You are on page 1of 33

PROPOSAL

Studi Kelayakan Teknis dan Finansial Rumah Susun Sederhana


Sewa Penjaringan Sari Kota Surabaya

Disusun sebagai syarat meraih gelar Sarjana Sains Terapan (SST)


Politeknik Negeri Malang

Dikerjakan oleh :
Rizal Buddy Pratama
NIM : 1741327018

PROGRAM STUDI DIV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Rizal Buddy Proposal


NIM : 1741327018
Judul Proposal :Studi Kelayakan Teknis dan Finansial Rumah
Susun Sederhana Sewa Penjaringan Sari Kota
Surabaya
Usulan Dosen Pembimbing : 1. Moch. Khamim, ST., MT
2. Sitti Safiatus Riskijah S.T., M.T.

Mengetahui,
Ketua Evaluator Bidang MK Malang, 23 Juli 2018

Suhariyanto, S.T., M.T. Rizal Buddy Pratama


NIP. 19270515 200501 1 001 NIM. 11741327018

Mengetahui,
Ketua Panitia Skripsi

Sitti Safiatus Riskijah S.T., M.T.


NIP. 19660428 199003 2 002

II
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan tugas proposal skripsi yang mengangkat tema manajemen
konstruksi dengan judul Studi Kelayakan Teknis dan Finansial Rumah Susun
Sederhana Sewa Penjaringan Sari Kota Surabaya.
Adapun proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat penyelesaian
penyusunan skripsi Progam Studi Teknik Sipil Pada Progam D4 di Politeknik
Negeri Malang dan selanjutnya proposal ini sebagai pertimbangan terkait untuk
dilanjutkan kebentuk skripsi.
Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan dalam penyusunan proposal
skripsi ini, karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangat penting
demi hasil penelitian yang lebih baik.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penyusunan berikutnya. Akhirnya penulis
berharap semoga proposal skripsi ini dapat dilanjutkan kepenyusunan skripsi.

Malang, 23 Juli 2018

penulis

III
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : Rizal Buddy Pratama
NIM : 1741327018
Judul : Studi Kelayakan Teknis dan Finansial Rumah Susun
Sederhana Sewa Penjaringan Sari Kota Surabaya

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan laporan akhir, skripsi, tugas akhir,
penelitian, tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui menjadi proposal skripsi,
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan dibatalkan serta diproses
sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Malang, 23 Juli 2018


Mahasiswa,

MATERAI
TEMPEL

Rizal Buddy Pratama


NIM. 1741327018

IV
V
DAFTAR ISI

PROPOSAL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ............................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.5 Manfaat .......................................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
2.1 Studi Terdahulu ........................................................................................ 4
2.2 Rumah Susun (RUSUN) .......................................................................... 6
2.2.1 Rumah Susun Sederhana Milik ......................................................... 6
2.2.2 Rumah Susun Sederhana Sewa ......................................................... 6
2.3 Masyarakat ............................................................................................... 6
2.3.1 Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah ................................ 7
2.3.2 Masyarakat Berpenghasilan Rendah ................................................. 7
2.4 Analisa Teknis .......................................................................................... 7
2.4.1 Syarat Teknis Rusun ......................................................................... 7
2.4.2 Luasan Bangunan ............................................................................. 9
2.4.3 Biaya Operasional........................................................................... 10
2.4.4 Biaya Perawatan ............................................................................. 10
2.4.5 Investasi .......................................................................................... 10
2.5 Tarif Sewa .............................................................................................. 11

VI
2.5.1 Tarif Sewa Komersial ..................................................................... 11
2.5.2 Tarif Sewa Dasar ............................................................................. 11
2.5.3 Tarif Sewa Sosial ............................................................................ 11
2.5.4 Penentuan Kemampuan Sewa ......................................................... 11
2.6 Analisa Finansial .................................................................................... 11
2.6.1 Pengaruh Waktu terhadap Nilai Uang ............................................ 12
2.6.2 Metode Net Present Value (NPV) .................................................. 13
2.6.3 Metode Benefit Cost Ratio (BCR) .................................................. 14
2.6.4 Metode Internal Rate of Return (IRR) ............................................ 15
2.6.5 Index Profitabilitas (IP) ................................................................... 16
2.6.6 Metode Payback Period (PP) .......................................................... 16
2.7 Analisis Sensitivitas ............................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 19
3.1 Daerah Studi ........................................................................................... 19
3.2 Data Studi ............................................................................................... 19
3.3 Metode Pengolahan Data ........................................................................ 20
3.3.1 Analisa Teknis .............................................................................. 20
3.3.2 Analisis Finansial ........................................................................... 21
3.4 Diagram Alir ........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

