You are on page 1of 20

MODUL 1: KONSEP WARNA, UNSUR PEMBENTUK WARNA DAN CARA

STANDARISASI UNSUR PEMBENTUK WARNA

Pertemuan ke : 1,2 dan 3

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang teori
dasar warna.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Teknologi
Pengukuran Warna ini guna memfasilitasi mahasiswa sehingga pada akhir
pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep warna


- Mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur pembentuk warna
- Mahasiswa mampu menjelaskan cara standarisasi unsur pembentuk warna

2
BAB II KONSEP WARNA DAN UNSUR PEMBENTUK WARNA SERTA
CARA STANDARISASI PEMBENTUK WARNA

A. PENGETAHUAN
I. Konsep warna

Warna
Color is a visual sensation that involves three elements: a light source, an object, a
viewer.
Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga
unsur yaitu Cahaya, Objek dan Observer (dapat berupa mata manusia ataupun alat ukur).
Didalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, tidak bisa mengenali warna. Demikian
juga jika mata ditutup, maka tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya.
Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek yang dilihat maka tidak bisa mengenali warna.

Cahaya
Cahaya yang dilihat melalui mata sebenarnya merupakan bagian dari spektrum gelombang
elektromagnetik. Seberapa terangnya cahaya dinyatakan dalam Color Temperature
dengan satuan derajat Kelvin. Standard International menyatakan cahaya putih dengan
angka 5000 derajat Kelvin (D50). Semakin tinggi nilai color temperature warna akan
menghasilkan warna Bluish (kebiruan) dan semakin rendah nilai color temperaturnya akan
menghasilkan warna yellowish (kekuningan). Sumber cahaya yang berbeda tentu akan
memberikan warna yang berbeda pula terhadap objek yang dilihat. Beberapa sumber
cahaya yang ada disekitar kehidupan antara lain sinar matahari, lampu bohlam, lampu TL,
atau lampu khusus lainya.

Objek / Benda
Objek hanya memantulkan, meneruskan atau menyerap cahaya yang datang
mengenainya. Objek dipengaruhi oleh bahan pembentuknya maupun permukaan objek
tersebut seperti mengkilap, doft, plastik, metal, tekstil, cat metalik dan sebagainya.

Observer / pengamat
Untuk melihat suatu warna, tentu harus ada mata. Mata sebagai panca indera mempunyai
struktur yang begitu unik dan kompleks didalamnya. Ada retina, puplis dan receptor serta
komponen lainnya. Panjang gelombang yang diterima oleh mata selanjutnya diteruskan ke
otak manusia sebagai memori dan diberi deskripsi.

3
Namun demikian mata manusia sangat bersifat subjektif. Sebuah warna objek yang sama
dapat memberikan persepsi warna yang berbeda bagi setiap orang. Hal-hal yang
mempengaruhi persepsi seseorang, perbedaan emosional (stress, jatuh cinta, lelah,
marah, dan sebagainya), besar kecil suatu objek, dan juga sudut pandang.

Alat Ukur
Alat ukur yang biasa digunakan untuk melihat dan mengukur warna yaitu
spectrophotometer dan colorimeter. Alat ukur tersebut bersifat objektif dalam melihat
warna. Warna merah yang menjadi bakground sebuah produk packaging akan lebih
konsisten hasilnya bila menilai warna merah tersebut dengan alat spectrophotometer
dibanding dengan mata manusia. Terutama bila menyangkut warna produk packaging,
konsistensi warna sangatlah dibutuhkan dan penggunaan alat ukur merupakan kebutuhan
mendasar.

Metamarisme
Metamarisme adalah suatu efek dimana dua buah benda Nampak sama bila disinari olah
cahaya tertentu, namun terlihat berbeda bila disinari cahaya lainya. Hal ini biasanya
berhubungan dengan jenis piqment dan material benda tersebut.

