Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar pemenuhan
kebutuhan belajar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan
b. Untuk mengetahui definisi belajar menurut para ahli
c. Untuk mengetahui alasan dari pentingnya berpikir kritis
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
d. Mengetahui model kebutuhan belajar
e. Mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar
f. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar
2
g. Mengetahui model pembelajaran dalam pemenuhan
kebutuhan belajar
h. Mengetahui cara asuhan keperawatan kebutuhan belajar.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama.
Pada bab pertama terdiri atas latar belakang, tujuan dan
sistematika penulisan. Pertama ialah latar belakang yang bertujuan
untuk menjelaskan tentang hal-hal yang melatarbelakangi tujuan
dari penulisan makalan. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan yang
terbagi menjadi dua sub-tujuan pembahasan, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah menjelaskan tujuan dari
penulisan makalah secara luas sedangkan tujuan khusus ialah
menjabarkan tujuan dari penulisan makalah secara mendetail
mengenai konsep kebutuhan dasar manusia tentang belajar. Lalu
sistematika penulisan yaitu berisikan cara penulisan makalah dan
beberapa unsur yang mengandung gambaran dari isi karya tulis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Belajar
4
Mengemukakan: “belajar adalah setiap perubahan
yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
6. Mc. Gooch
Mengatakan “learning is a change in performance as a
result ofpractice” belajar adalah perubahan pada perbuatan
sebagai akibat dari latihan (Dalyono, 2010:212).
7
integerasikan dalam tahap-tahap proses keperawatan dan
digunakan untuk pengkajian rumusan diagnosis perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
9
manfaat yang didapat jika melakukannya. Berikut beberapa
manfaatnya:
10
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut
Suciati dan Prasetya (2001), beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar diantaranya:
a. Sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
11
jasmani dan rohani yang sehat akan mendukung pemusatan
perhatian dan gairah dalam belajar.
4. Kondisi lingkungan belajar Kondisi lingkungan belajar dapat
berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan,
kemasyarakatan, dan lingkungan institusi penyelenggara
pendidikan. Kondisi lingkungan belajar juga termasuk hal yang
penting untuk diperhatikan. Lingkungan yang kondusif akan turut
mempengaruhi minat dan kemauan belajar seseorang.
5. Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran Peserta didik memiliki
perasaan, perhatian, ingatan, kemauan, dan pengalaman hidup
yang akan turut secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi minat dan motivasi dalam belajar.
6. Upaya pengajar dalam membelajarkan peserta didik Pengajar
merupakan salah satu stimulasi yang sangat besar pengaruhnya
dalam memotivasi peserta didik untuk belajar. Kemampuan
merancang bahan ajar, dan perilaku juga termasuk upaya
pembelajaran.
12
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia
sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan
orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan
kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih
dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan
berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif
adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan.
13
menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah
aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan
sosialisasi.
14
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas
(kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-
informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-
twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
(pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan
(dari guru dalam penemuan).
15
identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri.
6. Problem Solving
18
situasi. Kesiapan fisik penting di kaji oleh perawat apakah klien
dapat memfokuskan perhatian atau lebih berfokus status
fisiknya, misalnya terhadap nyeri, pusing, lelah, mengantuk, atau
lain hal. Kesiapan emosi. Apakah secara emosi klien siap untuk
belajar? Klien dalam keadaan cemas, depresi, atau dalam
keadaan berduka karena keadaan kesehatannya atau keadaan
keluarganya biasanya tidak siap untuk belajar. Perawat tidak
dapat memaksakan, tetapi harus menunggu sampai keadaan
klien memungkinkan dapat menerima proses pembelajaran.
Kesiapan kognitif. Dapatkah klien berpikir secara jernih? apakah
klien dalam keadaan sadar penuh, apakah klien tidak dalam
pengaruh zat yang mengganggu tingkat kesadaran? Pertanyaan
itu sangat penting untuk dikaji. Kesiapan berkomunikasi.
Sudahkah klien dapat berhubungan dengan rasa saling percaya
dengan perawat? Ataukah klien belum mau menjalin komunikasi
karena masih belum menaruh rasa percaya. Hubungan saling
percaya antara perawat dank lien menentukan komunikasi dua
arah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
d. Pengkajian Motivasi Secara umum dapat diterima bahwa
seseorang harus mempunyai keinginan belajar demi keefektifan
pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan
untuk belajar merupakan faktor penentu yang sangat kuat untuk
kesuksesan dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan
pemenuhan kebutuhan klien. Motivasi seseorang dapat
dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan terhadao status
kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan social,
pengingkaran terhadap penyakit, kecemasan, ketakutan, dan
rasa malu atau konsep diri yang negatif. Motivasi juga
dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan. Contohnya, motivasi
belajar seorang pria setengah baya yang dinyatakan hipertensi
19
dan mulai mendapat pengobatan anti hipertensi untuk
mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika
teman dekatnya menceritakan bahwa ia impotent setelah
mendapat pengobatan yang sama. Pengkajian tentang motivasi
belajar sering merupakan bagian dari pengkajian kesehatan
secara umum atau diangkat sebagai msalah yang spesifik.
Seorang perawat ketika mengkaji motivasi dan kemampuan klien
harus betulbetul mengerti sepenuhnya tentang subjek belajar.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
Evaluasi
meningkatkan pembelajaran.
meningkatkan pembelajaran.
b. Defisiensi Pengetahuan
21
Keadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu. Tujuannya: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama jam maka diharapkan adanya pemahaman
defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Batasasan Karakteristik :
1. Ketidakakuratan melakukan tes
2. Ketidakakuratan mengikuti perintah
3. Kurang pengetahuan
4. Perilaku tidak tepat (misalnya histeria, bermusuhan,
agitasi, apatis)
Evaluasi
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
(anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola pikir terbuka,
pemeliharaan dan refleksi.
1. Ketahui manfaatnya.
2. Membuat target belajar.
3. Berkumpul dengan lingkungan yang produktif.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
25
Ritandiyono. 1998. Psikologi Belajar - Seri Diktat Kuliah. Jakarta :
Universitas Gundarama Siagian, S. 2004. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Suciati & Prasetya. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : Depdiknas
Swansburg, R. 2001. Pengembangan Staff Keperawatan; Suatu
Komponen Pengembangan SDM. Jakarta: EGC
26