You are on page 1of 4

No Penyakit Terapi

.
1. Infkuenza

2. Pertusis eritromisin oral 12.5 mg/kgBB/kali (4dd1)

3. Pneumonia Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat


Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam),
yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari.
Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan
amoksisilin oral (15 mg/ kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.
Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan
yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan
semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan
berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV
setiap 8 jam).
Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen
dan pengobatan kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-
gentamisin.
Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV sekali
sehari).
Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka bila memungkinkan buat
foto dada.
4. Asma
Bronkial
5. Flu burung Oseltamivir (Tamiflu®) merupakan obat pilihan utama

 Cara kerja: Inhibitor neuraminidase (NA)


 Diberikan dalam 36-48 jam setelah awitan gejala
 Dosis: 2 mg/kg ( dosis maksimum 75 mg)  2 kali sehari selama 5
hari
 Dosis alternatif (WHO):
o ≤ 15 kg : 30 mg 2 x sehari
o > 15-23 kg : 45 mg 2 x sehari
o > 23-40 kg : 60 mg 2 x sehari
o > 40 kg : 75 mg 2 x sehari
o Anak usia ≥ 13 th dan dewasa: 75 mg 2 x sehari

6. Tuberkulosis Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam obat


pada fase awal/intensif (2 bulan pertama) dan dilanjutkan
dengan 2 macam obat pada fase lanjutan (4 bulan, kecuali
pada TB berat).

 INH: 5-15 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 300 mg/hari


 Rifampisin: 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 600 mg/hari
 Pirazinamid: 15-30 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 2 000 mg/hari
 Etambutol: 15-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 250 mg/hari
 Streptomisin: 15–40 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 000 mg/hari

abel 15a. Dosis OAT Kombipak-fase-awal/intensif pada anak

JENIS BB<10 BB 10-20 KG BB 20-32


OBAT KG (KOMBIPAK) KG

Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg

Pirazinamid 150 mg 300 mg 600 mg

Tabel 15b. Dosis OAT Kombipak-fase-lanjutan pada anak

JENIS BB<10 BB 10-20 KG BB 20-32


OBAT KG (KOMBIPAK) KG

Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg


Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg

7. Bronkiolitis Antibiotik
Akut
 Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau
amoksisilin (25 mg/ kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.
 Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi
anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri
ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6
jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25
mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya. Bila
keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat
keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan,
atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar,
sianosis, distres pernapasan berat) maka ditambahkan
kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam) sampai
keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total
10 hari.
 Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (pneumonia berat)
segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampilisin-
kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
 Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM atau
IV sekali sehari).

Oksigen

 Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing dan distres


pernapasan berat.
 Metode yang direkomendasikan untuk pemberian oksigen adalah
dengan nasal prongs atau kateter nasal. Bisa juga menggunakan
kateter nasofaringeal. Pemberian oksigen terbaik untuk bayi
muda adalah menggunakan nasal prongs.
 Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia menghilang.

Perawat harus memeriksa sedikitnya tiap 3 jam bahwa kateter atau


prongs berada dalam posisi yang benar dan tidak tersumbat oleh mukus
dan semua sambungan terpasang aman.
Perawatan penunjang

 Jika anak demam (≥ 39º C) yang tampak menyebabkan distres,


berikan parasetamol.
 Pastikan anak yang dirawat di rumah sakit mendapatkan cairan
rumatan harian secara tepat sesuai umur (lihat Bab 10 bagian
10.2), tetapi hindarkan kelebihan cairan/overhidrasi. Anjurkan
pemberian ASI dan cairan oral.
 Bujuk anak untuk makan sesegera mungkin setelah anak sudah
bisa makan.

8.

You might also like