You are on page 1of 33

1.

coretan kuliahku
kumpulan materi kuliah akuntansi. siapa tau ajah bermanfaat!!! mohon
dimaklumi jika penulisannya rada kacau ... :-p
Selasa, 22 Oktober 2013

AKUNTABILITAS YAYASAN dan


PENGENDALIAN KEUANGAN
2.1 AKUNTABILITAS YAYASAN

o Ruang Lingkup

Laporan keuangan yayasan memiliki karakteristik sebagai berikut

a. Sumber daya yayasan bersal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba dan kalau suatu yayasan
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau
pemilik yayasan tersebut.

c. Tidak ada kepemilikan dalam arti bahwa kepemilikan tidak dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya
yayasan pada sasat likuidasi

Laporan keuangan yayasan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yayasan berbeda dengan laporan
keuangan swasta.

Definisi istilah dalam akuntansi yayasan

o Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh
penyumbang agar sumber daya tersebut dapat dipertahankan secara permanen.

o Pembatasan temporer adalah pembatsan penggunaan sumber daya oleh penyumbang agar sumber
daya tersebut dapat dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan
terpenuhinya keadaan tertentu.

o Sumangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi unutk tujuan tertentu oleh
penyumbang.

o Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu
oleh penyumbang

A. Tujuan Laporan Keuangan

Yaitu menyediakan informasi yang releven untuk memenuhi kepentingan para


penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
yayasan
Laporan keungan meyajikan informasi mengenai :

1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan

2. Pengaruh trasaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat aktiva bersih

3. Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama periode dan hubungan
diantara keduanya

4. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman, dan
melunasi pinjaman serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya

5. Usaha jasa suatu yayasan.

B. Unsur – unsur dalam sistem akuntansi

Komponen komponen sistem akuntansi

Secara tradisional terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a. Bagan perkiraan /akun

Bagan perkiraan adalah daftar masing – masing item, diman pencatatannya dibagi kedalam lima
kategori

 Aktiva

 Utang

 Aktiva bersih

 Pendapatan

 Belanja

b. Buku besar

Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana bagan perkiraan atau akun bertindak
sebagai daftar isi buku besar. Dalam sisitem manual, ringkasan total dari seluruh jurnal dimasukkan
kedalam buku besar setiap bulannya. Dalam sistem terkomputerasi, data secara khusus dimasukkan
ke sistem sekali saja

c. Jurnal

Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi, sebelum diklasifikasikan ke buku besar.
Jurnal mengatur informasi secara kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.

d. Buku cek

Pada yayasan berskala kecil, buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar
transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor ke dan dari
saldo pembayaran akan dibuat.

e. Manual prosedur akuntansi

Yaitu suatu pencatatan prosedur dan kebijakan untuk menangani transaksi keuangan

f. Siklus akuntansià
Terbagi dalam tiga tahap

Tahap pencatatan  Kegiatan penidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan
bukti pencatatan

 Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal

 Memindahkanbukukan dari jurnal ke buku besar

Tahap  Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdaasrkan akun – akun buku besar
pengikhtisaran
 Pembuatan ayat jurnal penyesuaian

 Penyusunan kertas kerja (workshet)

 Pembuatan ayat jurnal penutup

 Pembuatan neraca saldo setelah penutupan

 Pembuatan ayat jurnal pembalik

Tahap pelaporan  Neraca

 Laporan aktivitas

 Laporan arus kas

 Laporan perubahan aktiva bersih

 Catatan atas laporan keuangan


Buku besar
pembntu kas

Kertas
kerja

Perhitungan
anggaran

Siklus akuntansi
C. MEMPERTAHANKAN INTEGRITAS SISTEM AKUNTANSI

 Neraca Saldo

Dalam sistem manual, seluruh saldo buku besar dihitung atas basis bulanan untuk
memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit. Apabila debet sam dengan kredit,
laporan keuangan dapat disajikan dengan menggunakan jumlah neraca saldo. Sistem
akuntansi yang terkomputerisasi akan menghasilkan neraca saldo dengan mekanisme built-
in. Namun beberapa paket software atau perangkat lunak tidak memperbolehkan input
secara langsung ke buku besar, sehingga total debet dan kredit sama.

 Rekonsiliasi Bank

Setiap bulan, saldo buku cek harus disesuaikan dengan saldo perkiraan bank. Proses
ini melibatkan tiga langkah dasar, yaitu :

1. Membandingkan cek dan deposito dalam buku cek dengan laporan bank, lalu
menyesuaikan beberapa ketidaksesuaian.

2. Menyesuaiakan biaya bank atau bunga bank yang dihasilkan dengan saldo buku cek.

3. Mengurangi cek nonkas dari slado bank dan menambahkan pada cek yang disetorkan,
yang belum dicerminkan dalam saldo bank.

D. TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI

 Perbedaan antara akuntansi untuk yayasan dan organisasi bisnis

Prinsip akuntansi yang diterima umum bisa diterapkan dalam praktek akuntansi
nonprofit. Namun, ada beberapa perbedaan yang signifikan yaitu :

1. Akuntansi untuk sumbangan


2. Kapitalisasi dan penyusutan aktiva

3. Klasifikasi biaya fungsional

1. Akuntansi untuk sumbangan

Yayasan yang memenuhi syarat mendapat status bebas pajak akan ditunjuk untuk
menerima sumbangan. Prosedur yang ekuivalen untuk menangani akuntansi sumbangan
dalam yayasan adalah prosedur khusus, yaitu :

a. Janji atau komitmen. Pada tahun 1993, Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau
Financial Accounting Standart Board(FASB) menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan
No. 116 tentang akuntansi untuk sumbangan yang diterima dan sumbangan yang dibuat,
di mana pedoman pencatatan piutang, piutang yang tidak terikat, dan piutang yang dapat
dijalankan secara sah untuk dicatat akan diatur. Piutang tanpa syarat merupakan piutang
yang tidak tergantung pada kejadian di masa depan.

b. Jasa dan Menteri yang didermakan. Pedoman pernyataan FASB No.116 mensyaratkan
akuntansi untuk sumbangan barang-barang dalam suatu yayasan. Selain itu, waktu yang
dimiliki sukarelawan juga harus dilaporkan sebagai :

 Waktu yang dimiliki sukarelawan untuk menghasilkan kreasi atau peningkatan aktiva
nonkeuangan, seperti waktu tenaga sukarelawan untuk memperbarui pusat
perawatan anak.

 Jasa yang diberikan secara sukarela adalah keahlian khusus, seperti akuntan,
perawat, teknisi listrik, guru atau profesional lainnya, dan tukang.

c. Kejadian-kejadian khusus dan Hak Keanggotaan Pembina. Orang yang dibayar untuk
menyelenggarakan suatu acara yang akan menghadirkan para penyumbang sering kali
menerima manfaat nyata. Hak keanggotaan Pembina menandakan hak individu dalam
penggunaan fasilitas dan penerimaan jasa.

2. Kapitalisasi dan Penyusunan Aktiva

Yayasan perlu mencatat pembelian peralatan dan barang substansial jangka panjang
seperti komputer, mobil, dan bangunan, sebagai aktiva serta menanggung porsi biaya per
tahun untuk barang-barang yang masih memiliki umur manfaat. Yayasan juga perlu mencatat
aktiva. Namun ada beberapa aktiva di sektor non profit yang menerima perlakuan khusus,
seperti koleksi museum, bangunan sejarah, buku perpustakaan, dan kebun bianatang.

Item sumbangan yang ditambahkan untuk koleksi akan digunakan dalam pameran
publik, dilindungi, dan tetap tidak dibebani, dan jika dijual hasil penjualan akan digunakan
untuk mengganti item yang sepadan, di mana transaksi tersebut tidak perlu dicatat dan tidak
diakui sebagai aktiva.

3. Klasifikasi Pengeluaran Fungsional


Yayasan perlu melaporkan pengeluaran kas sesuai dengan klasifikasi fungsinya. Dua
klasifikasi pengeluaran fungsional primer adalah pelayanan program dan aktivitas pendukung.
Sementara itu klasifikasi aktivitas pendukung meliputi pengelolaan dan aktivitas umum,
penggalian dana, dan pengembangan keanggotaan. Praktek tersebut sangat bervariasi dan
satu yayasan ke yayasan lainnya.

 Implikasi Perbedaan antara Akuntansi Nonprofit dan Akuntansi Swasta

Implikasi dari perbedaan praktek akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta adalah
diperlakukan keahlian tambahan bagi personil, penasihat keuangan, atau auditor. Jadi
sumbangan dan pembelian barang-barang serta peralatan yang memerlukan penanganan
khusus, diatur dengan melibatkan seorang akuntan spesialis yayasan.

Pernyataan visi dan misi akan diperbarui secara reguler untuk mencerminkan
perubahan visi para pengurus dan anggota. Statistik pelayanan dan laporan keuangan
nerupakan perangkat pencapaian tujuan. Dalam hal ini. Anggota dewan pengurus dapat
memecahkan persoalan yayasan sesuai tujuan yang diterapkan.

E. PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASI KAS DAN BERBASIS AKRUAL

Akuntansi berbasis kas dan akuntansi berbasis akrual menggunakan kriteria yang
berbeda untuk menentukan kapan mengakui serta mencatat pengeluaran dan penerimaan
dalam catatan keuangan. Pada akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima
dan disetorkan, sementara biaya dicatat dalam periode akuntansi ketika tagihan dibayarkan.
Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diwujudkan dalam periode akuntansi ketika
pendapatan itu diperoleh: misalnya saat jasa yang dikontrak diberikan dan ketentuan hibah
terpenuhi, tanpa menghiraukan waktu penerimaan kas dari donasi. Belanja dicatat sebagai
pengurang utang saat pembayaran; misalnya ketika membayar persediaan yang dipesan,
membayar lembur karyawan, dan neminjam printer untuk percetakan.

Untuk menggambarkannya, mari kita perhatikan contoh sederhana berikut ini.

Dalam kegiatan Outbond training di akhir tahun, terdapat catatan an setoran buku cek.
Setelah informasi tersebut diketahui dari aktivitas dalam buku cek, laporan akan dibuat menurut
basis kas. Namun, beberapa informasi yang bersangkutan telah dicatat, seperti :

1. Yayasan memberikan panitia outbond hibah sebesar Rp 10.000.000 untuk memberikan


beasiswa kepada anak yang kurang mampu. Anak-anak itu lalu menghadiri outbond, tetapi
yayasan belum mengirimkan cek.

2. Kas tidak mencukupi karena panitia belum membayar cicilan akhir atas pembelian printer
secara kredit pada tahun ini. Panitia berhutang Rp 1.500.000

3. Premi asuransi dibayarkan pada bulan Desember dan mencakup periode November hingga
Desember.

Untuk melibatkan ketiga faktor tersebut ke dalam pertimbangan laporan keuangan,


pendapatan dan biaya harus dicatat atas basis akrual. Beberapa item sejebis juga harus
ditambahkan ke dalam neraca untuk memperbarui laporan keuangan. Item-item tersebut akan
dijelaskan berikut ini :

Outbond Training

1 September – 31 Agustus 20XX

(dalam ribuan)

LAPORAN PENDAPATAN NERACA

PENDAPATAN AKTIVA

Bantuan(hibah) 3000 Kas 127

Sumbangan 4500 barang-barang,gedung,peralatan120000

Dikurangi :

Uang dari peserta 25000 akumulasi penyusutan (100000)

Total pendapatan 32500 total bersih aktiva tetap 20000

TOTAL AKTIVA 20127

BIAYA PASIVA

Gaji 20000 KEWAJIBAN

Makanan & persediaan 6000 pinjaman dari pemerintah 5000

Asuransi 4200

Keperluan lain 2000 AKTIVA BERSIH 15127

Telepon 750

Percetakan dan perangko 3500


Total Biaya 36450 KEWAJIBAN DAN AKTIVA

BERSIH 20127

Akun Piutang

Melaporkan pendapatan yang telah diperoleh, tetapi belum disetorkan. Misalnya


pembayaran dari hibah pemerintah berupa voucher yang belum disetor, merupakan suatu
akun piutang. Dalam kasus panitia memiliki piutang sumbangan sebesar Rp 10.000.000 sejak
anak-anak hadir dalam outbond. Oleh karena itu, panitia “mendapatkan” uang beasiswa dari
yayasan.

PENGARUH

1. Menambah pendapatan hibah sebesar Rp 10.000.000

2. Menambah piutang sumbangan sebesar Rp 10.000.000

Akun pembayaran

Melaporkan pengeluaran yang belum dibayarkan merupakan akun utang. Msialnya,


utang untuk pembuatan brosur sebesar Rp 1.500.000

PENGARUH

1. Menambah biaya brosur sebesar Rp 1.500.000

2. Menambah akun utang sebesar Rp 1.500.000

Biaya Dibayar di Muka

Melaporkan pengeluaran kas yang telah dibayarkan, khususnya untuk periode yang
akan datang. Dalam contoh ini. Biaya asuransi dibayar tiga bulan di muka.

PENGARUH

Menambah pengeluaran asuransi dari Rp 1.050.000(14.200.000/12 bulan) x 3 bulan)


menjadi Rp 3.150.000

Menambah biaya di muka hingga Rp 1.050.000.

Jika dilaporkan menurut basis akrual, dengan menggunakan kategori-kategori yang


digambarkan sebelumnya, laporan keuangan kegiatan outbond terlihat seperti berikut
Outbond Training

1 September – 31 Agustus 20XX

(dalam ribuan)

LAPORAN PENDAPATAN NERACA

PENDAPATAN AKTIVA

Hibah 13000 kas 127

Sumbangan 4500 Akun Piutang 10000

Uang dari peserta 25000 pengeluaran dibayar di muka 1050

Total Bersih Aktiva Tetap 20000

Total pendapatan 42500 TOTAL AKTIVA 31177

BIAYA PASIVA

Gaji 20000 KEWAJIBAN

Makanan & persediaan 4500 Akun pembayaran 1500

Asuransi 3150 Pinjaman dari Pemerintah 5000

Keperluan lain 2000 AKTIVA BERSIH 24577

Telepon 750

Percetakan & Perangko 5000

Total Biaya 36900 KEWAJIBAN DAN AKTIVA

BERSIH 31177

Beberapa yayasan tidak memiliki sumber daya untuk mengembangkan sistem akuntansi
yayasan. Faktor-faktor pertimbangan basis akuntansi adalah :
1. Besaran transaksi yayasan dalam piutang dan pembayaran atas basis yang terus menerus.
Jika tagihan tidak dibayar atau hibah belum dilunasi atau biaya sepanjang tahun belum
dicatat, maka akuntansi berbasis kas akan memberikan gambaran keuangan yang
samabaiknya dengan akuntansi berbasis akrual.

2. Keahlian dan waktu yang membatasi staf bagian pembukuan.

3. Posisi arus kas yayasan. Jika arus kas dijadikan fokus, maka akun pembayaran dan piutang
dapat menjadi akun pengendali.

4. Ukuran anggaran yayasan. Beberapa yayasan yang baru masih kecil belum memiliki
kewajiban pembayaran, dan tidak punya piutang, akan memilih akuntansi berbasis kas. Di
sisi lain, jika anggaran dan transaksi keuangan sudah mulai berkembang, peralihan dari
akuntansi berbasis kas ke akuntansi berbasis akrual akan terjadi.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DI INDONESIA


LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT

Laporan keuangan organisasi nonprofit seperti yayasan meliputi laporan posisi keuangan
pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode
pelaporan dan catatan atas laporan keuangan.

