You are on page 1of 25

BAB.

IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH


4.1.1. Rendahnya Kualitas Pendidikan Di Kota Sawahlunto
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui Kualitas pendidikan
dapat dilihat dari rata-rata nilai Ujian nasional Siswa SMP di Kota Sawahlunto tahun 2017
adalah 53,64. Hal ini selalu menurun jika dilihat trendnya dalam tiga tahun terakhir, dimana
pada tahun 2015, nilai rata-rata UN untuk SMP adalah 56,73 dan Tahun 2016 adalah 55,94.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan ini adalah masih
rendahnya kualitas pelayanan pendidikan dan kualitas tenaga pendidik di Kota
Sawahlunto.
Kualitas pelayanan pendidikan di Kota Sawahlunto yang masih rendah dapat
terlihat dari Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kota Sawahlunto tahun 2017 sebesar 9,93
Tahun, tertinggi ketujuh diantara Kab/Kota lain se Sumatera Barat. Akan tetapi jika di
komparasi dengan Kota-kota lain di Sumatera Barat, ternyata angka ini merupakan yang
terendah dibandingkan Kota-kota lain di Sumatera Barat. Angka Harapan Lama Sekolah
yang merupakan proyeksi pelayanan pendidikan yang akan diterima oleh masyarakat
kedepannya dengan asumsi-asumsi kualitas pendidikan saat ini juga masih rendah. Pada
tahun 2017, AHLS Kota Sawahlunto 13,14 Tahun, tertinggi ke 11 (sebelas) dibanding
Kabupaten/Kota lain Sesumatera Barat. Bahkan nilai AHLS Kabupaten Agam, Tanah Datar
dan Lima Puluh Kota pun lebih tinggi dari Kota Sawahlunto. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kualitas ekonomi masyarakat, akses terhadap sarana pendidikan
,dan fasilitas pendukung terlaksananya proses pendidikan. Dilihat dari data yang ada,
secara umum kondisi bangunan sekolah di Kota Sawahlunto sudah dalam kondisi baik.
Akan tetapi karena jumlah penduduk yang sedikit dan daerah yang cukup luas
(kepadatan Rendah), menyebabkan siswa yang tinggal di daerah terpencil mempunyai
jarak tempuh ke sekolah yang jauh. Hal ini juga berpengaruh terhadap jumlah murid di
Sekolah tersebut. Selain itu sarana pendudukung pendidikan seperti laptop guru,
laboratorium komputer, infocus, dan bahkan fasilitas internet pun belum dimiliki sebagian
besar sekolah di Kota Sawahlunto. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pelayanan
pendikan di zaman millenial ini
Kualitas dan kompetensi guru di Kota Sawahlunto juga akan mempengaruhi
kualitas pendiikan di Kota sawahlunto. Pada tahun 2017, terdapat 40,13 % tenaga

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 253
pendidik Tingkat SD dan 36,30 % tenaga pendidik untuk tingkat SMP di Kota Sawahlunto
yang belum disertifikasi. Angka ini masih jauh dari target jika seluruh guru harus memenuhi
standar sertifikasi tertentu dalam penyetaraan kualitas guru. Selain itu, pada tahun 2017
masih terdapat 5,48 % guru yang berpendidikan belum setara S1. Hal ini harus menjadi
perhatian pemerintah dalam lima tahun kedepan. Selain itu, pemerataan guru yang
berkualitas juga harus diperhatikan. Dari pengamatan langsung dilapangan, masih
terdapat kecenderungan guru berkualitras dan berprestasi berada pada sekolah-sekolah
pusat Kota dan favorit. Hal ini akan menyebabkan terjadinya favoritisasi beberapa sekolah
dan sulitnya pemeratan kualitas pendidikan di Kota Sawahlunto. Aplikasi pendidikan
berkarakter juga harus lebih ditingkatkan. Hal ini disebabkan masih adanya kasus
kenakalan remaja di Kota Sawahlunto.

4.1.2. Masih Rendahnya Derajat Kesehatan Masyarakat Di Kota Sawahlunto


Hal ini terlihat dari rendahnya angka harapan hidup Kota Sawahlunto dibanding
kab/kota lain di Sumatera Barat. Pada tahun 2017, angka harapan hidup masyarakat Kota
Sawahunlunto adalah sebesar 69,39 tahun. Angka ini meningkat dari tahun 2016 sebesar
69,33 tahun. Jika dilihat dari perbandingan dengan kabupaten dan Kota lain se Sumatera
Barat, ternyata angka harapan hidup di Kota Sawahlunto merupakan tertinggi ke 10
(sepuluh). Hal ini memprihatinkan mengingat adanya kabpaten yang angka harapan
hidupnya lebih tinggi dari Kota Sawahlunto. Beberapa faktor penyebabnya adalah masih
rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta masih
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan, baik ditingkat dasar maupun dilayanan rujukan.
Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat terlihat dari Masih adanya masyarakat
yang mempunyai jamban sesuai standar kesehatan. Kebiasaan masyarakat untuk Buang
Air Besar pada kolam atau empang juga masih sulit ditinggalkan. Selain itu, kondisi sanitasi
masyarakat juga masih buruk, terutama di kawasan kumuh. Hal ini tentunya
menyebabkan rentannya masyarakat tersebut terserang penyakit dan infeksi. Kondisi
lingkungan yang kurang bersih terutama didaerah sekitaran PLTU Sijantang juga sulit untuk
diatasi karena kondisi sosial masyarakat yang terlanjutr terbiasa dengan lingkungan yang
penuh debu bekas pembakaran PLTU tersebut.
Untuk pelayanan kesehatan, secara sarana Puskesmas, Pustu dan Oraktek dokter,
dimasing-masing Kecamatan dan desa sudah cukup tersedia. Akan tetapi, perlunya
penyediaan kelengkapan alat yang sesuai standar kebutuhannya masih perlu
ditingkatkan. Jumlah tenaga kesehatan dimasing-masing Puskesmas, Pustu dan Pratek

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 254
Dokter tersebut juga sudah tersedia. Akan tetapi jika memperhatikan jumlah dokter
spesialis di Kota Sawahlunto khususnya pada satu-satunya Rumah Sakit Umum Daerah
yang dipunyai Kota Sawalunto masih kurang. hal in berdampak pada pemenuhan alat
kesehatan yang menyesuaikan dengan ketersediaan dokter yang akan
menggunakannya. Kualitas pelayanan kesehatan pun perlu ditingkatkan. Berdasarkan
kajian tingkat kepuasanmasyarakat terhadap pelayanan di Rumah Sakit umum daerah di
Kota Sawahlunto, terdapat masih adanya ketidak puasan dari masyarakat terhdap
pelayanan RSUD. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah kedepannya .