Teori Warna
Teori warna yang dikemukakan beberapa ahli,antara lain :

1. Teori warna Prang


2. Teori warna Brewster
3. Teori warna Munsell
4. Teori warna Sir Isaac Newton

1. Teori Warna Prang


Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering
dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada
1876 meliputi:

1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna,
seperti merah, biru, hijau dsb.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya
adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan
dengan cerah atau suramnya warna.
4
Warna,selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi
perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya
seseorang pada suatu benda. Berikut disajikan potensi karakter warna yang mampu
memberikan kesan pada seseorang sbb :

1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang
untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau
kehidupan spesifik.
4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan
vital (hidup).
5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal
atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat
yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan
dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Teori warna Prang merupakan teori yg paling sering dipakai oleh praktisi yang bekerja
dibidang busana, garmen, bordir dll.Teori warna prang menggolongkan warna menjadi
beberapa tingkatan,yaitu:

1. Warna Primer,terdiri dari warna merah,kuning dan biru.

2. Warna Sekunder, campuran 2 warna primer terdiri dari :


Merah + Kuning = Orange/jingga
Kuning + Biru = Hijau
Biru + Merah = Ungu

3. Warna Antara, campuran warna primer dengan warna sekunder yang


berdekatan dalam lingkaran warna, terdiri dari:

 Kuning + Hijau = Kuning Hijau


 Hijau + Biru = Biru Hijau
 Biru + Ungu = Biru Ungu
 Ungu + Merah = Merah Ungu
 Merah + Orange = Merah Orange

Macam-macam warna

5
Terdapat beberapa peristilahan dalam pemberian nama pada warna sbb:

A. Warna dingin/sejuk adalah semua warna yang mengandung gugus biru dan hijau.
Contoh: biru muda, biru hijau, hijau dll. Warna biru dan hijau selalu diasosiasikan
dengan air, langit dan daun yang mengesankan kesejukan dan ketenangan dan
memberi kesan melangsingkan.

B. Warna panas/hangat adalah semua warna yang mengandung gugus merah, orange
dan kuning. Contoh: kuning, orange, pink, merah dll. Warna merah, kuning dan orange
selalu diasosiasikan dengan api dan matahari yang mengesankan panas dan memberi
kesan melebarkan dan menggemukan.

4. Warna Netral adalah warna hitam,putih dan abu-abu.Penambahan warna netral pd


suatu warna menghasilkan warna yg berbeda.Contoh warna merah ditambah
sedikit warna hitam menjadi warna merah tua.Atau warna merah ditambah warna
putih menjadi warna merah muda (pink).Penambahan warna hitam yg semakin
banyak akan memberikan efek mengecilkan,sebaliknya semakin banyak
penambahan warna putih,akan memberikan efek membesarkan.

2. Teori Warna Brewster

6
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna
primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam
lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras
warna (komplementer), split komplementer, triad, dantetrad.

Gambar 1. Lingkaran Warna


Sumber : https://anak-lingkungan.blogspot.com

1. Warna primer: Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari
warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer
adalah merah, biru, dan kuning.
2. Warna sekunder: Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan
proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah
dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran
merah dan biru.
3. Warna tersier: Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu
warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran
warna kuning dan jingga.
4. Warna netral: Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam
proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras
di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam

Warna panas dan dingin


Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning
kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga
hijau
Teori Warna Brewster

7
Hubungan antar warna :

1. Kontras komplementer

Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran
warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras
paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
2. Kontras split komplemen
Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°).
Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan.
3. Kontras triad komplementer
Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan
sudut 60°.
4. Kontras tetrad komplementer
Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk
bangun segi empat (dengan sudut 90°).

Teori Warna Munsell


Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek
fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell mengatakan warna pokok
terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari
warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila

3. Teori Warna Munsell


Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa,
bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan
manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dipakai oleh manusia, semua
peralatan, pakaian, bahkan alam disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena
begitu penting peranan warna bagi manusia warna sering kali dipakai sebagai elemen
estetis, sebagai representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan warna sebagai
ekspresi.

