You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh sangat di perlukan untuk
memelihara kesehatan dan fungsi tubuh. Keseimbangan adalah menjaga distribusi
air dan elektrolit yang masuk dan keluar di dalam tubuh, ketidakseimbangan dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan beberapa penyakit.
Oleh karena itu, perawat harus waspada terhadap beberapa macam perbedaan dari
klien, meliputi penilian dan koreksi pada ketidakseimbangan dan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Penyebab dari diare adalah kebanyakan akibat terjadi infeksi saluran
pencernaan yang merupakan penyebab utama diare. Penyebab utama pada anak
adalah kepada bakteri, virus, parasit, protozoa, adapula yang disebabkan karena
faktor malabsorbsi dan faktor makanan.
Karena diare merupakan penyakit umum yang dapat diderita oleh manusia,
terutama oleh anak-anak. Maka penulis menyusun studi kasus ini "Diare" yang
bertujuan supaya dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan penulis.
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair

B. Ruang Lingkup
Pada penulisan studi kasusu ini penulis melakukan Asuhan Keperawatan
kepada Tn. B dengan diagnosa medis "Diare" di Rumah Sakit Tentara Ciremai.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ada dua:
1. Tujuan Umum
Yaitu memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan pada klien diare secara komprehensif. Meliputi: aspek biologi,
psikologi, sosial dan spiritual dengan pendekatan proses perawatan.
2. Tujuan Khusus
 Dapat melakukan pengkajian dan menganalisa data untuk menegakkan diagnosa
keperawatan.
 Dapat menyusun rencana Asuhan Keperawatan
 Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Keperawatan berdasarkan perencanaan
yang telah disusun
 Dapat melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode observasi
langsung ke pasien dengan cara wawancara serta studi pustaka untuk memperkuat
teori yang di dapat.

E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini, yaitu:
BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tujuan Teoritis, meliputi konsep dasar, asuhan keperawatan
BAB III : Studi Kasus, meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi
dan evaluasi.
BAB IV : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi, S.Kp dan Rita Yuliani, S.Kp, 2001). Diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200
ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat),
dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arief Mansjoer, 2001).

2. Etiologi
a) Faktor infeksi
1) Bakteri enteropathogenic eschericia coli, saleuonella, strigela, yersinia,
enterocouhea.
2) Virus; enterovirus – enehoviruses, adenovirus, human retrovirua seperti agent
rotarirus.
3) Jamur, candida enteritis
4) Parasit, giardia clambia, crytosporidium
5) Protozoa
b) Bukan faktor infeksi
1. Alergi makanan; susu, protein
2. Gangguan metabolik atau malabsorpsi
3. Iritasi pada saluran pencernaan
4. Obat-obatan; antibiotik
5. Penyakit usus, confus alceratif
6. Eurosional atau stress
7. Obstruksi usus
c) Penyakit infeksi: otitis media, infeksi saluran nafas atas

Patofisiologi
a. Meningkatnya mobilitas dan cepatnya pengosongan pada infestinal merupakan
akibat dari gangguan absorpsi dan ekresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
b. Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraselular ke
dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan tempat terjadi asidosis
metabolik.
c. Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus
halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatkan sekresi
cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit
d. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan
elektrolit dari bahan-bahan makanan.
e. Meningkatnya mobilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi
intestinal.

Menurunnya pemasukan/hilangnya cairan


akibat muntah, diare, demam

Tiba-tiba, dengan cepat cairan ekstraseluler hilang

Ketidakseimbangan elektrolit

Hilangnya cairan dalam intraseluler

Disfungsi seluler

Syok hiporolemik

Kematian

3. Manifestasi Klinis
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, tangan kulit jelek, ubun-ubun dan mata
cekung, membran mukosa kering
c. Keram abdorminal
d. Demam
e. Mual dan muntah
f. Anoreksia
g. Lemah
h. Pucat
i. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat
j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
k. Kekurangan cairan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, tulang pipi
menonjol, turgor kulit menurun serta suara serak.

4. Klasifikasi
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam
beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
b. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu. Ketentuan ini
berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu 2
minggu.

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Riwayat alergi pada obat-obat atau makanan
b. Kultur tinja
c. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin dan glukosa
d. Pemeriksaan tinja; PH, leukosit, glukosa dan adanya darah

6. Penatalaksanaan
a. Penanganan fokus pada penyebab
b. Pemberian cairan dan elektrolit, onal seperti oralit atau terapi perenteral.
c. Pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.
7. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Hipokelami
c. Hipokalsemi
d. Cardiae dysrhytimias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
e. Hiponatremi
f. Syok hipovolemik
g. Asidosis

B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian riwayat diare
b. Pengkajian status hidrasi: ubun-ubun, furgor kulit, mata, membran mukosa mulut.
c. Kaji tinja: jumlah., warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar.
d. Kaji intake dan output
e. Kaji berat badan
f. Kaji tingkat aktivitas anak
g. Kaji tanda-tanda vital

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer.
b. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar.
c. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi human diare atau
kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan.