VII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang selalu ada
pada kota – kota besar di Indonesia. Salah satunya yaitu Surabaya, dimana Surabaya
merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia. Permasalahan ini bisa dibilang
merupakan sumber dari segala permasalahan yang ada. Salah satu permasalahan
yang ada pada kota Surabaya dari tahun ke tahun yaitu banyaknya pemukiman-
pemukiman illegal. Permasalahan ini merupakan imbas terbesar dari kepadatan
penduduk. Pemukiman illegal itu sendiri terjadi karena besarnya persaingan hidup
dari segi ekonomi, skill dan ilmu pengetahuan. Banyak masyarakat luar kota
Surabaya yang merantau tanpa dibekali skill dan ilmu pengetahuan yang
menyebabkan mereka kesusahan dalam segi ekonomi. Dari situlah yang
menyebabkan banyaknya masyarakat kalangan menengah kebawah (masyarakat
berpenghasilan rendah) memilih untuk tinggal dan membuat pemukiman ilegal di
tanah asset pemerintah kota.
Kota Surabaya termasuk kota yang strategis dengan luas wilayah secara
administratif 350,5 km2 yang terbagi menjadi 31 kecamatan dengan jumlah
penduduk 2.765.487 jiwa dengan kepadatannya mencapai 8.463 jiwa/km2. Dengan
kepadatan tersebut banyak dari masyarakat berpenghasilan rendah di Kota
Surabaya membuat pemukiman-pemukiman kumuh di kawasan perkotaan.
Hal tersebut yang mendorong pemerintah untuk mencanangkan
pembangunan Rusunawa yang layak huni dan terjangkau secara berkala bagi
masyarakat berpenghasilan rendah yang memanfaatkan tanah asset pemerintah kota
Surabaya, dengan mengacu pada kebijakan nasional terkait dengan penyediaan
perumahan dan pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang
tertuang dalam RPJMD Kota Surabaya 2016 - 2021 yakni meningkatkan akses
masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan
terjangkau serta sarana, prasarana dan utilitas yang memadahi.

1
Dengan latar belakang tersebut yang telah diuraikan diatas, maka perlu
dilakukan Studi Kelayakan Teknis dan Finansial Rumah Susun Sederhana Sewa
Penjaringan Sari Kota Surabaya. Diharapkan hasil studi rekayasa ini dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan Pembangunan
Proyek Rusunawa Penjaringan Sari Kota Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diperoleh beberapa
rumusan masalah antara lain :
1. Berapa biaya investasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
pembangunan Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya?
2. Berapa hasil analisis kelayakan ekonomi pembangunan Rusunawa
Penjaringan Sari Surabaya dengan metode Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), Index
Profitabilitas (IP) dan Payback Period (PP)?
3. Bagamana analisis sensitivitas yang dilakukan pada proyek
Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada topik yang dibahas ini yaitu :
1. Analisis kelayakan finansial proyek berdasarkan Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), Index
Profitabilitas (IP) dan Payback Period (PP),
2. Analisa sensitivitas ditinjau dari suku bunga dan kenaikan biaya
konstruksi.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini yaitu :
1. Mengetahui total biaya investasi yang dibutuhkanuntuk
pembangunan Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya.
2. Mengetahui hasil analisis kelayakan finansial proyek berdasarkan
parameter Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
2
Benefit Cost Ratio(BCR), Index Profitabilitas (IP) dan Payback
Period(PP) dalam pembangunan Rusunawa Penjaringan Sari.
3. Mengetahui hasil analisis sensitivitas pada proyek Pembangunan
Rusunawa Penjaringan Sari.

1.5 Manfaat
Diakhir pembahasan topik ini diharapkan nantinya akan memberikan
manfaat bagi yang terlibat langsung maupun tak langsung. Adapun manfaat
dilakukan penyusunan topik ini :
1. Bagi kalangan akademisi :
a. Meningkatkan kompetensi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
khususnya Program Studi Manajemen Rekayasa Konstruksi
b. Meningkatkan pemahaman serta pengalamannya tentang studi
kelayakan.
2. Bagi kalangan instansi:
a. Pemahaman pentingnya studi kelayakan sebelum pelaksanaan
proyek.
b. Sebagai Pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk pelaksanaan
pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa.
c. Sebagai pertimbangan investor untuk menanamkan modal pada
proyek Rumasusun Sederhana Sewa ini.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Terdahulu


Menurut Dimas Angga P, Sugiyarto, Fajar Sri H beberapa faktor yang
menjadi penyebab kepadatan penduduk di Surakarta antara lain pekerjaan,
pendidikan, dan perumahan. Timbulnya pemukiman kumuh di sepanjang bantaran
Sungai Bengawan Solo juga menjadi salah satu faktor yang dominan dalam
pembangunan Rumah Sususn Sederhana Sewa (Rusunawa) di daerah Surakata
Dengan kemampuan menampung warga dalam jumlah besar namun hanya
memanfaatkan lahan relatif sedikit, Rusunawa diharapkan mampu mengurangi
permasalahan kependudukan tersebut Besar nilai sewa minimum dengan
memperhitungkan biaya tanah dan depresiasi sebesar Rp 135.250,06/ m2/ bulan,
sedangkan tanpa memperhitungkan biaya tanah sebesar Rp 88.765,87/ m2/ bulan,
dan tanpa memperhitungkan biaya tanah dan depresiasi sebesar Rp 74.092,60/ m2/
bulan. Dari penilaian kelayakan investasi yang dilakukan didapatkan hasil yaitu
NPV positif sesuai yang diharapkan, yaitu sebesar Rp 2.132.266.938,87. RCR
diperoleh sebesar 1,142 lebih besar dari rasio 1, IRR yang diperoleh adalah sebesar
14,284% lebih besar dari suku bunga komersil 12%, BEP diperoleh dalam jangka
waktu 15 tahun, BEP Okupansi diperoleh 93%, ROI sebelum pajak diperoleh 1,004
> 1, ROI setelah pajak diperoleh 1,512 > 1, dan ROE diperoleh 1,058 > 1. Hasil
analisis harga sewa per bulan untuk lantai satu Rp 1.212.506,48, lantai dua Rp
884.802,03, lantai tiga Rp 589.868,02, dan lantai empat Rp 589.868,02.

