanbaru, 2017). Perubahan- akan memberikan manfaat khususnya bagi
perubahan yang terjadi pada lanjut usia salah kesehatan. Kegiatan olahraga dapat
satunya dapat menimbulkan masalah yaitu memberikan dampak positif apabila dilakukan
meningkatnya risiko jatuh yang dapat secara teratur dan tentunya mengurangi risiko
menyebabkan cidera bagi lansia (Stockslager, jatuh akibat ketidak seimbangan badan pada
2008). lansia.
Studi pendahuluan pada Panti Sosial Tresna Berdasarkan survei awal peneliti terdapat
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru yang beberapa latihan fisik yang dilakukan di pada
melaksanakan pelayanan pada 65 lansia juga Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul
mengatakan bahwa pada tahun 2016 terdapat Khotimah Pekanbaru seperti berjalan kaki di
16 lansia ke 2017 mengalami peningkatan pagi atau sore hari, senam lansia serta kegiatan
risiko jatuh, Pada tahun 2016 sebanyak 12 rutin mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
lansia mengalami jatuh dan pada tahun 2017 Jumlah lansia pada pada Panti Sosial Tresna
meningkat menjadi 10 lansia, kenaikan Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru pada
jumlah lansia yang mengalami resiko jatuh tahun 2018 adalah 65 Lansia. Petugas panti
sebesa 83%. werdha menyatakan bahwa lansia yang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan mengikuti latihan fisik pada Juni 2018
untuk mengatasi gangguan pada lansia, sebanyak 39 orang sedangkan 26 lansia lainnya
khususnya masalah keseimbangan dan kejadian tidak bisa mengikuti latihan fisik dikarenakan
jatuh adalah dengan melakukan latihan fisik tidak mampu melakukan aktivitas fisik karena
yang teratur dan terprogram. Berbagai penyakit yang diderita lansia seperti stroke,
penyebab psikologis seperti perasaan akan epilepsi dan lain-lain.
rendah diri berpengaruh dalam perubahan Hasil wawancara dengan petugas panti juga
dalam kemampuan motorik pada lansia kalau menyampaikan bahwaangka jatuh semakin
di bandingkan dengan orang yang lebih muda bertambah, dari bulan ke bulan itu biasanya
dalam arti kekuatan, kecepatan dan bertambah, untuk bulan Mei ini ada 10 orang
ketrampilan, tekanan emosional yang berasal yang terjatuh di beberapa tempat tertentu,
dari sebab-sebab spikologis dapat mempercepat dimana sebagian tidak mengalami cedera, ada
perubahan kemampuan motorik atau juga yang cedera dan segera ditangani secara
menurunnya motivasi untuk mencoba medis.
melakukan sesuatu yang masih dapat di Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
lakukan. Mengetahui hubungan antara motivasi
Motivasi merupakan daya penggerak dari melakukan latihan fisik dan risiko jatuh pada
dalam untuk melakukan kegaiatan untuk lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul
mencapai tujuan (Sardiman, 2016). Definisi Khotimah Pekanbaru.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri 2. Metode
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan Metode penelitian ini adalah penelitian
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi,
tujuan (Hamalik, 2008). Dalam hal latihan fisik yang bertujuan untuk mengidentifikasi
maka lansia akan memiliki dua sumber hubungan antara variabel satu dengan variabel
motivasi latihan fisik, yaitu sumber dari dalam lainnya. Penelitian ini menggunakan
(instrinsik) dan sumber dari luar (ekstrinsik). pendekatan cross sectional yaitu suatu
Motivasi untuk latihan fisik pada dasarnya penelitian yang diobservasi satu kali pada satu
sangatlah penting. Latihan fisik berguna untuk waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).
