You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

1. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Smeltzer
& Bare, 2014)

Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar


hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
(Brunner & Suddarth. 2012)

B. Klasifikasi
Klasifikasi anemia menurut (Smeltzer & Bare, 2014)
1) Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah

2) Anemia pada penyakit ginjal


Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin
3) Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan
warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
4) Anemia defisiensi besi
Penyebab:
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
varises oesophagus, hemoroid, dll.)
5) Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik,
infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu
alkohol.

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI

Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL

Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL

Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal

Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL

Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL

Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL


C. Penyebab Anemia menurut (Smeltzer & Bare, 2014)

1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin


B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi
rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat
besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. 4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-
menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu
dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat
menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi).
Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat
besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit
lainnya dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses
pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang
parah.
D. Patofisiologi menurut (Brunner & Suddarth. 2012)
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang
belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi). Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama
dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam
hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada


kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh


penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit
dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. Pathway menurut (Brunner & Suddarth. 2012)

Asupan besi berkurang Gangguan Absorbsi Def. G-G-PD

Berkurangnya jumlah Berkurangnya volume Berkurangnya jumlah


Hemoglobin sel eritosit

Def. eritroblast

Anemia Ikterus

Gangguan perfusi
Gangguan sirkulasi cemas jaringan
darah

Kurang pengetahuan

O2 dalam otak Hipoksia Kelelahan Anoreksia


berkurang dari
kebutuhan
Intoleran Gangguan Gangguan
aktivitas istirahat tidur nutrisi
Nyeri
F. Manifestasi Klinis menurut (Brunner & Suddarth. 2012)
1) Lemah, letih, lesu dan lelah
2) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3) Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah
dan Hb, vasokontriksi
4) Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
5) Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6) Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7) Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare)

G. Pemeriksaan penunjang Menurut (Smeltzer & Bare, 2014)

1) Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin
B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan
waktu tromboplastin parsial.
2) Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding
capacity serum
3) Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

H. Komplikasi menurut (Smeltzer & Bare, 2014)


1) gagal jantung,
2) kejang
3) Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4) Daya konsentrasi menurun
5) Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
I. Penatalaksanaan keperawata menurut (Brunner & Suddarth. 2012)
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1) Transfusi darah
2) Banyak minum air putih
3) Mengkonsumsi buah yang mengandung asam folat
4) Mengkonsumsi sayuran
5) Makan tinggi protein

2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian menurut (Marlyn E. Doenges, 2016)
Data dasar pengkajian pasien tergantung tipe,lokasi dan
keparahan cedera dan mungkin di persulit oleh cedera tambahan pada
organ vital
1) Aktifitas dan istirahat
Gejala : merasa lemah,lelah,kaku hilang keseimbangan
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, Hemiparese, ataksia cara
berjalan tidak tegap, masalah dlm keseimbangan, cedera/trauma
ortopedi, kehilangan tonus otot
2) Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal, Perubahan frekuensi
jantung (bradikardia, takikardia yg diselingi bradikardia disritmiac.
3) Integritas ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung,
depresid..
4) Eliminasi
Gejala; Inkontensia kandung kemih/usus mengalami gangguan
fungsie.
5) Makanan/cairan
Gejala : mual, muntah dan mengalami perubahan selera.
Tanda : muntah
6) sensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar
kejadian, vertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran,
Perubahan dalam penglihatan seperti ketajamannya, diplopia,
kehilangan sebagain lapang pandang, gangguan pengecapan dan
penciuman
Tanda: Perubahan kesadran bisa sampai koma, Perubahan
status mental, Perubahan pupil, Kehilangan penginderaan, Wajah
tdk simetris, Genggaman lemah tidak seimbang, Kehilangfan sensasi
sebagian tubuhg.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yg berbeda
biasanya lama
Tanda : Wajah menyeringai,respon menarik pada ransangan nyeri yg
hebat, merintih.
8) Pernafasan
Tanda: Perubahan pola nafas, nafas berbunyi, stridor, tersedak,
ronkhi, mengii.
9) Keamanan
Gejala : Trauma baru/trauma karena kecelakaan
Tanda : Fraktur/dislokasi,gangguan penglihatan

B. DiagnosaKeperawatan
1) Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan
darah
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang kurang, anoreksia
3) Keletihan b.d anemia
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIANGOSA
KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI
DAN HASIL
KOLABORASI
1 Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
tidak efektif b/d keperawatan selama 3x 7 jam Management
penurunan perfusi jaringan klien adekuat (Manajemen sensasi
konsentrasi Hb dan dengan kriteria : perifer)
darah
- Membran mukosa merah § Monitor adanya daerah
tertentu yang hanya peka
- Konjungtiva tidak anemis terhadap
- Akral hangat panas/dingin/tajam/tumpul

- Tanda-tanda vital dalam § Monitor adanya paretese


rentang normal § Instruksikan keluarga
untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
§ posisi tidur semi fowler
§ Kolaborasi pemberian
analgetik
§ Monitor adanya
tromboplebitis
§ Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x 7 jam
kebutuhan tubuh b/d status nutrisi klien adekuat Nutrition Management
intake yang kurang, dengan kriteria Kaji adanya alergi
anoreksia makanan
Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan Kolaborasi dengan ahli
Beratbadan ideal sesuai gizi untuk menentukan
dengan tinggi badan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Tidak ada tanda tanda Anjurkan pasien untuk
malnutrisi meningkatkan protein
dan vitamin C
Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari Anjurkan makan dikit
menelan tapi sering
Tidak terjadi penurunan berat Ajarkan pasien
badan yang berarti bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Pemasukan yang adekuat
Berikan informasi
tidak ada mual muntah tentang kebutuhan
Membran konjungtiva dan nutrisi
mukos tidk pucat
Nilai Lab.:
Nutrition Monitoring
Protein total: 6-8 gr% BB pasien dalam batas
Albumin: 3.5-5,3 gr % normal

Globulin 1,8-3,6 gr % Monitor adanya


penurunan berat badan
HB tidak kurang dari 10 gr %
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit dan
mukosa bibir
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht

3 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen


keperawatan selama 3x 7 jam
keletihan klien teratasi Monitor respon klien
dengan kriteria : terhadap aktivitas
takikardi, disritmia,
- Kemampuan aktivitas dispneu, pucat, dan
adekuat jumlah respirasi
- Mempertahankan nutrisi Monitor dan catat
adekuat jumlah tidur klien
- Keseimbangan aktivitas dan Monitor
istirahat ketidaknyamanan atauu
nyeri selama bergerak
- Mempertahankan kemampuan dan aktivitas
untuk konsentrasi Catat aktivitas yang
dapat meningkatkan
kelelahan
Anjurkan klien
melakukan yang
meningkatkan relaksasi
Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2017. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition.New Jersey: Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2016. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 2017. Nursing Interventions Classification (NIC)Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Smeltzer & Bare. 2014. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

Disusun oleh:

Elsa Okka Indah Sari

518029

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

PRODI PROFESI NERS

2018/2019

You might also like