4.1.3. Tingginya Pembiayaan Infrastruktur Akibat Topografi Daerah Yang Berbukit, Kondisi
Tanah Yang Labil Akibat Penambangan Di Beberapa Titik Sentral Kota Sawahlunto
Permasalan utama dalam Pekerjaan umum dan Penataan ruang adalah tingginya
pembiayaan infrastruktur akibat to[ografi daerah yang berbukit, kondisi tanah yang labil
akibat penambangan di beberapa titik sentral Kota Sawahlunto. Hal ini menyebabkan
sulitnya menwujudkan kondii jalan yang mantap di Kota Sawahlunto. Pada tahun 2017,
dari total panjang jalan kota di Kota Sawahlunto sebesar 454,87 Km, terdapat 21,62 % jalan
dengan kondisi rusak berat dan sedang. Hal ini tentunya akan selau meningat setiap
tahun, terutama jika pemeliharaan jalan tidak rutin dilakukan. Tidak hanya pembangunan,
peningkatan dan pemelihataan jalan dan jembatan, pada pembangunan sarana
Gedung pemerintahan pun, harus betul-betul memperhatikan kondisi tanah.
Untuk penyediaan sumber-sumber air, terutama untuk air bersih dan sumber irigasi,
dibutuhkan inovasi dan kejelian pemerintah dan masyarakat untuk mengoptimalkan
potensi yang ada. Kondisi daerah yang terletak di kawasan-kawasan perbukitan secara
otomatis akan mengakibatkan rendahnya ketersediaan sumber-sumber air masyarakat.
Adanya Pamsimas san Sanimas, telah banyak membantu penyediaaan air bersih bagi
masyarakat. Hal ini perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap air bersih. Selain itu, penyediaan air bagi lahan pertanian dan irigasi juga perlu
ditingkatkan. Pembangunan embung dan sarana irigasi teknis perlu terus dibangun dan
ditambah jumlahnya. Permasalan yang harus mejadi perhatian adalah sumber air untuk
irigasi tersebut. Perlunya penanganan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan
terutama dilokasi
Untuk permasalahan urusan penataan ruang, kesadaran masyarakat untuk
mematuhi peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) juga perlu
ditingkatkan lagi. Masih adanya masyarakat yang membangun tanpa mengurus IMB

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 255
mencerminkan krangynya kesadaran masyarakt untuk mematuhi konsep penataan ruang
yang telah disepakati bersama. Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah penagakan
hukum terhadap pelanggaran RTRW ini. Dibutuhkan koordinasi dan kerjasama dari pihak
Aparat Hukum dan Pemerintah dalam menindaklanjutinya.

4.1.4. Menurunnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman


Permasalahan pokok dalam urusan perumahan dan permukiman ini adalah
Menurunnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman. Sulitnya memperoleh
tanah untuk perumahan karena tanah banyak dikuasai oleh kuasa penambangan PT.BA
dan PT.KAI. Selain itu, penguasaan tanah adalah tanah ulayat yang menyulitkan pihak
swasta berinvestasi di sektor perumahan. Dibutuhkan kerjasama dan penyamaan persepsi
tentang pengelolaan perumahan di Kota Sawahlunto.
Kota Sawahlunto juga mempunyai Rumah Susun Sewa yang konsep awalnya
peruntukannya adalah bagi masyarakat yang kurang mampu. Akan tetapi, karena
karakter masyarakat kurang mampu yang maunya tinggal di dalam lingkungan pedesaan
yang masih banyak kerabat dan keluarganya, menyebabkan RUSUNAWA tersebut diisi
oleh pegwai-pegawai dari Kepolisian dan Pegawai pemerintah Daerah, yang berasal dari
luar Kota Sawahlunto. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah, karena rentan
terjadinya masalah sosial dan asusila

4.1.5. Tingginya Angka Pengangguran Dan Rendahnya Produktivitas Tenaga Kerja


Pada tahun 2017, tingkat pengangguran di Kota Sawahlunto adalah 6,19 %, turun
dari tahun 2016 sebesar 7,18 %. Walaupun turun, angka ini masih tinggi dibandingkan
dengan angka provinsi dan angka nasional. Pada tahun 2017, tingkat pengangguran di
Sumatera barat sebesar 5,58 % yang juga lebih tinggi dibanding tingkat pengangguran
secara nasional, sebesar 5,50 %. Beberapa faktor yang menebabkan tinginya anga
pengangguran di Kota Sawahlunto adalah Terbatasnya jumlah penawaran kerja dari
dunia usaha menyebabkan kesempatan kerja relative rendah, rendahnya daya saing
pencari kerja serta kurangnya skill dan keterampilan dari pengangguran atau pencari
kerja. Sedikitnya jumlah perusahaan yang beroperasi d Kota Sawahlunto sebagai akibat
dari rendahnya tingkat investasi di Kota Sawahlunto, menyebabkan sedikitnya
kesempatan kerja yang ditawarkan kepada pencari kerja.
Rendahnya produktivitas tenaga kerja, juga merupakan akumulasi dari
permasalahan rendahnya daya saing tenaga kerja dan pengangguran di Kota

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 256
Sawahlunto. Dari data yang dikelurakan oeh Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja, terlihat bahwa 85,99 % pengangguran di Kota
Sawahlunto mempunyai pendidikan tertinggi SMA atau lebih rendah. Hal ini akan
berdampak pada rendahnya produktivitas pengangguran ini apabila diterima bekerja
pada perusahaan atau dunia usaha. Selain itu, jika hal ini tidak ditindaklanjuti melalui
pelatihan peningkatan keterampilan dan skil pengangguran, akan menyebabkan
permasalahan pengangguran ini sulit diatasi.

4.1.6. Terdapatnya Beberapa Kawasan Yang Blankspot/Terisolir Sarana Dan Prasarana


Komunikasi Dan Informasi Dikarenakan Minimnya Infrastruktur Komunikasi
Sebagai daerah dengan luas wilayah yang cukup luas serta kepadatan penduduk
yang rendah, menyebabkan rendahnya minat provider untuk membangun tower
telekomunikasi di beberapa tempat di Kota Sawahlunto. Hal ini berakibat Masih
terdapatnya beberapa kawasan yang blankspot/terisolir sarana dan prasarana
komunikasi dan informasi dikarenakan minimnya infrastruktur komunikasi. hal ini akan
mendaji hambatan dalam upaya daerah mewujudkan Kota Sawahlunto SMART City. Selai
itu Belum terbentuknya OPD khusus yang membidangi urusan komunikasi dan informasi
juga menjadi hambatan untuk memberikan pelayanan yang berbasis IT kepada
masyarakat. Selain itu Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi dibidang
komunikasi dan informasi dari sisi kuantitas dan kualitas juga menjadi masalah yang harus
diselesaikan untuk mewujudkan Kota Sawahunto yang smart City.