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban

Informas mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :

a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh
tempo.

b) Mengelompokkan aktiva ke dalam bagan lancar dan tidak lancar, serta kewajiban ke dalam
bagian jangka pendek jangka panjang.

c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo kewajiban termasuk
pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok ativa berdasarkan ada atau
tidaknya pembatasan oleh penyumbang yaitu terikat secara permanen terikat secara temporer dan
tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer akan diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan atas leporan
keuangan.

LAPORAN AKTIVITAS

 Tujuan dan fokus laporan aktivitas


Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan
aktivitas tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.

 Perubahan kelompok Aktiva Bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih yang terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.

 Klasifikasi Pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
kecuali penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang
aktiva bersih tidak terikat.

Sementara itu, sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidak pembatasan.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aktiva lain sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat kecuali jika
penggunaannya dibatasi.

 Informasi mengenai Pendapatan dan Beban

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun
demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait,
seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.

 Informasi mengenai Pemberian Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama
dan aktivitas pendukung.

LAPORAN ARUS KAS

Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.

 Klaisifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 tentang laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini :

a. Aktivitas pembiayaan

a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka


panjang
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya
dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi

c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, seperti sumbangan
berupa bangunan atau aktiva investasi.

F. BAGAN AKUN

 Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Bagan Akun

Bagan akun merupakan daftar prakiraan (rekening) system akuntansi yang dirancang
untuk mendapatkan informasi keuangan, mempertahankan jalur informasi keuangan,dan
membuat keputusan keuangan. Bagan tersebut di bagi ke dalam lima kategori, yaitu aktiva,
utang, aktiva bersih, pendapatan dan biaya.

Untuk memutuskan apa yang harus dimasukkan ke dalam bagan akun, beberapa
pertanyaan berikut ini juga perlu dipertimbangkan:

1. Laporan apa yang perlu dipersiapkan?

2. Keputusan, evaluasi, dan penilaian keuangan apa yang perlu dibuat secara teratur?

3. Tingkat perincian apa yang diperlukan?

4. Kapasitas apa yang perlu dimiliki untuk melacak informasi keuangan?

Cara terbaik untuk merancang bagan akun atau perkiraan adalah dengan
mempertimbangkan laporan apa yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan eksternal,
pengambilan keputusan, dan penilaian pengelola. Dan aturan yang baik adalah membuat bagan
akun sesederhana mungkin dan memperbaikinya untuk meningkatkan ketersediaan informasi
secara berkesinambungan.

 Ciri-ciri Bagan Akun yang Sederhana

Kategori akun disajikan dalam urutan standar, dimulai dengan akun yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan, yaitu:

1. Aktiva, Aktiva adalah item nyata dari suatu yayasan dimana sumber daya, termasuk kas,
akun piutang,perlengkapan, dan kekayaan, diungkapkan.

2. Utang, Utang adalah kewajiban ke kreditor seperti pinjaman dan utang usaha.
3. Aktiva Bersih, aktiva bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan. Aktiva
tersebut mencerminkan saldo yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi.

 Menangkap Informasi Keuangan yang Lebih Kompleks

Jika dana secara terpisah (dana terikat secara permanen maupun temporer) dipilah
menurut setiap program, departemen, dan tempat, maka bagan akun dirancang untuk
mengakomodasi kebutuhan tersebut dalam bagan akun “multi-tiered” (deretan bertingkat
banyak). Bagan akun akan menjadi lebih kompleks jika yayasan menginginkan laporan yang
lebih rinci. Namun, sekali lahi, hal itu tergantung pada waktu dan kemampuan staf keuangan
serta kerumitan transaksi keuangan, karena akuntansi multi-tieredsulit dijalankan tanpa
computer.

 Penyusutan

Yayasan harus mencatat pembelian peralatan dan kekayaan substansialyang bersifat


jangka panjang, karena jenis aktiva tersebut menaggung biaya per tahun sesuai dengan umur
manfaatnya. Proses ini disebut sebagai kapitalisasi dan penyusutan aktiva tetap. Untuk
menghitung biaya penyusutan per aktiva tetap, perlu diketahui seberapa banyak biaya aktiva
(termasuk seluruh biaya yang diperlukan untuk mengoperasionalkan aktiva), seberapa lama
aktiva itu dapat dapat diharapkan secara layak memberikan manfaat sebelum diganti, dan
apakah item tesebut akan memiliki beberapa nilai penyelamatan pada akhir umur
manfaatnya. Informasi mengenai besarnya penyusutan sangat penting dalam perncanaan
pergantian aktiva tetap. Akibatnya jmlah kas yang disisihkan sesuai dengan jumlah biaya
penyusutan. Jumlah kas tersebut setara dengan cadangan pembelian aktiva baru.

 Pajak Penghasilan dari Usaha yang Tidak Terkait

Pendapatan usaha yang tidak terkait adalah pendapatan yang dihasilkan dari suatu
perdagangan atau aktivitas usaha yang tidak terkait secara substansial dengan tujuan yayasan.

Aktivitas perdagangan atau aktivitas usaha adalah aktivitas yang dilakukan untuk
meraih pendapatan melalui aktivitas penjualan barang dagangan atau jasa. Suatuaktivitas
yang secara substansialterkait dengan tujuan yayasan merupakan aktivitas yang mempunyai
hubungan sebab-akibat dan memberikan kontribusi penting bagi pemenuhan tujuan yayasan.

Pajak yang dibayar atas pendapatan lain-lain yang diperoleh yayasan dari usaha yang
tidak terkait ditetapkan sesuai dengan ketentuan pajak badan hukum. Tanpa pajak, yayasan
akan mendapatkan keuntungan yang substansial di pasar, jika dilihat dalam konteks
persaingan pasar.
Yayasan yang melakukan aktivitas nonusaha dapat dianggap bukan merupakan subjek
pajak penghasilan jika memenuhi kondisi sebagai berikut:

1. Semua pekerjaan dilakukan oleh sukarelawan.

2. Secara substansial, seluruh barang dagangan yang dijual didapatkan dari pemberian.

3. Aktivitas yang dilakukan adalah untuk fasilitas kemudahan anggota, pasien, dan
karyawan yayasan.

 Mencatat Akun Sumbangan

Komitmen untuk memberikan kontribusi secara tertulis bisa dijadikan dasar untuk
pencatatan transaksi utang sumbangan. Sebagai contoh, seorang donatur berjanji secara
tertulis akan memberikan sumbangan senilai Rp10,000 selama tiga tahun mendatang. Dengan
menyajikan piutang hibah dalam neraca, yayasan memperlihatkan jumlah uang yang
diharapkan akan diterima di masa mendatang dalam bentuk sumbangan hibah.

 Apakah Piutang Hibah Perlu Dicatat?

Piutang hibah yang bisa dipercaya sebaiknya dicatat dalam system akutansi. Indicator
bahwa suatu piutang dianggap valid adalah apabila hal itu disertai dengan bulti tertulis yang
dibuat donatur dengan menggunakan kata seperti “sepakat”, atau “menyetujui”, atau apakah
piutang tersebut secara sah bisa diwujudkan atau tidak.

Terdapat dua jenis piutang, yaitu piutang yang mengikat dan piutang yang tidak
mengikat. Piutang yang tidak mengikat adalah piutang yang dilakukan oleh donatur unutk
memberikan hibah kepada yayasan dimasa yang akan datang. Namun yayasan tersebut tidak
perlu memenuhi beberapa persyaratan khusus sebelum menerima hibah dan tidak ada
kondisi lain yang ditetapkan oleh donatur.