1. Warna sebagi elemen estetika: disini warna memerankan dirinya sebagai ”warna”,
yang mempunyai fungsi dalam membentuk sebuah keindahan. Namun keindahan disini
bukan hanya sebagai ”keindahan” semata. Melainkan sebagai unsur eksistensial benda-
benda yang ada disekeliling kita. Karena dengan adanya warna kita dimudahkan dalam
melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai contoh apabila kita meletakkan sebuah benda

8
di tempat yang sangat gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan
jelas. Di sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja
namun sebagai elemen yang membentuk diferensial/perbedaan antara obyek satu dengan
obyek lain.
Teori Warna Munsell
1. Warna sebagai representasi dari alam: warna merupakan penggambaran sifat obyek
secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata.
Contoh warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit dan
sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-sifat alami dari obyek tertentu
misalnya padat, cair, jauh, dekat dll.
2. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi representasi): warna
menempatkan dirinya sebagai bagian dari simbol (symbol). Warna merupakan lambang
atau sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna sebagai komunikasi
seringkali dapat kita lihat dari obyek-obyek seperti bendera, logo perusahaan, fashion, dll.
Warna merupakan sebuah perwakilan atau bahkan sebuah obyek pengganti bahasa formal
dalam mengkomunikasikan sesuatu misalnya: merah perlambang kemarahan, patriotisme,
seksualitas; kemudian putih sebagai perlambang kesucian, kebersihan, kebaikan dll.

4. Teori Warna Sir Isaac Newton

Gambar 2. Color Wheel

Sumber : https://anak-lingkungan.blogspot.com

9
Sir Isaac Newton adalah orang pertama yang menyajikan warna di dalam suatu
diagram lingkaran atau lingkaran warna pada tahun 1666. Selanjutnya cara ini sering
digunakan sebagai langkah awal dalam mempresentasikan teori warna karena sangat
efektif dalam menunjukkan hubungan antara warna yang berbeda yang berasal dari warna
primer.
Gagasannya ini dimulai dengan sebuah lingkaran yang hanya mewakili tiga
warna primer (merah, biru dan hijau) yang berasal dari sistem warna aditif. Kemudian diikuti
dengan menggabungkan sedikit demi sedikit warna pada batasan sehingga nantinya akan
didapat warna yang baru dan batasan yang baru. Selanjutnya gabungkan sedikit demi
sedikit warna pada batasan warna sekunder, maka akan didapatkan warna tersier dan
begitu seterusnya.

Warna Pokok
Warna primer adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk menggunakannya.
Dalam penggunaanya warn apokok ada dua macam, Untuk grafis, yang dipakai adalah
pigmen yang terdiri dari biru (cyan), Merah (magenta) dan Kuning (yellow). Pada foto dan
grafis komputer, warna pokok cahaya terdiri dari red, green, dan Blue (RGB). Dalam
Komputer, warna-warna yang pertaman cyan, magenta, dan yellow masih ditambahkan
warna key (hitam) sehingga dikenal istilah CMYK

Warna Sekunder
Warna Sekunder merupaka percampuran antara warna-warna primer
a. Merah + Biru = Ungu/violet
b. Nerah + kuning = Orange/Jingga
C. Kuning + Biru = Hijau

Warna tersier
Warna tersier merupakan pencampuran antara warna sekunder dgn primer.

a. Merah + ungu = merah ungu


b. Ungu + biru = ungu biru
c. Biru + hijau = hijau biru
d. Hijau + kuning = kuning hijau
e. Kuning + Oranye = oranye kuning

Teori Warna Sir Isaac Newton

10
Gambar 3. Warna primer, sekunder dan tersier
Sumber : https://anak-lingkungan.blogspot.com

II. UNSUR PEMBENTUK WARNA

Lingkaran Warna
Dalam pembagian warna, kita menggunakan lingkaran warna (color wheel). Warna warna
dalam lingkaran warna terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Warna Primer terdiri atas warna merah, kuning dan biru. Warna primer merupakan
warna dasar dalam lingkaran warna.
2. Warna Sekunder terdiri dari orange, hijau dan ungu. Warna sekunder merupakan
pencampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna hijau
merupakan pencampuran warna biru dan kuning, sedangkan warna ungu adalah
pencampuran antara warna merah dan biru.
3. Warna Tersier merupakan pencampuran antara warna primer dan sekunder
disebelahnya dengan perbadingan yang sama. Warna tersier unik dan cantik,
seperti warna hijau limau (lime green) dihasilkan dari campuran warna hijau dan
kuning. Ada warna hijau toska dihasilkan dari campuran hijau dan biru. Warna
Indigo dihasilkan dari campuran ungu dan biru.
Dalam proses pencampuran warna yang diterapkan dalam peralatan atau perangkat input
maupun output, kita mengenal ada 2 macam cara yaitu : pencampuran additive dan warna
subtractive.

Warna Additive

11
Pencampuran warna additive adalah pencampuran warna primer cahaya yang terdiri atas
warna red, green dan blue dimana pencampuran ketiga warna primer dengan jumlah yang
sama akan menghasilkan warna putih.
Kombinasi antara dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder. Warna sekunder
tersebut yaitu : Cyan (gabungan warna green dan blue) dan yellow (gabungan warna red
dan green). Prinsip pencampuran warna additive diterapkan pada monitor, TV, video,
Scanner dan lain-lain.

Warna Subtractive
Warna subtractive adalah warna sekunder dari warna additive, namun secara material
warna subtractive berbeda dengan warna additive. Warna additive dibentuk dari cahaya,
sedangkan warna subtractive dibentuk dari pigment warna yang bersifat transparan. Tinta
cetak adalah contoh dari pencampuran warna subtractive. Warna subtractive terdiri atas
Cyan, Magenta dan Yellow. Secara teori pencampuran warna subtractive akan
menghasilkan warna hitam, tetapi kenyataan dilapangan adalah warna coklat tua (karena
keterbatasan pigment tinta cetak), oleh sebab itu ditambahkan warna hitam (black
dinyatakan dengan symbol K berasal dari kata Key) untuk menambahkan kepekatannya.
Saai ini warna CMYK menjadi warna standard dalam prose’s cetak separasi warna di
industri Grafika.

Model warna
Model warna merupakan suatu metode untuk menjelaskan metode pembentukan warna.
Pada Adobe Potoshop, ada beberapa model warna yang disediakan, antara lain : RGB,
CMYK, LAB dan Grayscale. Setiap pilihan model warna akan menentukan jenis output dan
jenis koreksi warna yang dilakukan. Gambar yang diolah untuk website akan menggunakan
model warna RGB, sementara gambar yang diolah untuk cetak offset akan menggunakan
model warna CMYK.

RGB
Model warna RGB menggunakan 3 channel yakni Red, Green dan Blue dalam
mereproduksi warna. Digital camera, scanner, monitor, TV adalah contoh peralatan yang
bekerja secara RGB. Gambar dalam bentuk RGB bekerja dengan 24 bit dimana tiap
channel warna (R,G,B) mengandung 8 bit. Desainer pada umumnya mendesain, menscan
dan manipulasi gambar dengan menggunakan format RGB, namun jika desain tersebut
akan dicetak makah harus di convert ke CMYK, untuk memastikan warna di monitor
sama dengan hasil output maka desainer harus mengkalibrasi peralatan yang mereka
gunakan.

12
CMYK
Model warna CMYK menggunakan 4 channel yakni Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Tinta
cetak, toner printer adalah contoh peralatan yang bekerja secara CMYK. Tampilan warna
di monitor yang menggunakan model CMYK berbeda dengan model RGB, dimana hasilnya
warna CMYK lebih redup dibandingkan dengan RGB, hal ini dikarenakan perbedaan color
gamut / colorspace antara RGB (monitor) & CMYK (cetak offset)

LAB
Model Lab merupakan model warna tiga dimensi yang terdiri atas L = Lightness, a =
jangkauan warna dari blue-yellow. Lightness menandakan terang atau gelap, sementara
a* dan b* adalah koordinat chromaticity yaitu menunjuk kepada derajat intensitas
warna. Satuan Lab dibuat oleh badan internasional (CIE) pada tahun 1976 dengan tujuan
agar ada satu standartd warna yang bisa membantu komunikasi warna dari berbagai
peralatan yang berbeda.
Model warna Lab memiliki colorspace/gamut paling besar dan banyak digunakan dalam
penyimpanan data gambar dari Photo disk. Selain itu Lab merupakan standard pengukuran
warna dalam Color Management System dan pengukuran warna dengan
spectrophotometer.

