You are on page 1of 10

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran perusahaan dan

Leverage pada Manajemen Laba ( pada Perusahaan Go Public


di Bei tahun 2017 & 2018 )

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Batik Surakarta

Oleh:

Yeni Susilowati
2016030074

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM BATIK

SURAKARTA

2018
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini setelah membaca proposal skripsi dengan judul

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran perusahaan dan


Leverage pada Manajemen Laba ( pada Perusahaan Go Public
di Bei tahun 2017 & 2018 )

Oleh:

Yeni Susilowati
2016030074

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Batik
Surakarta

Surakarta, 5 Desember 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Nama Pembimbing Nama Pembimbing

Mengetahui,

Kepala Program Studi Akuntansi

Yuli Chomsatu Samrotun, SE, M.Si, Ak, CA


Latar Belakang Masalah
Menurut Farid dan Siswanto (2011:2) yang dimaksud dengan laporan keuangan
adalah “ Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan
bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial”.
Laporan keuangan terdiri atas laporan posisi keuangan, rugi laba, ekuitas dan catatan atas
laporan keuangan . laporan keuangan yang lebih banyak di butuhkan oleh pemakai adalah
laporan rugi laba. Laba sering digunakan untuk mengetahui kinerja dan kondisi suatu
perusahaan.
Suatu perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan.
Keuntungan perusahaan sangat mempengaruhi keberlangsungan perusahaan tersebut.
Dalam memperoleh laba harus ada manajemen mengenai laba agar laba perusahaan
meningkat dan menghindari terjadinya kerugian pada perusahaan. Manajemen laba
merupakan sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip
akuntansi yang berterima umum baik itu didalam maupun diluar batas General Accepted
Accouting Principle ( GAAP ). Copeland ( 1968: 10 ).
Menurut Copeland dalam Utami ( 2005 ), Manajemen laba mencakup usaha
manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba
sesuai dengan keinginan manajer. Keputusan perataan laba oleh manajer guna mengelabui
steakholder mengenai kondisi perusahaan. Dengan memanipulasi informasi laba atau
keuntungan perusahaan dapat mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan.
Manajemen laba dilakukan oleh manajer dan penyusun laporan keuangan untuk menarik
investor untuk bekerjasama dengan perusahaan.
Menurut Rahmawati ( 2012 : 169 ) , Good corporate governance sebagai seperangkat
peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang
mengarah dan mengendalikan perusahaan”. Corporate governance digunakan sebagai alat
untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Manfaat corporate governance meningkatkan kinerja perusahaan, berperan dalam
pengambilan keputusan yang baik, meingkatkan corporate vekue dan meningkatkan
kepercayaan investor.
Laverage mempengaruhi menajemen laba pada suatu perusahaan. Menurut Martono
dan Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu pada
penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau
dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap”. Laverage
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kepada kreditur.
Saffold (1998;132) menyatakan bahwa kultur perusahaan yang kuat dapat
mempengaruhi kinerja karyawan, dimana kultur perusahaan yang kuat tersebut akan
terbentuk dari berbagai faktor seperti jenis industri, ukuran perusahaan, dan lingkungan
yang mempengaruhi perusahaan itu sendiri. Berarti unsur ukuran perusahaan menjadi salah
satu faktor yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Ukuran
perusahaan sebagai hasil penjualan pada periode berjalan. Apabila penjualan lebih besar
dari pada biaya yang dikeluarkan maka pendapatan juga besar, perusahaan mengalami
untung dan apabila penjualan kecil dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan
mengalami kerugian. Ukuran perusahaan mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh
dana atau modal dari investor.

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan diteliti antara lain:
1. Apakah perngaruh corporate governace terhadap manajemen laba pada perusahaan
go public di Bei tahun 2017 & 2018 ?
2. Apakah perngaruh laverage terhadap manajemen laba pada perusahaan go public di
Bei tahun 2017 & 2018 ?
3. Apakah perngaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan go
public di Bei tahun 2017 & 2018 ?
4. Apakah perngaruh corporate governance, laverage, dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba pada perusahaan go public di Bei tahun 2017 & 2018 ?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perngaruh corporate governace terhadap manajemen laba pada perusahaan
go public di Bei tahun 2017 & 2018.
2. Mengetahui perngaruh laverage terhadap manajemen laba pada perusahaan go public di
Bei tahun 2017 & 2018.
3. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan go
public di Bei tahun 2017 & 2018.
4. Mengetahui pengaruh corporate governance, laverage, dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba pada perusahaan go public di Bei tahun 2017 & 2018.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:


1. Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai
pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan leverage pada manajemen
laba.
2. Praktisi
1. Sebagai tolak ukur manajer dalam pengambilan keputusan dalam meningkatkan
kinerja perusahaan.
2. Untuk acuan bagi para pemegang saham, investor dan pihak yang berkaitan
dengan perusahaan dalam berinvestasi di Bei.

Tinjauan Teori
Teori Signaling
Teori Signaling menyatakan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal pada pasar,
dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik
dan buruk. Agar sinyal tersebut dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan dengan baik, serta
tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk.Teori signaling berakar pada
teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi
terhadap perubahan perilaku pemakai informasi.
Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang
dilakukan oleh suatu emitan. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik
turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono,
2005).Perusahaan yang memiliki keyakinan bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang baik ke depannya akan cenderung membagikan informasi menganei kondisi
perusahaan kepada para investor. Pada penelitian ini perusahaan yang berkualitas baik
nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangan dengan tepat
waktu dan terbuka serta memiliki progres tingkat keuntungan yang baik, hal ini tidak bisa
ditiru oleh perusahaan yang berkualitas.
Konsep Dasar
Manajemen Laba
Manajemen laba ialah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal
dengan memiliki tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. manajemen laba ialah salah
satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba
menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat menggangu pemakai laporan keuangan
yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa
( setiawati dan Na’im 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006 ).

