You are on page 1of 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Anak Sehat

Sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan baik segenap badan serta bagian
bagiannya atau suatu hal ini yang mendatangkan kebaikan. Kesehatan sendiri dapat
diartikan sebagai keadaan sehat yaitu terbebas dari penyakit dan kebaikan keadaan
badan atau yang lainnya. Dengan kata lain, kesehatan dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang sehat terbebas dari penyakit sehingga dapat melakukan segala
aktivisnya tanpa hambatan fisik. Seseorang dikatakan sehat jikaia memiliki kesehatan
baik secara fisik (organ tubuh) maupun psikis (mental,emosional, sosial, dan
spiritual). (Soegeng, Santoso. 2008)Anak yang sehat adalah anak yang sehat secara
fisik dan psikis.

Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat
dapat diterapkan dari yang terkecil mulai dari menjaga kebersihan diri, lingkungan
hingga polamakan yang sehat dan teratur. (Soegeng, Santoso. 2008). Menurut
Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah tumbuh dengan baik, tingkat
perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya, tampak aktif / gesit dan gembira,
mata bersih dan bersinar, nafsu makan baik, bibir dan lidah tampak segar, pernapasan
tidak berbau, kulit dan rambut tampak bersih dantidak kering, serta mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan. (Soegeng,Santoso. 2008). Sementara itu, jika
bayi dan balita dirundung sakit, proses tumbuh kembangnya pun akan terhambat atau
berlangsung tidak optimal. Terlebih, jika sakitnya sering datang.

B. Ciri-ciri Anak Sehat


Secara umum ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek fisik,
aspek psikis, dan aspek sosial.
1. Aspek fisik, anak dikatakan sehat jika badan tampak sehat, pertumbuhan
jasmani normal.
2. Aspek psikis, anak dikatakan sehat jika perkembangan jiwanya wajar, pikiran
bertambah cerdas, perasaan bertambah peka, dan memiliki kemampuan
bersosial baik.
3. Aspek sosial, anak dapat dikatakan sehat, jika aktif, gesit, gembira, dan mudah
beradaptasi dengan lingkungannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, ciri-ciri anak sehat dapat dilihat atau dinilai dari
beberapa faktor-faktor berikut :
1. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi
badan secara teratur dan proposional.
2. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
3. Tampak aktif atau gesit dan gembira dalam kesehariannya.
4. Mata bersih dan bersinar.
5. Nafsu makan baik.
6. Bibir dan lidah tampak segar.
7. Pernafasan tidak berbau.
8. Kulit dan rambut tampak bersih serta tidak kering.
9. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
C. Pendidikan kesehatan tentang anak sehat
1. Perhatikan pola makan anak
Agar anak tidak mudah sakit, perhatikan pola makan anak serta
kebutuhan gizi lainnya seperti vitamin. Beri makan dengan teratur dan
terjadwal serta tidak lupa juga untuk memberikan makanan gizi seimbang,
karena jika ini terpenuhi, anak akan cukup mendapatkan asupan gizi sehingga
imunitasnyapun semakin kuat, jadi anak tidak akan mudah sakit.
2. Menjaga kebersihan anak
Kotoran dan kuman merupakan sarang penyakit, bahkan bibit penyakit
yang terdapat di dalam kotoran akan mudah berkembang, untuk itu sebagai
orang tua wajib menjaga kebersihan sekitar, serta makanan yang dimakan
anak, karena dari itulah kuman untuk menyerang sistem imunitas atau
kekebalan tubuh anak. Kita sebagai tenaga kesehatan juga dapat melakukan
pendidikan kesehatan tentang kebersihan anak dengan cara memberikan
pengetahuan ataupun cara untuk menjaga kebersihan anak misalnya mengenai
personal hygien yang baik dan benar buat anak kepada orang tuanya.
3. Berikan anak istirahat yang cukup
Istirahatkan anak yang cukup agar anak dapat meringankan beban
pikiran otaknya selama dia berada di sekolah atau di rumah, selain itu
beristirahat yang cukup juga dapat membantu tumbuh kembang anak secara
baik. Berikan waktu istirahat yang cukup untuk anak, usahakan berikan anak
istirahat 8 jam sehari agar anak tetap sehat dan tidak gampang sakit.
4. Cepat bertindak saat terjadi apa-apa pada anak
Cepat bertindak saat terjadi apa-apa dengan anak, baik itu masalah di
sekolah, dirumah, atau dengan teman-temannya, karena jika orang tua tanggap
dengan keluhannya maka perasaan beban anak akan berkurang, sehingga
mengurangi anak untuk berpikir keras yang akan membuatnya gampang sakit.
Tanyakan apa masalahnya dan berikan solusi serta berikan dorongan dan
pujian pada anak, agar beban pikiran anak bisa berkurang.
5. Senantiasa membiasakan anak dan anggota keluarga lain untuk mencuci
tangan setelah kembali dari luar rumah, setelah buang air, dan sebelum makan.
Cuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan sabun dan air mengalir,
namun jika tidak ditemukan sabun, maka boleh tanpa sabun, namun tetap
dengan air mengalir.
6. Kurangi konsumsi gula, seperti pada sanck dan permen anak begitu juga
minuman bersoda.
7. Jika anggota keluarga menderita sakit seperti pilek dan batuk, maka
hendaknya mengenakan masker saat berdekatan dengan anak.
8. Imunisasi dasar lengkap bagi anak.