Piutang yang mengikat adalah kesatuan peristiwa yang tidak menentu di masa
mendatang. Misalnya, seorang donatur berniat untuk memberikan uang sebesar Rp1.000 jika
yayasan memperoleh hibah yang sesuai sebesar Rp2,000 dari sumber yang baru. Piutang yang
mengikat ini hanya dicatat dalam buku ketika kondisi tersebut terpenuhi, sehingga piutang ini
tidak akan dicatat sebagai penerimaan sebelum penyesuaian hibah diperoleh. (Saat
kondisinya telah terpenuhi, yaitu apabila hibah yang sesuai telah diperoleh, piutang tersebut
menjadi tidak mengikat dan dicatat). Sebelum memenuhi kondisi yang ditentukan donatur,
piutang yang mengikat dimasukkan dalam catatan kaki laporan keuangan.
 Persoalan Pelaporan

Semua pertanyaan yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan


pedoman FASB akan mengarahkan ke hasil surplus (laba), apabila pendapatan merupakan
piutang yang telah diterima. Hal ini merupakan pertimbangan yang perlu dicatat dengan
pandangan berbeda. Selain itu, juga dapat muncul persoalan seperti salah memahami
informasi keuangan yang dihasilkan dari persyaratan tersebut. Yayasan, khususnya yang
sangat mengandalkan pada arahan piutang (hibah) tahunan, akan melaporkan peningakatan
yang besar pada aktiva bersih jika piutang-piutang tersebut dicatat. Jadi, jumlah tersebut akan
dipertimbangkan sebagai sumber daya surplus atau sebaliknya, disalah interpretasikan
oleh user atau pemakai laporan keuangan.

Pedoman FASB hanya bisa diterapkan oleh yayasan. Dalam beberapa tahun yang akan
datang, melalui pengalaman dan aturan FASB. Implikasi praktis dari pedoman tersebut akan
menjadi jelas.

ANALISIS FASB NO. 116

(Financial Accounting Standards Board atau Dewan Standar Akutansi Keuangan)

“Akutansi Untuk Sumbangan Yang Diterima Dan Sumbangan Yang Dibuat”

Pernyataan Dewan Standar Akutansi Keuangan No. 116 “Akutansi untuk Sumbangan yang Diterima
dan Sumbangan yang Dibuat” mencakup seluruh entitas yang menerima atau membuat sumbangan.

Beberapa definisi kunci yang ada dalam pernyataan ini adalah:

1. Sumbangan – Suatu transfer kas atau aktiva lain yang tidak mengikat untuk entitas lembaga
nonprofit atau penyelesaian atau pembatalan utang dari transfer timbale balik secara sukarela
oleh entitas lainnya yang bertindak atas nama pemilik.

2. Komitmen untuk Memberikan – Suatu pernyataan tertulis atau lisan untuk memberikan
sumbangan secara tunai atau dalam bentuk aktiva lainnya.

3. Kondisiyang Ditentukan Donor (Donatur) – Suatu kejadian tidak pasti atau di masa yang akan
datang memiliki kegagalan yang mengakibatkan pengembalian aktiva yang telah ditransfer untuk
orang yang memberikan piutang atau melepaskan orang yang memberikan piutang dari suatu
kewajiban untuk memberikan aktiva.

4. Batasanyang Ditentukan Donatur – Suatu batasan dan ketentuan dalam penggunaan aktiva
sumbangan. Pembatasan ini dapat dijadikan batasan sebagaimana untuk tujuan, waktu, atau
keduanya.

5. Sumbangan yang diterima; termasuk piutang-piutang yang tidak mengikat, sebaiknya diakui
sebagai penerimaan pada saat diterima. Untuk Tujuan Laporan Posisi Keuangan, piutang tersebut
sebaiknya dicatat sebagai penambahan pada aktiva atau pengurangan pada pasiva dan sebagai
salah satu bantuan yang dibatasi atau penerimaan yang tidak dibatasi.
6. Sumbangan tanpa pembatasan yang ditentukan oleh donatur, dilaporkan sebagai bantuan yang
tidak dibatasi dan menambah aktiva bersih yang tidak dibatasi.

7. Bantuan dengan batasan yang ditentukan oleh donatur dilaporkan sebagai bantuan yang dibatasi,
kecuali batasan ini dipenuhi pada periode pelaporan yang sama.

8. Penerimaan dari piutang yang tidak mengikat untuk melakukan pembayaran di masa mendatang
pada umumnya dilaporkan sebagai bantuan yang dibatasi. Pada umumnya, realisasi piutang yang
tidak mengikat untuk memberikan uang di masa mendatang akan disajikan sebagai suatu
tambahan pada aktiva bersih terikat temporer.

9. Sumbangan terikat sebaiknya dilaporkan sebagai aktiva bersih terikat permanen atau aktiva bersih
terikat temporer.

10. Sumbangan aktiva jangka panjang, tanpa ketentuan berapa lama aktiva yang diberikan harus
digunakan, dilaporkan sebagai sumbangan terikat jika hal itu adalah suatu kebijakan akutansi
yayasan untuk menyatakan ikatan waktu yang berakhir pada umur manfaat dari aktiva yang
diberikan.

11. Sumbangan dengan kondisi yang ditentukan oleh donatur, diakui sebagai aktiva dan dicatat
sebagai tambahan yang dapat dibayar kembali, sehingga kondisi dipenuhi pada waktu penerimaan
diakui.

12. Jasa yang diberikan diakui saat jasa yang diterima membuat atau menambah aktiva nonkeuangan
atau memerlukan keahlian khusus yang diberikan oleh individu yang memiliki keahlian tersebut.

13. Sumbangan, sebagaimana aturan umum, diukur menurut nilai wajar pada saat (tanggal)
penerimaan. Untuk jasa yang diberikan, nilai wajar mungkin ditentukan berdasarkan nilai wajar
jasa yang diterima atau nilai wajar aktiva atau penambahan aktiva hasil dari jasa tersebut.

14. Piutang-piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang (kas) sebaiknya dinilai pada nilai
saat ini dari perkiraan arus kas di masa mendatang, dengan tambahan bunga berikutnya yang
diakui sebagai pendapatan sumbangan.

15. Berakhirnya batasan yang ditentukan oleh donatur sebaiknya digambarkan ketika waktu yang
ditetapkan telah lewat atau tujuan yang ditetapkan telah terpenuhi. Berakhirnya batasan yang
ditentukan donator dilaporkan sebagai penggolongan ulang (antara tidak terikat dan terikat
temporer) dan dilaporkan secara terpisah dari transaksi operasional lainnya.

16. Sumbangan kerja atau seni atau item kumpulan barangkali diakui dan ditulis secara jelas jika
kondisi tertentu dipenuhi.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PELAPORAN KEUANGAN ORGNISASI


NONPROFIT

Laporan keuangan organisasi nonprofit


Laporan keuangan organisasi nonprofit seperti yayasan meliputi laporan posisi keuangan pada
akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan
catatan atas laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan

Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban

Informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo;

2. Mengelompokkan aktiva ke dalam bagian lancar dan tidak lancar, serta kewajiban ke dalam bagian
jangka pendek dan jangka panjang;

3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo kewajiban termasuk
pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat Atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih berdasarkan ada
atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer,
dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer akan
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan.

Laporan Aktivitas

 Tujuan Dan Fokus Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan


perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan
aktivitas akan tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.

 Perubahan Kelompok Aktiva Bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih yang terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.

 Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan, Dan Kerugian


Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
kecuali penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang
aktiva bersih tidak terikat.

Sementara itu, sumbangan itu disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Jika
sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, maka dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akutansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi.

 Informasi Mengenai Pendapatan Dan Beban

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun
demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terikat,
seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

 Informasi Mengenai Pemberian Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama
dan aktivitas pendukung.

Laporan Arus Kas

 Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.

