You are on page 1of 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. BANJIR
Banjir adalah peristiwa di mana aliran air merendam daratan. Banjir dapat
terjadi karena luapan air dari sungai, danau, atau laut yang tidak tertampung
sehingga air tersebut keluar dari batas wajar volume sungai, danau, atau laut
tersebut. Banjir juga dapat terjadi karena tingginya curah hujan yang pada
akhirnya air hujan yang turun tidak dapat didistribusikan dengan baik, tidak
adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya
pohon penyerap air dan lain sebagainya, sehingga merendam wilayah-wilayah
permukiman.
Pada dasarnya, banyak sebab yang dapat menyebabkan terjadinya banjir,
diantaranya yaitu : tingginya curah hujan, pasang air yang terlalu tinggi,
mencairnya salju, gelombang yang terlalu tinggi, tsunami, dan kegagalan
bendungan atau bangunan air lainnya untuk mempertahankan air.
Banjir dapat diperburuk oleh peningkatan elevasi (ketinggian) permukaan
tanah atau bencana alam, yang dapat mengurangi kemampuan tanah untuk
menyerap air yang menggenang.
Berdasarkan sumber datangnya banjir, jenis banjir dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
1. Banjir Sungai
Terjadi karena kapasitas sungai yang tidak sesuai dengan debit aliran air yang
melewatinya. Biasanya di daerah permukiman warga, dimensi sungai terjadi
pengecilan karena banyaknya pembangunan di daerah bibir sungai,
penyumbatan sampah atau polutan yang dibuang dengan sengaja oleh warga
pinggir sungai.
2. Banjir Danau
Terjadi karena air danau yang meluap karena tidak cukupnya kapasitas danau
atau bendungan untuk menampung air sehingga menyebabkan meluapnya air
yang tidak tertampung tersebut. Selain itu, bendungan atau tanggul yang jebol
dapat menyebabkan keluarnya air pada bendungan atau tanggul tersebut,
4
sehingga menyebabkan banjir di sekitar bendungan atau tanggul yang rata-
rata digunakan sebagai permukiman warga.
3. Banjir Laut pasang
Terjadi akibat adanya naiknya permukaan air laut (pasang), badai
laut dan gempa bumi yang menyebabkan tsunami.

Bencana banjir yang seringkali terjadi melanda permukiman tidak selalu


membawa dampak negatif, banjir ternyata juga membawa dampak positif.
Dampak negatif yang muncul dari banjir adalah berkurangnya ketersediaan
air bersih sebagai keperluan primer masyarakat. Ketersedian air bersih yang
terbatas dikombinasikan dengan kotoran manusia yang tercampur di perairan
banjir meningkatkan risiko penyakit menular. Penyakit yang dapat biasanya
melanda korban bencana banjir adalah penyakit tifus, giardia, cryptosporidium,
kolera dan penyakit lainnya tergantung pada lokasi banjir.
Rusaknya sarana dan prasarana, serta infrastruktur. Kerusakan infrastruktur
yang sering terjadi adalah kerusakan transmisi listrik dan kadang-kadang
pembangkit listrik. Kerusakan jalan dan infrastruktur transportasi menyebabkan
berkurangnya atau bahkan terputusnya mobilisasi bantuan kepada mereka yang
terkena dampak atau untuk memberikan pengobatan darurat kesehatan sehingga
memperparah keadaan yang terjadi.
Di beberapa kejadian banjir, aliran air yang menggenangi mempunyai
kecepatan aliran yang cepat, sehingga seringkali merusak apa yang dilewatinya.
Mengalirnya air banjir seringkali menggerus lereng yang meningkatkan peluang
terjadinya tanah longsor. Dan juga, banjir yang berjalan ini biasanya
menyebabkan korban jiwa karena banjir tersebut dapat menyeret manusia.
Di sektor pertanian dan peternakan, banjir juga menyebabkan kerugian.
Banjir seringkali menggenangi lahan pertanian, sehingga tanah yang tergenang
air banjir menyebabkan tanaman kelebihan air dan menyebabkan busuknya
tanaman. Selain itu, peternakan yang dilanda banjir menyebabkan hewan ternak
tergenang oleh banjir dan rawan dijangkiti oleh penyakit. Seringkali, banjir yang
menggenangi lahan pertanian adalah saat musim panen. Hal ini menyebabkan
berkurangnya ketersediaan pangan dan menyebabkan kerugian petani yang
modalnya digunakan untuk pembelian pupuk dan perlengkapan lainnya. Selain