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,


2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.

D. Petunjuk antisipasi pada usia bayi, anak dan remaja


a. Enam bulan pertama
1. Memahami akan adanya proses penyesuaian orang tua dengan bayinya.
2. Mengajarkan perawatan infant dan membantu orang tua untuk
memahami sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan
bagaimana bayi mengekspresikan apa yang di inginkannya melalui
menangis.
3. Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja
dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
4. Menganjurkan orang tua untuk memahami jadwal dalam kebutuhan
bayi.
5. Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap
stimulasi lingkungan.
6. Menyongkong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
7. Menyiapkan orang tua akan kebutuhan bayinya tentang rasa aman.
8. Menyiapkan orang tua untuk memulai memberikan makanan padat.
b. Enam bulan kedua
1. Menyiapkan orang tua akan adanya ketakutan bayinya terhadap orang
yang tidak dikenal.
2. Menganjurkan orang tua untuk menghindari perpisahan yang lama
dengan bayinya.
3. Membimbing orang tua untuk disiplin karena semakin meningkatnya
mobilitas bayi.
4. Menganjurkan kontak mata dari pada humukan sebagi suatu disiplin.
5. Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak perhatian bila bayinya
bekelakuan baik dari pada ketika nangis.
6. Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya dengan
pengganti ibu yang sesuai.
7. Mendisikusikan persiapan penyapihan.
8. Menggali perasaan orang tua tentang pola tidur bayi.
c. Usia 12-18 bulan
1. Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku
dari toodler terutama negativism.
2. Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol
serta peningkatan asupan makan padat.
3. Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa
yang di sukai.
4. Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan
penyebab utama gigi berlubang.
5. Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah.
6. Perlu ketentuan-ketentuan atau disiplin dengan lembut untuk
meminimalkan negativsm, tempertantrum serta penekanan akan
kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai.
7. Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek
perkembangan anak.
d. Usia 18-24 bulan]
1. Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain.
2. Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru.
3. Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan
kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang.
4. Mendiskusikan metode disiplin yang ada.
5. Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training.
6. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak.
7. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu
mengalami stress.
8. Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua.
e. Usia 24-36 bulan
1. Mendisikusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk
dilibatkan dalam kegiatan.
2. Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training.
3. Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk
bahasa yang di ungkapkan.
4. Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata,
hindari kebingungan dan salah pengertian.
5. Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group.
f. Usia 3 tahun
1. Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam
hubungan yang luas.
2. Menekankan pentingnya batas-batas atau peraturan-peraturan.
3. Mengantisipasi perubahan perilaku agresif.
4. Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternative
pilihan pada saat anak bimbang.
5. Perlunya perhatian ekstra.
g. Usia 4 tahun
1. Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.
2. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual.
3. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistis.
h. Usia 5 tahun
1. Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah.
2. Menyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.
i. Usia 6 tahun
1. Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi
dengan teman.
2. Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.
3. Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah.
4. Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy
dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda.
j. Usia 7-10 tahun
1. Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.
2. Tertarik beraktivitas diluar rumah.
3. Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas.
k. Usia 11-12 tahun
1. Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh
pubertas.
2. Anak wanita pertumbuhan cepat.
3. Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.
l. Usia Remaja
1. Terima remaa sebagai manusia biasa
2. Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya
3. Biarkan remaja mempelajari dan melakukan hal-hal yang disukainya
walaupun metodenya berbeda dengan orang dewasa
4. Berikan batasan yang jelas dan masuk akal
5. Hargai privacy remaja
6. Berikan kasih sayang tanpa menuntut
7. Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan
menentukan aturan-aturan
8. Orangtua juga harus menyadari bahwa: mereka ingin mandiri, sensitif
terhadap perasaan dan perilaku yang mempengaruhinya, teman-
temannya merupakan hal yang sangat penting dan memandang segala
sesuatu sebagai hitam atau putih, baik atau buruk