Menurut Hendra Taufik dan Yesi Arianti, Rumah susun merupakan salah
satu cara untuk memenuhi kebutuhan perumahan. Kebutuhan perumahan akan terus
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pembangunan rumah
susun sederhana umumnya ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke
bawah. Penetapan harga sewa harus mempertimbangkan kemauan membayar dan
kemampuan membayar masyarakat tersebut. Tujuannya adalah mengkaji layak
atau tidaknya proyek pembangunan rumah susun tersebut dibangun berdasarkan
4
analisa ekonomi sehingga dihasilkan suatu rekomendasi kepada pihak terkait.
Indikator kelayakan investasi yaitu NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost
Ratio), IRR (Internal Rate of Retrun) dan BEP (Break Even Point) serta analisa
sensitivitas. Hasil perhitungan biaya investasi pada penelitian ini menggunakan
metode pendekatan perkiraan (approximate estimates) adalah Rp 22.315.717.450
dengan hasil analisa kelayakan investasi untuk semua parameter menunjukkan
investasi tersebut layak untuk diteruskan karena pada tingkat suku bunga 12%,
tingkat inflasi kota pekanbaru sebesar 5,75% menunjukkan indikator kelayakan,
yaitu nilai NPV positif, nilai BCR di atas 1(satu) yakni 1,83., nilai IRR dari 17,73%
lebih besar dari 12% dan BEP 9 tahun 8 bulan lebih kecil dari masa konsesi proyek
25 tahun. Analisa Sensitivitas untuk Investasi Rp.14.266.365.531, sampai
Rp.22.315.717.450,-, untuk benefit Rp.246.615.001.632, sampai menurun
Rp.238.565.649.004,-, untuk biaya Rp.122.618.826.327,- meningkat sampai
Rp.130.668.178.246,-, untuk tingkat suku bunga meningkat dari 12% sampai
67,73%.

Menurut Hestu Prasetya, Fajar Sri H, Sugiyarto pembangunan suatu proyek


perlu dilakukan studi kelayakan untuk menghindari keterlanjuran investasi modal.
Studi kelayakan yang dilakukan meliputi analisis dari segi teknis dan segi finansial
pembangunan proyek. Salah satu proyek yang memerlukan perhitungan investasi
adalah proyek pembangunan apartemen. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
analisis kelayakan pada proyek Pembangunan Apartemen U-Residence 3 Karawaci,
Tanggerang Selatan.Penelitian ini dilakukan analisis teknis dan finansial
pembangunan proyek. Analisis dari segi teknis dilakukan dengan menganalisis
pemenuhan lahan parkir untuk penghuni apartemen. Kelayakan segi finansial
digunakan dengan analisis aliran kas proyek dengan 4 jenis parameter kelayakan
investasi yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate
of Return (IRR) dan analisis sensitivitas. Perubahan parameter untuk analisis
sensitivitas yaitu tingkat okupansi, tingkat suku bunga dan penurunan harga jual
unit.Hasil analisis kelayakan proyek dari segi teknis menunjukkan hasil layak
karena telah tersedia 1329 Satuan Ruang Parkir (SRP) melebihi dari syarat minimal
yang dibutuhkan yaitu 299 Satuan Ruang Parkir (SRP). Analisis dari segi finansial
5
menunjukkan hasil layak dengan Net Present Value (NPV) sebesar
Rp58.481.078.979, Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,10, dan Internal Rate of
Return (IRR) 15,98 % yang lebih besar dari MARR 11,8%. Analisa sensitivitas
menunjukkan proyek tidak layak pada saat tingkat okupansi dibawah 91%, tingkat
suku bunga di atas 15,9% dan harga jual diturunkan lebih dari 10,5% dari harga
awal.

2.2 Rumah Susun (RUSUN)


Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang berfungsi
untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan
tanah bersama. (Permen No.5 tahun 2007)

2.2.1 Rumah Susun Sederhana Milik


Rumah Susun Sederhana Milik, yang selanjutnya disebut rusunami
adalah rumah susun yang arsitektur bangunannya sederhana yang dimiliki oleh
perseorangan dan/atau badan hukum. (Permen No.15 tahun 2007)

2.2.2 Rumah Susun Sederhana Sewa


Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut rusunawa,
adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun
dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai
hunian. (Permen No.14 tahun 2007)

2.3 Masyarakat
Masyarakat sebagai objek dari pemerintahan dan terwujudnya hukum di
Indonesia. Serta merupakan kesatuan hukum dari Negara(UU No.30 tahun 2014)
6
2.3.1 Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah
Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah adalah masyarakat yang
mempunyai pendapatan diatas Rp. 2.500.000,- sampai dengan Rp. 4.500.000,-
per bulan, atau yang ditetapkan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat.
(Permen No.5 tahun 2007)