5
itu, banjir juga menyebabkan berkurang atau hilangnya spesies yang ada. Hal
terburuk yang terjadi adalah punahnya spesies tanaman atau hewan karena tidak
dapat beradaptasi dengan lingkungan banjir.
Di sektor pariwisata, banjir menyebabkan menurunnya jumlah wisatawan
yang berkunjung yang nantinya berdampak pada penurunan pendapat
masyarakat di tempat pariwisata tersebut. Banjir juga menyebabkan masyarakat
membangun ulang atau merenovasi tempat pariwisata yang rusak agar layak
dikunjungi kembali. Dana untuk pembangunan ulang tersebut seringkali
menggunakan uang masyarakat lokal atau uang swadaya.
Di sektor ekonomi, menurunnya kualitas dan kuantitas makanan
menyebabkan kenaikan harga pasca banjir yang diperparah dengan menurunnya
daya beli masyarakat sehingga produsen mengalami kerugian karena tidak
kembalinya modal. Hal ini menyebabkan inflasi yang tidak diharapkan oleh
pemerintah.
Di sektor ketersediaan pangan, banjir menyebabkan berkurangnya pasokan
makanan bagi tumbuhan, hewan dan manusia karena terisolasi oleh banjir,
khususnya yang dilanda banjir. Berkurangnya asupan makanan bagi korban
banjir menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh korban menyebabkan tubuh
rentan terserang penyakit menular. Ini juga diperparah dengan kurang
higenisnya lingkungan.
Selain itu, korban banjir seringkali terganggu psikologisnya karena
kehilangan harta dan melihat adanya kematian dan luka-luka serius di
sekitarnya.
Di sisi lain, banjir juga membawa dampak positif, khususnya banjir rutin
atau banjir kecil. Karena banjir kecil bermanfaat untuk mengisi kembali air
tanah, menyuburkan dan memberi nutrisi kepada tanah. Di kawasan yang kering
dan semi-kering yang hujannya tidak menentu atau jarang terjadi, banjir
membawa berkah bagi penduduknya. Karena banjir akan membawa pasokan air
yang dapat disimpan oleh penduduk sebagai penyedia air saat musim kering tiba.
Banjir air tawar juga membawa dampak positif. Karena banjir air tawar
merupakan faktor utama dan memiliki peranan sebagai penyeimbang keragaman
makhluk hidup di dataran banjir. Banjir juga membawa banyak nutrisi
untukdanau dan sungai yang berdampak baik pada meningkatnya jumlah

6
ekosistem ikan dan makhluk air lainnya. Meningkatnya jumlah ekosistem
makhluk air, khususnya ikan, akan memajukan industri perikanan pada kurun
waktu berikutnya.
Dataran banjir merupakan salah satu tempat yang cocok untuk
perkembangbiakan ikan, karena memiliki sedikit predasi dan banyak nutrisi.
Kawasan ini biasanya dihuni oleh ikan yang memanfaatkan cuaca untuk mencari
habitat yang baru. Selain itu, burung pemakan ikan juga akan mendapatkan
manfaat dari ketersediaan pangan yang melimpah saat surutnya air banjir terjadi.
Di beberapa daerah, banjir dapat digunakan sebagai tenaga penggerak
pembangkit listrik tenaga air. Pemanfaatan ini akan meningkatkan pendapatan
masyarakat hasil dari berkurangnya pengeluaran membayar listrik atau bahkan
hasil dari penjualan listrik kepada negara.