http://www.academia.edu/8816418/ANTICIPATORY_GUIDANCE
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-petunjuk-
antisipasi-anticipatory-guidance/13165/2

E. Stimulasi perkembangan pada bayi dan anak


Stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak
yang datangnya dari lingkungan luar anak (Mursintowati, 2002). Stimulasi ini
dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang dewasa lain di
sekitar anak. Anak yang lebih banyak mendapatkan stimulasi cenderung lebih
cepat berkambang. Stimulasi ini juga berfungsi sebagai penguat. Memberikan
stimulasi yang berulang dan terus-menerus pada setiap aspek perkembangan
anak berarti telah memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Dalam melakukan stimulasi, harus menggunakan prinsip sebagai
berikut:
1) Sebagai ungkapan rasa cinta dan sayang, bermain bersama anak sambil
menimati kebahagiaan bersama anak.
2) Bertahap dan berkelanjutan serta mencakup 4 bidang kemampuan
perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal
sosial).
3) Di mulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai anak.
4) Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan, hukuman atau bentakan.
5) Anak selalu diberi pujian.
6) Alat bantu stimulasi dicari yang sesederhana, tidak berbahaya dan
mudah di dapat.
Usia Stimulus Stimulus Stimulus Stimulus
visual auditif taktik kinetik
0-3 Objek Mengajak Membelai, Mengangkat
bulan warna bicara dan ajak menyisir, kepala tegak,
terang dan bernyanyi serta menyelimuti, tertawa,
digantung mendengarkan sering menggerakan
di tempat lagu-lagu memeluk kaki dan
yang anak-anak. bayi dengan tangan.
mudah penuh kasih
untuk sayang.
dilihat
bayi.
4-6 Menonton Mengajak Bermain air. Berdiri pada
bulan tv, mainan bicara dan paha orang
warna panggil tua,
terang namanya. membantu
yang dapat tengkurap,
di pegang. dan duduk.
7-9 Menonton Panggil Mengenal Membantu
bulan tv, mainan namanya, ajari berbagai tengkurap di
warna memanggil tekstur, lantai, latih
terang dan orang tuanya, bermain air. beridiri,
dapat memberi tahu permainan
dipegang, yang sedang tarik dorong.
bermain dilakukan.
ciluk ba.
10-12 Ajak ke Suara Merasakan Bermain tarik
bulan tempat binatang, hangat atau dorong,
ramai, menyebutkan dingin, berkereta.
kenalkan bagian tubuh. memegang
gambar. makan
sendiri.

Masa Balita (1-5 tahun)