2.3.2 Masyarakat Berpenghasilan Rendah


Masyarakat Berpenghasilan Rendah adalah masyarakat yang
mempunyai pendapatan diatas Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 2.500.000,-
per bulan, atau yang ditetapkan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat.
(Permen No.5 tahun 2007)

2.4 Analisa Teknis


Berdasarkan Peraturan Menteri PU no 29 tahun 2006 persyaratan teknis
bangunan gedung adalah ketentuan mengenai persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan gedung. Pedoman Teknis ini dimaksudkan
sebagai acuan dalam pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung untuk
mewujudkan bangunan gedung yang berkualitas sesuai dengan fungsinya, andal,
serasi, selaras dengan lingkungannya. Lingkup Pedoman Teknis ini meliputi fungsi,
klasifikasi dan persyaratan teknis bangunan gedung.

2.4.1 Syarat Teknis Rusun


Berdasarkan Peraturan Mentri PU tahun 1992 pasal 3, syarat teknis
pembangunan rumah susun meliputi :

1. Ruang; Semua ruang dalam rumah susun merupakan kelompok ruang,


yang mempunyai fungsi dan dimensi tertentu serta memenuhi
persyaratan penghawaan, pencahayaan, suara dan bau untuk melindungi
penghuni
2. Struktur, komponen dan bahan bangunan; Rumah susun harus
menggunakan struktur, komponen dan bahan bangunan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip koordinasi modular dan memenuhi
persyaratan konstruksi dengan memperhitungkan kekuatan dan

7
ketahanan baik dari arah vertikal maupun horisontal terhadap beban mati,
beban bergerak atau beban hidup, beban gempa, beban angin, beban
tambahan, hujan, banjir, kebakaran, daya dukung tanah dan
gangguan/perusak lainnya.
3. Kelengkapan rumah susun; Rumah susun harus dilengkapi dengan alat
transportasi bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan
sistem alarm kebakaran, penangkal petir, dan jaringan-jaringan air bersih,
saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat
perwadahan sampah, tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan
bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas, tempat untuk
kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya
sesuai dengan tingkat keperluan.
4. Satuan rumah susun; Satuan rumah susun harus mempunyai ukuran
standar yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan
ruang dan ketentuan satuan rumah susun sekurang-kurangnya 18
(delapan belas) meter persegi dengan lebar muka sekurang-kurangnya 3
(tiga) meter.

5. Bagian bersama dan benda bersama; Bagian bersama merupakan bagian


rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian
bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuansatuan rumah susun dan
dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan komponen kelengkapan
rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang
menyatu dengan bangunan rumah susun.
6. Kepadatan dan tata letak bangunan; Kepadatan bangunan suatu
lingkungan rumah susun harus memperhitungkan Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), ketinggian dan
kedalaman bangunan serta penggunaan tanah yang bertujuan untuk
mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah.
7. Prasarana lingkungan; Letak bangunan rumah susun harus
memperhatikan jarak antara bangunan, batas pemilikan tanah bersama,
8
serta kemudahan pencapaian dan pengelolaan guna mencapai keamanan,
keselamatan dan kenyamanan penghuni serta lingkungannya.
8. Fasilitas lingkungan; Lingkungan rumah susun harus dilengkapai dengan
prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan yang
berfungsi sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar
lingkungan rumah susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan
barang.

2.4.2 Luasan Bangunan


Untuk luasan bangunan di gunakan peraturan mengenai Rencana Tata
Ruang dan Wilayah Kota Surabaya
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Perhitungan Koefisisen Dasar Bangunan Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 05/PRT/M/2016 menggunakan
rumus :

KDB = KDB x luas lahan

Misalnya anda memiliki lahan disuatu lahan dengan KDB 60% dengan
luasnya 10.000 m2, artinya anda hanya boleh membangun di lahan
tersebut seluas 60% x 10.000 m2 = 6.000 m2 dan sisanya 4000 m2
adalah sebagai lahan terbuka baik untuk penghijauan ataupun fasilitas
umum.

2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Perhitungan Koefisisen Lantai Bangunan sesuai Peraturan Menteri


PUPR RI No. 05/PRT/M/2016 menggunakan rumus :

KLB = (100% - KLB) x luas lahan

Misalnya anda memiliki lahan lahan seluas 1000 m2, dengan KDB 40
% dan KLB = 2,4 perhitungannya, 1000m x 40% maka sisa tanah yang
boleh anda bangun adalah 600m. Jadi perhitungannya 1000m x 2,4 =
2400m, Artinya di lahan seluas 1000m2 anda bisa membangun 2400m2
9
: 600m2 maka hasilnya adalah 4.Selanjutnya di lahan seluas 1000m2
persegi tersebut anda dapat membangun sebanyak 4 lantai dengan
luas maximal perlantai adalah 600m2.

2.4.3 Biaya Operasional


Menurut Giatman (2011:19) biaya operasional yaitu biaya yang
dikeluarkan dalam rangka menjalanjan aktivitas usaha tersebut sesuai dengan
tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara rutin atau periodik waktu tertentu
dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai dengan jadwal kegiatan/produksi.
Contoh pemakaian biaya ini antara lain:
 Pembelian bahan baku produk;
 Pembayaran gaji/upah karyawan;
 Pembelian bahan pendukug lainnya;
 Pengeluaran-pengeluaran aktivitas organisasi dan administrasi usaha.