memandirikan para lansia agar Penelitian ini untuk melihat hubungan
mengoptimalkan kemampuannya sehingga antara motivasi melakukan latihan fisik dan
menghindari dari dampak yang terjadi yang risiko jatuh pada lansia. Penelitian
disebabkan karena ketidakmampuannya. Otak, dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha
otot dan tulang bekerja bersama-sama menjaga Khusnul Khotimah Pekanbaru.. Penelitin telah
keseimbangan tubuh agar tetap seimbang dan dilakukan dari tanggal 14 Juli 2018 sampai
mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan tanggal 19 Juli 2018. Sampel dalam penelitian
sasaran yang terpenting dan harus dioptimalkan ini adalah keselurahan lansia yang berada di
Panti sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah menjaga keseimbangan badan yang
Pekanbaru yang berjumlah 65 orang. Alat ukur mengakibatkan resiko jatuh.
yang digunakan berupa lembar kuesioner
motivasi melakukan aktivitas fisik dan lembar Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik
observasi DGI untuk mengukur resiko jatuh, Responden Berdasarkan Jenis Penykit
alat ukur telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. NO Penyakit n (%)
Analisis data yang digunakan adalah 1 HT (Hipertensi) 23 35,4 %
analisis univariat bertujuan untuk atau 2 GA (Gastritis) 12 18.5 %
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel 3 DM ( Diabetes 5 7.7 %
penelitian dan analisis bivariat untuk Militus)
mengetahui hubungan dua variabel yaitu 4 DKA (Dermatis 2 3.1 %
variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti Kontak Alergi)
menjaga kerahasiaan responden, baik informasi 5 LBP (Low Back 23 35,4 %
maupun masalah lainnya dan peneliti hanya Pain)
akan melaporkan hasil penelitian berupa data Total 65 100 %
karakteristik responden serta nilai dari setiap Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
jawaban yang diberikan responden untuk setiap sebagian besar responden memiliki penyakit
item pernyataan yang diajukan peneliti. HT (Hipertensi). Penelitian Weni (2016) lansia
dengan diagnosa penyakit tertentu memerlukan
3. Hasil dan Pembahasan media olah raga yang berbeda-beda. Banyak
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden lansia dengan diagnosa penyakit tertentu malah
Berdasarkan Usia tidak disarankan untuk melakukan banyak
aktvitas fisik karena dikhawatirkan akan
Karakteristik Rerat SD Minima Maximal menyebabkan kecelakaan fatal pada lansia.
a l
Usia 70,85 6,98 53 92 .
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa ahwa dari
65 responden yang diteliti diperoleh rerata usia
responden lansia adalah 70,85 tahun, minimal Tabel 4. Distribusi Frekuensi Motivasi lathan
53 tahun, maksimal 92 tahun, standar deviasi Fisik
6,98. Penelitian Lela (2012) menyatakan bahwa
Perubahan fisiologis mengakibatkan NO Motivasi n (%)
fleksibilitas lanjut usia untuk melakukan Melakukan Latihan
aktivitas fisik menurun sehingga meningkatkan Fisik
resiko jatuh. Kecenderungan usia old yang 1 Tinggi 30 46,2 %
tidak aktif melakukan aktivitas fisik pada hasil 2 Rendah 35 53,8 %
penelitian menunjukkan memliki resiko jatuh Jumlah 65 100 %
lebih tinggi dari pada usia elderly. Peningkatan Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa
resiko jatuh seiring bertambahnya usia sebagian besar masyarakat memiliki sebagian
membuat komplikasi yang terjadi akan dua kali besar lansia yaitu 35 lansia (53,8%) memiliki
lebih tinggi, khususnya pada usia >75 tahun. motivasi yang rendah dalam melakukan lathan
fisik.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Motivasi yang ada di dalam diri individu
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin yang mendorong untuk bertindak dalam rangka
memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan
No Jenis Frekuensi Persentase (%) jasmani, raga, materi benda atau berkaitan
Kelamin (f) dengan alam. Faktor fisik berhubungan dengan
1 Laki-laki 28 43,1% kondisi seseorang meliputi kondisi panca indra,
2 Perempuan 37 56,9% stamina yang baik dan mampu beraktifitas dan
Total 65 100% keseimbangan porsi tidur (Rurmi, 2005).