1.1. UPAYA PENCEGAHAN BANJIR


Di setiap negara pasti memiliki cara yang berbeda-beda untuk mencegah
banjir agar tidak masuk ke wilayah dataran, khususnya wilayah permukiman.
Berikut adalah contoh tindakan yang diterapkan untuk menanggulangi banjir
setiap negara :
1. Mesir
Sungai Nil, yang merupakan sungai terpanjang di muka bumi dan sungai
yang memiliki aliran besar. Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak
diinginkan, seperti banjir, pemerintah Mesir membangun Bendungan Aswan
(1902) dan Bendungan Tinggi Aswan (1976) untuk mengendalikan banjir
yang terjadi di Sungai Nil.
2. Prancis
Pemerintah Prancis membangun serangkaian waduk yang bernama “Les
Grands Lacs de Seine”, atau yang dalam bahasa Indonesia artinya danau-
danau besar. Tujuan pemerintah Prancis membangun proyek ini adalah untuk
mengurangi tekanan aliran sungai Seine saat terjadi anjir, khususnya banjir
rutin pada musim dingin, mengingat banjir bandang yang melanda Paris
tahun 1910 yang menyebabkan banyak kerugian.
3. Inggris

7
“Thames Barrier” merupakan bangunan perintang air mekanis yang
dibangun di Sungai Thames pada tahun 1984. Bangunan ini bertujuan untuk
menghalau air yang berlebihan dari Laut Utara masuk ke wilayah Kota
London melalui Sungai Thames. Saat permukaan air melewati batas tertentu,
Thames Barrier akan bergerak secara vetikal untuk menutup aliran sungai
yang terhubung langsung dengan Laut Utara tersebut.
4. Italia
Salah satu kota yang terkenal di Italia adalah Venesia. Kota yang terkenal
dengan transportasi airnya tersebut telah dibangun kanal air untuk mengontrol
air laut yang masuk ke kawasan tersebut.
5. Belanda
Saat ini pemerintah Belanda sedang melakukan proyek pengembangan
dan pembangunan di barat daya Belanda yang diberi nama Delta Works.
Proyek ini dikerjakan untuk melindungi kawasan sekitar Delta Rhine, Delta
Meuse, dan Delta Scheldt yang terhubung langsung dengan laut agar tidak
terjadi banjir saat air laut pasang. Proyek ini meliputi pembangunan dam,
tanggul, pintu air, penghalau banjir, dan penghalau badai.
Sejumlah kanal dibangun untuk mengontrol debit air di sungai yang
terhubung langsung dengan laut. Selain itu, dalam proyek Delta Works,
Belanda membangun sejumlah dam dan bendungan, diantaranya
Zandkreekdam, Veerse Gatdam, Grevelingendam, Volkerakdam,
Haringvlietdam, Brouwersdam, dan Oesterdam untuk mencegah banjir.
Proyek merupakan proyek jangka panjang. Proyek Delta Works berlangsung
selama 50 tahun sampai tahun 1997, yang dikerjakan secara bertahap.
Oosterscheldekering merupakan bangunan yang dibangun antara Pulau
Schouwen-Duiveland dan Pulau Noord-Beveland yang didesain untuk
melindungi Belanda dari banjir pasang Laut Utara. Bangunan penghalang ini
merupakan bangunan penghalang permanen yang cara kerjanya mirip dengan
bangunan pintu air. Bangunan ini terdiri dari 65 pilar yang tinggi tiap pilarnya
antara 35-37,5 meter dengan 62 pintu besi yang dipasang tiap 42 meter.
Penghalang Oosterscheldekering didesain tahan sampai 200 tahun.
Terusan Nieuwe yang menghubungkan Pelabuhan Rotterdam dengan
Sungai Scheur yang terhubung langsung dengan Laut Utara merupakan salah