2.4.4 Biaya Perawatan


Menurut Giatman (2011:19) biaya perawatan yaitu biaya yang
diperuntukkan dalam rangka menjaga/menjamin performance kerja fasilitas
atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan. Sifat pengeluaran
ini umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Biaya perawatan rutin/periodik (preventive maintenance);
 Biaya perawatan insidentil (kuratif).

2.4.5 Investasi
Menurut Giatman (2011: 18) biaya investasi yaitu biaya uang
ditanamkandalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi
dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha
dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang untuk
kesinambungan usaha tersebut. Investasi sering juga dianggap sebagai modal
dasar usaha yang dibelanjakan untuk penyiapan dan pembangunan sarana
prasarana dan fasilita usaha termasuk pengembangan dan peningkatan sumber
daya manusianya.

10
2.5 Tarif Sewa
Berdasarkan peraturan mentri No. 18 tahun 2007 tarif sewa adalah jumlah
atau nilai tertentu dalam bentuk sejumlah nominal uang sebagai pembayaran atas
sewa sarusunawa dan/atau sewa bukan hunian rusunawa untuk jangka waktu
tertentu (Permen No.18 tahun 2007)

2.5.1 Tarif Sewa Komersial


Tarif sewa komersial adalah tarif sewa yang ditetapkan berdasarkan
penjumlahan biaya investasi keseluruhan dengan mempertimbangkan nilai
depresiasi selama umur ekonomis bangunan dan tingkat suku bunga yang
berlaku, biaya perawatan dan biaya operasional setiap bulan, dibagi jumlah
sarusunawa. (Permen No.18 tahun 2007)

2.5.2 Tarif Sewa Dasar


Tarif sewa dasar adalah tarif sewa yang ditetapkan berdasarkan
perhitungan biaya perawatan & operasional setiap bulan dibagi jumlah
sarusunawa. (Permen No.18 tahun 2007)

2.5.3 Tarif Sewa Sosial


Tarif sewa sosial adalah tarif sewa yang ditetapkan berdasarkan
perhitungan biaya pemeliharaan setiap bulan dibagi jumlah sarusunawa.
(Permen No.18 tahun 2007)

2.5.4 Penentuan Kemampuan Sewa


Tarif sewa sosial adalah tarif sewa yang ditetapkan berdasarkan
perhitungan biaya pemeliharaan setiap bulan dibagi jumlah.
(Perwali Surabaya No.13 tahun 2015

2.6 Analisa Finansial


Menurut Soeharto (2002:62) dalam proses mengkaji kelayakan proyek atau
investasi dari aspek finansial, pendekatan konvensional yang digunakan adalah

11
menganalisis arus kas keluar dan masuk selama umur proyek atau investasi, yaitu
menguji dengan memakai kriteria seleksi. Arus kas terbentuk dari perkiraan biaya
awal, modal kerja, biaya operasi, biaya produksi, dan pendapatan. Sistematikan
analisis aspek finansial mengikuti urutan sebegai berikut :
1. Menentukan parameter dasar
2. Membuat perkiraan biaya investasi
3. Proyeksi pendapatan
4. Membuat model
5. Kriteria penilaian
6. Melakukan penilaian dan menyusun ranking alternatif
7. Analisis resiko

2.6.1 Pengaruh Waktu terhadap Nilai Uang


Menurut Soeharto (2002:84) pengertian bahwa satu rupiah saat ini akan
bernilai tinggi di waktu yang akan datang merupakan konsep dasar dalam
membuat keputusan investasi. Pada umumnya masalah finansial atau arus kas
investasi mencakup periode waktu yang cukup lama, misalnya bertahun-tahun
sehingga perlu diperhitungkan pengaruh waktu terhadap nilai uang dirumuskan
sebagai bunga (interest) atau tingkat pengembalian (rate of return).
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat
pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya
merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman
sehingga besarnya bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang
tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar
tingkat penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan
ekonomis terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjamin nilai
kekayaan yang bersangkutan relatif tetap dan stabil.
Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah utang yang dibayar dengan
utang semula (M. Giatman, 2005:39)

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑜𝑤𝑒𝑑 𝑂𝑟𝑖𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡


(𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎)
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔)
− (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑙𝑎)
(2.1)

12
1. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga
yang dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal
periode dikalikan 100%

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢


𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = 𝑥 100% (2.2)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

2. Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem perhitungan
bunga hanya didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode
sebelumnya yang belum dibayar tidak termasuk faktor pengali bunga.
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 = 𝑖 𝑥 𝑃 𝑥 𝑛 (2.3)

Dimana: i = suku bunga


P = pinjaman semula
n = jumlah periode peminjaman

3. Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan
bunga dimana bunga tidak hanya dihitung terhadap besarnya pinjaman awal,
tetapi perhitungan didasarkan atas besarnya utang awal periode yang
bersangkutan, dengan kata lain bunga yang berbunga, sehingga jumlah yang
harus dibayarkan dengan sistem bunga majemuk akan lebih besar dari sistem
bunga sederhana untuk pinjaman yang sama.