4.1.7. Masih rendahnya kontribusi Parwisata terhadap Perekonomian daerah


Hal ini terlihat dari masih rendahnya kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB
serta terhadap PAD. Permasalahan dalam hal ini belum optimalnya pengelolaan
pariwisata di Kota Sawahlunto sehingga kunjungan wsatawan ke Kota Sawahlunto belum
memberikan multiplier efek yang besar terhadap ekonomi daerah. Kunjungan ke Objek
wisata tidak dibarengi oleh meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, baik untuk
berbelanja maupun untuk menginap di Kota Sawahlunto. Kunjungan ke Kota Sawahlunto
masih sebatas kunjungan ke Objek Wisata, belum mengharuskan pengunjung untuk
menginap di Kota Sawahlunto. Potensi ini sebetulnya terjawab jika pengelolaan pariwisata
di Kota Sawahlunto mampu mengedepankan potensi wisata tambang. Singkatnya,
permasalahan ini adalah belum terintegrasikannya konsep wisata tambang dengan

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 257
wisata modern di Kota Sawahlunto. Potensi wisata tambang dengan budaya sebagai
rohnya belum tereksplore oleh pemerintah Kota Sawahlunto
Selain itu, dari sisi pemasaran juga Belum optimalnya pemasaran wisata baik
secara integral melalui koordinasi dengan pusat maupun promosi wisata melalui pameran
di dalam maupun luar negeri. Hal ini terlihat dari jumlah kunjunga yang masih didominasi
oleh pengunjung lokal, atau setidaknya hanya daerah tetangga terdekat. Sawahlunto
belum dijadikan destinasi utama karena potensi wisata yang belum diketahui oleh
konsumen. Selain itu, Terbatasnya infrastruktur dan sulitnya akses menuju beberapa objek
wisata juga masih menjadi masalah dalam pengelolaan pariwisata. Peningkatan SDM
Pelaku pariwisata juga masih perlu ditingkatkan, untuk mengikuti perkembangan teknologi
sekarang ini.

4.1.8. Masih rendahnya pendapatan Petani


Masih rendahnya pendapatan petani di Kota Sawahunto terlihat dari tingginya
jumlah penduduk miskin dengan usaha utamanya petani. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya produktivitas petani dan masih rendahnya pengelolaan hasil pasca panen
oleh petani. Rendahnya produktivitas petani dapat dilihat dari rendahnya produktivitas
sektor pertanian pada pembetukan PDRB di Kota Sawahlunto. Dari tahun 2013 sampai
tahun 2017 PDRB sektor pertanian Kota Sawahlunto mengalami peningkatan 8,40 persen,
namun untuk kontribusi terhadap PDRB kota hanya meningkat 0,045 persen. Ini berarti
pertumbuhan sektor pertanian lebih lambat dari pada sektor lainnya dan ini juga
membuktikan bahwa pendapatan petani Kota Sawahlunto masih rendah, Untuk itu perlu
peningkatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan sektor pertanian
seperti, peningkatan pendapatan petani yang dipengaruhi oleh produksi pertanian,
Sumber Daya Manusia sektor pertanian dan sarana prasarana yang mendukung sektor

pertanian.

4.1.9. Rendahnya Nilai Perputaran Uang di Pasar-pasar Kota Sawahlunto


Rendahnya nilai perputaran uang di pasar-pasar Kota Sawahlunto disebabkan
oleh beberapa faktor seperti Masih tingginya tingkat ketergantungan ketersediaan
barang kebutuhan di pasar yang bersumber dari luar Kota Sawahlunto serta turunnya
minat masyarakat untuk berbelanja di Kota Sawahlunto. Ketergantungan barang dari luar
Kota Sawahlunto menyebabkan tingginya harga-harga barang di Kota Sawahlunto

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 258
dibanding dari asalnya. Selain itu Pada dua pasar utama pasar Sawahlunto dan Talawi
jumlah pedagang kaki lima yang berasal dari luar Sawahlunto lebih banyak disbanding
dengan pedagang kaki lima asli sawahlunto.

4.2. Kajian Kebijakan Pembangunan Daerah Kota Sawahlunto Sebelumnya


Rancangan RPJMD Kota Sawahlunto tahun 2018 – 2023 merupakan bagian
strategis dari Rencana Prediktif dari Pembangunan Kota Sawahlunto pada tahun 2025.
Walaupun begitu, perlu tetap untuk ditelusuri isu-isu strategis yang telah ditetapkan
sebelumnya apakah tercapai, dan apakah masih tepat untuk dijadikan prioritas
pembangunan saat ini.
Visi, Misi dan Isu-Isu Strategis RPJPD Kota Sawahlunto Tahun 2005 – 2025

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 259
VISI
“Sawahlunto Tahun 2020 menjadi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya”

MISI
1. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai dasar agama dan adat di tengah-
tengah masyarakat;
2. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan umum;
3. Mengembangkan objek wisata tambang
4. Mengembangkan seluruh potensi kota yang dapat mendorong berkembangnya
pariwisata;

Isu-Isu Strategis
1. Pengamalan Nilai-nilai Agama dan Adat
2. Peningkatan Mutu setiap Jenis dan Jenjang Pendidikan
3. Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau
4. Penyediaan infrastruktur dasar yang bermutu
5. Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang
6. Perencanaan Pembangunan yang Berkualitas
7. Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Hidup
8. Pengembangan Kepariwisataan
9. Pemberdayaan Masyarakat dan Kesetaraan Gender
10. Penyediaan Lapangan Pekerjaan dan Mengurangi Pengangguran
11. Iklim Investasi yang Kondusif
12. Pelestarian Seni dan Budaya Daerah
13. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
14. Pemantapan Ketahanan Pangan
15. Kemiskinan

Isu-isu strategis pada perencanaan jangka panjang, dikelompokkan dalam


kaitannya untuk mencapai Kota Wisata Sawahlunto dengan konsep tambang yang
berbudaya, dengan motor penggerak ekonomi difokuskan pada pengembangan
ekonomi berbasis wisata, ekonomi kerakyatan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Indikator Kota Wisata Tambang yang berbudaya ditetapkan melalui
pengembangan potensi kota yang mendukung pariwisata dengan memperhatikan
agama dan budaya, pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang memadai dalam
kesesuaian pola pembangunan yang memperhatikan lingkungan, serta pengembangan
ekonomi kerakyatan. Sedangkan arah kebijakan pembangunan jangka panajnga daerah
diarahkan pada

