You are on page 1of 7

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Topik : Demam Thypoid

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 30 menit

Bulan/tanggal : Senin, 29 Oktober 2018

Tempat : Dusun Muhajirin

A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 169 orang, dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda,
umur rata-rata 36-54 tahun, peserta belum memiliki pengetahuan tentang …..
2. Kelas / Ruang
PKBM Ceria Dusun Muhajirin
3. Pengajar / Fasilitator
a. Penyaji : Syahruramadhoan
b. Moderator : Rahmadtullah
c. Notulis : Sarifudin
d. Fasilitator : Rabiatul Adawiah

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini diharapkan masyarakat
mengetahui dan memahami tentang penyakit thipoiddan mengetahui hal yang harus
dilakukan jika terkena thipoid serta cara mengatasi masalah tersebut
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian Thypoid.
b. Menjelaskan faktor – faktor penyebab Thypoid.
c. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari Thypoid.
d. Memahami klasifikasi dari Thypoid.
e. Menjelaskan cara pencegahan terhadap Thypoid.
f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penatalaksanaan terhadap Thypoid.
C. MATERI
1. Pengertian Thypoid
2. Penyebab Thypoid
3. Tanda dan gejala Thypoid
4. Cara penularan Thypoid
5. Cara mencegah Thypoid
6. Cara merawat anggota keluarga dengan Thypoid

D. METODE
Ceramah dan Tanya jawab

E. MEDIA
Leaflet dan power point

F. ALAT BANTU
LCD

G. KEGIATAN BELAJAR MENGEJAR

No Tahap Waktu Kegiatan Penkes Kegiatan audiens

1 Pre interaksi 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam

2. Perkenalan 2. Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan

2 Tahap kerja 20 Menit 1. Ceramah Menyampaikan 1. Memperhatikan


Materi, yaitu : 2. Bertanya hal yang kurang
Definisi, tanda dan jelas.
gejala,pencegahan dan cara 3. Memperhatikan
perawatan Thypoid dirumah
2. Memberikan kesempatan
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3 Evaluasi 5 menit 1. Evaluasi dan menyimpulkan 1. Memperhatikan.
materi 2. Menjawab salam.
2. Mengucapkan salam

H. EVALUASI
1. Standart Evaluasi
a. Peserta dapat menyebutkan pengertin, tanda dan gejala dari Thypoid.
b. Peserta dapat menjelaskan cara perawatan Thypoid di rumah.
2. Pertanyaan Evaluasi
a. Sebutkan pengertian Thypoid.
b. Jelaskan salah satu cara perawatan Thypoid di rumah.
I. SUMBER KEPUSTAKAAN
J. Dangoes Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.
Lynda Juall, 2000, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta.
Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.
Sjaifoellah Noer, 1998, Standar Perawatan Pasien, Monica Ester, Jakarta

K. LAMPIRAN
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN THYPOID

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi.
Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan
urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi
dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid
abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber
penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier
adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi
dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan
melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan /
kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada
orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke
dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan
bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

B. Gejala thypoid

Gejala klinis demam tifoidpada anak bisanya lebih ringan jika dibandingkandengan
penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat4 hari jikainfeksiterjadi melalui
makanan, sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksimelalui minuman. Selama masa
inkubasi mungkin di temukan gejala prodromal, yaituperasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing dan tidak bersemangat.
Kemudiaan muncul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu :

1. Demam

Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febrisremiten dan suhu
tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuhberangsur-angsur meningkat setiap hari,
biasanya menurun setiap pagi hari danmeningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga
suhu badanberangsur-angsur turundan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah.Lidah ditutupi
selaput putih kotor (coated tangue), ujung dan tepinya kemerehan,jarang disertai tremor. Pada
abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung(meteorismus). Hati dan limpa membesar
disertai nyeri pada perabaan.

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu

apatis sampai somnolen. Jarang terjadi spoor, koma atau gelisah.

Roseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggukedua.
Merupakan sutu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm,berwarna merah pucat
serta hilang pada penekanan. Reseola ini merupakan embolikuman, dimana didalamnya
mengandung kuman Salmonella tyhosa dan terutamadidapatkan di daerah perut, dada, kadang-
kadang di pantat maupun bagian fleksor danlengan atas. Kadang-kadang ditemukan bradikardia
pada anak besar dan mungkinpula ditemukan epistaksis.

Pada tipe congenital, kuman dapat ditemukan pada darah, hati, limfa sertakelainan
patologis pada usus tidak didapatkan, hal ini menjelaskan bahwa pada tifoidcongenital
penularannya lewat darah dan secara cepat menimbulkan gejala-gejalatifoid seperti pada janin.
Demam tifoid pada anak dibawah usia 3 tahun jarangdilaporkan, bila terjadi biasanya gambaran
klinisnya berbeda dengan anak yang lebihbesar. Kejadiannya sering mendadak disertai panas
tinggi, muntah-muntah, kejang-kejang dan tanda-tanda rangsang meningen. Pada pemeriksaan
darah, terlihatlekositosis (20.000-25.000/mm), limpa sering teraba pada pemeriksaan
fisik.Perjalanan penyakit lebih pendek, lebih variasi, sering tidak melebihi 2 minggudengan angka
kematian yang tinggi (12,5%). Diagnosis ditegakkan denganditemukannya kuman Salamonella
typhii dalam darah dan feces. Reaksi widal akanmengukur antibody terhadap kuman tifoid. Pada
awal terjadinya penyakit, widal akanpositif dan dalam perkembangan selanjutnya misalnya 1-2
minggu kemudian akansemakin meningkat mesti demam tifoid telah diobati. Hasil test widal
dianggap positifapabila titer antibodi O = 1/200 atau lebih, atau apabila terdapat peningkatan titer
4kali pada pemeriksaan serum sepasang.
Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedangdengan
peningkatan laju endap darah, gambaran eritrositnya normokrom normositer,diduga oleh karena
efek toksin supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. Tidakselalu ditemukan lekopeni, sering
lekosit dalam batas-batas normal dan dapat pulalekositosis terutama bila disertaikomlikasi yang
lain. Jumlah trombosit menurun,gambaran hitung jenis didapatkan limfositosis relative,
aneosinodilia, dapat shift tothe left atau shift to the right tergantung dari perjalanan penyakit.

Umumnya prognosa tifus abdominalis pada anak baik, asal penderita epatberobat.
Mortalitas pada penderita yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadikurang baik atau buruk jika
terdapat gejala klinik yang berat seperti :

a. 1.Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinua


b. 2.Kesadaran menurun sekali (stupor), koma atau delirium
c. 3.Terdapat komlikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
d. bronkopneumonia dan lain-lain
e. 4.Keadaan gizi penderita buruk (malnutrisi energi protein)

C. Komlikasi

Dapat terjadi pada :

1. Usus halus

a. Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaantinja dengan
benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila beratdapat disertai perasaan nyeri
perut dengan tanda-tanda renjatan.

b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu danterjadi pada bagian
distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanyadapat ditemukan bila terdapat udara
di ronggan peritoneum, yaitu pekak hatimenghilang dan terdapat udara diantara hati dan
diafrkma pada foto roentgenabdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.

c. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasiusus. Ditemukan
gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dindingabdomen tegang (defence
muskulair) dan nyeri pada tekanan.

2. Komlikasi di luar usus

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia) yaitu meningitis,kolesistitis,


ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karean infeksi sekunder, yaitubronkopneumonia.
D. Pencegahan thipoid.

1. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan BAB/BAK. Sebelum makan
ataupun sebelum menyediakan makanan.
2. Cuci sayuran dan buah sebelum di makan.
3. Sebelum dipakai cuci peralatan makan dan minum.

E. .Penatalaksanaan :

1. Perawatan
o Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
o Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi perdarahan.
2. Diet
o Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
o Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
o Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.

F. Pengobatan

1. Klorampenikol
2. Tiampenikol

3. Kotrimoxazol

4. Amoxilin dan ampicillin

You might also like