2.6.2 Metode Net Present Value (NPV)


Menurut Soeharto (2002: 97) NPV menunjukkan jumlah lump-sum
yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka seberapa besar nilai
usaha (Rp) tersebut pada saat ini. Adapun arus kas proyek (investasi) yang akan
dikaji meliputi keseluruhan, yaitu biaya pertama, operasi, produksi,

13
pemeliharaan, dan lain-lain pengeluaran. Bila ditulis dengan rumus akan
menjadi :
(𝐶)𝑡 (𝐶𝑜)𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛𝑡=0 (1+𝑡) − ∑𝑛𝑡=0 (1+𝑖)𝑡 (2.4)

Dimana :
NPV = Nilai sekarang bersih.
(C)t = Arus kas masuk tahun ke-t.
(Co)t = Arus kas keluar tahun ke-t.
n = Umur unit usaha hasil investasi.
i = Arus pengembalian (rate of return).
t = Waktu.
Mengkaji usulan proyek dengan NPV akan memberikan petunjuk
(indikasi) sebagai berikut :
NPV = Positif, maka usulan proyek dapat diterima.
Semakin tinggi angka NPV, akan semakin baik.
NPV = Negatif, usulan proyek ditolak.
NPV = 0 berati netral.

2.6.3 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)


Menurut Soeharto (2002: 106) untuk mengkaji kelayakan proyek sering
digunakan pula kriteria yang disebut benefit cost ratio (BCR). Penggunaanya
amat dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum
atau sektor publik. Di sini meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat
(benefit) bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan,
namun bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan ini. Rumus yang
digunakan sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 (𝑃𝑉)𝐵


𝐵𝐶𝑅 = = (𝑃𝑉)𝐶
(2.5)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎

Biaya C pada rumus di atas dapat dianggap sebagai biaya pertama (Cf),
sehingga rumusnya menjadi:

14
(𝑃𝑉)𝐵
𝐵𝐶𝑅 = (2.6)
𝐶𝑓

Dimana,
BCR = Rasio manfaat terhadap biaya
(PV)B = Nilai sekarang benefit
(PV)C = Nilai sekarang biaya
Pada proyek-proyek swasta, benefit umumnya berupa pendapatan minus
biaya diluar biaya pertama (misalnya, untuk operasi dan produksi), sehingga
rumusnya menjadi:

𝑅−(𝐶)𝑜𝑝
𝐵𝐶𝑅 = (2.7)
𝐶𝑓

Dimana,
R = Nilai sekarang pendapatan
(C)op = Nilai sekarang biaya (di luar biaya pertama)
Cf = Biaya pertama
Kriteria BCR akan memberikan petunjuk sebagai berikut:
a. BCR > 1 Usulan proyek diterima.
b. BCR < 1 Usulan proyek ditolak.
c. BCR = 1 Netral.

2.6.4 Metode Internal Rate of Return (IRR)


Menurut Soeharto (2002: 102) seringkali diperlukan untuk menjelaskan
apakah rencana proyek cukup menarik bila dilihat dari segi tingkat
pengembalian yang telah ditentukan. Di sini prosedur yang lazim dipakai adalah
mengkajji tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR), yaitu
tingkat pengembalian yang menghasilkan NPV arus kas masuk sama dengan
NPV arus kas keluar. Pada metode NPV analisis dilakukan dengan menetukan
terlebih dahulu besar pengembalian (diskonto) (i), kemudian dihitung nilai
sekarang bersih (NPV) dari arus kas keluar dan masuk. Untuk IRR ditentukan
dahulu NPV = 0, kemudian dicari berapa besar tingkat pengembalian (diskonto)
(i) agar hal tersebut terjadi.

15
𝑛 (𝐶)𝑡 𝑛 (𝐶𝑜)𝑡
Σ𝑡=0 (1+𝑖)𝑡
= Σ𝑡=0 (1+𝑖)𝑡
(2.8)

Dimana:
(C)t = Arus kas masuk tahun ke-t.
(Co)t = Arus kas keluar tahun ke-t
i = Tingkat pengembalian (diskonto)
n = Tahun.
Karena arus keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf),
maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi:

𝑛 (𝐶)𝑡
Σ𝑡=0 (1+𝑖)𝑡
− (𝐶𝑓) = 0 (2.9)
Menganalisis usulan proyek dengan IRR memberi kita petunjuk sebagai
berikut:
a. IRR > tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of
return-RRR), proyek diterima.
b. IRR < tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of
return-RRR), proyek ditolak.

2.6.5 Index Profitabilitas (IP)


Menurut Soeharto (2002: 94) kriteria ini menunjukkan kemampuan
mendatangkan laba per satuan nilai investasi. Nilai IP dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘
𝐼𝑃 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (2.10)

Dalam menganalisis usulan proyek dengan IP akan memberikan


petunjuk sebagai berikut:
1. IP>1, usulan proyek diterima
2. IP<1, usulan proyek ditolak

2.6.6 Metode Payback Period (PP)


Menurut Soeharto (2002: 92) periode pengembalian (Payback Period)
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu
investasi, yang dihitung dengan arus kas bersih. Arus kas bersih adalah selisih
16
antara pendapatan (revenue) dan pengeluaran (expenses) per tahun. Periode
pengembalian biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun.