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Lansia yang memiliki kondisi fisik yang kuat
sebagian besar responden berjenis kelamin atau sehat akan termotivasi melakukan
perempuan dengan jumlah 37 orang (56,9%). olahraga senam lansia. Pada penelitian ini
Penelitian Siti (2013) mengatakan bahwa daya lansia memiliki banyak keterbatasan fisik
tahan kardiovaskuler yang menunjang stamina dengan beberapa diagnosa penyakit yang
seseorang pada masa pubertas hingga lansia menyebabkan lansia tidak mampu melakukan
terdapat perbedaan, karena perempuan aktivitas fisik. Bahkan terdapat lebih dari 10
memiliki jaringan lemak yang lebih banyak di orang lansia yang kriteria Total care dimana
bandingkan laki-laki sehingga wanita lebih lansia membutuhkan bantuan petugas dalam
lebih kuat staminanya dari laki-laki.. melaksanakan aktivitas hariannya.
Kekurangan aktivitas fisik tentunya Kurangnya latihan fisik pada lansia
menyebabkan kecendrungan untuk tidak bisa disebabkan karena lansia tidak termotivasi dari
dalam dirinya sendiri untuk melakukan latihan Peningkatan resiko jatuh seiring
fisik, sebagian besar lansia akan melakukan bertambahnya usia membuat komplikasi yang
latihan fisik jika sudah didorong oleh terjadi akan dua kali lebih tinggi, khususnya
keluarganya, dan tenaga kesehatan untuk pada usia >75 tahun (Rubenstein, 2007).
melaksanakan latihan fisik (Erwin, 2010). Menurut teori sosial yaitu teori penarikan diri
(disengagement theory) dan teori aktivitas
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Risiko Jatuh menjelaskan bahwa semakin bertambahnya
NO Resiko Jatuh n (%) usia, lanjut usia cenderung untuk menarik diri
1 Risiko 37 56,9 dan mengurangi aktivitas sehingga
% mengakibatkan interaksi sosial menurun, baik
2 Tidak Risiko 28 43,1 secara kualitas maupun kuantitas.
% Sejalan dengan penelitian Rita (2005)
Jumlah 65 100 % mengenai pengaruh keseimbangan dan resiko
jatuh pada lansia juga menunjukan hasil yang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sama pada penelitian ini, dimana hasil
bahwa 37 lansia (56,9%) memiliki resiko jatuh penelitian menjukkan lansia pada panti Werdha
yang tinggi. Sedangakan sisanya 28 lansia Kota Sleman Jogjakarta yang terdiri dari 80
(43,1%) memiliki resiko jatuh rendah. Proses lansia memiliki rsiko jatuh tinggi sebanyak
penuaan menyebabkan banyak perubahan pada 80%.
komposisi tubuh dan fungsi psikologis lansia. Berdasarkan analisis peneliti tinggginya
Hal ini disebabkan penurunan kekuatan otot, tingkat motivasi responden pada penelitian ini
keseimbangan, daya tahan, dan kemampuan bisa disebabkan karena adanya dorongan dari
aerobik. Permasalahan pada panca indra juga diri sendiri dan juga dorongan dari orang tua
mengakibatkan menurunnya refleks pada atau keluarga untuk mencapai tujuan dan
lansia. Akibatnya lansia memiliki risiko jatuh harapan yang diinginkan yaitu untuk mencegah
lebih tinggi dari pada usia muda (Efendi dan terjadinya kekambuhan gastirtis.
Makhfudli, 2009).