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 260
1. Bidang Agama dan budaya dengan fokus pada pendalaman pemahaman
keagamaan untuk mendorong terwujudnya masyarakat yang berbudi luhur
berakhlak mulia.
2. Bidang pembangunan hukum dan pemerintahan dengan fokus pada terwujudnya
Menciptakan Tata Kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan melayan,
dan Pemantapan sistem birokrasi yang berkeadilan dan membuka peran serta
masyarakat dalam merumuskan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan,
3. Bidang ekonomi dengan fokus pada Penggunaan Kearifan Lokal untuk
memantapkan berbagai pola kehidupan perekonomian yang berbasis pada
pengembangan ekonomi kreatif, mandiri dan berdaya saing
4. Bidang sarana dan prasarana perkotaan dengan fokus Pembangunan Jaringan
Infrastruktur secara terintegrasi satu sama lain diarahkan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
5. Pembangunan lingkungan hidup dengan fokus Pengelolaaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.
Bagan 1 menggambarkan bahwa Masyarakat dan Pemerintah merupakan subjek
dan objek dari pembangunan itu sendiri, dimana pembangunan yang dilakukan pada
sejatinya di sektor ekonomi, sosial budaya dan lingkungan dengan memperhatikan kondisi
ruang daerah. Pola ini dapat dipertimbangkan dalam merumuskan misi kota Sawahlunto
pada pembangunan strategis Kota Sawahlunto untuk tahun 2018 – 2023.

Bagan 1
Pola Pembangunan Daerah Kota Sawahlunto pada RPJPD 2005 - 2025

Ekonomi

Penataan
Ruang

Sosial Lingkun
Budaya gan

Masyarakat Pemerintah

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 261
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sawahluntp
Pengembangan pelayanan kegiatan perkotaan Kota Sawahlunto atas Pusat
Pelayanan Kota (PPK), dan Sub-pusat Pelayanan Kota (SPPK) sesuai dengan arahan fungsi
pengembangannya masing-masing. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan strategis
operasionalisasi rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis
ditetapkan kawasan strategis di Kota Sawahlunto, meliputi :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
Desa Muara Kalaban, Kecamatan Silungkang ditetapkan sebagai pusat
kegiatan perdagangan dan jasa skala regional didukung oleh
pengembangan terminal Tipe B dan terminal bongkar muat barang
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;
 Kawasan Kota Lama, Kecamatan Lembah Segar sebagai kawasan
pelestarian budaya atau cagar budaya;
 Kawasan rencana pusat pemerintahan di Kawasan Kolok dan Sijantang,
guna peningkatan pelayanan pemerintahan kota dan identitas kota
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
d. Kawasan Kandih, Kecamatan Barangin untuk pengembangan wisata
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kab/Kota bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah harus dilakukan
peninjauan kembali terutama dalam proses persetujuan substansi materi teknis oleh BKPRN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sawahlunto 2013-2018


Rencana pembangunan strategis Kota Sawahlunto tahun 2013 - 2018 merupakan
tahapan ketiga pelaksanaan pembangunan dari RPJPD Kota Sawahlunto tahun 2005 –
2025. Sebagai bagian dari proses, RPJMD Tahun 2018 – 2023 merupakan kelanjutan dari
RPJMD Tahun 2013 – 2018, sehingga dengan memperhatikan perencanaan
pembangunan strategis sebelumnya dapat dilihat target pembangunan yang belum
dicapai, dan isu-isu yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Boks 1
Visi, Misi dan Isu-Isu Strategis RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2013 – 2018

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 262
VISI
“Terwujudnya Masyarakat Kota Sawahlunto yang Produktif, Mandiri, Religius, Sejahtera dan
Pemerintahan yang Melayani”

MISI
1. Mengembangkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan peluang usaha melalui
keunggulan pariwisata dan produk local;
2. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah;
3. Memupuk kehidupan sosial yang agamis dan berakhlak mulia serta mengoptimalkan
pelaksanaan pendidikan berkarakter;
4. Menumbuhkan masyarakat yang berintelektualitas, sehat dan sejahtera yang
menguasai berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya;
5. Menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih, melayani, kreatif,
inovatif dan efisien;
6. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah.
7. Memperluas jaringan sosial, ekonomi secara nasional dan internasional.

Isu-Isu Strategis
1. Pengamalan Nilai-nilai Agama dan Adat
2. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per kapita
3. Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran
4. Pendidikan Karakter, Keterampilan dan Berwawasan Global
5. Kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih, sehat dan berolahraga
6. Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau
7. Pelestarian Seni dan Budaya Daerah
8. Peran serta Pemuda dalam pembangunan
9. Penyediaan infrastruktur dasar yang bermutu dan berwawasan lingkungan
10. Kualitas Lingkungan Hidup
11. Pembangunan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
12. Iklim Investasi yang Kondusif
13. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
14. Kearsipan dan Perpustakaan
15. Perencanaan Kepariwisataan yang Terintegrasi dengan Perencanaan Kota
16. Produk industri kecil dan menengah yang bermutu dan berdaya saing
17. Pengalihan Kewenangan Urusan

Poin penting yang dapat diperhatikan pada rencana pembangunan strategis


sebelumnya menunjukkan bahwa Visi Kota Sawahlunto sebagai kota wisata tambang
dikembangkan secara lebih detail, dengan setiap target capaian pembangunan kota
pada akhir 2018 dikembangkan melalui misi yang tetap mengedepankan

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 263
pengembangan agama dan budaya melalui peningkatan SDM Kota Sawahlunto yang
berkualitas (pendidikan dan kesehatan). Pemberdayaan masyarakat diketengahkan
sebagai bagian capaian visi yang pro-rakyat melalui penegasan kewenangan Desa,
Kelurahan nagari dan lembaga kemasyarakatan.