3. Analisa Data
Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan
DS: Bakteri masuk ke dalam Gangguan kese-
 Keluarga kelien intestinal imbangan cairan &
mengatakan klien BAB  elektrolit
mencret Iritasi usus
 Keluarga klien 
mengatakan klien BAB Paristaltik usus meningkat
> 3 x hari 
Sari makan sulit diserapi
DO: 
 Konsistensi feces cair Sehingga air & garam
 Turgor kulit jelek mineral terbawa ke dalam
 Mata cekung usus
 Kadar elektrolit 
Cairan & elektrolit terbuang
melalui feces
DS: Masuknya bakteri dalam Gangguan pemenuhan
 Pasien mengatakan intestinal nutrisi
badanya lemas 
DO: Fungsi intestinal terganggu
 Frekuensi BAB > 3 x 
sehari Terjadi p paristaltik usus
 Pasien tampak lemah 
 Pasien muntah, mual Sari makanan banyak
 Bising usus meningkat terbuang karena teransit time
sewaktu diauskultasi absorbsi berkurang
selama 1 menit 
Sari-sari makanan terbuang
melalui feces

Kebutuhan nutrisi terganggu

4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit b.d dehidrasi dan diare
b. Gangguan perubahan nutrisi b.d kurang dari kebutuhan tubuh

5. Rencana Tindakan
No DX. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan  Kesiembangan cairan  Observasi TTV  Untuk menge-tahui
keseimbangan dan elektrolit dapat keadaan umum
cairan dan dipertahankan dalam  Untuk menge-tahui
elektrolit ditandai batas normal  Kaji kebutuhantanda-tanda
dengan:  Mencret dapatcairan dehidrasi
DS: berkurang dalam  Untuk meng-ganti
 Keluarga kelienjangka waktu 1X24  Pemberian oralit 3xcairan
mengatakan klienjam sehari  Agar mencret
BAB mencret  Anjurkan banyakberkurang
 Keluarga klien minum
mengatakan klien
BAB > 3 x hari
DO:
 Konsistensi feces  Konsistensi BAB
cair lunak
 Turgor kulit jelek Turgor kulit baik
 Mata cekung

2. Gangguan  Memperbaiki  Pemberian ASI  Untuk meme-nuhi


pemenuhan nutrisi kebutuhan nutrisi nutrisi
ditandai dengan: dalam keadaan Pemberian  Untuk
susu memberi
DS: normal 500cc/hari tenaga pada klien
 Pasien  Nafsu makan pasien  Untuk mengetahui
mengatakan kembali normal keadaan umum
badanya lemas  Kebutuhan  Observasi TTV
nutrisi
DO: terpenuhi dalam
 Frekuensi BAB > 3waktu 4 hari
x sehari
 Pasien tampak
lemah
 Pasien muntah,
mual

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT: DIARE
DI DESA KARYA MULYA 02/08 – MAJASEM
CIREBON

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 63 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Gol. Darah : -
Alamat : Karya Mulya 02/08 Majasem - Cirebon
Tgl. Pengkajian : 23 Juli 2006
Diagnosa Medis : Diare

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn.A
Jenis kelamian : Laku-laki
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Karya Mulya 02/08 Majasem - Cirebon
Hub. Dgn klien : Suami

B. Keluhan utama
Klien mengatakan klien mencret  5 x/hari

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada tanggal 18 Februari 2008 pasien datang ke Puskesmas Majasem dengan
keluarga klien mengatakan klien panas, lemah, BAB berlebihan  5 x/hari,
kemudian klien di berikan obat oleh pihak Puskesmas, pada tanggal 18 februari 2008
jam 15.00 wib di lakukan pengkajian sampai dengan 23 Februari 2008.
D. Riwayat Kesahatan Masa Lalu
Keluarga klien mengatakan belum pernah mengalami yang dialami sekarang.

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit
yang dialami klien saat ini.

F. Keadaan Umum
1. Tingkat kesadaran : composmentis
Eye (mata) membuka tidak sepontan :5
Verbal :4
Motorik :6
15
2. Tanda – tanda vital :
Suhu : 37,5oC
Nadi : 90
Respirasi : 30Xmnt
TD : 130/90 mmHg
3. Penampilan umum : Klien tampak lemah

G. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
1. Kepala : Bentuk simetris, rambut Beruban.
Mata : Bentuk simetris, cekung, tidak ikterik, funsi penglihatan baik.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada lesi, mukosa merah, fungsi penciuman baik ditandai
dengan dapat membedakan bau terasi dengan balsem.
4. Mulut : Bibir merah, bentuk simetris, mukosa lembab.
elinga : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, fungsi pendengaran baik ditandai klien masih
dapat merespon pertanyaan perawat dengan baik.
eher : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran KGB.
Dada : Tidak sesak, paru sonor, vesikuler, tidak terdengan ronci, bunyi jantung I dan II
normal, tidak terdengar bising
bdomen : Bentuk simetris, tidak ada lessi, hepar tidak teraba.
9. Ektremitas :
 Ekstremitas atas
 Tidak ada keluhan
 Ektremitas bawah
 Tidak ada keluhan
10. Integumen :Warna kulit putih, turgor kulit baik.