Pada masa ini anak cenderung melekat pada satu macam mainan yang
diperlakukan sesuka anak. Tujuan bermain pada masa balita terutama 1-3 tahun
pertama (toddler) adalah :
a. Mengembangkan ketrampilan bahasa;
b. Melatih motorik halus dan kasar;
c. Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna, berhitung);
d. Melatih daya imajinasi;
e. Menyalurkan perasaan anak.
Alat permainan yang dianjurkan misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat untuk
meng- gambar, puzzle sederhana, manik-manik, alat-alat rumah tangga. Pada masa
ini keakuan anak sangat menonjol (egosentris) dan belum mengerti makna memiliki
sehingga sering anak berebut mainan karena masing-masing menganggap mainan itu
miliknya.
Berdasarkan karakteristik isi bermain, permainan anak pada masa ini
tergolong permainan untuk suatu ketrampilan (skill play), karena mulai berkembang
fase otonomi (kemandirian) dan independennya (kebebasan). Pada tahun-tahun
pertama, anak ter- kesan bermain bersama dengan temannya tetapi tanpa interaksi
(parallel play), karena perkembangan sosialnya belum memadai. Yang perlu
diperhatikan adalah anak ber- main secara spontan dan bebas serta berhenti
sesukanya.
Koordinasi motorik masih kurang, sehingga sering merusak mainannya.
Berikut ini stimulasi yang diperlukan pada masa balita yang terbagi menjadi
beberapa kelompok usia. Berdasarkan pedoman pelaksanaan SDIDTKA (2005), pada
masa balita kelompok stimulasinya adalah usia 12-15 bulan, 15-18 bulan, 18-24
bulan, 24-36 bulan, 36-48 bulan dan 48-60 bulan.

Usia Motorik Motorik Bicara dan Stimulus


Kasar Halus Bahasa kinetik
12-15 - -memotong -berbicara -
bulan menangkap -membuat dengan anak mengancingk
bola buku cerita -bercerita an kancing
- berjalan gambar tempel mengenai tarik
mengikuti -menempel dirinya -makan pakai
garis lurus gambar -album sendok garpu
- melompat -menjahit fotoku -memasak
- melempar - -mengenang -mencuci
benda- menggambar/ huruf tangan dan
benda kecil menulis kaki
ke atas -menghitung -menentukan
- Menggambar batasan
menirukan dengan jari
binatang -bermain
berjalan dengan cat air
- lampu -mencampur
hijau- warna
merah -membuat
untuk jalan warna
jinjit
15-18 -lanjutkan -lanjutkan -lanjutkan -lanjutkan
bulan stimulasi stimulasi usia stimulasi usia stimulasi usia
usia 12- 12-15bulan 12-15 bulan 12-15 bulan
15bulan -meniup -bercerita -memeluk
-bermain -menendang tentang dan mencium
diluar bola gambar -
rumah dibuku/majal membereskan
-bermain ah mainan/mem
air -telepon- bantu
- teleponan kegiatan
menendang -menyebut dirumah
bola berbagi nama -bermain
barang dengan teman
sebaya
-permainan
baru
-bermain
petak umpet
18-24 -lanjutkan -lanjutkan -lanjutkan -lanjutkan
bulan stimulasi stimulasi usia stimulasi usia stimulasi 15-
usia 15-18 15-18bulan 15-18bulan 18bulan
bulan Mengenai -melihat -
-melompat berbagai acara televisi mengancingk
-melatih ukuran dan -mengerjakan an kancing
keseimban bentuk perintah baju
gan tubuh -bemain puzzle sederhana -permainan
- -menggambar -bercerita yang
mendorong wajah atau tentang apa memerlukan
mainan bentuk yang interaksi
dengan -berbagai dilihatnya dengan teman
kaki bentuk dari bermain
adonan/lilin -membuat
mainan rumah-
rumahan
-berpakaian
-memishkan
diri dengan
anak
24-36 -lanjutkan -lanjutkan -lanjutkan -lanjutkan
bulan stimulasi stimulasi usia stimulasi 18- stimulasi usia
usia 18-24 18-24bulan 24bulan 18-24bulan
bulan -membuat -menyebut Melatih
-latihan gambar nama bab/bak
menghadap tempelan lengkap anak dikamar
i rintangan -memilih dan -bercerita mandi/wc
-melompat mengelompok tentang diri -berdandan
jauh kan benda- anak -berpakaian
-melempar benda menurut -menyebut
dan jenisnya nama
menangkap -mecocokkan berbagai
gambar dan jenis pakaian
benda -menyakan
-konsep jumlah keadaan
- suatu benda
bermain/meny
usun balok-
balok

https://www.scribd.com/doc/39039206/Stimulasi-Tumbuh-Kembang-
Anak
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44208/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
http://www.poltekkes-medan.ac.id

You might also like