Kajian Kebijakan dan Agenda Pembangunan Sektoral, Regional, Nasional dan Global
Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangannya harus dikaitkan
dengan kebutuhan riil masyarakat, dimana pemerintah harus mampu untuk melahirkan
pelayanan-pelayanan publik yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar dan
kebutuhan dengan pengembangan sektor unggulan. Untuk mendorong hal tersebut,
maka pemerintah telah menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan minimal yang
merupakan standar minimum pelayanan publik yang wajib disediakan oleh pemerintah
daerah kepada masyarakat. Harapannya masyarakat dapat memperoleh layanan
minimum yang dapat diakses oleh masyarakat secara merata dan sesuai dengan ukuran
yang ditetapkan oleh pemerintah di dalam setiap SPM. Penentuan layanan minimum
pembangunan berguna untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam
menentukan jenis layanan publik, dan alokasi biaya layanan untuk menghitung agregat
pembiayaan daerah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 65 Tahun 2005 Pasal 9 dan Pasal 10,
menyatakan bahwa pemerintah daerah menggunakan SPM yang telah ditetapkan
sebagai salah satu acuan untuk menyusun perencanaan dan penganggaran, yang
dalam pencapaiannya dilakukan berdasarkan analisis kemampuan dan potensi daerah
dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2004 Pasal 4 Ayat 2 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 tahun 2007 pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa SPM dijadikan sebagai
bahan masukan dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Renstra OPD. Dimana program,
kegiatan, alokasi dana indikatif pada urusan pemerintahan wajib mengacu pada SPM
sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat atau urusan pilihan yang
menjadi tanggung jawab OPD (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017
pasal 175). SPM disusun dan diterapkan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib
Pemerintahan Daerah, terkait dengan pelayanan dasar sesuai dengan peraturan

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 264
perundang-undangan. Urusan wajib yang harus memenuhi SPM yang telah ditetapkan
antara lain bidang:
1. Pendidikan
Jenis pelayanan dasar terkait dengan bidang pendidikan adalah pendidikan dasar
dan pendidikan kesetaraan, dimana standar jumlah dan kualitas barang/ jasa,
pendidik/ tenaga pendidikan dan petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan
standar dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis bidang pendidikan.
2. Kesehatan
Mutu dan pelayanan dasar yang diberikan terkait dengan SPM bidang kesehatan
adalah standar pada kualitas barang dan jasa yang diterima oleh masyarakat,
personil atau SDM personel kesehatan, dan petunjuk teknis pemenuhan standar
untuk pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan ibu bersalin, kesehatan bayi baru
lahir dan balita, kesehatan pada usia pendidikan dasar, usia produktif, dan usia
lanjut, dan pelayanan kesehatan untuk penderita penyakit tertentu (hipertensi,
Diabetes Melitus, Gangguan Jiwa Berat, tuberkolosis, dan yang beresiko terinveksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia)
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Mutu dan pelayanan dasar yang diberikan terkait dengan SPM bidang pekerjaan
umum terkait pada pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari dan
penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik yang mampu dan dapat
diakses oleh masyarakat, dengan standar jumlah dan kualitas barang/ jasa ataupun
sarana dan prasarana yang dibutuhkan yang sesuai dengan petunjuk teknis dan
tata cara pemenuhan standar.
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Mutu pelayanan dasar bidang perumahan rakyat adalah memberikan layanan
penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana maupun
yang terkena relokasi program pemerintah.
5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Jenis pelayanan minimum dasar yang diberikan terkait dengan bidang ketentraman
dan ketertiban umum, informasi rawan bencana, pencegahan dan kesiapsiaagan
terhadap bencana, penyelamatan dan evaluasi korban bencana, dan kebakaran.
Masing-masing layanan tersebut telah ditentukan baik dalam kualitas, jumlah dan
petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar barang/ jasa, maupun SDM
kesejahteraan sosial.

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 265
6. Sosial
Jenis pelayanan minimum kepada penyandang rehabilitasi sosial dasar anak
terlantar dan disabilitastelantar di luar panti, rehabilitasi dasar lanjut usi dasar diluar
panti, rehabilitasi tuna sosial, perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah
tanggap darurat bencana bagi korban bencana kota.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi (RPJMN) Sumatera Barat 2016 – 2021
RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 disusun dengan memperhatikan RPJPD
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 – 2025, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2012 – 2032, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN)Tahun 2015 – 2019, dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Provinsi
Sumatera Barat, serta masukan dari konsultasi publik dan Focus Group Discussion (FGD).
RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 bertujuan untuk memberikan pedoman
dalam penyusunan RPJMD, RKPD serta perencanaan dan penganggaran
Kabupaten/Kota se-SumateraBarat, dan untuk membantu Kabupaten/Kota mewujudkan
pembangunan daerah yang sinergis dan selaras dengan Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan informasi pada kotak 1 Provinsi Sumatera Barat menekankan pembangunan
daerah pada masyarakat yang berperadaban tinggi dan maju yang berbasis pada nilai-
nilai, norma hukum, moral yang ditopang oleh keimanan melalui perbaikan sikap mental
yang sesuai dengan nilai agama, adat dan kearifan lokal budaya Minangkabau, yang
kemudian diikuti dengan tata kelola pemerintahan yang baik, pembangunan SDM,
ekonomi dan infrastruktur yang berwawasan lingkungan. Prioritas pembangunan daerah
provinsi yang diusulkan dikembangkan dari persyaratan minimum standar pembangunan
daerah (SPM). Dan dengan memperhatikan kondisi daerah dan isu global Sustainable,
maka prioritas pembangunan untuk provinsi Sumatera Barat juga difokuskan pada
pengembangan sumber energi terbarukan dan pemanfaatan potensi kemaritiman dan
kelautan, disamping kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana.
Boks 2
Visi, Misi dan Prioritas Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 266
VISI
“TERWUJUDNYA SUMATERA BARAT YANG MADANI DAN SEJAHTERA”

MISI
1. Meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya berdasarkan
falsafah” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”;
2. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik, bersih danprofessional;
3. Meningkatkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, berkarakter, dan
berkualitastinggi;
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan berdaya
saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
pembangunandaerah;
5. Meningkatkan infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan serta
berwawasanlingkungan.

Prioritas Pembangunan Daerah


1. Pembangunan Mental Pengamalan Agama dan ABS-SBK Dalam Kehidupan Masyarakat;
2. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan;
3. Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan;
4. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat;
5. Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan
Agribisnis;
6. Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Peningkatan Investasi;
7. Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan;
8. Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran serta Penanganan Daerah Tertinggal;
9. Pengembangan Sumber Energi Baru dan Terbarukan serta Pembangunan Infrastruktur;
Rencana Pembangunan
10. Pelestarian LingkunganJangka Menengah
Hidup dan Nasional
Penanggulangan (RPJMN) 2015 – 2019
Bencana.
Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015 – 2019 sebagai pedoman pembangunan negara dalam kurun waktu
tersebut. RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program presiden yang
penyusunannya mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005 – 2025.

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 267
Boks 3
Visi Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2015 – 2019

VISI
“Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”

MISI
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara
hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional
7. Mewujudkan masyarakat berkepribadian dalam kebudayaan.