H. Aspek Sosial, Psiko dan spiritual


1. Konsep Diri
 Body image
Keluarga klien mengatakan menyukai semua anggota kliennya
 Ideal diri
Keluarga klien mengatakan mempunyai keinginan agar klien cepat sembuh
 Harga diri
Klien
 Peran diri
Selama di rawat di rumah sakit keluarga klien mengatakan kurang nyaman
 Identitas diri
Selama dikaji klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat
2. Perasaan
Klien tampak lemah, cemas dan takut pada saat perawat mengkaji
3. Mekanisme pertahanan diri
Setiap klien merasa sakit klien istirahat
b. Aspek Sosial
1. Hubungan Sosial
Klien mengatakan bahwa orang yang terdekat dengan klien adalah suaminya
2. Intraksi selama pengkajian
Klien sangat kooperatif dengan perawat pada saat pengkajian
c. Aspek Spiritual
1. Nilai keyakinan
Klien memandang penyakit yang diderita klien adalah cobaan dan kurang potensi
dari keluarga klien terutama dalam mengatur pola makan.
2. Kegiatan ibadah
Klien tidak bisa beribadah, selama klien sakit.

No Jenis aktivitas Saat sehat/di rumah Saat sakit/di RS


1. Nutrisi
Frekuensi 10 x 24 jam 5 x 24 jam
Jenis makanan ASI, susu ASI, Susu
Pola makanan
2. Minuman
Jenis minum ASI, susu ASI, susu
Jumlah Susu 3 botol/hari Susu 2 botol/hari
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
Eliminasi Faal
Frekuensi 1 x/hari 4 x/hari
Warna Kuning kuning, cair
Konsistensi Lunak cair
4. Personal hygiene
Mandi 3 x/hari 3 x/hari
Oral hygin 3 x/hari 1 x/hari
Cuc rambut - -
Potong kuku - -
Ganti baju 3 x/hari 4 x/hari
5. Istirahat/tidur
Waktu tidur 17.00 WIB
Bangun malam hari - Sering
Kualitas tidur Normal Tidak normal
Gangguan tidur - ada, keluarnya cairan

I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Tes darah:
HB : 9,5 g/dl
Leukosit : 10,300/dl
Trombosit : 38,6000/l
Limfosit : 32 %
Monosit : 0%
Haemotokrit : 28,3
b. Tes urin
Warna : Kuning
BD : I,036
pH : 6,0
Keton : 1 mg
Albumin : +
Reduksi : -
2. Pemberian Terapi
 Oralit 1\4 bungkus perhari
 Parasetamol 0,5 drof
 Infus Rl 60 tetes per menit

Analisa Data
Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan
DS: Bakteri masuk ke dalam Gangguan kese-
 Keluarga kelien intestinal imbangan cairan &
mengatakan klien BAB  elektrolit
Iritasi usus
mencret  5 x/hari

DO:
Paristaltik usus meningkat
 Konsistensi feces cair 
 Konsistensi Kulit jelek Sari makan sulit diserapi
 Mata cekung 
Sehingga air & garam mineral
terbawa ke dalam usus

Cairan & elektrolit terbuang
melalui feces
DS: Masuknya bakteri dalam Gangguan pemenuhan
 Keluarga mengatakan, intestinal nutrisi
Klien susah makan 
 Keluarga klien Fungsi intestinal terganggu
mengatakan klien 
badanya lemas Terjadi p paristaltik usus
DO: 
 Pasien tampak lemah Sari makanan banyak terbuang
 Pasien muntah karena teransit time absorbsi
 Bising usus > BAB berkurang
menurun 
Sari-sari makanan terbuang
melalui feces

Kebutuhan nutrisi terganggu

Diagnosa Keperawatan
c. Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit b.d dehidrasi dan diare
d. Gangguan perubahan nutrisi b.d kurang dari kebutuhan tubuh

J. Rencana Tindakan
DX.
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan Tupan:  Observasi TTV  Untuk menge-tahui
keseimbangan  Kesiembangan cairan keadaan umum
cairan dan dan elektrolit dapat  Untuk menge-tahui
elektrolit ditandai dipertahankan dalam  Kaji kebutuhantanda-tanda
dengan: batas normal cairan dehidrasi
DS: Tupen:  Untuk meng-ganti
 Keluarga  Mencret
kelien  Pemberian oralit 3xcairan
dapat
mengatakan klienberkurang dalamsehari  Agar mencret
BAB mencret  5jangka waktu 1x 24  Anjurkan banyakberkurang
x/hari jam minum
 Konsistensi BAB
lunak
DO:
 Konsistensi fecesKonsistensi bab lunak
cair Turgor kulit baik
 Konsistensi Kulit
jelek
 Mata cekung
2. Gangguan Tupan:  Pemberian ASI  Untuk meme-nuhi
 Memperbaiki
pemenuhan nutrisi nutrisi
ditandai dengan: kebutuhan  Pemberian susu
nutrisi  Untuk memberi
DS: dalam keadaan tenaga pada klien
 Keluarga normal  Untuk mengetahui
mengatakan, KlienTupen:  Observasi TTV keadaan umum
susah makan  Nafsu makan pasien 
 Keluarga klienkembali normal
mengatakan klien Kebutuhan nutrisi
badanya lemas terpenuhi dalam
DO: waktu 4 hari
 Pasien tampak
lemah
 Pasien muntah

K. Pelaksanaan
CATATAN PERAWATAN
No. TTD & Nama
Hari/Tanggal Jam Tindakan Keperawatan respon
DP perawat
DX Sabtu 08.00 Observasi TTV untuk mengetahui
I 23 Juli 2006 suhu normal klien
R: Suhu normal 36,5oC
T: Memberi therapi, oralit
R: Mencret masih tetap
T: Memberi cairan RL
10.00 Kebutuhan cairan belum
DX terpenuhi
II