1. Arus Kas Tahunan dengan Jumlah Tetap


Menurut Soeharto (2002:92) dalam hal ini selisih antara pendapatan dan
pengeluaran pertahun atau kas bersih dari tahun ke tahun adalah tetap. Rumus
yang digunakan untuk menghitung periode pengembalian adalah sebagai
berikut:

𝐶𝑓
Periode Pengembalian = (2.11)
𝑎

Dimana:
Cf = Biaya Pertama
A = Arus kas bersih pertahun

2. Arus Kas Tahunan dengan Jumlah Berubah – Ubah


Bila arus kas setiap tahun berubah – ubah, maka garis kumulatif arus kas
akan menjadi tidak lurus. Maka digunakan rumus sebagai berikut:

1
Periode Pengembalian = (𝑛 − 1) + [𝐶𝑓 − ∑1𝑛−1 𝐴𝑛 ] (𝐴 ) (2.12)
𝑛
Dimana:
Cf = Biaya Pertama
An = Arus kas pada tahun n
n = tahun pengembalian ditambah 1

2.7 Analisis Sensitivitas


Menurut Soeharto (2002: 122) analisis sensitivitas berguna untuk mengkaji
sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial-ekonomi berpengaruh
terhadap keputusan yang dipilih. Di sini akan terlihat sensitif tidaknya keputusan
yang diambil terhadap perubahan unsur-unsur tertentu. Bila nilai unsur tertentu
berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berpengaruh terhadap

17
keputusan, maka keputusan tersebut dikatakan tidak sensitif terhadap unsur yang
dimaksud. Sebaliknya, bila terjadi perubahan kecil saja sudah mengakibatkan
perubahan keputusan, maka keputusan tersebut dinilai sensitif terhadap unsur yang
dimakasud.

18
BAB III
METODOLOGI
3.1 Daerah Studi
Pada penyusunan penelitian diperlukan data yang relevan dengan objek
yang diteliti. Objek pada penelitian ini yaitu Proyek Pembangunan Rusunawa
Penjaringan Sari Kota Surabaya. Peta Lokasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.

LOKASI
U
RUSUNAWA

Gambar 3.1 Peta Lokasi Rusunawa Penjaringan Sari


Sumber :https://www.google.co.id/maps

3.2 Data Studi


Pada penyusunan skripsi kali ini data-data yang dibutuhakan adalah sebagai
berikut :
1. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar kerja yang berupa as built drawing dan shop drawing dibuat
sebagai acuan bagi pelaksana pekerjaan di lapangan. Dengan adanya
gambar kerja maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan
terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja. Gambar
kerja (shop drawing) disiapkan oleh bagian engineering berpedoman pada
desain bangunan dari konsultan. Pembuatan gambar kerja (shop drawing)
banyak dilakukan dengan menggunakan software autocad, sehingga dapat
mempercepat waktu pembuatannya.

19
2. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Analisis harga satuan pekerjaan digunakan untuk menghitung komponen
biaya pokok atau biaya konstruksi. Data ini bersumber dari Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 28/PRT/M/2016
tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
3. Harga Satuan Dasar Kota Surabaya 2017
Daftar harga satuan dasar Kota Surabaya 2017 diperoleh dari Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya yang mana
data tersebut digunakan untuk menghitung biaya konstruksi.
4. Biaya Pengadaan Lahan
Biaya pengadaan lahan digunakan untuk mengetahui besaran biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian lahan.
5. Biaya Perizinan
Biaya perizinan digunakan untuk mengetahui besaran biaya untuk
melakukan segala bentuk perizinan dalam mewujudkan Pembangunan
Rusunawa. Data ini bersumber dari analisis yang dilakukan terhadap
peraturan yang berlaku pada dinas terkait.

3.3 Metode Pengolahan Data


Pengolahan Data menjadi informasi sehingga data dapat dipahami dan
bermanfaat terutama untuk analia studi kelayakan ini.

3.3.1 Analisa Teknis


Gambaran untuk perhitungan aspek teknis ditinjau dari rencana
pembangunan rumah dari masing-masing tipe yang dilakukan oleh developer dan
analisis alternatif site plan untuk menunjukkan mana yang lebih layak. Tinjauan
aspek teknis meliputi hal-hal berikut :
1. Koefisien Dasar Bangunan

20
Koefisien dasar bangunan dihitung menggununakan rumus 2.1 yaitu dengan
membagi luas seluruh lantai dasar dengan luas daerah perencanaan (satuan
%).
2. Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien lantai bangunan dihitung menggununakan rumus 2.2 yaitu dengan
membagi jumlah luas lantai seluruh bangunan dengan luas daerah
perencanaan.
3. Koefisien Dasar Hijau
Koefisien dasar hijau dihitung dihitung menggununakan rumus 2.3 yaitu
dengan membagi luas seluruh daerah terbuka diluar bangunan dengan luas
daerah perencanaan (satuan %).
4. Hunian Berimbang
Tahap pertama untuk menggolongkan rumah adalah dengan menghitung
luas total bangunan. Berdasarkan luas total bangunan dalam m2 selanjutnya
dikategorikan dalam rumah mewah, rumah menengah, atau rumah
sederhana.
5. Analisis Site Plan
Analisis site plan dilakukan setelah menghitung rasio hunian berimbang,
koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan koefisien dasar
hijau yang selanjutnya dikaji berdasarkan peraturan yang berlaku.