Karakteristik warna dinyatakan dalam istilah HSL (Hue, Saturation, Lightness)


Hue – Merah, kuning, hijau, biru, … Apel berwarna merah, lemon berwarna kuning, langit
berwarna biru; itulah pengertian kita sehari-hari tentang warna. Hue adalah istilah yang
dipakai dalam dunia warna untuk klasifikasi merah, kuning biru, dll.
Saturation atau Chroma – warna jelas, warna buram
Saturation adalah derajat intensitas suatu warna. Semakin tinggi nilai saturasinya maka
warnanya semakin colorfull, semakin rendah nilai saturasinya gambar semakin menuju
keabu-abu atau semakin pudar warnanya.
Ligtness-Warna terang, warna gelap
Ligtness adalah nilai terang gelapnya suatu warna. Berdasarkan perbandingan lightness-
nya gambar sering dinyatakan seberapa terang atau gelap.

Gamut warna
Gamut warna adalah batasan warna yang mampu dihasilkan oleh suatu peralatan. Nama
lain dari gamut warna adalah colorspace atau ruang warna. Monitor yang bekerja dengan
RGB mempunyai gamut yang lebih besar dari mesin cetak offset yang bekerja dengan
CMYK. Besar kecilnya gamut dari tiap peralatan inilah yang menjadi salah satu factor

13
perbedaan warna antara monitor dan hasil cetak. Untuk melihat besar kecilnya gamut
warna adalah dengan menggunakan software Color Management. Macintosh dengan
operating system X keatas juga menyediakan fasilitas melihat besar kecil gamut warna
yaitu di Harddisk / Utility / Colorsync.

Warna Spot & Warna Proses


Warna Spot atau warna spesial adalah warna tunggal dan solid yang digunakan dalam
mereproduksi suatu warna. Pada umumnya warna spot dikomunikasikan deng
an menggunakan Pantone Chart, yang merupakan standard Internasional.
Warna Proses adalah warna campuran yang terdiri atas : Cyan, Magenta, Yellow dan
Black atau sering disingkat CMYK. Warna prose’s ini merupakan warna standard atau
warna dasar dalam produksi cetak.

Gambar 4. Warna spot


Sumber : http://teorydesain.blogspot.com

Beberapa alasan lain mengapa kita menggunakan warna spot adalah :


1. Ingin mendapatkan warna-warna yang lebih terang atau yang tidak dapat dicapai oleh
warna prose’s.
2. Sebagai “Brand color” atau identitas produk perusahaan.
3. Sebagai security / keamanan agar produk kita tidak mudah di bajak.
4. Menghemat biaya, penggunaan warna spot dapat menjadikan alternatife dalam
menghemat biasa.

14
Gambar 5. Unsur Pembentuk Warna

Sumber : http://situsbagiilmu.blogspot.com

Dalam pembentukan warna sendiri, ada beberapa konsep yang membentuknya yaitu :

Konsep warna RGB

Unsur pembentuk warna yang terdiri dari Red-Green-Blue. Ketiga warna tersebut disebut
juga dengan warna pencahayaan (additive color) karena warna-warna lain yang terbentuk
dari ketiga warna tersebut melalui permainan intensitas cahaya.
Ketiga warna tersebut merupakan warna primer untuk membentuk warna-warna lain. Jika
ketiga warna tersebut disatukan maka akan menghasilkan warna putih.
Cara kerja sistem pewarnaan pada RGB ditentukan oleh intensitas cahaya yang
dipancarkan. Semakin kuat cahaya yang dipancarkan maka akan semakin terang warna
yang dihasilkan, sedangkan jika semakin redup cahaya yang dipancarkan maka akan
semakin gelap warna yang dihasilkan.
Sistem pewarnaan RGB sangat cocok diterapkan pada karya grafis yang bersifat digital,
contohnya untuk tampilan website, video, presentasi ataupun backgroundpada PC. Jika
sistem pewarnaan ini diterapkan pada media cetak maka warna yang dihasilkan akan
kurang sesuai dengan warna yang dilihat pada monitor PC.

