You are on page 1of 13

PARADIGMA PELAYANAN KB

Diajukan sebagai salah satu tugas


Mata kuliah

Disusun Oleh :

Kelompok 5
ANI ARISMA
MERIN MARYANI
MARINA ANGGRIANI
YUNI UTAMI PUTRI
AAS

PRODI D4 KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA
CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Paradigma
Pelayanan KB”.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan pelajaran
kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Subang, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Penapisan Calon Akseptor KB ................................................................. 2
B. Pengertian dan Tujuan program Keluarga Berencana ............................... 2
C. Daftar Tilik dan Prosedur Penapisan ......................................................... 4
D. Kontrasepsi Darurat ................................................................................... 6
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan
bila digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut
“Kontrasepsi pascasanggama” atau “morning after pil” atau “morning after
treatment”. Istilah “kontrasepsi sekunder” atau “kontrasepsi darurat” asalnya
untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai/digunakan setelah
hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila
tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sebutan kontrasepsi darurat menekankan juga bahwa dalam cara KB ini
lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Digunakan atas permintaan klien
setelah suatu episode senggama yang tidak terlindungi dalam 72 jam terakhir.
Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan cara KB yang sudah
ada. Kontrasepsi darurat tidak boleh dipakai sebagai metode KB secara rutin
atau terus menerus.
WHO memperkirakan bahwa setiap tahun 200.000 wanita meninggal
akibat terminasi kehamilan yang tidak diinginkan akibat suatu praktek aborsi
yang tidak aman (Unsafe abortion). Banyak dari mereka yang dapat
diselamatkan apabila kontrasepsi darurat lebih banyak diketahui dan
disediakan untuk masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang paradigma pelayanan
Keluarga Berencana (KB) dan Penapisan Klien KB.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Penapisan Calon Akseptor KB


Dalam memberikan pelayanan kontrasepsi, bidan perlu melakukan
penapisan pada calon akseptor KB, untuk memastikan apakah klien cocok atau
tidak dengan metode kontrasepsi yang ada. Beberapa penapisan yang perlu
dilakukan oleh bidan diantaranya adalah memastikan apakah klien dalam
kondisi hamil/ tidak, menentukan apakah klien membutuhkan perhatian
khusus serta menentukan apakah klien dengan masalah yang membutuhkan
observasi dan penatalaksanaan lebih lanjut.
Anamnesa terarah sebagian besar dapat dilakukan kepada klien sehingga
dapat mengenali kemungkinan hamil pada klien. Sebagian besar cara
kontrasepsi tidak memerlukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan panggul
kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap. Pemeriksaan laboratorium jarang
dilakukan pada klien baru kecuali ada indikasi yang mengarah adanya masalah
kesehatan reproduksi yang memerlukan perhatian khusus misalnya kanker
genetalia, kanker payudara, fibroma uterus).
B. Pengertian dan Tujuan program Keluarga Berencana
Keluarga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok
masyarakat. Seorang sarjana sosiologi Barat bernama Bolak telah
merumuskan bahwa keluarga adalah markas atau pusat dimana denyut
pergaulan hidup menggetar. Dia merupakan susunan yang hidup yang dapat
mengekalkan keturunan. Keluarga mempunyai suatu ikatan batin. Kuat dan
lemahnya rumah tangga tergantung dari manusia-manusianya yang membuat
ikatan tersebut dan tergantung pula dari macam ikatan yang hendak ikatan.
Ikatan itu dikenal dengan kata cinta dan kasih sayang.
Keluarga Berencana (KB) adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Terdapat beberapa definisi tentang Keluarga Berencana
diantaranya:

2
1. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia sejahtera (Undang-Undang No. 10/1992).
2. Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi atau pencegah kehamilan.
3. Menurut WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yang membantu
individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam
paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus
menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien atau
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
Tujuan umumnya dari adanya program Keluarga Berencana adalah
membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lainnya meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori
pembangunan menurut Alex Inkeles dan David Smith yang mengatakan
bahwa pembangunan bukan sekedar perkara pemasok modal dan teknologi
saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan sarana
yang berorientasi pada masa sekarang dan masa depan, memiliki kesanggupan

3
untuk merencanakan dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam,
bukan sebaliknya