8
satu terusan yang terbesar dan memiliki peranan penting dalam perekonomian
negara Belanda. Tetapi dalam sejarahnya, badai air laut seringkali melalui
Terusan Nieuwe menyebabkan bencana di kawasan pelabuhan. Akibatnya,
banyak kerusakan yang terjadi. Jika dibangun penghalang permanen seperti
Oosterscheldekering, maka akan menyebabkan tidak berfungsinya Pelabuhan
Rotterdam sebagai penggerak roda perekonomian Belanda. Oleh karena itu,
Belanda membangun penghalang yang diberi nama Maestlantkering.
Maestlantkering merupakan penghalau badai air laut yang berfungsi
sebagai pemisah antara Pelabuhan Rotterdam dengan Laut Utara saat terjadi
banjir laut. Penghalang ini berbeda dengan Oosterscheldekering yang
permanen dan tidak dapat dilalui oleh kapal besar pembawa peti kemas,
Maestlantkering dirancang sebagai penghalang semi-permanen yang dapat
dibuka-tutup secara horizontal. Saat terjadi badai atau banjir di Laut Utara,
Maestlantkering akan ditutup agar sejumlah kapal yang bersandar di
Pelabuhan Rotterdam tidak mengalami kerusakan akibat gelombang yang
terbentuk dari gerakan air menuju pelabuhan. Saat air Laut Utara tidak
mengalami badai atau pasang air laut yang berlebihan, Maestlantkering akan
dibuka agar Pelabuhan Rotterdam terhubung kembali dengan Laut Utara.
Maestlantkering merupakan salah satu proyek terbesar yang pernah dibangun
di muka bumi.
6. Kanada
Sungai Red merupakan sungai yang mengalir dari Amerika Serikat
melewati Kota Winnipeg yang kemudian bertemu dengan Sungai Assinibone
menuju Danau Winnipeg. Pencairan salju yang terjadi di hulu sungai (dari
arah selatan) mengakibatkan elevasi permukaan air sungai yang menuju ke
utara naik. Naiknya elevasi permukaan air menyebabkan terjadinya banjir
bandang di kota Winnipeg. Pemerintah Kanada akhirnya membangun kanal
di Sungai Red untuk mengontrol air yang lewat agar tidak terjadi banjir di
kota Winnipeg.
7. Amerika Serikat
Badai Katrina yang menerjang kota metropolitan New Orleans
menyebabkan efektifitas bendungan dan pintu banjir yang terlah dibangun
gagal total. Alhasil, 50% wilayah kota New Orleans terendam banjir. Untuk

9
mengganti bendungan dan pintu banjir yang kurang efektif tersebut,
pemerintah Amerika Serikat menawarkan pembelian properti rawan banjir
untuk mencegah banjir. Pemerintah federal Amerika Serikat yang bekerja
sama dengan pemerintah negara bagian membeli sejumlah properti yang
nantinya akan diubah menjadi lahan basah. Lahan basah ini berperan sebagai
penyerap air ketika badai atau banjir terjadi. Cara ini cukup efektif untuk
mengatasi badai dan banjir yang seringkali melanda kota New Orleans.
8. Cina
Sungai Kuning dan sungai Yangtse adalah sungai besar yang ada di Cina.
Kedua sungai ini seringkali menyebabkan banjir di daratan Cina. Untuk
mengantisipasi banjir rutin tersebut, pemerintah Cina menerapkan sistem
daerah pengalihan banjir. Daerah pengalihan banjir adalah suatu daerah atau
kawasan permukiman yang sengaja ditenggelamkan ketika keadaan darurat
untuk melindungi wilayah perkotaan dari banjir.
9. Indonesia
Indonesia termasuk negara beriklim tropis yang hanya memiliki dua
musim sepanjang tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Iklim tropis
menjadikan Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang
tinggi banyak membawakan dampak yang baik bagi ketersediaan air dan
keanekaragaman alam. Selain itu, curah hujan yang tinggi juga berdampak
buruk bagi sebagian penduduk di Indonesia karena tidak diimbangi dengan
pembangunan sistem pengendali air yang baik. Sehingga seringkali Indonesia
disebut sebagai negara yang berlangganan banjir.
Penebangan hutan secara besar-besaran dan liar yang tidak diimbangi
dengan penanaman pohon kembali (reboisasi) merupakan salah satu
penyebab banjir. Hilangnya pohon di hutan menyebabkan hilangnya penahan
dan penyerap air di hutan. Saat hutan tiba, air hujan yang turun ke hutan akan
langsung “meluncur” menuju tempat yang lebih rendah. Karena tanah yang
dilewatinya memiliki batas kemampuan menyerap air. Air yang turun secara
masal mengakibatkan kawasan yang lebih rendah tersebut menjadi tempat
bertampugnya air dari hutan dan ini disebut sebagai banjir. Selain itu, tanah
yang turun bersama air hujan menyebabkan naiknya muka tanah
(sedimentasi) pada dasar sungai. Hal ini menyebabkan pendagkalan sungai