DX Senin 08.00 Observasi TTV untuk mengetahui


I 25 Juli 2006 suhu normal
R: Suhu normal 37,1oC
T: Memberi infus RL
R: Kebutuhan nutrisi belum
terpenuhi
DX Selasa 14.00 Mengobservasi TTV untuk
I 26 Juli 2006 mengetahui suhu normal klien
R: Suhu normal 36,8oC
Memberi PASI
R: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
sebagian
No. TTD & Nama
Hari/Tanggal Jam Evaluasi
DP perawat
DX 1 Sabtu 08.00 Keluarga klien mengatakan klien
23 Juli 2006 masih mencret  4 x
O: Konsistensi masih cair
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Berikan oralit 2 x/hari
Mengajurkan banyak minum
Keluarga klien mengatakan klien
DX II Sabtu 10.00 masih mencret 3-4 x/hari
O: Konsistensi BAB masih cair
A: Masalah Belum teratasi
Lanjutkan intervensi
Berikan oralit 2 x/hari
Mengajurkan banyak minum

DX I Senin 08.00 Keluarga klien mengatakan klien


25 Juli 2006 masih lemah
O: Klien tampak lemah
11.00
A: Masalah belum teratasi
Lanjutkan intervensi
Observasi TTV
Anjurkan pemberian ASI
DX I Selasa 14.00 Keluarga klien mengatakan klien
26 Juli 2006 masih mencret 2x/hari
O: Konsistensi BAB berkurang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan oleh
perawat ruangan

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menyusun dan mempelajari serta menelaah materi keseimbangan
cairan dan elektrolit serta pengkajian keseimbangan cairan dan elektrolit secara teori
ataupun pelaksanaan ternyata cairan dan elektrolit tubuh perlu dijaga
keseimbangan. Dari kasusu yang ada ternyata berkurangnya cairan tubuh dapat
memberikan dampak yang negatif misal; kematian,fisiologis tubuh terganggu,
turgor kulit jelek dan mata cekung, dan untuk menanggulangi itu pada dasarnya
kita perlu cepat mengganti cairan tubuh itu dengan oralit dan infusan.
Dalam makalah ini kami memfokuskan pada masalah berkurangnya cairan
tubuh, sedangkan masalah-masalah lain dalam makalah kami ini sifatnya hanya
mendukung terhadap permasalahan yang ada.
Adapun kritik yang membangun kami tambung.

B. Saran
Dengan dibuatnya study kasus ini diharapkan dapat membantu para
mahasiswa-mahasiswa untuk mengetahui dan memahamai proses Asuhan
Keperawatan Diare serta dapat bermanfaat dalam

DAFTAR PUSTAKA

Markum, A.H 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Jilid I. FKMI: Jakarta
Mansjoer Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Media Ausculapius:Jakarta
Suriadi, S.Kp, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. CV. Sagung
Seto: Jakarta
Nursalim. 2001. Proses Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Salemba
Medika: Jakarta

Contoh Asuhan Keperawatan (Askep) Diare


A. Latar Belakang askep diare

Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu
kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare
sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit
lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena
dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare
terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila
terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi
perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi
serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko
terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa
aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua
(lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu
penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada
pasien diare.

2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat
diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini ditulis dengan metode deskriptif dengan
teknik pengumpulan data, wawancara dan pemeriksaan fisik.

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
1. Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam
beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
2. Etiologi
a. Infeksi (virus, bakteri dan parasit)
b. Non Infeksi
 Alergi makanan : susu, protein
 Gangguan metabolic atau mal-absorbsi
 Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
 Penyakit gangguan endokrin
 Emosional atau stress
 Menurunnya daya tahan tubuh
 Kekurangan gizi
 Obat-obatan : antibiotika

3. Patofisisologi
 Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari
gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
 Cairan sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekrtraseluler ke dalam tinja,
sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.
 Transportasi aktif akibat rangsangan taksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area
permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan
elektrolit.
 Peradangan akan terjadi penurunan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit serta bahan-bahan makanan.
Menurunnya pemasukan atau hilangnya cairan akibat :
- Muntah - Demam
-Diare -Hiperventilasi

Cairan ekstraseluler Hilang dengan cepat

Ketidakseimbangan elektrolit

Hilangnya cairan dalam intraseluler

Disfungsi selulere

Syok hipovolemik

Kematian

4. Tanda dan Gejala


 Naunesa
 Muntah
 Nyeri perut
 Demam
 Diare
 Haus
 Lidah kering
 Tulang pipi menonjol
 Anoreksia
 Lemah
 Turgor kulit menurun
 Seara menjadi serak
 Frekuensi nafas cepat
 Tekanan darah menurun
 Gelisah
 Pucat
 Ekstrimitas dingin
 Siagnosis
 Anuria

Derajat Dehidrasi
1. Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini
 Latergi atau tidak sabar
 Mata cekung

 Tidak bisa minim atau malas minum

 Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

2. Dehidrasi dingin
 Gelisah, mudah marah

 Mata cekung
 Haus, banyak minum
 Cubitan kerut kembalinya sangat lambat
3. Tanpa Dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/ sedang

5. Pemeriksaan Diagnostic

 pemeriksaan darah tepi lengkap


 pemeriksaan AGD, elektrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis plasma
 pemeriksaan urine lengkap
 pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa dan adanya darah
 pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
 riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan

6. Penatalaksanaan

a. Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan


4 hal penting yang perlu diperhatikan
1) Jenis cairan
 Oral : pedialyte atau oralit
 Parental : NaCl, isotonic, infus
2) Jumlah cairan
Jumalh cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
3) Jalan masuk atau cara pemberiaan
Oral atau parental
4) Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk
menghitung kebutuhan cairan

b. Identifikasi penyebab diare


c. Terapi simtematik
Obat anti diare, obat anti motilitas dan sekresi usus, antiemetik
d. Terapi definitive
Sebagai langkah pencegahan seperti hygiene peroranan, sanitasi lingkungan

B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
: S
: 65 tahun
: Perempuan
: Islam
: Jawa/ Indonesia
: Sawalan
: -
: Tidak bekerja
: Pada saat pengkajian ps mengeluh / mengatakan badannya lemas dan diare
n sekarang: Ps mengatakan diare tanggal 3 Februari 2006 setelah makan seiang. Ps mengatakan makan sesuai
menu seperti biasa. Ps mengatakan belakangan ini di kamarnya banyak terdapat lalat. Ps BAB
lebih dari 5 kali dengan kensistensi encer. Ps tidak menatakan kondisinya kepada keluarganya,
akhirnya sore tanggal 3 Februari 2006 Ps diberikan perawatan khusus
n dahulu : Ps menatakan dulu pernah diare tapi hanya 2 hari setelah minum obat anti diare Ps langsung
sembuh. Ps pernah masuk rumah sakit karena kecelakaan.
n : Didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular.

2. Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
 Sebelum sakit ps mengatakan biasa makan 3x sehari dengan menu pagi bubur, satu gelas kopi dan
kue. Siang dan malam nasi, lauk, sayur dan kadang buah, makan habis satu porsi tiap makan.
Minum 6-7 gelas/ hari
 Saat sakit pasien mengatakan selalu lapar tapi nafsu makan berkurang. Ps hanya makan setengah
porsi dari biasanya, minum 6-7 gelas/ hari.
b. Pola Tidur/ Istirahat
 Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur dari pukul 22.00 sampai 05.00. ps terbiasa tidur siang
selama 2 jam
 Saat sakit ps mengatakan tidur sering terjaga karena merasa kurang nyaman dengan keadaannya.
Ps mengatakan mulai dapat tidur pukul 20.00 sampai04.00 ps sering terbangun dimalam hari.
c. Pola Aktifitas
 Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan aktifitasnya tidak begitu terganggu. Ps masih bisa
memenuhi kebutuhannya secara mandiri seperti mandi, makan, hanya pada saat sakit ps
mengatakan kebanyakan istirahat.
d. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit ps mengatakan biasa BAB satu kali sehari dengan konsistensi feses lembek, warna
kuning. BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning, bau pesing
 Saat sakit pasien mengatakan diare dengan konsistensi encer, bau, warna kakuningan. Lendir tidak
ada, darah tidak ada Ps mengatakan BAB kurang lebih sudah 5 kali sehari. BAK tidak mengalami
perubahan 4-5 kali sehari.

e. Pola Koping
 sebelum sakit ps mengatakan tidak pernah menceritakan masalahnya dengan orang lain, ps
berusaha mengatasi sendiri tanpa bantuan orang lain
 saat sakit ps menatakan selalu menceritakan masalahnya dengan orang lain (keluarga). Dalam
mengatasi masalahnya ps meminta bantuan keluarga
f. Pola kognitif
Ingatan pasien menurun. Bila ditanya sesuatu pasien berusaha keras mengingatnya kembali
g. Konsep diri
Sebelum sakit ps selalu tampak ceria, dapat memenuhi kebutuhannya dengan mandiri seperti
mandi, makan, pasien banyak bicara (cerewet) tapi pada saat sakit pasien lebih banyak diam,
mengurung diri di kamar. Ps mengetakan tidak percaya diri, merasa tidak berguna dengan kondisi
seperti ini.
h. Pola reproduksi
Pasien mengatakan empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki. Ps mengatakan tidak
menstruasi lagi (menopause) ps sudah memiliki 5 orang cucu.
i. Hubungan dengan masyrakat
Hubungan ps dengan masyarakat baik.
j. Pola kepercayaan (spiritual)
Pasien beragama Hindu dan bisa biasa sembahyang setiap hari pada pagi hari. Saat sakit pasien
hanya berdoa di tempat tidur
3. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
 Kesadaran : Compos mentis
 TB/ BB : 160 Cm / 59 Kg

b. Vital Sign
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 72x/mnt
 Pernafasan : 20 x/ mnt
 Suhu : 36.7 0C
4. Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

5. Analisa Data

No Data subyektif Data obyektif Kesimpulan


1. Pasien mengatakan diare lebihb Ps tampak pucat Kekurangan volume cairan
dari 5 kali, konsistensi feses
Mukosa bibir kering
encer
Ps tampak lemas Gangguan kabutuhan
2. Ps mengatakan lemas nafsu Perut tampak cekung nutrisi kurang dari
makan kurang kebutuhan tubuh
Ps tampak gelisah
Muka pucat Gangguan pola tidur
3.Ps mengatakan makan habis
setengah porsi
Ps mengatakan sering terbangun
di malam hari

6. Rumusan Masalah

a) kekurangan volume cairan


b) gangguan kebutuhan nutrisi kurang
c) gangguan pola tidur

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare b/d malabsorbsi kekurangan Volume cairan b/d Diare (BAB encer) d/d ps mengatakan diare
lebih dari 5 kali, konsistensi feses encer. Ps tampak pucat, mukosa bibir kering. Karena volume
cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pola makan terganggu d/d ps
mengatakan makanan habis setengah porsi, nafsu maka berkurang, ps tampak lemas, perut
cekung. Keseimbangan nutrisi : dari kebutuhan b/d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.
3. Gangguan pola tidur b/d nyeri d/d ps mengatakan cemas dengan keadaannya. Ps mengatakan
sering terbangun di malam hari. Ps tampak gelisah dan muka pucat. Gangguna pola tidur b/d
mual.