Manajemen laba tidak selalu diartikan upaya negative manajer dalam


mengambil keputusan. Manajemen laba tidak selalu bekaitan dengan memanipulasi data.
Akan tetapi digunakan manajer agar keberlangsungan perusahaan tetap berlangsung. Dan
kondisi perusahaan dalam keadaan baik sehingga memperngaruhi investor dalam
berinvestasi kepada perusahaan. Menurut Statement of Financial Accounting Concept
(SFAC) No. 1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau
pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya
kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer
yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba tersebut, sehingga mendorong
timbulnya perilaku menyimpang, yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba
(earnings management).
Corporate Governance

Menurut Rahmawati ( 2012 : 169 ) , Good corporate governance sebagai seperangkat


peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang
mengarah dan mengendalikan perusahaan”. Good Corporate Governance adalah suatu
sistem pengelolaan perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Dalam praktik corporate governance berbeda disetiap negara dan perusahaan karena
berkaitan dengan sistem ekonomi, hukum, struktur kepemilikan, sosial dan budaya.
Perbedaan praktik ini menggambarkan perbedaan dalam kekuatan suatu kontrak, sikap
politik pemilik saham dan hutang. Dengan demikian beberapa aturan, pedoman, atau
prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan corporate governance juga akan berbeda (G.
Suprayitno, et all, 2000:18). Konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan jenis
perusahaan akan mempengaruhi kualitas implementasi Good Corporate Governance
perusahaan (Deni Darmawati, 2006). Selain itu, pelaksanaan prinsip-prinsip dasar GCG
harus mempertimbangkan karakter setiap perusahaan seperti besarnya modal, pengaruh
dari kegiatannya terhadap masyarakat dan lain sebagainya. (Wilson Arafat, 2008:9)

Prinsip-prinsip mengenai corporate governance memiliki banyak versi, namun pada


dasarnya mempunyai banyak kesamaan. Untuk penelitian ini prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yang digunakan adalah prinsip-prinsip yang dikenal sebagai
“TARIF” (transparency, accountability, responsibility, independency, fairness).
Good Corporate Governance akan memberikan empat manfaat besar (Wilson Arafat,
2008:10), yaitu:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta
lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Meningkatkan corporate value.
3. Meningkatkan kepercayaan investor.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus
akan meningkatkan shareholder’s value dan dividen.

Laverage

Menurut Martono dan Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage


adalah mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam
penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau
beban tetap”. Penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tersebut pada akhirnya
dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dalam
suatu perusahaan dikenal dua macam macam leverage, yaitu leverage operasi (operating
leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini
dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber
dananya.
Penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga dapat meningkatkan risiko keuntungan, karena jika perusahaan
ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan
leverage akan menurunkan keuntungan yang akan dicapai oleh pemegang saham. Leverage
timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap.
Dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel, artinya dapat berubah sesuai dengan
jumlah produk yang dihasilkan.

Gitosudarmo (2001:228) berpendapat bahwa ada dua macam leverage, yaitu :


1. Operating leverage
Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang
menimbulkan biaya atau beban tetap. Apabila perusahaan tidak mempunyai biaya yang
tetap, dengan kata lain semuanya variabel, maka perusahaan akan berada dalam posisi
yang relative sangat “enak”. Hal ini disebabkan karena kalau perusahaan terpaksa
mengurangi kegiatannya, biayanya juga akan berkurang secara proporsional. Selama harga
jual masih lebih tinggi daripada biaya variabelnya, perusahaan tersebut akan memperoleh
laba. Tetapi kalau perusahaan menanggung biaya tetap, maka akan ada batas minimal
perusahaan harus berproduksi (dan menjual) agar tidak menderita rugi.

2. Financial leverage.
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana tertentu yang akan
mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat berupa utang
obligasi, kredit dan Bank dan sebagainya. Financial leverage timbul jika suatu perusahaan
mempergunakan utang jangka panjang dengan bunga tetap untuk membiayai investasinya,
karena bunga yang sifatnya tetap ini, perusahaan tetap menanggung bunga terlepas apakah
perusahaan memperoleh laba atau tidak. Pada saat laba perusahaan kecil, beban bunga
tetap akan menurunkan hasil kepada pemegang saham. Sebaliknya biaya bunga adalah
biaya yang dapat dikenakan pajak. Karenanya perusahaan mendapat subsidi atas beban
bunga. Dalam kondisi seperti ini, maka subsidi atas bunga akan meningkatkan hasil kepada
para pemegang saham (laba setelah pajak).

Syahril (2009:83) mengemukakan bahwa: Perusahaan menggunakan operating dan


financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada
biaya aktiva dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan
pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan,
karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya
tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjang analisis


keuangan dalam melihat perimbangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai
bentuk keputusan finansial. Financial leverage menunjukkan penggunaan sumber dana
yang memiliki beban tetap untuk membiayai investasi suatu perusahaan. Sartono
(2001:120) mengemukakan bahwa perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti
menggunakan modal sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan
mengandung tiga dimensi yaitu :
1. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang
diberikan.
2. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya
akan meningkat.
3. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan
pengendalian perusahaan.
Ukuran Perusahaan

Penelitian Sebelumnya

Kerangka Pemikiran

Laverage Manajemen
Laba

Ukuran
Perusahaan

https://bungrandhy.wordpress.com/2013/01/12/teori-keagenan-agency-theory/

You might also like