Tabel 7. Hubungan motivasi melakukan latihan fisik dengan risiko jatuh pada lansia pada Panti sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Risiko Jatuh
Tidak P
Motivasi
Risiko n Risiko n Total n Value OR
Melakukan
Tinggi 5 (16,7%) 25 (83,3%) 30 (100%) 0.000
Latihan
0,1
Fisik
Rendah 23 (65,7%) 12 (34,3%) 35 (100%)

Total 28 (43,1%) 37 (56,9%) 65 (100%)

Berdasarkan analisa chi square dapat dilihat oleh proses penuaan yang mempengaruhi
bahwa nilai p value adalah 0,000. Maka p value kemampuan otot dan sendi, fleksibilitas dan
0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan otot sehingga aktivitas fisik pada
terdapat hubungan yang signifikan antara lanjut usia cenderung menurun.
motivasi melakukan latihan fisik dengan risiko Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko
jatuh pada lansia di Panti sosial Tresna jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. Lanjut dan tangan, memperbaiki keseimbangan,
usia merupakan tahapan akhir yang akan dilalui koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap
oleh setiap individu karena adanya proses bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa
penuaan tubuh. Seseorang yang telah mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif.
memasuki usia lanjut akan mengalami berbagai Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih
kemunduran baik dalam fungsi fisik, psikologis kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan
dan sosial. Kemunduran yang terjadi pada semampunya, salah satunya adalah berjalan
lanjut usia akan menyebabkan terjadinya kaki.
masalah-masalah kesehatan, salah satu masalah Penurunan progresif pada massa tulang
yang sering dialami oleh lanjut usia adalah terjadi pada saat penuaan. Penyebab dari
risiko jatuh. Faktor risiko kuat untuk terjadinya penurunan ini antara lain perubahan hormonal,
risiko jatuh pada lanjut usia dipengaruhi oleh ketidakaktifan fisik, dan kecepatan resorpsi
buruknya aktivitas fisik dan adanya gangguan tulang lebih cepat daripada kecepatan
keseimbangan. Kurang aktifnya lanjut usia pembentukan tulang sehingga mengakibatkan
dalam melakukan aktivitas fisiknya disebabkan penurunan massa tulang total. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa usia elderly hanya mengalami resiko 5. Ucapan terimakasih
jatuh tinggi sebanyak 11% sedangkan pada usia Peneliti mengucapkan terima kasih untuk
old resiko jatuh tinggi dua kali dari elderly semua orang yang terlibat dalam penelitiaan ini
yaitu sebanyak 54%. Tingginya resiko jatuh yaitu pembimbing 1 dan 2, terkhusus untuk
pada responden usia old disebabkan usia old ayahanda dan Ibunda dan kedua saudara
cenderung tidak aktif dalam aktivitas fisiknya kandung saya serta seluruh keluarga besar yang
yaitu sebanyak 85%. Aktivitas fisik yang aktif telah banyak membantu peneliti baik secara
yang dilakukan responden pada usia elderly moril maupun materil dan terimasih kepada
maupun old berpotensi dapat mengurangi pada Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul
terjadinya resiko jatuh. Hal ini seperti yang Khotimah Pekanbaryang telah memfasilitasi,
dikatakan oleh Nelson et al. (2007) bahwa membantu, dan mengizinkan melakukan
aktivitas fisik yang aktif dapat mengurangi penelitian.
jatuh dan cidera akibat jatuh sebanyak 35-45%.
Hasil penelitian Buatois et al. (2008) juga 6. Daftar Pustaka
mengatakan bahwa aktivitas fisik secara teratur Azizah, (2011). Keperawatan Lanjut Usia.