3. INTERVENSI

Rencana Keperawatan Pada Ps RY


Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 – 5 Februari 2006
No. Tujuan Tindakan Rasional
Hari/Tgl Dx

Sabtu Setelah diberikan askep


Observasi dan catat frekuensi,Dapat diketahui berat ringannya
3/2/06 Dx I selama 2x24 jam diharapkankarakteristik, dan jumlah diare dan status dehidrasi
Pk. 13.00 keseimbangan volume cairan Kaji status hidrasi intake danDapat diketahui keseimbangan
terpenuhi dengan kriteria hasil output cairan
:
 Ps mengatakan diare
Monitor tanda vital dan observasi
Hipotensi, takikardi, demam dapat
berkurang dengan kosistensikeadaan umum menunjukkan respon/efek
feses lembek kehilangan cairan

Dapat menunjukkan kehilangan


Pemberian obat anti diare cairan
 Ps tidak pucat lagi

 Mukosa bibir lembab


Kaji intake dan output
Diketahui intake dan output
makanan makanan
Sabtu Dx II Setelah diberi askep selama
Beri makanan yang mengandungKebutuhan nutrisi sesuai
3/2/06 2x24 jam diharapkannilai gizi tinggi kebutuhan
Pk. 13.00 kebutuhan nutrisi terpenuhi Beri makanan yang disukai,
sesuai kebutuhan tubuhmakan lunak dan rendah seratDengan makan yang disukai ps
dengan kriteria hasil : dapat lebih banyak makan an
 Ps tidak lemas makan rendah serat untuk
 Ps mengatakan nafsu makan menurunkan peristaltic usus
meningkat
 Makan habis satu porsi Kaji kebutuhan ps dapat istirahat
Diketahui waktu istirahat
Ciptakan suasana yang nyamanterpenuhi
saat tidur Dengan suasana nyaman ps dapat
Dx III Setelah diberi askep selama Anjurkan ps untuk cuci tangan tidur nyenyak
Sabtu 2x24 jam diharapkandan kaki dengan air hangat Dapat membuat ps merasa segar
3/2/06 tidur/istirahat teratur (tidak
Anjurkan ps untuk berdoadan nyaman
Pk. 13.00 terganggu) dengan kriteriasebelum tidur. Dengan berdoa dapat merasa lebih
hasil: tenang
 Ps mengatakan tidak cemas
 Ps mengatakan tidur nyenyak
 Ps tampak tenang

4. IMPLEMENTASI

Rencana Keperawatan Pada Ps RY


Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 –5 Februari 2006
HariTgl No. Dx Tindakan Evaluasi Paraf
Jumat
3/2/06 Dx I Mengobservasi dan mengkaji
Ps mengatakan masih diare Mhs
Pk. 14.00 frekuensi BAB, jumlah dandengan konsistensi feses
karakteristik encer, BAB lebih dari 5 kali

Tekanan Darah 125/70mmHg


Pk. 15.00 Dx I Mengukut tanda vital RR : 20 x/mnt Mhs
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.8 0C

Ps
mengatakan makan habis
setengah porsi, nafsu makan
Pk. 15.00 Dx II Mengkaji intake dan outputmenurun, ps tampak pucat, Mhs
makanan mukosa bibir kering.

Ps mengatakan nafsu makan


menurun

Pk. 16.30 Dx II Mengajurkan untuk makan Mhs


makanan yang bergizi tinggi
dan disukai ps. Ps mengatakan tidak dapat tidur
dengan nyenyak, ps merasa
Mengkaji kebutuhan ps dapatcemas dengan keadaannya
Pk. 18.00 Dx III istirahat Mhs
Obat sudah diminum oleh ps.

Tekanan darah 130/80mmHg RR :


Pembrian obat anti diare22 x/mnt
Sabtu diaform Nadi : 72 x/mnt Prwt
4/2/06 Dx I Suhu : 36.7 0C
Pk. 08.30
Mengukur tanda vital Ps mengatakan sudah makan
Pk. 09.00 Dx I bubur dan habis ¾ porsi, ps Prwt
tidak lemas lagi, perut agak
buncit.

