You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta segala isinya, karena berkat pimpinan, bimbingan,
bantuan, izin serta bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Respirasi dan Fermentasi” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Yunita Rusidah selaku dosen mata pelajaran Biologi atas bimbingannya.
Topik pada makalah ini adalah Respirasi dan Fermentasi. Kami mengumpulkan data-
data dari berbagai sumber seperti buku, internet, maupun orang-orang yang memiliki
kemampuan lebih mendalam mengenai topik yang kami bahas.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca demi peningkatan kualitas makalah.

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian dan macam macam respirasi...................................................................................2
B. Pengertian dan macam-macam fermentasi...............................................................................2
C. Tahap fermentasi secara umum.................................................................................................3
D. Faktor yang mempengaruhi fermentasi.....................................................................................5
E. Kesukaran-kesukaran yang dialami saat proses fermentasi......................................................6
F. Keuntungan proses fermentasi.................................................................................................6
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di
paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih
menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel
tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama
adalah karbohidrat.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri salah satunya adalah
fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan yang mempelajari peri kehidupan tumbuhan sudah
demikian pesat berkembangnya juga didukung oleh beberapa ilmu seperti anatomi tumbuhan,
morfologi tumbuhan, dan sistematika tumbhan. Fisiologi tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu
yang mempelajari atau mencari keterangan-keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk
mempertahankan kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energi yang
berkesinambungan. Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energi kimia yang
terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses pelepasan
energi yang menyeddiakan energi bagi keperluan sel itu diseebut dengan respirasi. Respirasi
sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon
dioksida dan air.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun
(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan
anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar
yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa)
secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi
anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma).
Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa
zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu
proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan
yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2
dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan
untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : Kloropil

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Respirasi dan Macam Macam Respirasi

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.


Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui
dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan.
Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi
terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada
karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh
oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan
jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua
tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa
memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada
peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob
mendapatkan energi dengan car menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup.
Dalam proses pernapasan aerob / anaerab. akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
Gas dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbon dioksida yang
dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara difusi.
Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan daun
dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga
dapat melakukan proses keluar msuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah rawa/berlumpur
mempunyai akar yang mencuat keluar deari tanah. Akar ini disebut akar panas. Kandungan
katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya
proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim
atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada
inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).
Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula
pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimiawi
menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses
fotosintesis yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu
menyebabkan seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk
melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian
oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun.
Reaksi yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut

Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui tiga tahap,
yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa
perubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs
(daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob
menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi
elektron respiratori. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh
melalui stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses
respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat,
dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid,
pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat digunakan
untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
1. Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan :
C6H12O6 + 6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal

Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.

2. Respirasi Anaerobik (anaerob)


Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan
energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa
tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat
hidrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada
jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji-biji yang
kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku
respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti
fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya
adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air
dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Reaksinya :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal

Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan.Bahkan


bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika
berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup
sehingga member kemungkinan bakteri tambah subur (Lukman, 1997).

B. Pengertian dan Macam – Macam Fermentasi

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum
dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat
dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal),
dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk
sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa
kelelahan pada otot (Wikipedia, 2011).

Sifat Fermentasi :
1. Aerob memerlukan adanya oksigen.
2. Anaerob tidak memerlukan adanya oksigen.

Desain Bioreaktor
Istilah fermenter (bioreaktor) digunakan untuk tempat fermentasi. Pada prinsipnya
fermenter harus menjamin pertumbuhan mikroba dan produk dari mikroba di dalam fermenter.
Semua bagian di dalam fermenter pada kondisi yang sama dan semua nutrien termasuk oksigen
harus tersedia merata pada setiap sel dalam fermenter dan produk limbah seperti; panas, CO2,
dan metabolit harus dapat dikeluarkan (remove). Masalah utama fermenter untuk produksi
skala besar adalah pemerataan medium kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya
medium kultur harus tercampur merata. Oleh karena itu, wadah perlu didesain sedemikian rupa
sehingga proses dalam wadah dapat dimonitor dan dikontrol. Wadah (fermenter) memberikan
kondisi lingkungan fisik yang cocok bagi katalis sehingga dapat berinterkasi secara optimal
dengan substrat. Desain fermenter mulai dari yang sederhana (tangki dengan putaran) sampai
yaang integrated system dengan komputer.

Reaksi fermentasi multifase:


1. Fase gas (mengandung N2, O2 dan CO2)
2. Fase cair (medium cair dan substrat cair), dan
3. Fase padat.

Menurut hasil samping yang terbentuk, maka fermentasi dibedakan atas:

a. Fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik.


Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol
(etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces
cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi
alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2
molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.

b. Fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot.


Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau
manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat. Di
dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun
secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.
Reaksinya:
C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
Prosesnya: :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 – 2(3 ATP) = 2 ATP.

c. Fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.


Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat
etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob.
Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa, disamping itu
juga terdapat fruktosa, galaktosa, dan manosa. Hasil akhirnya adalah alkohol, karbon
dioksida, dan energi. Alkohol bersifat racun bagi sel-sel ragi. Sel-sel ragi hanya tahan
terhadap alkohol pada kadar 9-18%. Lebih tinggi dari kadar tersebut, proses
alkoholisasi (pembuatan alkohol) terhenti. Hal tersebut merupakan suatu kendala pada
industri pembuatan alkohol.
Oleh karena glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbon dioksida,
maka energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik. Pada respirasi
aerobik dihasilkan 675kal, sedangkan pada respirasi anaerobik hanya dihasilkan 21 kal.
seperti reaksi dibawah ini:
C6H12O6 —–> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 21 kal
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan.
Bahkan, bakteri anaerobik seperti Clostridiumb tetani (penyebab tetanus) tidak dapat
hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka
dalam atau tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri Clostridium tersebut
tumbuh subur karena dalam lingkungan anaerob.

d. Fermentasi Vitamin
Vitamin selain dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan namun juga dapat
diperoleh secara fermentasi. Terutama vitamin B. Mikroorganisme yang terlibat dalam
fermentasi ini adalah kapang.
1. Aksomisetes Eremothecium Asbhyii dan Asbhya Gossypii.
2. Kapanga ( Candida flaeri, C . famata,dsb).
3. Bakteri dapat juga digunakan untuk produksi. Hasil yang dicapai dapat lebih dari
20 g ribovlavin per liter kultur yang dilakukkan secara steril dan kondisi aerob yang
mengandiung molase atau minyak tumbuhan sebagai sumber karbon utama.

Pada beberapa proses fermentasi yang menggunakan sel mikroba, reaksi enzim
mungkin sepenuhnya dalam sel mikroba,karena enzim yang bekerja bersifat
intraseluler.
Sumber mikroba ada dua :
1. Bakteri
2. Fungi
a. Khamir
b. Kapang

Manafaat mikroba dalam fermentasi :


1. Produksi masa sel.
2. Produksi antigen,pigmen,lipid,dan enzim.
3. Produksi metabolit primer.
4. Aplikasi aktivitas metabolisme.
5. Produksi metabolit sekunder.
6. Modifikasi struktur biotransformasi.
7. Merangsang fiksasi nitrogen.

Keberadaan oksigen akan menghambat jalur fermentasi di dalam sel khamir


sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalui jalur respirasi. Fenomena ini
sering disebut Pasteur Effect, berdasarkan fenomena ini seharusnya produksi ethanol
pada khamir terjadi pada kondisi anaerob, namun ternyata terjadi dalam proses aerob.

C. Tahap Fermentasi yoghurt secara umum

Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme. Tidak


sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses pembuatan yogurt, terdapat
dua bakteri utama yang membantu proses fermentasi yogurt diantaranya adalah
Streptococcus thermophilus dan Lactobicillus bulgaricus. Pada dasarnya kerja kedua
bakteri ini yaitu menghasilkan asam laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi
asam. Asam laktat ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora pada usus.
Tingkat keasaman yang dihasilkan mampu menghambat bakteri penyebab penyakit yang
pada umumnya tidak tahan terhadap asam. Streptococcus thermophilus merupakan bakteri
gram-positif yang bersifat anaerob. S.thermophilus merupakan bakteri yang paling
komersial dari semua bakteri yang penghasil asam laktat. S.thermophilus banyak
digunakan pada pembuatan keju, fermentasi makanan. S.thermophilus memiliki peran
sebagai probiotik, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan gangguan gastrointestinal
lainnya. Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang membantu dalam proses fermentasi
yoghurt. Bakteri ini pertamakali diidentifikasi oleh seorang dokter yang bernama Stamen
grigorov pada tahun 1905 asal Bulgaria. Bakteri ini mengubah laktosa menjadi asam laktat.
Asam ini sekaligus dapat mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang
yang toleran terhadap susu murni dapat mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah
kesehatan. Berikut merupakan taksonomi dari kedua jenis akteri tersebut.
Adapun sistematika dari bakteri Streptococcus thermophilus menurut Schleifer et al. (1995)
dalam thefreedictionary (2007), dapat digolongkan sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Cocci
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus salivarius
Subspecies : Streptococcus salivarius Subsp. thermophilus
Adapun sistematika dari bakteri Lactobacillus bulgaricus menurut Weiss et al.
(1984) dalam thefreedictionary (2007), dapat digolongkan sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Species : Lactobacillus delbrueckii
Subspecies : Lactobacillus delbrueckii Subsp. Bulgaricus