 Klasifikasi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini:

1. Aktivitas pembiayaan:

a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang;

b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya


dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: seperti


sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

2.2 PENGENDALIAN KEUANGAN

Pengembangan Sistem Pengendalian Akuntansi

Langkah pertama dalam pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif adalah
mengidentifikasi bidang di mana penyalahgunaan atau kesalahan-kesalahan mungkin terjadi.
Beberapa akuntan dapat memberikan checklist atas bidang dan pertanyaan tentang waktu
perencanaan sistem.

a. Penerimaan kas

Untuk memastikan bahwa seluruh kas telah diterima, didepositokan secara cepat, dicatat
dengan sesuai, direkonsiliasi, dan dipertahankan menurut prosedur keamanan yang memadai.

b. Pengeluaran kas

Untuk memastikan bahwa semua pembayaran kas hanya dilakukan atas kewenangan
pengelola yang tepat, untuk tujuan aktivitas yang valid, dan dicatat secara tepat.

c. Kas kecil

Untuk memastikan bahwa kas kecil dan dana kerja lainnya dibayar hanya untuk tujuan yang
tepat, disimpan secara aman, dan dicatat secara tepat.

d. Gaji

Untuk memastikan bahwa pembayaran gaji hanya dibuat atas kewenangan yang tepat untuk
karyawan yag berhak serta dicatat secara tepat dan berhubungan dengan persyaratan yang sah.

e. Aktiva tetap

Untuk memastikan bahwa aktiva tetap diperoleh dan diatur oleh otorisasi yang tepat, dijaga
dengan aman, dan dicatat secara tepat.

Sistem pengendalian akuntansi juga diperlukan untuk memastikan pencatatan yang tepat atas
barang yang didermakan, sumbangan, dan penerimaan lainnya. Laporan keuangan dan pengembalian
informasi harus dicatat secara akurat serta tepat waktu, dan memenuhi peraturan pemerintah
lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, yayasan perlu menetapkan prosedur yang jelas untuk menangani
per bidang termasuk sistem check and balance. Prinsip ini disebut sebagai pemisahan tugas, dimana
tugas dapat dibagi diantara staf dan sukarelawan yang dibayar. Disamping itu, ada juga hal-hal umum
yang memerlukan perhatian pengelola yang akan dibahas berikut ini:

a. Pengeluaran cek

Jumlah tanda tangan pada cek, jumlah rupiah yang memerlukan persetujuan atau tanda tangan
pengurus pada cek, yang mengakui pembayaran, serta komitmen keuangan.
b. Setoran

Bagaimana pembayaran yang dilakukan secara tunai akan ditangani dsb.

c. Transfer

Jika dan kapan dana umum dapat dipinjam dari dana terikat,dsb.

d. Persetujuan rencana dan komitmen sebelum dilaksanakan

Anggaran tahunan dan perbandingan periodik antara laporan keuangan dengan jumlah, sewa,
persetujuan pinjaman, dan komitmen utama lainnya yang dianggarkan.

e. Kebijakan-kebijakan pancasila

Tingkat gaji, liburan, lembur, waktu pengganti, keuntungan, prosedur keluhan, uang pesangon,
evaluasi, dan persoalan personalia lainnya.

Manual Prosedur Akuntansi

Kebijakan dan prosedur untuk menangani transaksi keuangan didokumentasikan dalam Manual
Prosedur Akuntansi, dimana tugas-tugas administrasi dan siapa yang bertanggungjawab atas masing-
masing tugas tersebut akan dijelaskan. Manual tersebut merupakan gambaran yang sederhana
tentang penanganan fungsi seperti pembayaran tagihan, setoran kas, dan transfer uang. Revisi atas
Manual Prosedur Akuntansi biasanya dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian yang
ada.

Mempertahankan Pengendalian yang Efektif

Pelaksanan biasanya bertanggungjawab atas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur


yang ada. Dengan persyaratan yang rinci dari lembaga donor, sebaiknya harus ada satu orang dalam
yayasan yang memahami dan memonitor peraturan khusus serta faktor pemenuhannya. Surat
manajemen merupakan indikator kualitas sistem pengendalian akuntanasi dan bagian dokumen audit
yang menyebutkan kelemahan signifikan dari sistem yayasan atau pelaksanaannya. Dengan surat
manajemen tersebut, pengelola diminta untuk melakukan perubahan sesuai dengan rekomendasi
yang diajukan auditor. Dengan membandingkan surat manajemen dari tahun ke tahun, pengelola akan
memiliki mekanisme pengawasan tentang penjagaan keuangan dan ketaatan atas kebijakan
keuangan. Seiring dengan terjadinya perubahan lingkungan dan yayasan, secara periodik sistem
pengendalian akuntansi ditinjau dan dimodifikasi sesuai kebututhan baru serta peraturan.

Pengendalian Internal yang Dibutuhkan untuk Pembayaran Kas

a. Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas berarti penanganan transaksi keuangan oleh lebih dari satu orang sejak
dari awal hingga akhir. Masing-masing aktivitas seperti kuasa pembayaran, menandatangani cek,
mencatat pembayaran ke dalam buku, dan merekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh
orang yang berbeda. Namun dalam yayasan yang kecil, prinsip ini akan sulit dipraktekkan. Secara
umu, diperlukan satu petugas untuk menandatangani cek dan satu orang lagi untuk meninjau
ulang pembayaran, laporan bank, dan membatalkan cek secara bulanan.

b. Otorisasi dan Proses Pembayaran

Kebijakan mengenai siapa petugas pengesahan pembayaran perlu ditentukan. Dalam


berbagai yayasan, pengurus merupakan orang yang bertanggungjawab atas pembayaran uang.
Dalam kasus ini, staf juga bisa mengesahkan pembelian sesuai dengan anggaran unit. Pengelola
adalah pihak yang menyetujuia anggaran tersebut dengan pengesahan per item anggaran.
Namun diperlukan kebijakan khusus untuk mengesahkan belanja dalam jumlah yang signifikan
seperti pembelian komputer atau aktiva lain. Jadi kesepakatan formal merupakan hal yang
penting dalam mendefinisikan belanja yang signifikan. Seluruh pembayaran sebaiknya disertai
dengan dokumentasi yang memadai, seperti kwitansi atau faktur.

c. Pengelolaan Dana Terbatas

Sumbangan terikat adalah bentuk penerimaan yang unik bagi yayasan. Uang yang telah
dibatasi penggunaannya oleh donor untuk hal-hal khusus sebaiknya hanya digunakan untuk
tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Namu, sebagian besar yayasan tergoda untuk meminjam
dana terbatas dalam menghadapi kekurangan kas. Jadi larangan untuk meminjam perlu
diberlakukan guna menjaga kepercayaan, karena hilangnya kepercayaan dapat berarti penarikan
kembali hibah yang telah diberikan. Pada akhirnya, peranan pengelola adalah memastikan
pemenuhan kewajiban yayasan kepada pihak donor. Oleh karena itu, alam kasus pinjaman
terhadap dana terbatas, manajemen harus menetapkan kebijakan pinjaman.

d. Penandatanganan Cek

Pengesahan cek merupakan titik kritis. Dalam beberapa kasus, mungkin saja ddiperlukan dua
tanda tangan pada cek, terutama untuk pembelian di atas jumlah yang ditentukan, yang
jumlahnya akan bervariasi sesuai dengan anggaran; disini bendahara mungkin dapat membantu
untuk menentukan seberapa signifikan hal itu. Jumlah penandatanganan yang sah sebaiknya
djadikan patokan minimal. Tujuan pengendalian internal ini adalah untuk memastikan siapa yang
membayar, seberapa besar jumlah pembayaran, dan kapan pembayaran tagihan dilakukan. Jika
lebih dari satu penandatanganan tidak tersedia secara reguler, maka pembukuan rekening cek
kas kecil perlu dilakukan.

e. Checklist Pengendalian Akuntansi Internal

Perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi atas


pembayaran tagihan. Daftar tagihan ini akan digunakan untuk meninjau ulang pengendalian
akuntansi.

f. Apakah Pengendalian Internal diperlukan untuk Gaji?