10
dan kapasitas volume sungai berkurang. Untuk itu, diperlukan adanya
program reboisasi atau pelestarian alam dan pengerukan sedimentasi sungai
yang dilakukan secara berkala.
Demografi Indonesia yang diperkirakan sebanyak 249,9 juta orang
banyak menimbulkan masalah, khususnya masalah kebersihan lingkungan.
Budaya bersih yang belum diterapkan oleh sebagian besar penduduk
Indonesia menyebabkan banyaknya kawasan kumuh. Kebiasaan membuang
sampah sembarangan membawa petaka bagi masyarakat sendiri. Sampah
yang dibuang sembarangan menyebabkan tersumbatnya aliran saluran air
(drainasi, gorong-gorong, sungai). Saat hujan tiba, air yang turun tidak dapat
disalurkan dengan baik. Sampah yang dibuang di saluran air mengakibatkan
kapasitas volume saluran air tidak sebanding dengan volume hujan yang
turun. Alhasil, air akan meluap dan membanjiri kawasan permukiman. Untuk
mengantisipasi ini, perlu adanya kesadaran bahwa membuang sampah
sembarangan akan berdampak buruk bagi lingkungan. Dan juga, penambahan
jumlah tempat sampah agar masyarakat sadar akan pentingnya membuang
sampah pada tempatnya.
Korupsi merupakan salah satu masalah utama yang harus segera diatasi
oleh bangsa Indonesia. Dalam sudut pandang lain, korupsi berdampak negatif
bagi sebagian besar kalangan. Misalnya, pemerintahan pusat telah
mengucurkan sejumlah dana kepada dinas pekerjaan umum daerah yang
dianggarkan untuk perawatan ataupun pembangunan suatu bangunan air.
Tetapi dalam perjalanannya, uang untuk pembangunan atau perawatan
bangunan air tersebut digunakan untuk menambah harta kekayaan orang-
orang yang tidak bertanggung jawab. Korupsi seringkali menyebabkan
pembangunan fasilitas dan infrastruktur negara terhambat. Dalam sudut
pandang umum, korupsi menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat.
Diperlukan peran pemerintah untuk menindak tegas tindak pidana korupsi
agar korupsi tidak terjadi di Indonesia. Sehingga pembangunan sarana dan
prasarana negara dapat berjalan lancar dan sesuai target.

11
2. SUNGAI
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari hulu atau sumber air menuju hilir atau muara. Sebuah sungai
mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya.
Melalui sungai, air hujan yang turun di daratan dapat mengalir ke laut atau
tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
diawali dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Bagian sungai di mana sungai
bertemu laut disebut sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di
beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es atau salju. Selain
air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan
baku air minum, saluran pembuangan air hujan dan air limbah, dan jika
difasilitasi dengan baik, sungai dapat dijadikan sebagai objek wisata sungai.
Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Berdasarkan jenisnya, sungai dibedakan menjadi tiga. Jenis-jenis sungai
yaitu berdasarkan jumlah air sungainya, menurut genetiknya, dan menurut
sumber airnya. Berikut ini penjelasan dari setiap jenis sungai :
1. Menurut Jumlah Airnya
Menurut jumlah airnya sungai dibedakan menjadi empat (4), yaitu :
1. Sungai permanen, yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan
Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi dan Sungai Indragiri di Sumatra.
2. Sungai periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini
banyak terdapat di Pulau Jawa, misalnya Bengawan Solo dan Sungai Opak
di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa
Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
3. Sungai intermittent atau sungai episodik, yaitu sungai yang mengalirkan
airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya

12
kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba dan
Sungai Batanghari di Sumatra.
4. Sungai ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan. Pada dasarnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik,
hanya sungai ephemeral pada musim hujan, airnya belum tentu banyak.

