Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Mu ≤ λ Φb M’
Vu ≤ λ Φv V’
Dengan :
λ : faktor waktu
L rencana
Takikan pada balok harus dihindari, terutama yang terletak jauh dari
tumpuan dan berada pada sisi tarik. Konsentrasi tegangan yang disebabkan oleh
takikan dapat dikurangi menggunakan konfigurasi takikan yang diiris miring
secara bertahap daripada menggunakan takikan sudut tajam. Apabila harus dibuat
takikan dengan sudut tajam, maka diperkuat dengan alat pengencang perlu
ditambahkan untuk mencegah timbulnya retak seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Takikan pada tumpuan ujung; (a) takikan miring, (b) penambahan
alat pengencang.
Takikan pada ujung balok tidak boleh melampaui seperempat tinggi balok
untuk balok massif, dan sepersepuluh tinggi balok untuk balok glulam (kayu
laminasi struktural). Balok tidak boleh ditakik dilokasi selain diujung balok
bertumpu bersederhana. Tahanan lentur balok pada setiap penampang yang
bertakik, baik disisi tarik maupun disisi tekan, tidak boleh melampaui tahanan
lentur dari penampang netto pada lokasi yang bertakik, bila takikannya berada
pada sisi tekan. Bila suatu takikan berada pada sisi tarik, dan momen yang
bekerja disepanjang bagian yang bertakik tersebut melebihi setengah tahanan
lentur balok yang dihitung pada penampang netto minimum bertakik maka
tahanan lentur seluruh balok ditentukan oleh netto bertakik tersebut.
Pada konstruksi sistem lantai dimana terdapat tiga atau lebih balok kayu
yang tersusun dengan jarak tidak lebih dari 600 mm (jarak pusat ke pusat)
kemudian disatukan dengan sistem penutup, maka kekuatan konstruksi tidak
sepenuhnya bergantung pada masing-masing tahanan lentur satu balok. Pada
sistem konstruksi ini, semua balok akan bekerja secara bersama-sama sehingga
kekuatan secara sistem lebih besar dari pada penjumlahan kekuatan masing-
masing balok. Apabila terdapat beban terpusat pada satu balok, maka beban
tersebut akan didukung tidak hanya oleh satu balok melainkan secara bersama-
sama oleh seluruh balok pada sistem tersebut. Untuk mempertimbangkan
perilaku sistem lantai ini, maka tahanan lentur acuan dapat dikalikan dengan
faktor koreksi pembagi beban (C r) yaitu sebesar 1,15
Apabila balok diletakan secara tidur (dimensi lebar lebih besar dari pada
dimensi tebal/tinggi) sehingga menderita tegangan lentur pada sumbu lemahnya,
maka tahanan lentur acuan dapat dikalikan dengan faktor koreksi penggunaan
(Cfu) seperti pada Tabe1 6.1.
Tabel 2.1 faktor koreksi penggunaan datar (Cfu)
Tebal/tinggi
Lebar
50mm dan 75 mm 100 mm
50 mm dan 75 mm 1,00 -
100 mm 1,10 1,00
125 mm 1,10 1,05
150 mm 1,15 1,05
200 mm 1,15 1,05
250 mm dan lebih 1,20 1,10
b. 2 < d/b < 5: Semua tumpuan harus dikekang menggunakan kayu masif
pada seluruh ketinggian balok.
c. 5 < d/b < 6: sisi tekan harus dikekang secara menerus sepanjang balok;
d. 6 < d/b < 7: pengekang penuh setinggi balok harus dipasang untuk setiap
selang 2400 mm kecuali bila kedua sisi tekan dan tarik dikekang secara
bersamaan atau bila sisi tekan balok dikekang pada seluruh panjangnya
oleh lantai dan pada tumpuan-tumpuannya diberi pengekang lateral untuk
mencegah rotasi;
e. d/b > 7: kedua sisi tekan dan tarik dikekang secara bersamaan pada seluruh
panjangnya.
Ie d
Rb 50
b2
dengan le : adalah panjang efektif ekivalen yang nilainya dapat dilihat pada
tabel berikut
Jenis
Jenis beban Jenis pengaku le
tumpuan
Lu/d 7≤lu/d lu/d
Untuk semua keadaan yang tidak tercantum di
bawah <7 ≤14,3 >14,3
Beban terpusat
Berpengaku
ditengah bentang
Tumpuan ditengah ujung 1,63
Beban 2,06 lu 1,84 lu
sederhana Pengaku dikedua lu+ 3d
terdistribusi
ujung
merata
Beban terpusat
1,37 lu
pada ujung bebas
- 1,80 lu + 3d
Kantilever Beban
- 2,06 lu 1,63 lu
terdistribusi
+ 3d
merata
1,44 lu
1,87 lu + 3d
1,33 lu 0,90 lu
+ 3d
Beban terpusat Le
dengan jarak
seragam Pengaku pada
Beban setiap titik kerja
tunggal beban terpusat 1,11 lu
Beban Lu = L/2 1,86 lu
Panjang ganda Lu = L/3 1,54 lu
bentang L Tiga beban Lu = L/4 1,68 lu
Empat Lu = L/5 1,73 lu
beban Lu = L/6 1,84 lu
Lima beban Lu = L/7 1,84 lu
Enam beban _
Tujuh beban
atau lebih
Bentang
dengan
momen
- - 1,84 lu
momen
ujung yang
sama besar
Catatan lu adalah panjang segmen diantara dua pengaku lateral yang berurutan
2. Tahanan lentur balok yang terkekang dalam arah lateral
Anggapan balok yang terkekang penuh dalam arah lateral dijumpai pada
kondisi-kondisi berikut:
a. Balok berpenampang bundar atau bujur sangkar.
b. Balok berpenampang persegi panjang yang terbebani pada arah sumbu
lemahnya saja.
c. Balok berpenampang persegi panjang yang terbebani pada arah sumbu
kuat dan memenuhi persyaratan pengaku lateral (bracing) seperti yang
telah diuraikan sebelumnya.
Tahanan lentur balok dihitung dengan anggapan nilai faktor koreksi
stabilitas balok (CL) sama dengan 1,00. Tahanan lentur terkoreksi dari balok
berpenampang prismatis yang terlentur terhadap sumbu kuatnya (x-x) adalah:
M’ = Mx’ = Sx Fbx’
Keterangan :
Fbx’ : kuat lentur terkoreksi terhadap sumbu kuat dengan nilai factor
koreksi CL = 1,00
M’ = My’ = Sy Fby’
Keterangan :
M’ = CL Sx Fbx*
2
1 b 1 b b
CL
2cb 2cb cb
Dengan :
c Pe
c
c P ' o
Dengan
Iy
Me 2,40 E ' y 05
le