3.3.2 Analisis Finansial


Analisis finansial meliputi perhitungan biaya yang dikeluarkan maupun
diterima oleh proyek meliputi beberapa hal berikut :
1. Menghitung Biaya Perizinan
Biaya perizinan dihitung berdasarkan analisis luas daerah perencanaan
terhadap peraturan yang berlaku. Biaya perizinan meliputi beberapa hal
berikut:
a. Biaya perizinan tanah
b. Biaya penyusunan dokumen dampak lingkungan
c. Biaya izin mendirikan bangunan

21
2. Menghitung Biaya Konstruksi
Pada perhitungan biaya konstruksi diperlukan gambar denah rumah, gambar
fasilitas umum dan fasilitas sosial, analisis harga satuan pekerjaan, dan
harga satuan dasar Kota Batu 2017. Seluruh pekerjaan dihitung dengan
analisis harga satuan pekerjaan sebagai biaya konstruksi.
3. Menghitung Biaya Operasional
Biaya operasional dikeluarkan selama proyek berlangsung. Perhitungannya
yaitu dengan mengalikan volume dengan harga satuan kemudian
dijumlahkan sehingga menghasilkan biaya total operasional. Biaya
operasional meliputi beberapa hal berikut:
a. Gaji karyawan
b. Biaya listrik, air, dan telepon untuk kantor
c. Biaya alat tulis kantor
d. Biaya promosi berupa brosur, papan iklan, spanduk, dan pengolahan
website.
4. Penentuan Harga Jual
Harga jual ditentukan dengan menjumlahkan seluruh biaya pengeluaran
meliputi biaya pengadaan lahan dan perizinan, biaya konstruksi, dan biaya
operasional yang kemudian dibagi dengan tanah kavling sehingga
menghasilkan harga per m2.

5. Analisis Aliran Kas


Jumlah aliran kas keluar dan masuk dapat dihitung melalui:
a. Biaya pengadaan lahan
b. Biaya perijinan
c. Biaya konstruksi
d. Biaya operasional
e. Hasil penjualan rumah
6. Menghitung Parameter Kelayakan
Parameter kelayakan merujuk pada rumus 2.11 – 2.14 meliputi :
a. Payback Period
22
b. Net Present Value
c. Benefit Cost Ratio
d. Internal Rate of Return
7. Analisis Sensitivitas
Analisis ini merupakan asumsi kemungkinan yang terjadi selama konstruksi
maupun setelah konstruksi. Parameter yang dirubah meliputi beberapa hal
berikut:
a. Modal sendiri dan pinjaman ke bank
b. Perubahan harga konstruksi
c. Pendapatan per tahun
d. Tingkat suku bunga

23
3.4 Diagram Alir

Mulai

Data :
1. Denah Gedung
2. Fungsi tiap lantai

Menghitung kebutuhan
air tiap lantai

1. V Reservoir
2. V tangki
\
3. Diameter dan
TIDAK
jenis pipa

YES
Menggambar distribusi
air bersih

RAB sistem distribusi


air bersih

Selesai

24
DAFTAR PUSTAKA

Angga Dimas P., Sugiyarto, Fajar Sri H. Analisis Kelayakan Harga Sewa Dan
Investasi Rusunawa. E-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Juni 2016/352.

Giatman, M. 2005. Ekonomi teknik. Jakarta: Raja grafindo persada

Prasetya Hestu, Fajar Sri H, Sugiyarto. Analisis Teknis Dan Finansial Proyek
Pembangunan Apartemen U-Residence 3 Karawaci TANGERANG
Selatan. e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/990.
Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Industri. Jakarta: Erlangga

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.14 tahun 2007 Pengelolaan Rumah susun
sederhana sewa.

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.15 tahun 2007 Tata laksana pembentukan
perhimpunan penghuni rumah susun seder hana milik.

Peraturan Mentri Pekerjaan UmumNo.5 tahun 2007 Pedoman teknis


pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi.

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.60 tahun 1992 pasal 3 persaratan teknis
pembangunan rumah susun

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.18 tahun 2007 petunjuk pelaksanaan


perhitungan tariff sewa rumah susun sederhana yang di biayai APBN dan
APBD

Taufik Hedra, Yesi Arianti. Analisa Kelayakan Ekonomi Rumah Susun Sederhana.
JURNAL TEKNIK POMITS, Vol.2, No.1, 2013. ISSN: 23337-3539 (2301-
9271 Print).

https://www.google.com/maps/dir/Rusunawa+Penjaringan+Sari,+Jl.+Penjaring
ansari+Timur,+Penjaringan+Sari,+Rungkut,+Penjaringan+Sari,+Rung
kut,+Kota+SBY,+Jawa+Timur+60297/''/@-
7.3223936,112.7817954,16z/data=!4m8!4m7!1m5!1m1!1s0x2dd7faec870
5f19f:0x1d87f59cc2795be7!2m2!1d112.784064!2d-7.3198338!1m0

25
26

You might also like