dapat meningkatkan penggunaan vestibular dan Edisi 1.Yogyakarta : GrahaIlmu
input somatosensori dan meningkatkan proses Azizah. (2017). Hubungan Antara Aktivitas
pusat integratif pada otak dengan melibatkan Fisik Dengan Resiko Jatuh Pada Lanjut
adaptasi yang cepat, serta menghasilkan motor Usia Di Desa Jaten Kecamatan Juwiring
strategi yang tepat untuk menjaga Klaten. Skripsi: Fakultas Ilmu Kesehatan
keseimbangan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dalam penelitian ini, tingginya resiko jatuh Darmojo, R. (2011). Buku Ajar Geriatic
pada lanjut usia yang tidak aktif disebabkan (IlmuKesehatanLanjutUsia) edisike –
oleh penurunan kekuatan otot yang 4.Jakarta:BalaiPenerbit FKU
menyebabkan perubahan pada performa Darsono, (2010). Belajar dan Pembelajaran,
ototnya sehingga berpengaruh pada 8 Semarang : IKIP Semarang Press
keseimbangan pada saat lanjut usia melakukan Dinkes Provinsi Riau, (2017). Profil Kesehatan
aktivitas fisik. Keseimbangan yang buruk saat Provinsi Riau Tahun 2017,
beraktivitas fisik dapat menyebabkan resiko Pekanbaru:Dinkes Provinsi Riau
jatuh. Lanjut usia yang aktif saat melakukan Djamarah, (2012). Psikologi Belajar, Jakarta:
aktivitas fisik akan banyak gerakan yang PT. Rineka Cipta
dilakukan. Hal tersebut memicu terjadinya Dwiguna, (2010). Panduan Gereontologi.
kontraksi otot, sehingga sintesis protein Jakarta:Gramedia
kontraktil berlangsung lebih cepat. Hal tersebut Effendi, (2009). Keperawatan Kesehatan
akan meningkatkan filamen aktin dan miosin Komunitas: Teori dan. Praktek Dalam
didalam miofibril sehingga massa otot Keperawatan. Jakarta: Salemba medika
bertambah. Peningkatan akan disertai pula pada Erwin, (2010). Motivasi Lansia dalam Senam
peningkatan komponen metabolisme otot yaitu Lansia di Panti Werdha Jogjakarta.
ATP yang berdampak pada peningkatan Skripsi: Fakultas Ilmu Kesehatan
kekuatan otot. Jika kekuatan otot optimal maka Universitas Muhammadiyah Surakarta
akan membantu lanjut usia mempertahankan Gunarso, (2009). Psikologi Praktis: Anak,
keseimbangan tubuhnya (Manangkot et al., Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung
2008). Mulia
Hamalik, (2008). Kurikulum dan
4. Kesimpulan dan Saran Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika
Berdasarkan penelitian yang telah Harsono, (2008), Model-model Pembelajaran.
dilakukan diketahui bahwa Sebagian besar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
responden terdiri dari jenis kelamin Irwanto, (1994). Psikologi Umum. Jakarta:
perempuan, Rerata umur responden lansia Gramedia Pustaka Utama
adalah 70,85 tahun, minimal 53 tahun, Koswara, (2008). Teori Motivasi dengan
maksimal 92 tahun. Sebagian besar responden Pendekatan hierarki Kebutuhan Manusia.
menderita penyakit hipertensi dan low back PT PBP, Jakarta
pain (LBP). Sebagian besar motivasi Lela Hardi. (2012). Fisiologi Olah Raga, Edisi
melakukan latihan fisik pada lansia rendah. Pertama. Makasar: Bagian Ilmu Faal,
Sebagian besar resiko jatuh pada lansia Universitas
beresiko jatuh tinggi. dan Terdapat hubungan Manangkot, (2016). Pengaruh senam lansia
yang signifikan antara motovasi melakukan terhadap keseimbangan tubuh pada lansia
latihan fisik dengan resiko jatuh pada lansia di di lingkungan dajan bingin sadin. Jurnal
panti sosial tresna werdha khusnul khotimah Keperawatan COPING NERS,2016 april,
pekanbaru. Edisi Januari
Martono, (2009). Geriatri.Jakarta : Yudistira.
Mubarak, (2009).Ilmu Keperawatan Komunitas Soejono, (2010). Pedoman Pengelolaan
Pengantar dan Teori.Jakarta : Salemba Kesehatan Pasien Geriatric untuk Dokter
Mulyasa, (2013), Pengembangan dan dan Perawat. Jakarta: FK UI.
Implentasi Pemikiran Kurikulum. Soemargono, (2009). Pembelajaran Nilai
Rosdakarya Bandung Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo
Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Stanley, ( 2006). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka Cipta Gerontik, Jakarta:EGC
Nugroho, (2008). Keperawatan Gerontik & Stockslager, (2008). Asuhan Keperawatan
Geriatrik, Edisi-3. Jakarta:EGC Geriatrik Edisi 2. Jakarta.