Menganjurkan untuk makan


Pasien mengatakan cemas
Pk. 11.00 Dx II makanan yang rendah seratbrkurang, istirahat sudah agak Prwt
dan gizi tenang

Ps mengatakan masih diare


Menciptakan suasana yangdengan konsistensi feses sudah
Pk. 12.30 Dx III nyaman saat ps tiduragak lembek. Prwt
(istirahat)
Ps mengatakan merasa segar dan
nyaman, dapat istirahat
Mengkaji status hidrasidengan tenang
Pk. 16.00 Dx I intake dan output Ps mengatakan cemas bekurang
Prwt
Ps mengatakan tidak khawatir
lagi dengan kondisinya, ps
Mengajurkan ps untuk cucidapat tidur dengan tenang
Pk. 19.00 Dx III tangan dan kaki dengan air Prwt
hangat

Ps mengatakan tidak diare lagi

Mengajurkan ps untuk
Tekanan Darah 130/80mmHg RR :
Pk. 19.30 Dx III berdoa sebelum tidur 20 x/mnt Prwt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.50C

Ps mengatakan nafsu makan


normal, makan habis satu
Minggu Mengkaji status hidrasiporsi. Ps tidak pucat, mukosa
5/2/06 Dx I intake dan output bibir lembab Prwt
pk. 08.00
Mengukur tanda vital Ps mengatakan dapat tidur
Pk. 09.30 Dx I dengan nyenyak, tidak pernah Prwt
terbangun dimalam hari karena
tidak cemas lagi.

Mengkaji intake dan output


Pk. 11.30 Dx II makanan Prwt
Mengkaji kebutuhan ps dapat
Pk. 13.00 Dx III istirahat Prwt

5. EVALUASI

Rencana Keperawatan Pada Ps RY


Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 – 5 Februari 2006
Dx Keperawatan Evaluasi
Hari/Tgl

Minggu DX I S : Ps mengatakan tidak diare lagi


5/2/06 konsistensi lembek
O : Ps tidak pucat, mukos bibir
lembab
A : Masalah teratasi
P:-

Minggu DX II S : Ps mengatakan nafsu makan


5/2/06 meningkat, makan habis satu
porsi
O : Ps tidak lemas lagi, perut buncit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi

Minggu DX III S : Ps mengatakan dapat tidur


5/2/06 dengan nyenyak, tidak pernah
rasa khawatir dengan
keadaannnya
O : Ps tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
4. Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu
kali lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
5. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa jam
sampai 7 atau 14 hari.
6. Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri dan tanpa infeksi (non infeksi)
7. Pada Ps S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ps mengatakan tidak diare
lagi, semua masalah ps dapat teratasi.

KASUS

Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke UGD dengan keluhan diare
selama 2 hari. Klien berumur 50 th dan mengatakan sudah diare selama 2 hari. BAB encer
berlendir dengan frekuensi 4-5 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien
panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan
makanan pedas.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,5 C
Keadaan umum : Lemah
Mukosa bibir kering
PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

No. Register : 2012


Ruang : anggrek 1
Tgl/ jam MRS : 22 juni 2010, jam 11.30 WIB
Tgl pengkajian : 23 juni 2010
Dignosa medis : Gastroenteritis

I. IDENTITAS
a. Biodata Klien
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Gadung 1

b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
hubungan dengan klien : Anak klien
alamat : Gadung 1

II. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama
Klien menyatakan diare 2 hari.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien menyatakan sudah diare ± 2 hari yang lalu sejak tanggal 20 juni 2010. Klien BAB
encer,dengan frekuensi 4-5x setiap harinya ( ± 500cc),warna dan bau khas feses. Klien
menyatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas. Klien juga mengatakan badannya
panas.

c. Riwayat Penyakit dahulu


Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga tidak pernah MRS
sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi, dan penyakit
menurun lainnya.

III. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI

No Pola Aktivitas Di Rumah Di RS


1. Nutrisi
Makan 3x/ hari dengan porsi 3x/ hari dengan porsi sedang (±
sedang (± 8 sendok makan)4 sendok makan) bubur merah
Nasi, lauk, sayur

Air putih ± 7 gelas/ hari (± air putih ± 7 gelas / hari (± 1500


Minum 1500 cc) cc )

1 – 2x / hari, dengan
2. Pola Eliminasi konsisten lunak dan 4 – 5x / hari, dengan konsisten
BAB berwarna kuning cair

6 – 7x / hari ( ± 1400 cc)


berwarna kuning jernih
6 – 7x / hari (± 1400 cc)
BAK Klien biasanya bekerjaberwarna kuning jernih
sebagai ibu rumah tangga
dan waktu senggang
biasanya digunakan klien Klien hanya menghabiskan
untuk berkumpul bersamawaktunya di tempat tidur
3. Aktivitas Fisik keluarganya

Klien tidur ± 10 jam / hari


menggunakan kasur, bantal,
guling, dengan penerangan
terang

- Klien tidur ± 12 jam / hari


2x / hari menggunakan kasur dengan
peneranga terang
3x/ minggu
4. Istirahat Tidur 2x / hari
2x / hari
1 x / hari
(Belum sejak MRS)
1x / hari
5. Personal Hygiene 1x / hari
Mandi 1x / hari

Keramas
Gosok Gigi
Ganti Pakaian

IV. DATA PSIKOSOSIAL

a. Status Emosi
Klien tampak tenang saat dilakukan pengkajian

b. Konsep Diri
- Body image
Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai cobaan dari Tuhan
- Self Ideal
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat
berkumpul dengan keluarganya kembali.
- Self Esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik oleh dokter dan perawat
- Role Performance
Klien di rumahnya berperan sebagai ibu rumah tangga
- Self Identify
Klien adalag seorang ibu dengan tiga orang anak dan seorang istri dari seorang suami

c. Interaksi Sosial
Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian.

d. Spiritual
Klien beragama Islam.