15
 Konsep warna CMYK

Sistem pewarnaan yang terdiri dari warna Cyan-Magenta-Yellow-Black. CMYKjuga


dikenal dengan istilah substractive color karena warna-warna yang dihasilkan merupakan
hasil pantulan dari cahaya.
Cara kerja pada sistem pewarnaan CMYK yaitu memantulkan cahaya pada objectyang
dituju, misalnya ada sebuah meja berwarna merah. Kemudian dipancarkan cahaya ke arah
meja tersebut, maka warna merah akan terpancar dari meja dan terlihat oleh mata. Jika
tidak ada cahaya yang dipancarkan pada object maka warna yang dihasilkan akan menjadi
gelap.
Sistem pewarnaan ini lebih cocok diterapkan pada karya grafis yang bersifat cetak seperti
brosur, pamflet, banner dan lain sebagainya. Warna yang dihasilkan akan lebih maksimal
karena jumlah warna yang dikombinasikan pada sistem ini lebih banyak.

III. STANDARISASI UNSUR PEMBENTUK WARNA


Dalam pengolahan image, dikenal dua macam paling populer yang menjadi standar
internasional yaitu RGB dan CMYK.

1. RGB adalah singkatan dari Red-Green_Bue. 3 warna dasar yang dijadikan patokan
warna secara universal (primary colors), dengan basis RGB, seorang desainer bisa
mengubah warna ke dalam kode-kode angka sehingga warna tersebut akan tampil
universal. Dasar warna ini menjadi standar pasti dalam konteks profesional, seorang
desainer tidak bisa mengatakan sebuah warna berdasarkan pertimbangan subjektif,
misal: biru muda menurut orang awan adalah birunya langit di siang yang cerah, hal ini
16
bisa jadi berbeda bagi orang lain dengan pertimbangan yang lain pula. Untuk
menyamakan persepsi dalam definisi warna perlu adanya standa rinternasional dalam
dalam konteks kerja profesional. Dengan standar RGB seorang desainer dapat
mengatakan warna dengan komposisi angka yang jela, warna biru memiliki komposisi
perpaduan antara unsur Red, Green, Blue dengan derajat angka untuk R; 115-G: 221
– B : 240.
2. Standar warna internasional lainnya yang digunakan untuk dunia percetakan adalah
SMYK yang merupakan singkatan dari Cyan – Magenta – Yellow, dan K mewakili
warna hitam. Seeperti halnya RGB, CMYK menggunakan standarisasi warna dalam
koordinat, Rangenya antara 0 – 100 sehingga kehadiran unsur K sangat menentukan,
Berapapun koordinat CMY-nya selama K-nya 100 maka warna tersebut akan jadi
warna hitam. CMYK merupakan standar warna berbasis pigment based,
menyesuaikan diri dengan standar industri printing. Sampai saat ini dunia cetak
mencetak memakai 4 warna dasar dalam membuat warna apapun.

Warna CMYK dan RGB merupakan dua komponen penting dalam teori warna. Dua
komponen ini menjadi dasar dalam membentuk warna – warna lain. Sebelum membuat
suatu desain, desainer harus menentukan terlebih dahulu desain tersebut akan dicetak atau
hanya dipresentasikan melalui media monitor. Mengapa? Karena warna CMYK dan RGB
akan menghasilkan hasil yang berbeda ketika ditampilkan dalam bentuk visual di monitor
dan ketika dicetak. Lalu bagaimana cara mengatasi perbedaan ini?