Tujuan pengendalian internal atas gaji adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran gaji
hanya dibuat oleh otorisasi yang tepat untuk karyawan yang berhak, dicatat secara tepat dan
persyaratan hukum yang terkait dipenuhi. Setiap karyawan memiliki file pribadi/gaji yang berisi
gaji terbaru, keuntungan, status pekerjaan, dan informasi tentang pemotongan pajak serta
tanggal awal masuk kerja dan tanggal berhenti. Manual personalia sebaiknya menggambarkan
kebijakan yayasan mengenai libur, hari besar, dan cuti sakit. Catatan tersebut sebaiknya dibuat
untuk masing-masing karyawan, sementara staf keuangan merekomendasikan penyimpanan
catatan ini selama enam tahun setelah karyawan berhenti.

Presensi adalah alat dokumentasi jam kerja karyawan. Presensi juga dapat dirancang untuk
menggabungkan informasi tentang libur, cuti sakit, dan libur hari raya. Donor dari pihak
pemerintah seringkali emmerlukan presensi untuk memberikan hibah atau kontrak. Presensi
biasanya diajukan oleh karyawan kepada supervisor. Cek gaji sebaiknya ditulis di dalm
pembukuan sesuai dengan prosedur pengeluaran kas. Pemisahan tugas dalam fungsi gaji
ditujukan untuk:

 Menahan cek pembayaran yang tidak diminta

 Meninjau ulang daftar gaji dan posting gaji ke buku besar

 Meninjau ulang peotongan pajak terkait gaji, setoran, dan pelaporan

 Mendistribusikan ringkasan pajak akhir tahun kepada para karyawan

Beberapa yayasan memeilih memisahkan rekening cek untuk gaji dengan tujuan
menerbitkan cek pembayaran dan membayar pemotongan pajak pemerintah serta pajak lainnya
yang terkait dengan gaji.

g. Checklist Pengendalian Gaji

 AKTIVITAS PENGENDALIAN DALAM SIKLUS AKUNTANSI TAHUNAN

Pengelolaan Anggaran Operasional

Anggaran menggambarkan apa yang diharapkan menyangkut belanja dan pendapatan pada
suatu periode waktu. Anggaran tersebut berguna untuk memproyeksikan berapa banyak uang yang
dibutuhkan untuk inisiatif utama,seperti pembelian fasilitas dan kontrak karyawan baru. Anggaran
operasional itu juga membantu dalam menjalankan anggaran lainnya seperti anggaran modal, dan
anggaran proposal.

Bagaimana Anggaran Tahunan Dipersiapkan

a. Pemilihan waktu aktivitas anggaran

Paling tidak, dua atau tiga bulan sebelum awal tahun pembukuan, anggaran untuk tahun
yang akan datang mulai dipikirkan. Anggaran tersebut biasanya sesuai dengan tahun pembukuan
yang mencerminkan siklus operasional yayasan.

b. Siapa yang sebaiknya terlibat dalam proses anggaran?


Pengelola harus berpartisipasi di semua tahap proses penganggaran dimana
pertanggungjawaban atas setiap item juga akan dilakukan. Bagi sebagian besar yayasan,
manajemen perencanaan dan keuangan adalah aktivitas yang cenderung memisahkan organisasi.
Perencanaan program seringkali dipandang sebagai kewenangan dewan pengurus. Sementara
itu, manajemen keuangan ditetapkan sebagai tugas bendahara dan staf. Pengurus dan staf
keuangan sering berbicara dalam behasa yang berbeda dengan prioritas yang juga berbeda.
Keputusan perencanaan program seringkali dinilai tidak mencerminkan realitas ekonomi,
sedangkan keputusan manajemen kauangan sering mengabaikan misi pragmatis yayasan. Karena
alasan ini, baik staf program maupun keuangan sebaiknya mengembangkan anggaran itu dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk pengeluaran dan pengambilan keputusan.

c. Langkah-langkah dalam proses penganggaran

Langkah pertama dalam proses penganggaran adalah mereview program dan pencapaian
manajemen serta pelaksanaan keuangan pada akhir tahun. Selanjutnya, perkiraan biaya yang
diperlukan meliputi staf, persediaan, dan sumber daya lain. Staf program dan keuangan akan
memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan. Akhirnya, bandingkan antara proyeksi
pengeluaran dan penerimaan. Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa anggaran harus
seimbang pada setiap periode anggaran. Program dan aktivitas manajemen harus dievaluasi
ulang dan disesuaikan. Memotong seluruh jenis pengeluaran dalam persentase yang tetap bukan
cara yang efektif untuk mengurangi pengeluaran. Ketika rencana diubah, termasuk anggaran,
pengeluaran dan penerimaan diharapkan bisa tepat.

d. Menyiapkan anggaran bulanan

Menyiapkan anggaran bulanan yang mencerminkan pembagian anggaran ke dalam 12 bulan


dari penerimaan dan pengeluaran yang ada secara seimbang merupakan hal yang bermanfaat.
Penerimaan dari penggalian dana di bulan Desember akan dimasukkan dalam anggaran bulanan
untuk bulan Oktober hingga Januari. Dengan menyiapkan rincian anggaran bulanan dan
realisasinya, akurasi perubahan dan revisi anggaran dapat dilakukan secara tepat. Anggaran dan
proses anggaran dapat menjadi kendaraan yang penting bagi manajemen keuangan dalam
mencapai misi secara lebih baik.

e. Kriteria untuk cadangan operasional yayasan

Definis cadangan operasional atau saldo tidak terikat mirip dengan sisa laba atau kekayaan
pemilik. Sisa laba atau kekayaan pemilik adalah dana yang biasanya terakumulasi selama
beberapa tahun yang digunakan oleh yayasan sesuai dengan kebijakan pengurus. Tujuan yayasan
harus menjaga keseimbangan antara pendapatan operasional dan pengeluaran untuk bertahan
hidup. Cadangan operasional mempunyai beberapa fungsi yaitu:

 Memungkinkan yayasan bertahan hidup bila terjadi kerugian operasional yang disebabkan
oleh kondisi ekonomi atau kesalahpahaman manajemen.

 Meningkatkan fleksibilitas yayasan, yang dapat digunakan sebagai modal ventura untuk
mengembangkan program baru, menggantikan program yang telah usang, atau
mengembangkan jasa dan kepentingan yayasan.

 Memperluas kesempatan memperoleh kredit dan mebolehkan pembiayaan yang


menguntungkan dari perluasan dan pertumbuhan yayasan. Hal ini termasuk membolehkan
perubahan arah atau fokus program dan aktivitas.
f. Seberapa besar cadangan tersebut?

Jumlah cadangan operasional yang diperlukan oleh suatu yayasan tergantung pada
karekteristik individu dan hal-hal sebagai berikut:

1. Reliabilitas sumber daya pendapatan

2. Arus kas musiman

3. Skedul arus kas

4. Ketersediaan keuangan eksternal

5. Stabilitas pengeluaran

6. Sifat-sifat utang

7. Sifat-sifat aktiva lainnya

8. Sifat-sifat kesempatan

g. Mendidik

Suatu yayasan memiliki tanggungjawab untuk mendidik konstituennya mengenai kebutuhan


dan tujuan cadangan. Apakah para penyumbang mungkin akan menahan hak atau
sumbangannya karena cadanangan operasional? Konstituen sebaiknya diberitahu mengenai
kebutuhan dan tujuan cadangan ini.

h. Survei

i. Kas kecil

Kas kecil memungkinkan pembelian atau pembayaran dalam jumlah kecil secara tunai dalam
bentuk item-item seperti perangko, persediaan kantor, parkir, dsb. Pengelola harus
mengembangkan suatu kebijakan menyangkut berapa banyak uang yang sebaiknya tersedia di
kas kecil dan pengeluaran maksimum yang dapat dibayarkan melalui kas kecil. Dana kas kecil
sebaiknya disimpan dalam kotak terkunci atau laci. Auditor merekomendasikan agar hanya satu
orang yang disebut custodian yang memiliki akses ke kas kecil ini, dan orang tersebut
bertanggungjawab atas seluruh aktivitas kas kecil. Untuk mengeluarkan dan akas kecil, yayasan
perlu membayar atau menggunakan voucher kas kecil sebagai dokumentasi atas setiap transaksi
dan menentukan siapa yang akan menyetujui pembayaran kas kecil. Dalam beberapa kasus,
orang yang menyetujui pembayaran tersebut adalah pengelola, tetapi dalam kasus lain, kas kecil
bisa juga disetujui oleh staf custodian petty cash yang ditetapkan oleh pengelola menurut garis
pedoman yang ada.