Nursalam, (2011). Konsep Dan Penerapan Sudjarwo, (2011) Perkembangan dan Belajar
Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Gerak. Jakarta : Universitas Terbuka
Edisi 2.Jakarta : Salemba Medika Sugaray, (2012). http://.Jurnal/Faktor-Faktor
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Yang Mempengaruhi Motivasi Lansia
Fundamental Keperawatan Konsep, Dalam Melakukan Senam Lansia Di UPT
Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume Pelayanan Tresna Werdha Khusnul
1.EGC. Jakarta. Khotimah Pekanbaru/.edu,com. Diakses
Risman, (2008). Gizi dalam daur Kehidupan: pada tanggal 12 Maret 2018
Buku Ajar Ilmu Gizi. Edisi Ke-2. Jakarta: Sugiyanto, (1994). Perkembangan dan Belajar
EGC Gerak.Jakarta : Universitas Terbuka
Rita, (2005). Pengaruh Keseimbangan Dan Sugiyono, (2008). Metode Penelitian
Resiko Jatuh Pada Lansia. Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
(ejournal.litbang.depkes.go.id. Diakses Alfabeta
pada 19 Juli 2018). Sujarweni, (2014). Metode Penelitian:
Riyadina, (2009). “Cidera Akibat Jatuh Pada Lengkap, Praktis, dan Mudah. Dipahami.
Penduduk Usia Lanjut (Usila) yang Yogyakarta: Pustaka Baru Press
mengalami Obesitas di Indonesia”. Sulistyorini, (2012). Belajar
(ejournal.litbang.depkes.go.id. Diakses Pembelajaran.Meningkatkan Mutu
pada 19 Januari 2018). Pembelajaran Sesuai Standar Nasional.
Rubenstein, (2007). Kedokteran Klinis.Edisi 6. Yogyakarta: Perum
Jakarta: Erlangga Suparman, (1996). Motivasi Instrinsik dan
Rurmi, (2005). Gambaran Tingkat ekstrinsik dan penerapannya. Jakarta:
Kemandirian ADL Dengan Risiko Jatuh Pelita
Pada Lansia Di PSTW Mulia Jakarta Tamher, (2009). Kesehatan Usia Lanjutdengan
Timur.jurnalhttp://lontar.ui.ac.id diakses pendekatan asuhan keperwatan.
pada 1 Agustus 2018 Jakarta:Salemba Medika
Rusdi, (2009). Keperawatan Lanjut Usia. Tobing, (2011), PrinsipIlmu Bedah Saraf,
Jakarta:Graha Ilmu Sagung Seto, Jakarta
Rusman, (2010). Model Model Pembelajaran. Weni, (2016). Masalah Jatuh Pada Lansia
Bandung: Rajawali Pers, Faktor Risiko, Komplikasi . Skripsi:
Santoso, (2010). Keterampilan Dasar Praktik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Empat Muhammadiyah Surakarta
Sardiman, (2016). Interaksi dan Motivasi Wilkinson, (2005), Buku Saku Diagnosa
Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali Pers. Keperawatan, Jakarta: EGC
Setiawan, (2010). Metodologi Penelitian Wilson, ( 2006). Patofisiologi Vol 2 ; Konsep
kebidanan.Nuha.Medika. Jakarta. Kllinis Proses-proses Penyakit. Penerbit
Shoba, (2015). Ilmu Perilaku Kesehatan. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Jakarta: Rineka Cipta. Suryono, S., & Meilani, R. D. (2016).
Siti, (2013). Adaptasi Fisiologis Tubuh Pengetahuan pasien dengan gastritis tentang
Terhadap Dosis Latihan Fisik. Makalah pencegahan kekambuhan gastritis. Jurnal
disajikan dalam pelatihan senam aerobic, akp, 7(2). Diperoleh dari
Laboratorium Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Malang

You might also like