Langkah pertama adalah dengan mengetahui perbedaan dari warna CMYK dan warna
RGB. Warna CMYK merupakan singkatan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Warna
CMYK seringkali digunakan untuk percetakan karena tinta di percetakan terdiri dari warna
Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Warna CMYK sendiri masih memantulkan sedikit warna
– warna di RGB. Warna Cyan memantulkan warna Red atau Merah. Warna Magenta
memantulkan warna Green atau Hijau dan warna Yellow memantulkan warna Blue atau
Biru. Pantulan tersebut tidak diinginkan, disebut juga dengan hue error. Untuk
menyiasatinya maka diberikan warna Black atau yang disebut Key dalam warna CMYK
agar tiap komponen warna menjadi lebih pekat dan tidak memantulkan hue error tadi.

Sedangkan warna RGB merupakan warna Red, Green dan Blue. Ketiga warna ini
menghasilkan kecerahan warna yang lebih cerah daripada warna CMYK. Karena itu, warna
RGB sangat baik digunakan untuk presentasi visual di monitor. Bagi para desainer grafis,
warna RGB lah yang paling sering digunakan. Namun, bagi mereka desainer grafis yang
memiliki peminatan di bagian percetakan akan lebih sering memakai warna CMYK.

17
Persamaan dan perbedaan warna CMYK dengan RGB.

Dalam dunia desain ada 2 macam unsur warna yaitu CMYK dan RGB. Apa persamaan dan
perbedaan antara kedua type warna tersebut dan apa hubungannya dalam desain grafis.

Persamaan :

CMYK & RGB itu sama-sama warna primer.

Perbedaan :

No RGB CMYK

Merupakan warna primer Merupakan warna primer yang


1
yang digunakan pada monitor digunakan banyak printer

Lebih digunakan untuk desain Lebih digunakan untuk desain


2 yang nantinya ditampilkan ke yang nantinya ditampilkan ke
layar monitor media cetak

Jika dicampur semua akan Jika dicampur semua akan


3
menghasilkan warna putih menghasilkan warna hitam

Gambar 6. Berbagai macam material berwarna


Di dalam implementasinya maka akan timbul pertanyaan sebagai berikut :

18
Sedangkan pada gambar berikut adalah bagaimana suatu warna dijelaskan secara
kualitatif dan secara kuantitatif

Gambar 7. Dua warna apel yang dapat diukur


secara kualitatif dan kuantitatif

B. KETERAMPILAN

19
Keterampilan yang diperlukan dalam implementasi atau aplikasi tentang konsep
warna, unsur pembentuk warna dan cara standarisasi unsur pembentuk warna adalah
mahasiswa mengikuti praktek pengukuran warna di Laboratorium Kimia Fisika Tekstil
yang telah diatur jenis pertemuan dan kegiatan prakteknya berdasarkan pedoman
Teori dan Aplikasi Penandingan Warna dengan Spektrofotometer, STTT, Bandung
1986 dan atau Pedoman Praktikum Pengukuran Warna, STTT, Bandung, 2013.

C. SIKAP
Sikap kerja yang diperlukan adalah mengikuti prosedur pedoman praktek pada butir B
yang dipandu oleh Dosen/Asisten Dosen/Laboran pada praktikum pengukuran warna.

III. LATIHAN/TUGAS
Diberikan oleh Dosen setelah seluruh materi pertemuan selesai.

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Berns, Roy S., Fred W. Billmeyer, and Max Saltzman. Billmeyer and Saltzman’s
Principles of Color Technology. Wiley, 2000.
2. Browsing internet, https://anak-lingkungan.blogspot.com
3. Browsing internet, http://teorydesain.blogspot.com
4. Browsing internet, http://situsbagiilmu.blogspot.com
5. Chariono, Nono. Teori dan Aplikasi Penandingan Warna dengan Spektrofotometer.
Bandung: STTT, 1996.
6. Nuramdhani I, Pedoman Praktikum Pengukuran Warna, STTT, Bandung, 2013.

20

You might also like