j. Penetapan dana kas kecil

Apabila pengelola telah menetapkan (dengan pertimbangan input dari staf) berapa besar
dana yang diperlukan, tulislah cek kepada custodian kas kecil (bukan untuk kas) untuk mengisi
dana kas kecil.

k. Checklist pengendalian internal kas

Diperlukan daftar pertanyaan yang menggambarkan pengendalian akuntansi internal umum


yang digunakan untuk kas kecil. Daftar ini dapat digunakan untuk mereview pengendalian
akuntansi dan menentukan bidang yang diperlukan untuk tindakan selanjutnya.
Manajemen Kas

a. Pentingnya manajemen kas

Pengertian manajemen kas untuk yayasan maupun organisasi swasta adalah sama. Namun,
seorang pengelola yayasan tidak pernah merasa mempunyai cukup banyak uang untuk
membayar beberapa tagihan. Pengelola yayasan memiliki apa yang diketahui sebagai “masalah
arus kas” yang berarti bahwa kas yang mengalir ke dalam tidak sinkron dengan kas yang keluar.
Hal tersebut menggambarkan bahwa untuk sementara waktu pengelola yayasan terjebak dengan
tagihan-tagihannya. Sang pengelola yayasan perlu perencanaan ke depan untuk mengetahui
apakah memiliki cukup kas atau tidak ketika membutuhkannya. Analis kas melaporkan bahwa
manajemen yang buruk adalah alasan utama tak terpenuhinya kas. Jadi mungkin lebih tepat
untuk mengatakan bahwa kegagalan kas lebih disebabkan oleh manajemen kas yang buruk.

b. Apa yang dimaksud kas?

Kas adalah uang yang siap dicairkan di bank atau dalam yayasan, dan bukan merupakan
inventaris, akun piutang, serta harta kekayaan. Kas bisa diubah atau dicairkan menjadi uang tunai
setiap saat untuk membayar para pemasok, membayar sewa, dan membayar gaji karyawan.
Namun pertumbuhan keuntungan tidak selalu berarti kas. Keuntungan adalah jumlah uang yang
diharapkan dapat diperoleh dari seluruh pelanggan yang membayar tepat pada waktunya.

c. Arus kas

Arus kas secara sederhana mengarah pada arus kas masuk dan keluar yang terjadi dalam
suatu yayasan selama periode waktu tertentu. Memperhatikan arus kas masuk dan keluar
merupakan salah satu dari tugas-tugas pengelolaan. Kas keluar diukur dengan cek yang akan
ditulis setiap bulan untuk membayar gaji, persediaan, dan kreditor. Sementara kas masuk adalah
kas yang diterima dari pelanggan, peminjam, dan investor.

d. Arus kas negatif

Jika kas yang keluar lebih besar daripada kas yang masuk, maka yayasan memiliki arus kas
negatif. Arus kas negatif juga dapat disebabkan karena terlalu banyak inventaris yang usang atau
penagihan yang buruk atas akun piutang dapat menyebabkan yayasan memiliki kas yang sedikit.
Jika yayasan tidak memiliki kas tambahan, maka yayasan mungkin akan menghadapi masalah
besar.

e. Komponen-komponen dalam arus kas

Laporan arus kas secara khusus dibagi ke dalam tiga komponen, sehingga sumber-sumber
dan penggunaan kas tersebut dapat dipahami. Komponen tersebut termasuk sumber-sumber
eksternal dan internal.

Laporan Arus Kas


Arus Kas Keuangan
(Eksternal)

Arus Kas Investasi


(internal)

Arus Kas Operasional (internal)

1. Arus Kas Operasional


Arus kas operasional seringkali mengarah pada modal kerja, yaitu arus kas yang dihasilkan
dari operasi internal. Arus kas ini merupakan kas yang diperoleh dari penjualan produk atau
jasa dalam usaha dan juga merupakan darah kehidupan nyata dalam usaha, sehingga arus
kas tersebut dihasilkan secara internal di bawah pengendalian yayasan.

2. Arus Kas Investasi


Arus kas investasi dihasilkan secara internal dari aktivitas nonoperasional. Komponen ini
akan memasukkan investasi dalam pabrik dan peralatan atau aktiva tetap lainnya, rugi laba
yang tidak berulang, atau sumber-sumber lain dan penggunaan kas di luar operasi normal.

3. Arus Kas Keuangan


Arus kas keuangan adalah kas untuk dan dari sumber eksternal, seperti peminjam, investor,
dan shareholder.

f. Bagaimana mengelola kas dengan baik

Manajemen kas yang baik adalah hal yang sederhana yaitu:

1. Mengetahui kapan, di mana, dan bagaimana menggunakan kas tersebut.

2. Mengetahui sumber terbaik apa untuk memenuhi kebutuhan kas tambahan.

3. Menyiapkan dana untuk memenuhi kebutuhan kas ketika diperlukan, dengan


mempertahankan hubungan baik dengan bankir dan kreditor lainnya.

Langkah awal untuk menghindari krisis kas adalah mengembangkan proyeksi arus kas.
Pengelola yayasan yang cerdas pasti mengetahui cara mengembangkan proyeksi arus aks jangka
pendek untuk mengelola kas harian, dan proyeksi arus kas jangka panjang untuk membantu
mengembangkan strategi modal dalam emmenuhi kebutuhan bisnis. Pengelola yayasan juga
akan menyiapkan dan menggunakan laporan arus kas secara berurutan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai kemana perginya semua uang.

g. Teknik-teknik memperbaiki arus kas

Ada beberapa teknik untuk membentu perbaikan arus kas, di mana beberapa diantaranya
adalah:

1. Gunakan kas atau kartu kredit jika praktekpraktek dalam industri mengizinkan

2. Jika menggunakan kas atau kartu kredit, tentukan kebijakan kredit yang baik

3. Tagihlah tepat pada waktunya dan sebelum pelanggan menuliskan cek.

4. Analisis dan klasifikasikan piutang usaha menurut umur setiap bulannya.

5. Gunakan teknik-teknik penagihan yang agresif

6. Tambahkan biaya dan beban keterlambatan bila memungkinkan

7. Perketat persyaratan kredit bagi pelanggan

8. Bayar tagihan hanya menurut tanggalnya kecuali ada pemotongan untuk pembayaran awal

9. Atur pembayaran kepada supplier dengen keuntungan yang diperoleh

10. Kurangi persediaan hanya untuk barang-barang yang perlu saja

11. Lakukan setoran ke bank secepatnya. Jangan pernah meninggalkan cek pelanggan di dalam
laci. Jika itu dilakukan, keuntungan dari bagi hasil dengan bank mungkin saja hilang

12. Belilah peralatan, persediaan barang, dan lainnya secara bijaksana

13. Pertimbangkan pinjaman secara bijaksana

14. Tingkatkan penjualan

15. Tingkatkan harga


h. Menyiapkan laporan arus kas

Laporan arus kas digunakan untuk menganalisis arus kas masuk dan keluar selama periode
waktu tertentu. Jika yayasan secara rutin membuat laporan laba rugi, maka ada item-item
tertentu yang tidak mempengaruhi laporan tersebut untuk beberapa waktu, seperti:

1. Tambahan pokok dalam pembelian inventori/persediaan

2. Tambahan dalam akun piutang

3. Pengurangan kredit oleh pemasok

4. Pembelian peralatan

5. Keusangan persediaan yang tidak diakui

6. Penolakan bank untuk memperbarui atau memperpanjang pinjaman

7. Pembayaran utang secara lump sum

Laporan arus kas akan menyoroti aktivitas-aktivitas tersebut dengan cara yang tidak
melibatkan laporan laba rugi.