2. Menurut Genetiknya
Menurut genetiknya, sungai dibedakan menjadi tujuh (7), yaitu :
1. Sungai konsekwen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan
kemiringan lereng.
2. Sungai subsekwen, yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan
sungai konsekwen.
3. Sungai obsekwen, yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan
arah dengan sungai konsekwen.
4. Sungai insekwen, yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh
lereng daratan.
5. Sungai resekwen, yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah
dengan sungai konsekwen.
6. Sungai andesen, yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu
mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.
7. Sungai anaklinal, yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan
karena tidak mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.

3. Menurut Sumber Airnya


Menurut sumber airnya, sungai dibedakan menjadi tiga (3), yaitu :
1. Sungai hujan, yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di
Pulau Jawa dan kawasan Nusa Tenggara.
2. Sungai gletser, yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Banyak
dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin, seperti Sungai Gangga di
India dan Sungai Rhein di Jerman.
3. Sungai campuran, yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es.
Dapat dijumpai di Papua, contohnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo.

13
Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau
mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia. Macam-macam
bangunan air yang sering diterapkan pada sungai, yaitu :

1. Bendung dan Bendungan, dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air


atau menghasilkan energi.
2. Tanggul, dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran
banjirnya.
3. Kanal-kanal, dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer
air maupun navigasi
4. Badan sungai, dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau
diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran.

Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan, karena sungai


cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang
dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring
waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami
rembesan atau bahkan jebol. Keuntungan yang didapat dalam manajemen sungai
seringkali sebanding bila dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.
Contohnya, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dimodif dalam
kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan.

Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi


habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan
yang bermigrasi dan menetap, serta budidaya tambak, burung-burung, dan
beberapa jenis mamalia.

3. PINTU AIR
Pintu air merupakan perangkat yang digunakan untuk mengendalikan air.
Dalam skala kecil, pintu air digunakan sebagai pengontrol saluran irigasi. Dalam
skala besar, pintu air digunakan sebagai pengontrol aliran air yang akan menuju
ke hilir atau ke bendungan. Dalam alur pelayaran, pintu air digunakan sebagai
pengendali kedalaman air pada alur pelayaran. Dengan adanya pintu air pada
alur pelayaran, kapal dapat berlayar ke tempat yang lebih tinggi. Mekanismenya,

14
kapal masuk melalui pintu air pertama, dan kemudian pintu air ditutup.
Kemudian air dialirkan dari pintu air kedua hingga ketinggian tertentu, dan pintu
air kedua dibuka. Sehingga ketinggian muka air pada kapal menjadi lebih tinggi
dari sebelumnya.
Pintu air memiliki beberapa jenis, sesuai cara kerjanya pintu air dibagi
menjadi dua (2), yaitu : pintu air manual dan pintu air otomatis. Pintu air manual
merupakan pintu air yang cara kerjanya bergantung pada tenaga manusia.
Sedangkan pintu air otomatis merupakan pintu air yang kerjanya tidak
bergantung dengan tenaga manusia atau otomatis, sesuai macam dari pintu air
otomatis tersebut. Pintu air otomatis juga memiliki beberapa varian, diantaranya
: pintu air otomatis yang memanfaatkan ketinggian air hulu, pintu air otomatis
yang memanfaatkan kecepatan aliran sungai, pintu air otomatis memanfaatkan
sensor. Semua itu dipasang sesuai dengan keadaan sungai atau aliran yang aka
dipasang pintu air.

15

You might also like