C. Daftar Tilik dan Prosedur Penapisan


Setelah dilakukan penapisan maka klien yang bersangkutan dapat
memakai alat kontrasepsi yang diinginkan jika semua jawaban klien “tidak”.
Dibawah ini akan dijabarkan daftar tilik penapisan klien yaitu :
Tabel 1 Daftar Tilik Penapisan Klien Non Operatif
Metode hormonal (pil kombinasi, pil progestin, Ya Tidak
suntikan dan susuk)
Apakah HPHT 7 hari yang lalu atau lebih
Apakah ibu menyusui dan postpartum < 6 minggu
Apakah mengalami spotting/ perdarahan antara haid
setelah coitus
Apakah pernah mengalami ikterus pada mata atau kulit
Apakah pernah mengalami gangguan penglihatan dan
nyeri kepala yang tak tertahankan
Apakah pernah merasakan nyeri yang hebat pada betis,
paha atau dada atau edema pada tungkai
Apakah pernah tekanan darah di atas 160 mmHg
(sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)
Apakah ada massa atau benjolan pada payudara
Apakah ibu sedang mengkonsumsi obat anti kejang
AKDR (semua jenis baik tembaga ataupun
progestin)
Apakah HPHT 7 hari yang lalu
Apakah klien/ pasangan memiliki pasangan seks lain
Apakah klien pernah menderita IMS
Apakah pernah mengalami kehamilan ektopik atau
penyakit radang panggul

4
Apakah pernah mengalami menstruasi dalam jumlah
banyak (> 1-2 pembalut tiap 4 jam)
Apakah pernah mengalami menstruasi lama (> 8 hari)
Apakah pernah mengalami dismenore berat yang
membutuhkan analgesik/ istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan bercak antara
menstruasi atau setelah coitus
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung
vascular atau kongenital

Tabel 2 Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Operasi (Tubektomi)


Keadaan Klien Dapat dilakukan pada Dilakukan di Fasilitas
Fasilitas Rawat Jalan Rujukan
Keadaan umum Keadaan umum baik, Diabetes yang tidak
(anamnesa dan tidak terdapat tanda terkontrol, riwayat
pemeriksaan penyakit jantung, paru gangguan pembekuan
fisik) atau ginjal darah, terdapat tanda
penyakit jantung,paru atau
ginjal
Keadaan Tenang Cemas, takut
emosional
Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥ 160/100 mmHg
Berat badan 35-85 Kg > 85 Kg, < 35 Kg
Riwayat operasi Ada bekas SC tanpa Ada riwayat operasi
panggul/ perlekatan abdomen lainnya, terdapat
abdomen perlekatan, ada kelainan
pada pemeriksaan
panggul.

5
Riwayat radang Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam ada
panggul, keadaan normal kelainan
kehamilan
ektopik,
apendisitis
Anemia Hb ≥ 8 gr% Hb < 8 gr%

Tabel 3 Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Operasi (Vasektomi)


Keadaan Dapat dilakukan pada Dilakukan pada fasilitas
klien fasilitas rawat jalan rujukan
Keadaan Keadaan umum baik, tidak Diabetes yang tidak
umum ada tanda-tanda penyakit terkontrol, riwayat
(anamnesa dan jantung, paru atau ginjal gangguan pembekuan
pemeriksaan darah, terdapat tanda
fisik) penyakit jantung,paru atau
ginjal
Keadaan Tenang Cemas, takut
emosional
Tekanan darah < 160/ 100 mmHg ≥ 160/100 mmHg
Infeksi atau Normal Ada kelainan dan ada
kelainan pada tanda-tanda infeksi
skrotum/
inguinal
anemia Hb ≥ 8 gr% Hb < 8 gr%

D. Kontrasepsi Darurat
Seyogyanya setiap kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan.
Kehamilan yang tidak direncanakan setelah melalui berbagai pertimbangan
selanjutnya dapat menjadi kehamilan yang diterima atau kehamilan yang tidak
dikehendaki. Pertimbangan tersebut antara lain meliputi aspek kesehatan,
ekonomi, sosial dan agama.