i. Penggunaan laporan keuangan

Neraca memperlihatkan suatu gambaran tentang aktiva, kewajiban, dan modal dari suatu
bisnis. Neraca memperlihatkan dua pandangan sumber daya apa yang dimiliki dan kreditor atau
investor yang membuat neraca tersebut mungkin mendapatkan sumber daya ini (modal dan
kewajiban). Ingat bahwa:

Aktiva = kewajiban + modal

Atau diperlihatkan dengan cara lain:

Aktiva – kewajiban = modal

Apa yang dimiliki – utang yang dimiliki = kekayaan yayasan yang dimiliki

j. Proyeksi arus kas tahunan


Pada bagian penyiapan proyeksi arus kas tahunan, perincian atas seluruh sumber
operasional dan penggunaan kas harus telah dilakukan. Metode ini mungkin lebih mudah
diterapkan ketika menyiapkan suatu proyeksi, dan juga dapat digunakan untuk meyiapkan
laporan arus kas aktual pada akhir periode.

k. Kertas kerja dan instruksi

Kertas kerja membagi lagi proyeksi arus kas ke dalam tiga komponen yaitu arus kas
operasional, arus kas investasi, dan arus kas pembiayaan. Pendekatan ini memperlihatkan kas
yang dihasilkan dari operasi yang terpisah dengan aktivitas nonoperasional dan dari sumber
eksternal. Dengan mengetahui dan memahami arus kas operasional, beberapa pemberi
pinjaman atau investor akan menganalisis unsur-unsur terpisah tersebut. Pendekatan lainnya
adalah memisahkan bukti penerimaan kas dari kas yang dibayarkan, apakah dari sumber
internal atau eksternal. Catatan instruksional yang menyertai kertas kerja yang berupa catatan-
catatan akan membantu ketika menyiapkan proyeksi laporan laba rugi.

l. Proyeksi arus kas jangka panjang

Proyeksi arus kas merupakan salah satu dari sebagian besar alat manajemen yang dapat
digunakan. Anggaran operasional tahunan akan mengikuti proyeksi arus kas tahunan yang ada
pada daftar, terutama untuk binis kecil. Sebagian besar investor akan meminta untuk
menyertakan proyeksi arus jangka panjang dalam rencana usaha sesuai dengan proyeksi laba
rugi.

m. Proyeksi arus kas tahunan

Proyeksi arus kas tahunan sebaiknya disiapkan saat anggaran operasional tahunan dibuat.
Rencana arus kas akan membantu menganalisis masalah-masalah kas tersebut sehingga
perencanaan kas yang lebih baik dapat dilakukan. Bebrapa analis akan memulai proyeksi
dengan anggaran laba-rugi, menyesuaikan item-item non kas, dan kemudian menyesuaikan
perbedaan waktu. Setelah berkonsultasi tentang proyeksi kelayakannya, proyeksi arus kas
tahunan dapat ditentukan.

n. Proyeksi arus kas strategi

Berdasarkan proyeksi arus kas tahunan, perlu dibuat perkiraan jangka panjang yang
menyertai rencana strategis dan persyaratan modal. Sebagian besar pemberi pinjaman atau
investor pasti ingin melihat proyeksi arus kas untuk 3-5 tahun. Perkiraan jangka panjang ini akan
memperlihatkan:

1. Kapan arus kas yang positif akan dicapai

2. Berapa lama hal itu akan berlangsung untuk menutup kerugian modal awal, khususnya
arus kas negatif.

3. Kapasitas untuk membayar pinjaman atau dividen

4. Kecenderungan pertumbuhan dan pengaruhnya terhadap arus kas

5. Persyaratan untuk investasi baru (kapan dan berapa banyak)

Proyeksi arus kas strategis disiapkan atas basis tahunan atau triwulanan atau beberapa
kombinasi. Jadi merupakan ide yang bagus untuk mengikuti format arus kas operasional yang
terpisah dari aktivitas investasi dan pembiayaan. Proyeksi arus kas tahunan dan perkiraan 3-5
tahun yang dibarengi dengan teknik manajemen kas jangka pendek yang baik, akan membuat
pengelolaan keuangan di masa mendatang berada pada jalur yang benar.

o. Proyeksi arus kas jangka pendek

Proyeksi arus kas jangka pendek sebaiknya digunakan untuk mengelola kas harian,
mingguan atau bulanan karena hal itu penting bagi yayasan. Jika ingin memanfaatkan beberapa
kas yang nganggur untuk menjalankan hal-hal yang dapat memberikan penghasilan, pindahkan
kas tersebut dari rekening cek ke pasar uang atau rekening deposito jangka pendek. Untuk
menyiapkan proyeksi arus kas jangka pendek, akun-akun neraca perlu diverifikasi, tambahkan
kas yang diharapkan dapat diterima dalam periode tersebut, kemudian kurangi kas yang
dibayarkan selama periode tersebut. Bagi yayasan yang masih baru, menyiapkan proyeksi arus
kas dapat menjadi tugas yang sulit, karena irama kerja dari seluruh biaya start up belum
diketahui. Tetapi pertahankan proyeksi arus kas tersebut sampai alat manajemen keuangan ini
dapat dipergunakan.

p. Kertas kerja arus kas

Kertas kerja ini dapat digunakan untuk menyiapkan Laporan Arus Kas dengan mengikuti
langkah-langkah sbb:

Langkah 1 Menentukan Arus Kas Operasional

Memulai dengan pendapatan bersih dan menambahkan item-item nonkas.

Menentukan perubahan pada seluruh akun neraca yang terkait dnegan


operasi harian.

Langkah 2 Menentukan Arus Kas Investasi

Menentukan perubahan pada seluruh aktiva bisnis jangka panjang

Langkah 3 Menentukan Arus Kas Pembiayaan

Menentukan perubahan pada seluruh pinjaman, akun aktiva bersih

Langkah 4 Menambah tiga komponen secara bersama-sama untuk menjumlah Total Arus
Kas

Tambahkan saldo pada awal periode untuk mendapatkan saldo pada akhir periode, jika tidak,
suatu kesalahan telah dibuat. Cek kembali perhitungan dan berikan tanda +/- untuk masing-
masing perubahan akun neraca.

BAB 3

KESIMPULAN

Karakteristik utama organisasi nonprofit seperti yayasan dapat dibedakan dengan


yayasan bisnis. Perbedaannya terletak pada mekanisme organisasi bersangkutan dalam
memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan, yang umumnya diperoleh dari sumbangan.
Berbagai transaksi yayasan dapat dibedakan dengan jenis transaksi swasta. Pemakai
laporan keuangan yayasan memiliki kepantingan bersama, yaitu untuk menilai jasa yayasan dan
kemampuan yayasan untuk memberikan jasa secara berkesinambungan, dan mekanisme
pertanggungjawaban dan aspek kinerja pengelola.

Kemampuan yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi


keuangan dimana informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut disampaikan. Laporan ini harus menyajikan secara
terpisah aktiva bersih. Pertanggungjawaban pengelola yayasan atas hasil pengelolaan sumber
daya yayasan akan disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Dengan adanya
standar pelaporan tersebut laporan keuangan yayasan dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Sistem pengendalian keuangan bertujuan memberikan informasi keuangan yanga dapat


dipercaya, aktiva dan catatan – catatan organisasi tidak dicuri, kebijakna – kebijakan yayasan
terpenuhi dan peraturan – peraturan pemerintah terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, indra.2007.Akuntansi yayasan dan lembaga publik,jakarta:Erlangga

jamiatul laela di 1:16:00 AM


Berbagi

1 komentar:

1.

tengku kiki purnama sari1 Okt 2016 07.30.00

makasi yah semua penjelasan lengkap saudara/i , saya baru belajar di


akuntansi yayasan ini, buat referensi kerjaan baru saya.
Balas

Link ke posting ini


Buat sebuah Link


Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

jamiatul laela
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like