Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta segala isinya, karena berkat pimpinan, bimbingan,
bantuan, izin serta bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Respirasi dan Fermentasi” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Yunita Rusidah selaku dosen mata pelajaran Biologi atas bimbingannya.
Topik pada makalah ini adalah Respirasi dan Fermentasi. Kami mengumpulkan data-
data dari berbagai sumber seperti buku, internet, maupun orang-orang yang memiliki
kemampuan lebih mendalam mengenai topik yang kami bahas.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca demi peningkatan kualitas makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian dan macam macam respirasi...................................................................................2
B. Pengertian dan macam-macam fermentasi...............................................................................2
C. Tahap fermentasi secara umum.................................................................................................3
D. Faktor yang mempengaruhi fermentasi.....................................................................................5
E. Kesukaran-kesukaran yang dialami saat proses fermentasi......................................................6
F. Keuntungan proses fermentasi.................................................................................................6
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di
paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih
menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel
tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama
adalah karbohidrat.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri salah satunya adalah
fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan yang mempelajari peri kehidupan tumbuhan sudah
demikian pesat berkembangnya juga didukung oleh beberapa ilmu seperti anatomi tumbuhan,
morfologi tumbuhan, dan sistematika tumbhan. Fisiologi tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu
yang mempelajari atau mencari keterangan-keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk
mempertahankan kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energi yang
berkesinambungan. Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energi kimia yang
terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses pelepasan
energi yang menyeddiakan energi bagi keperluan sel itu diseebut dengan respirasi. Respirasi
sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon
dioksida dan air.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun
(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan
anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar
yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa)
secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi
anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma).
Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa
zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu
proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan
yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2
dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan
untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : Kloropil
BAB II
PEMBAHASAN
Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui tiga tahap,
yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa
perubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs
(daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob
menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi
elektron respiratori. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh
melalui stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses
respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat,
dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid,
pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat digunakan
untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
1. Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan :
C6H12O6 + 6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum
dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat
dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal),
dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk
sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa
kelelahan pada otot (Wikipedia, 2011).
Sifat Fermentasi :
1. Aerob memerlukan adanya oksigen.
2. Anaerob tidak memerlukan adanya oksigen.
Desain Bioreaktor
Istilah fermenter (bioreaktor) digunakan untuk tempat fermentasi. Pada prinsipnya
fermenter harus menjamin pertumbuhan mikroba dan produk dari mikroba di dalam fermenter.
Semua bagian di dalam fermenter pada kondisi yang sama dan semua nutrien termasuk oksigen
harus tersedia merata pada setiap sel dalam fermenter dan produk limbah seperti; panas, CO2,
dan metabolit harus dapat dikeluarkan (remove). Masalah utama fermenter untuk produksi
skala besar adalah pemerataan medium kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya
medium kultur harus tercampur merata. Oleh karena itu, wadah perlu didesain sedemikian rupa
sehingga proses dalam wadah dapat dimonitor dan dikontrol. Wadah (fermenter) memberikan
kondisi lingkungan fisik yang cocok bagi katalis sehingga dapat berinterkasi secara optimal
dengan substrat. Desain fermenter mulai dari yang sederhana (tangki dengan putaran) sampai
yaang integrated system dengan komputer.
d. Fermentasi Vitamin
Vitamin selain dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan namun juga dapat
diperoleh secara fermentasi. Terutama vitamin B. Mikroorganisme yang terlibat dalam
fermentasi ini adalah kapang.
1. Aksomisetes Eremothecium Asbhyii dan Asbhya Gossypii.
2. Kapanga ( Candida flaeri, C . famata,dsb).
3. Bakteri dapat juga digunakan untuk produksi. Hasil yang dicapai dapat lebih dari
20 g ribovlavin per liter kultur yang dilakukkan secara steril dan kondisi aerob yang
mengandiung molase atau minyak tumbuhan sebagai sumber karbon utama.
Pada beberapa proses fermentasi yang menggunakan sel mikroba, reaksi enzim
mungkin sepenuhnya dalam sel mikroba,karena enzim yang bekerja bersifat
intraseluler.
Sumber mikroba ada dua :
1. Bakteri
2. Fungi
a. Khamir
b. Kapang
1. PH tidak sesuai
2. Suhu inkubasi tidak sesuai
3. kadar air tidak sesuai
4. tercemar oleh mikroorganisme lain
5. kondisi bahan yang memang jelek
6. kapang dengan miselianya masuk ke dalam makanan, sehingga tekstur berubah, dan lebih
permeabel terhadap air pengolahan. Kemungkinan terjadi keracunan, misalnya keracunan
karena mengkonsumsi tempe bongkrek.
1. Nilai gizi lebih baik daripada bahan asalnya, karena terjadi pemecahan zat makanan yang
tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya serat akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan
oleh kapanh. Mikroba akan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana
2. Makanan hasil fermentasi lebih mudaah dikonsumsi
3. Makanan hasil fermentasi mempunyai citarasa yang lebih baik
4. Beberapa hasil fermentasi seperti alkohol dan asam dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen di dalam makanan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Respirasi yang terjadi pada tumbuhan ada dua macam yaitu aerobik dan anaerobik.
Respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi secara aerobik sedangkan pada tumbuhan
tingkat rendah terjadi secara aerobik dan anerobik.
- Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
- Fermentasi dalam pemrosesan bahan pangan adalah pengubahan karbohidrat
menjadi alkohol dan karbondioksida atau asam amino organik
menggunakan ragi,bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik.
Perilaku mikroorganisme terhadap makanan dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif,
dan fermentasi makanan biasanya mengacu pada dampak positifnya. Sains yang mempelajari
fermentasi disebut dengan zimologi.
B. SARAN
Setelah mempelajari tentang mikrobiologi ini kiranya kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang
fermentasi. Kami sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang harus ditutupi. Oleh karena itu kami dengan lapang dada menerima kritik dan
saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang
kurang dalam makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA