You are on page 1of 26

Shafira Dwi Resnasari

161 0211 119


A3
 Assay hormon dalam darah akan memberikan suatu indikasi dari kadar hormon pada saat itu.

 Untuk kadar hormon dengan waktu paruh panjang, kadar hormonnya tidak cepat berubah

(contoh tiroksin), pengukuran sample yang diambil secara acak memberikan suatu penilaian
terpadu terhadap status hormone.

 Untuk kadar hormon dengan waktu paruh pendek, kadar hormonnya cepat berubah (contoh

epinefrin), assay ini hanya akan memberikan informasi pada saat pengumpulan sample.
 Beberapa hormon seperti epinefrin dan norepinefrin diekskresikan hanya beberapa detik

setelah kelenjar distimulasi, tetapi ada yang diekskresikan berbulan-bulan seperti tiroksin dan
GH agar dapat bekerja penuh.

 Setiap hormon memiliki karakteristik onset dan lama kerja masing-masing, karakteristik tiap

hormon disesuaikan dengan kinerja fungsi pengaturan hormon tersebut yang spesifik.

 Kecepatan sekresi berbagai hormon juga sangat kecil, biasanya beberapa mg atau

mikrogram perhari.
Pemeriksaan MRI dan CT scan yang bertambah ukurannya kesamping.

 Foto Tengkorak (cranium)  CT Scan Otak

Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor
terjadi tumor atau juga atropi. pada hipofisis atau hipotalamus melalui komputerisasi.
Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun
 Foto Tulang (osteo)
diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak
Dilakukan untuk melihat tulang. Pada klien dengan
bergerak selama prosedur.
gigantisme akan dijumpai ukuran tulang yang
bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya.
Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer
Pemeriksaan radiologi

 Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan
osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas
tulang bisa normal atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang
serta tuberculae pada tulang.

Pemeriksaan Elektrocardiogram (ECG)

 Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan gambaran
EKG akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan
dijumpai gelombang Q-T yang memanjang sedangkan pada hiperparatiroid interval Q-T mungkin
normal.
Pemeriksaan darah

 KADAR GROWTH HORMON

Nilai normal 10 µg/ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai
ini meningkat kadarnya. Specimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc.

 KADAR ADRENOKARTIKO TROPIK (ACTH)

Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih
kurang 5 cc dan urin 24 jam. Berguna untuk menentukan etiologi sindrom cushing.

 KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH)

Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder.
Dibutuhkan darah kurang lebih 5 cc. Kadar tsh rendah, maka diperkirakan disfungsi hipotalamus.
 KADAR PROLAKTIN

Dilakukan dengan pemberian TRH, biasanya PRL naik 15-30 detik setelah diberi TRH. Normalnya
pada pria usia 20-39 (15-20 ng/ml), 40-59 (10-50ng/ml), 60-79(5-90ng/ml), dan wanita usia
20-39 (30-120ng/ml), 40-59 (20-120 ng/ml), 60-79 (10-100 ng/ml).

 KADAR TESTOSTERON DAN ESTROGEN

Kadar testosteron pria batas normalnya 300-10000 ng/ml, Sedangkan pada wanita diatas
50pg/ml masih normal, bila dibawah 30 pg/ml bisa merupakan indikasi kegagalan gonad.
 Up take Radioaktif (RAI)  T3 dan T4 Serum

Tujuan pemeriksaan darah untuk mengukur Persiapan fisik secara khusus tidak ada.
kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena
iodide. sebanyak 5-10 cc.
Normal : 10-35 % Nilai normal pada oang dewasa :
Kurang dari: 10 % disebut menurun, dapat Iodium bebas : 0,1-0,6 mg/dl
terjadi pada hipotiriodisme. T3 : 0,2-0,3 mg/dl
Lebih dari : 35% disebut meninggi dapat terjadi T4 : 6-12 mg/dl
pada tirotoxikosis atau pada defisisensi Iodium Nilai normal pada bayi/anak :
yang suddah lama dan pada pengobatan lama T3 : 180-240 mg/dl
hipertiroidisme.
 Up take Resin
Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tak jenuh. Bila
TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada hipertiroidisme dan
menurun pada hipotiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Pasien puasa selama
6-8 jam.
Nilai normal :
Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin
Anak : pada umumnya tidak ada.

 Protein Bound Iodine (PBI)


Bertujuan mengukur Iodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam 100
ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan sebelum
pemeriksaan 6-8 jam.
Pemeriksaan urine

 Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)


Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24 jam. Nilai normal 1-5 mg.
Tidak ada persiapan khusus

 Percobaan Sulkowitch
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui
aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila
pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium, plasma diperkirakan antara 5
mg/dl. Endapan sedikit (Fine white cloud) menunjukan kadar kalsium darah normal (6 ml/dl). Bila
endapan banyak, kadar kalsium tinggi

Source: Greenspan endokrinologi, hal 106-114,Guyton &hall physiology


Source:
https://labcito.co.id/p
emeriksaan-endokrin/
 Dilakukan secara terbatas untuk mengukur kadar hormon steroid, kortekolamin, dan kortisol.

 Lebih akurat untuk pengukuran hormon dengan waktu paruh pendek.

 Samplenya dapat digunakan urine 24 jam atau acak.

 Interpretasi pengukuran urine harus memperhitungkan kenyataan bahwa kadar urine

mencerminkan penanganan hormon terhadap ginjal.


 Keuntungan dari pemeriksaan kadar urine:

1. untuk mendiagnosa penyakit cushing dengan ditemukan peningkatan hormone kortisol

2. Untuk mendiagnosa stadium awal dari penyakit addison dengan ditemukan penurunan
kadar kortisol.

3. Untuk mendokumentasikan kelebihan aldosteron pada aldosteronisme (kelainan


keseimbangan elektrolit akibat sekresi aldosteron berlebih).

4. Untuk mendokumentasikan kelebihan epinefrin pada freokromatositoma.


 Ada dua tipe tes dinamik cadangan yang sering dilakukan, salah satunya produksi atau kerja

hormon endogen diblok, dan kapasitasi respon hipofisis dengan meningkatkan produksi

endogen hormon tropik kemudian disimpulkan, idealnya tes tersebut mengukur integritas seluruh

lingkaran hipotalamus, hipofisis


 Corticotrophin releasing hormone (CRH) menstimulasi proliferasi sel B, aktifasi NK, dan stimulasi

produksi IL-1, IL-2, dan IL-6. Reseptor CRH telah ditemukan pada sistem imun. Injeksi CRH pada
intraserebroventrikular memiliki efek inhibisi yang besar terhadap fungsi imun. ACTH telah
terbukti menghambat produksi antibodi sampai titik tertentu dan memodulasi fungsi sel B.

 Fungsi pengukuran reseptor hormon sangat berguna sebagai diagnosa keadaan resistensi

parsial seperti riketsia yang berhubungan dengan defisiensi vit. D

 Pengukuran antibodi terhadap hormon sangat penting untuk menyimpulkan keadaan endokrin.
1. Greenspan endokrinologi, hal 106-114
2. Guyton &hall physiology
3. At a glance
4. https://labcito.co.id/pemeriksaan-endokrin/

You might also like