- Proses Pembuatan Yoghurt


a. Siapkan susu yang sudah dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu tambahkan
susu krim sebanyak 15%.
b. Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai
mendidih. Hal ini hanya bertujuan untuk menguapkan air sehingga nantinya akan
terbentuk gumpalan atau solid yoghurt.
c. Jika sudah, solid yoghurt lalu diangkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat
kuku baru kemudian ditambahkan bibit yoghurt sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt
yang sudah mengental tadi. Bibit yoghurt memang tidak dijual di pasaran secara bebas
tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya kita dapat
menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan tanpa aroma
sebagai bibit yoghurt.
d. Diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan
bentuk yang kental .
e). Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan
yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan
rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya.
f. Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat
asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk,
strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan
tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai
sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah.
g) Yoghurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca.
Kalaupun kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi
bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan
wadah kaca.

D. Faktor yang mempengaruhi fermentasi

 Ketersediaan sumber-sumber karbon dan nitrogen yang akan digunakan oleh


mikroorganisme tersebut untuk tumbuh dan berkembang biak
Ketersediaan zat gizi khusus yang merupakan persyaratan karakteristik bagi
mikroorganisme tertentu untuk tumbuh dengan baik
 Nilai pH produk pangan
 Suhu inkubasi
 Kadar air
 Ada/tidaknya kompetisi dengan mikroorganisme lainnya
Bahan dasar
Bahan dasar untuk kepentingan fermentasi dapat berasal dari hasil-hasil pertanian,
perkebunan maupun limbah industri. Bahan dasar yang umum digunakan di negara
berkembang adalah :
1. molase, karena banyak tebu
2. jerami
3. dedak
4. kulit kopi, kulit coklat, sabut kelapa
5. ampas tebu, ampas biji-bijian yang telah diambil minyaknya
6. kotoran binatang
7. air limbah
8. sampah sebagai komponen pupuk
9. sisa pabrik kertas, pabrik susu dan sebagainya.

E. Kesukaran-kesukaran yang dialami pada saat proses fermentasi

1. PH tidak sesuai
2. Suhu inkubasi tidak sesuai
3. kadar air tidak sesuai
4. tercemar oleh mikroorganisme lain
5. kondisi bahan yang memang jelek
6. kapang dengan miselianya masuk ke dalam makanan, sehingga tekstur berubah, dan lebih
permeabel terhadap air pengolahan. Kemungkinan terjadi keracunan, misalnya keracunan
karena mengkonsumsi tempe bongkrek.

F. Keuntungan proses fermentasi

1. Nilai gizi lebih baik daripada bahan asalnya, karena terjadi pemecahan zat makanan yang
tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya serat akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan
oleh kapanh. Mikroba akan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana
2. Makanan hasil fermentasi lebih mudaah dikonsumsi
3. Makanan hasil fermentasi mempunyai citarasa yang lebih baik
4. Beberapa hasil fermentasi seperti alkohol dan asam dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen di dalam makanan.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Respirasi yang terjadi pada tumbuhan ada dua macam yaitu aerobik dan anaerobik.
 Respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi secara aerobik sedangkan pada tumbuhan
tingkat rendah terjadi secara aerobik dan anerobik.
- Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
- Fermentasi dalam pemrosesan bahan pangan adalah pengubahan karbohidrat
menjadi alkohol dan karbondioksida atau asam amino organik
menggunakan ragi,bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik.
Perilaku mikroorganisme terhadap makanan dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif,
dan fermentasi makanan biasanya mengacu pada dampak positifnya. Sains yang mempelajari
fermentasi disebut dengan zimologi.

B. SARAN
Setelah mempelajari tentang mikrobiologi ini kiranya kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang
fermentasi. Kami sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang harus ditutupi. Oleh karena itu kami dengan lapang dada menerima kritik dan
saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang
kurang dalam makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Biologi Sel. 2011. Respirasi Anaerob. www.slideshare.net/…/bab-2-metabolisme-ismail-


pres… – Amerika Serikat
Diakses pada tanggal 1 Desember 2011, pukul 19.00 WIB.

Siregar, A. 2010. Katabolisme (Respirasi). http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-


pertanian/metabolisme-sel/katabolisme-respirasi/
Diakses pada tanggal 1 Desember 2011, pukul 18.00 WIB.

Wikipedia. 2011. Fermentasi. id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi


Diakses pada tanggal 1 Desember 2011, pukul 18.30 WIB.

You might also like