Agenda Pembangunan Nasional


1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
kepada seluruh warga negara;
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Berdasarkan informasi pada kotak 3 Pemerintah pusat Republik Indonesia pada


pembentukan karakter penduduk yang berkepribadian gotong royong, kepribadian ini
merupakan karakter masyarakat Indonesia yang sejatinya muncul dari keberagaman
budaya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya merupakan salah satu poin yang akan
dikembangkan dan dilestarikan pada pemerintahan nasional 2015 – 2019, yang terlihat
dengan salah satu agenda pembangunan untuk memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia. Disamping dengan memproyeksikan Indonesia
berkarakter, pemerintah juga mengagendakan berdaulatdan kemandirian, yang salah

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 268
satunya didapatkan melalui 3 (tiga) misi utama di bidang kemaritiman yang merupakan
sumber daya yang potensial untuk ditumbuhkembangkan di Indonesia.

Sustainable Development Goals (SDGs)


SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs, dengan masa
berlakunya 2015 – 2030, yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan
169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat
menjawab ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara
maju (konsumsi dan produksi yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara
berkembang (kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan,
perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air minum). Keberhasilan SDGs tidak dapat
dilepaskan dari peranan penting pemerintah daerah, sebagai ujung tombak penyedia
layanan publik dan berbagai kebijakan serta program pemerintah.

Boks 4
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

SDGs disusun melalui proses yang partisipatif, melalui survei warga pada laman online;
Myworld Survey (http://data.myworld2015.org/). Berdasarkan 17 tujuan pembangunan
berkelanjutan yang diusulkan, untuk Indonesia berdasarkan 38.422 survey menunjukkan
empat tujuan yang menjadi prioritas, yaitu: pendidikan yang bermutu, kesehatan yang
baik, tata pemerintahan yang jujur dan tanggap, serta kesempatan kerja yang lebih baik.

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 269
Poin-poin Keselarasan Kajian Kebijakan dan Agenda Pembangunan Sektoral Regional,
Nasional dan Global
Keselarasan antara SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 dengan
Standar Pelayanan Minimal, Prioritas pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat, dan
“Nawacita” diharapkan dapat mengakselarasi pencapaian pembangunan startegisKota
Sawahlunto 2018 –2023 sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun prioritas
daerah.
Tabel 4.1
Keselarasan antara RPJMD Provinsi Sumbar dengan SDGs, Nawacita dan SPM
RPJMD Provinsi Sumatera
SDGs Nawacita
Barat
①Pembangunan Mental ③Kesehatan dan ⑧ Melakukan revolusi karakter
Pengamalan Agama dan Kesejahteraan bangsa
ABS-SBK Dalam Kehidupan ④ Kualitas Pendidikan
Masyarakat yang baik
⑪ Pembangunan
Berkelanjutan
②Pelaksanaan Reformasi ①≫⑰ ②Membuat Pemerintah selalu hadir
Birokrasi Dalam dengan membangun tata kelola
Pemerintahan pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
④Memperkuat kehadiran negara
dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan
terpercaya
③Peningkatan Pemerataan ③Kesehatan dan ⑤Meningkatkan kualitas hidup
dan Kualitas Pendidikan Kesejahteraan manusia dan masyarakat Indonesia
④Peningkatan Derajat ③Kesehatan dan ⑤Meningkatkan kualitas hidup
Kesehatan Masyarakat Kesejahteraan manusia dan masyarakat Indonesia
⑤Peningkatan Produksi ② Mengakhiri ⑤Meningkatkan kualitas hidup
Untuk Mendukung Kelaparan manusia dan masyarakat Indonesia
Kedaulatan Pangan ③Kesehatan dan

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 270
Nasional dan Kesejahteraan
Pengembangan Agribisnis
⑥Pengembangan ①≫⑩ ⑥Meningkatkan produktivitas rakyat
Pariwisata, Industri, dan daya saing di pasar
Perdagangan, Koperasi, Internasional sehingga bangsa
UMKM, dan Peningkatan Indonesia bisa maju dan bangkit
Investasi bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya
⑦Peningkatan ①≫⑤ ⑦ Mewujudkan kemandirian
Pemanfaatan Potensi ⑧ Pertumbuhan ekonomi dengan menggerakkan
Kemaritiman dan Kelautan Ekonomi sektor-sektor strategis ekonomi
⑨ Inovasi dan domestik
Infrastruktur
⑫ Konsumsi dan
Produksi Berkelanjutan
⑧Penurunan Tingkat ①≫⑪ ③Membangun Indonesia dari
Kemiskinan dan pinggiran dengan memperkuat
Pengangguran serta daerah-daerah dan desa dalam
Penanganan Daerah kerangka negara kesatuan
Tertinggal
⑨Pengembangan Sumber ③Kesehatan dan ⑤Meningkatkan kualitas hidup
Energi Baru dan Terbarukan Kesejahteraan manusia dan masyarakat Indonesia
serta Pembangunan
Infrastruktur
⑩Pelestarian Lingkungan ③Kesehatan dan ⑤Meningkatkan kualitas hidup
Hidup dan Kesejahteraan manusia dan masyarakat Indonesia
Penanggulangan Bencana
③Kesehatan dan ①Menghadirkan kembali negara
Kesejahteraan untuk melindungi segenap bangsa
⑩ Mengurangi dan memberikan rasa aman kepada
Ketimpangan seluruh warga negara
⑯ Perdamaian dan
Keadilan

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 271
⑰ Revitalisasi dan
Kemitraan Global
⑤ Kesetaraan Gender ⑨ Memperteguh kebhinekaan dan
⑩ Mengurangi memperkuat restorasi sosial
Ketimpangan Indonesia
⑯ Perdamaian dan
Keadilan
⑰ Revitalisasi dan
Kemitraan Global

4.3. ISSUE STRATEGIS DAERAH


1. Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas dan Merata serta Optimalisasi Pelaksanaan
Pendidikan Berkarakter.
Pelaksanaan pendidikan berkarakter tetap menjadi isue yang harus diperhatikan
dalam pembangunan sektor pendidikan tahun kedepan. Hal ini sejalan dengan isu
pembangunan pendidikan ditingkat provinsi dan Nasional. Konsep pendidikan
berkarakter yang sudah ditetapkan oleh pemerintah harus betul-betul diaplikasikan
oleh sekolah dan guru. Perbaikan sikap mental anak, pengamalan ajaran agama,
sikap kekeluargaan dan gotong royong serta karakter budaya dan adat istiadat yang
mulai ditinggalkan generasi muda menjadi fokus perbaikan dalam mengembangkan
pendidikan karakter ini. Perlunya pengawasan dan evaluasi secara rutin dari dinas
pendidikan selaku leading Sektor pelaksanaan pendidikan di Kota Sawahlunto.
Pendidikan berkarakter ini menjadi sangat penting sekarang ini sebagai proteksi
akhlak anak dalam terhadap dampak negatif perkembangan informasi dan teknologi
yang mudah untuk diakses generasi muda dan penduduk usia sekolah.
Kecenderungan orangtua siswa menyekolahkan anaknya di Sekolah-sekolah tertentu
menyebabkan pemerataan pendidikan menjadi isu yang penting untuk
dikedepankan. Hal ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2018 tentang
Zonasi sekolah. Akan tetapi beberapa sekolah yang sudah terlanjut dicap sebagai
sekolah favorit, tetap menerima calon siswa baru jika nilai mereka diatas rata-rata. Hal
ini dapat menghambat pemerataan pendidikan di Kota Sawahlunto.

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 272
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang berkualitas serta keluarga sehat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan melalui pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan karena dari tubuh yang sehat, memungkinkan manusia untuk
meningkatkan kapasitasnya sebagai modal dasar pembangunan. Kondisi sehat
dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dengan menciptakan lingkungan sehat dan meningkatkan ketahanan
keluarga.
Pada pemenuhan layanan dasar urusan kesehatan, kota Sawahlunto memiliki 1 unit
Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas yang tersebar di masing-masing
kecamatan. Kapasitas tampung rumah sakit diidentifikasi belum seimbang dengan
jumlah penduduk yang harus dilayani yang mencakup penduduk Kota Sawahlunto
sendiri dan sebagian penduduk dari kabupaten Sijunjung dan Kab. Tanah Datar.
Kapasitas tampung juga terkait dengan jumlah dan kualitas tenaga medis yang masih
perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu juga teridentifikasi masalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam
menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Hal ini merupakan catatan tersendiri
bagi peningkatan layanan kesehatan terhadap masyarakat. Peran tenaga medis
diharapkan makin meningkat dalam hal pencegahan timbulnya penyakit melalui
upaya edukatif terhadap masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Seiring dengan program nasional, perilaku hidup bersih dan sehat ini akan dilanjutkan
dengan program keluarga sehat dengan ukuran keberhasilan indeks keluarga sehat
Kondisi-kondisi tersebut tentu menjadi penghambat terhadap pengembangan
sumberdaya manusia di Kota Sawahlunto. Dengan demikian, peningkatan kualitas
layanan dan pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan sebagai kebutuhan dasar
masyarakat perlu untuk dikedepankan mengingat sumberdaya manusia yang baik
merupakan modal utama pembangunan.

3. Peningkatan peran lembaga agama dan adat dalam tata kehidupan


bermasyarakat
Perbaikan karakter dan mental masyarakat tidak akan bisa dilakukan oleh
pemerintah tanpa melibatkan peran serta lembaga agama dan adat itu sendiri.
Sesuai dengan falsafah Adat Minangkabau “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabbullah”, terlihat karakter masyarakat minangkabau pada umumnya, dan

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 273
Sawahlunto khususnya, terbentuk dari kebiasaan adat istiadatnya yang didasari oleh
agama islam. Hal ini juga dijadikan salah satu misi dalam pembangunan Provisni
Sumatera Barat tahun 2016-2021. Hal ini pulalah yang harus dijadikan kekuatan dalam
pembangunan karakter masyarakat di Kota Sawahlunto lima tahun kedepan.
Seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga dibutuhkan peran
lembaga keagamaan dan adat dalam memfilter dan mengantisipasi dampak
negatifnya. Jika hal ini tidak diperhatikan, nilai-nilai keagamaan dan budaya akan
hilang dengan sendirinya. Semangat kekeluargaan, gotong royong, hormat-
menghormati dan saling menghargai harus selalu menjadi dasar dalam kehidupan
bermasyarakat. Konsep kembali ke Surau yang juga merupakan aplikasi dari adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah, perlu diterapkan lagi dalam kehidupan
sehari-hari.
Selain itu, peran ninik mamak dan alim ulama yang telah mengakar dalam karakter
masyarakat Kota Sawahlunto sebagai panutan ditengah masyarakat harus
mendapatkan porsi yang lebih dalam pembangunan Kota ke depan. Falsafah
“Kanakan Sapanuruikan Parintah Mamak” menjadi kekuatan yang perlu dioptimalkan
oleh pemerintah.

4. Peningkatan Daya Saing Produk Unggulan Daerah


Untuk mendukung visi Kota menjadi Kota Wisata tambang yang berbudaya, harus
disiapkan produk unggulan daerah yang mempunyai daya saing sebagai suatu
kemasan dengan pariwisata. Peningkatan sektor pariwisata tdak akan dapat
dinikmati langsng ole masyarakat, jika tidak diimbangi dengan kejelian
mengoptimalkan multiplier efek dari kunjungan wisatawan tersebut. Masyarakat kota
sawahlunto harus mampu menyediakan produk-produk unggulan dari yang akan
dijual kepada wisatawan. Inilah yang akan menjadi titik temu permasalahan
peningkatan perekonomian masyarakat akibat aktivitas pariwisata. Peningkatan daya
saing ini dimulai dari bahan baku yang bekualitas, proses pengolahan yang baik,
pengemasan yang menarik dan sesuai standar serta promosi yang tepat sasaran.
Produk unggulan yang baik merupakan hasil olahan yang menjadi ciri khas Kota
Sawahlunto. beberapa produk yang bisa ditingkatkan kualitas dan daya saingnya
seperti Songket Silungkang, Kerajinan Tangan Daeri Batu Bara, Penganan Khas Kota
Sawahlunto (Kerupuk Kubang), Konveksi Baju, Makanan Soto, dan lainnya. Selain itu

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 274
usaha pendukung pariwisata seperti Homestay degan ciri khas suasana rumahan pun
dapat dijadikan Ikon Kota sebagai Kota dengan Karakter Wisata.
Selain itu, inovasi dalam pengembangan wisata di Kota Sawahlunto juga sangat
diperlukan. Adanya gab antara permintaan konsumen pariwisata dengan konsep
pariwisata tambang yang ditawarkan, mengharuskan Pemerintah Kota sawahlunto
untuk dapat mengkolaborasikan atau mengintegrasikan antara Objek Wisata
Modern/rekreasi dengan wisata Tambang atau wisata alam lainnya. Wisata Tambang
yang dapat didefinisikan sebagai wisata minat khusus, membutuhkan inovasi dan
igde kreatif untuk mempromosikannya. Akan tetapi, objek ini akan bertahan lama
karena merupakan cirikhas daerah yang tigdak dimiliki daerah lain. Di sisi lain, objek
wisata modern seperti Wisata Selfie dan Wisata Rekreasi, merupakan objek wisata
yang booming tetapi bersifat sementara dan dapat diduplikasi oleh daerah lain.