6
Dari aspek kesehatan dipertimbangkan kesehatan ibu secara keseluruhan,
riwayat kehamilan dan persalinan terakhir, umur dan kesehatan anak terkecil.
Dari aspek ekonomi dipertimbangkan antara lain penghasilan suami/istri,
apakah masih bergantung kepada orang tua, ikatan dinas dan peraturan
perusahaan tempat bekerja. Sedangkan dari aspek sosial dipertimbangkan
masalah sekolah dan pekerjaan. Dari aspek agama dipertimbangkan tentang
status pernikahan dan penerimaan kehamilan tersebut.
Bila kehamilan tersebut, telah melalui pertimbangan pertimbangan
tersebut diatas dapat diterima maka selanjutnya ia akan berjalan seperti
kehamilan yang direncanakan. Namun bila kehamilan tersebut tidak diterima
atau tidak dikehendaki maka selanjutnya akan timbul upaya melakukan
abortus (pengguguran kandungan) baik secara aman maupun tidak aman
("unsafe"). Diperkirakan sekitar 2/3 dari kehamilan yang tidak dikehendaki
berakhir dengan abortus.
Sejalan dengan strategi "Making Pregnancy Safer (MPS)" harus
dilakukan upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan. Semua
kehamilan yang tidak diinginkan dapat dicegah seandainya pasangan
menggunakan alat pelindung berupa kontrasepsi. salah satu yang akan
diperkenalkan disini adalah Kontrasepsi Darurat (KONDAR).
Yang dimaksud Kontrasepsi Darurat adalah kontrasepsi yang dapat
mencegah kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. Atau sering
juga disebut "Kontrasepsi Pasca senggama" atau "Morning after pills" atau
"Morning after treatment". Pada awalnya istilah "Kontrasepsi sekunder atau
Kontrasepsi darurat" adalah untuk menepis anggapan bahwa obat tersebut
harus segera dipakai/digunakan setelah melakukan hubungan seksual atau
harus menunggu hingga keesokan harinya, dan bila tidak, berarti sudah
terlambat sehingga pasangan tersebut tidak dapat berbuat apa apa lagi.
Sebutan kontrasepsi darurat untuk menekankan bahwa jenis kontrasepsi
ini digunakan pada keadaan dan masa yang tidak boleh ditunda, juga
mengisyaratkan bahwa cara KB ini lebih baik daripada tidak memakai metode

7
KB sama sekali. Tetapi sebenarnya cara ini tetap kurang efektif dibandingkan
dengan cara KB lain yang sudah ada.
Efek samping yang mungkin muncul : Mual, muntah, perdarahan bercak,
nyeri payudara. Pil Kondar aman digunakan oleh semua wanita usia subur.
Dan efektif bila dipakai sesuai petunjuk. Pil Kondar tidak bermanfaat bila
diminum setelah terlambat haid. Pil Kondar tidak dapat mennggugurkan
kehamilan. Jika setelah minum pil Kondar ternyata anda hamil. Maka
kehamilan akan tetap normal.
Efek samping yang mungkin timbul adalah rasa mual, sakit kepala,
pusing, muntah atau payudara tegang. Ini diakibatkan karena pil Kondar
mengandung hormone dosis tinggi. Pada umumnya efek samping berlangsung
tidak lebih dari 24 jam.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam memberikan pelayanan kontrasepsi, bidan perlu melakukan
penapisan pada calon akseptor KB, untuk memastikan apakah klien cocok atau
tidak dengan metode kontrasepsi yang ada. Keluarga merupakan unit yang
terkecil dari susunan kelompok masyarakat.
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan
bila digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut
“Kontrasepsi pascasanggama” atau “morning after pil” atau “morning after
treatment”. Istilah “kontrasepsi sekunder” atau “kontrasepsi darurat” asalnya
untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai/digunakan setelah
hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila
tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Program KB bagi kepenting Indonesia adalah sebagai metode
menyeimbangkan populasi dalam meratakan kesejahteraan ekonomi, spiritual,
social dan budaya penduduk diindonesia agar dapat tercapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
B. Saran
Dengan adanya metode kb darurat di Indonesia semoga dapat
menurunkan angkat kepadatan penduduk yang terjadi, dan juga dengan adanya
program KB tersebut dapat mengubah atau memperbaiki angka kematian ibu
dan anak yang sering terjadi di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin Bari Abdul. 2006. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Emergency Contraception FHS-WH11A (Sept 2011)pdf. Diakses pada tanggal 20


April 2014 pada pukul 15.00

Desy Ekawangi blog di Netlog.html. Diakses pada tanggal 23 April 2014 pada
pukul 15.00

Affandi, Biran. 2015. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

10

You might also like