5. Profesionalisme Birokrasi Pemerintahan


Penigkatan kualitas dan profesionalisme aparatur perlu menjadi perhatian lebih
dalam pembangunan Kota Sawahlunto kedepan. Perubahan paradigma aparatur
agar lebih mampu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat, harus
didukung oleh kualitas apartur itu sendiri. Selalin itu juga harus didukung oleh sistem
tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan inovatif. Seiring perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi, aparatur pemerintah di Kota Sawahlunto juga harus
mampu memanfaatkannya dalam efisiensi pengelolaan dan birokrasi pemerintahan

6. Kesetaraan Pembangunan Bagi Lansia, Penyandang Disabilitas, gangguan Jiwa dan


Kelompok Marginal, Pengarusutamaan Gender (PUG), serta Perlindungan Perempuan
dan Anak.
Selama ini, kampanye untuk keadilan bagi Lansia terlantar, Penyandang Disabilitas,
Gangguan Jiwa dan Kelompok marginal lainnya selalu digelorakan. Akan tetapi,
khusus untuk Kota Sawahlunto, kampanye bagi kelompok-kelompok ini seakan hany
jadi alat politik semata. Kelompok ini seakan memang termarginalkan dalam
pembangunan. Konsep pengarus utamaan Gender ini harus diaktualisasikan secara
nyata dalam pembangunan. Kelompok-kelompok ini harugs menjadi perhatian
seriugs dalam pembangunan Kota Sawhlunto lima tahun kedepan. Karena, selain
menyangkut hati nurani, urusan Sosial ini merupakan urusan wajib yang menjadi
kewenangan Pemeritah Daerah sesuai amanat Undang-undang Nomor 23 tahun

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 275
2014. Salin itu, masih adanya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
menjadi juga harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam pebangunan,
sebagai upaya mewujudkan Kota Sawahlunto sebagai Kota Layak Anak.

7. Kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) pasca tambang oleh PT BA,
PT KAI, perusahaan tambang lainnya dan masyarakat
Status kepemilikan lahan di Kota Sawahlunto merupakan issue yang perlu
dikedepankan dalam pembangunan Kota. Status Kota sebagai daerah bekas
penambangan Batu Bara, bahkan beberapa Perusahaan masih mlakukan
penambangan di Kota Sawahlunto, dapat menjadi kendala yang serius dalam
membangun Kota. Objek Wisata Danau Biru merupakan contoh terdekat terkait
kepemilikan lahan tambang yang dapat digunakan untuk Objek Wisata. Letak Danau
Biru yang berada dalam Wilayah Kuasa Penambangan suatu Perusahaan Swasta,
membatasi ruang gerak pemerintah untuk mengelola dan memanfaatkan objek
wisata tersebut.
Kepemilikan Aset PT.BA dan PT.KAI yang dapat dijadikan sebagai objek wisata
tambang juga harus diselesaikan dengan baik. Konsep wisata tambang
mengharuskan Kota Sawahlunt menjual ikon-ikon bekas penambang sebagai bukti
sejarah keberadaan Tambang Batu bara tertua diindonesia berada di Kota
sawahlunto. status World Heritage dari UNESCO juga akan menuntut Kota Sawahlunto
untuk selalu melestarikan bukti peninggalan-peninggalan bersejarah yang sebagaina
kepemilikannya ada pada PT. BA dan PT. KAI. Masalah kepemilikan ini akan menjadi
dasar proses pelestarian kedepannnya.

8. Tingginya Pencemaran Lingkungan Akibat Aktifitas PLTU Di Kota Sawahlunto serta


pengurangan resiko bencana
Adanya Perusahaan Pembangkit Listrik tenaga uap (PLTU) yang beroperasi di Kota
Sawahlunto, juga memberikan masalah lingkungan yang cukup besar bagi
masyarakat di sekitarnya. Banyaknya debu akibat transportasi batu bara ke PLTU
Sijantang ini menyebabkan terjadinya polusi udara. Ditambah lagi aktivitas
pembakaran batubara yang juga menyebabkan debu sisa pembakaran ini
berterbangan ditengah masyarakat. Keberadaan masyarakat yang terdampak polusi
perusahaan Pembangkit ligstrik ini yang berada dihtengah pemukiman masyarakat

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 276
juga harus dicarikan solusinya, untuk meminimalisasi daapak negatf dari polusi udara
ini.
Dokumen Perencanaan tata kelola Lingkungan hidup masih sangat minim, terlihat
bahwa tidak adanya dokumen RPPLH. Dokumen ini sangat dibutuhkan dalam
pencapaian SPM pada urusan Lingkungan hidup. Selain itu Pengawasan terhadap

lingkungan hidup masih sangat kurang karena belum terdokumentasikan secara baik
tata kelola Lingkungan di OPD terkait. Dari pelayanan persampahan Capaian
pelayanan persamapahan masih belum optimal, karena topografi kota yang curam
sehingga menyulitkan dalam pelayanan persampahan.
Masih adanya kegiatan penambangan di beberapa Daerah, khususnya di
Kecamatan Talawi dan Barangin harus menjadi perhatian bagi pemerintah dalam
pengelolaan lingkungan. Bagi kegiatan Penambangan Batu Bara dengan izin
perusahaan, dampak lingkungannya dapat dimintai pertanggungjawabban
perusahaan mlalui Amdal Perusahaannya. Lahan bekas penambangan harus
dilakukan reklamasi yang.
Akan tetapi, saat ini muncul beberapa kegiatan penambangan emas yang dikelola
oleh rakyat yang juga akan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak kalah
beratnya dengan penambangan batubara. Penangan ini menjadi agak susah
karena mereka melakukan kegiatan penambangan tanpa ada izin dari pihak yang
terkait. Untuk mengantisipasi ini, diperlukan koordinasi secara terus menerus antara
Pemerintah Provinsi, Kota Sawahlunto dan Aparat Penegak Hukum.
Selain itu, kondisi daerah yang berbukit dengan kemeringan lahan diatas 45 derajat,
menyebabkan bencana longsor selalu menjadi perhatian oleh pemerintah untuk
diantisipasi setiap tahun. Daerah pusat kota, khususnya kecamatan Silungkang dan
Lembah segar harus mempunyai kesiapsiagaan lebih dalam menghagdapi bencana
ini. Selain itu, daerah Barangin dan Talawi juga tidak lepas dari bahaya lonsor dan
tanah bergerak ini.

RPJMD Kota Sawahlunto Tahun 2018 – 2023


IV- 277

You might also like