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : - TD : 110/70 mmHg - N : 78x/ menit


- RR : 20x/ menit - Suhu : 37,5 º C

d. Kepala
- Ekspresi Wajah : Tenang
- Rambut : Rambut beruban, persebaran merata, berminyak.
- Wajah : Simetris, tidak ada luka
a : Sklera putih, Konjungtiva merah muda, dapat membuka mata secara spontan
- Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada Secret.
- Mulut : Tidak ada sariawan, simetris, mukosa kering
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
er : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis
e. Thorax
- Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan dan luka
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada
- Perkusi : Suara paru sonor, suara jantung dullnes
- Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan, irama jantung teratur

f. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk perut datar
- Auskultasi : Bising usus 14x / menit
- Perkusi : Suara hipertimpani
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar

g. Ekstermitas
- Atas : Jari lengkap, terpasang infus RA : D5 pada tangan kanan, tonus otot 5 I 5
- Bawah : Jari lengkap, tonus otot 5I5

h. Genetalia : Tidak dikaji

VI. DATA PENUNJANG


- HB : 11,56
- Leukosit : 6100
- Trombosit : 154.000
- PCU : 36
- Widal : TO : -
TH : -
VII. TERAPI
- Infus RA : D5 30 TMP
- Injeksi Cefotaxime 3 x 1
- Sanmol 3 x 1
- Plantasit syrup 3 x 1
- Luminal 2x1 / 2

VIII. DATA SENJANG


DS : - klien mengatakan diare 2 hari
- klien mengatakan BAB klien encer dengan frekuensi 4 – 5 x / hari
- klien mengatakan feses berbau dab berwarna khas feses
- klien mengatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas
- klien mengatakan badannya panas

DO : - Keluhan utama Lemah


- Suhu : 37,5 º C - TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 x / menit - RR : 20 x /menit
- Konsistensi feses cair
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani

ANALISA DATA

Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastroenteritis

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1. - Klien mengatakan diare 2 hari Kehilangan cairan sekunderKetidak seimbangan cairan
- Klien mengatakan saat BABakibat diare. dan elektrolit.
feses klien encer dan berlendir.
- Klien mengatakan BAB 4-5X
dalam sehari.
- Klien mengatakan mengonsumsi
makanan pedas sebelumnya.

- Keluhan utama lemah


- Konsistensi fases cair dan
berlendir
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani
- Tugor kulit menurun
Klien mengatakan badan panas
Do: - Keluhan utama lemah
- S : 37,5 OC
2. - N : 78 X/menit Proses infeksi penyakit Peningkatan suhu tubuh
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 20 X/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastrointeritis

No DIAGNOSA MEDIS

1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder.

Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit.


2.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.S
Dx.Medis : Gastroenteritis

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Pantau tanda dan gejala
1.Penurunan volume cairan
cairan dan elektrolittindakan dehidrasi. dan elektrolit
berhubungan dengankeperawatan dalam menyebabkan dehidrasi
kehilangan cairanwaktu 1X24 jam jaringan.
sekunder. diharapkan : Pantau input dan output.2.Dehidrasi dapat
- TTV dalam batas meningkatkan laju filtasi
normal Bina hubungan salingglomerulus.
- Tidak ada tanda-percaya. 3.Mempermudah melakukan
tanda dehidrasi intervensi selanjutnya.
- Frekuensi BAB Pemberian cairan
4.Pemberian cairan secara
1X / hari parenteral sesuai dengancepat dapat sebagai
umur. penganti cairan yang
hilang.
Kolaborasi dengan
5.Menentukan pemberian
dokter dalam pemberianobat secara tepat.
obat.
Setelah diberikan
tindakan 1.Mempermudah melakukan
Hipertermi keperawatan dalam
1.Bina hubungan salinintervensi selanjutnya.
2. brerhubungan denganwaktu 1X24 jampercaya. 2.Membantu menurunkan
proses infeksidiharapkan : suhu tubuh klien.
penyakit. - Suhu tubuh
2. Berikan kompres pada
3.Membantu mengurangi
normal klien. penguapan pada tubuh.
- Keluhan utama
kembali normal 3.Anjurkan klien untuk
4.Menganti cairan yang
- Demam klienmemakai baju tipis danhilang.
turun dapat menyerap keringat.

4.Anjurkan klien minum 5.Menentukan pemberian


sedikit tapi sering. obat secara tepat.

5.Kolaborasi dengan dokter


dalam pemberian obat.
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Tgl/jam Implementasi Tgl/jam Evaluasi ttd


dx
1. 22/06/10 1. Memantau TTV 23/06/10
S : Klien mengatakan diare
09.00 2. Memantau intake dan output08.00 dan panas
dengan memperhatikan tetesan O : Keluhan utama hilang,
infus dan BAB, BAK klien diare berkurang 3-4x/hari,
3. Membina hubungan saling panas, T = 120/70 mmHg,
percaya dengan klien S = 37 C
4. Memberikan cairan parentera A : Masalah teratasi sebagian
dengan memasang infus pada P : lanjutkan intervensi 1-5
klien.
5. Mengkolaborasikan dengan
dokter.

S : Klien mengatakan diare


1. Membina hubungan sudah jarang dan klien
saling percaya antara sudah tidak panas
perawat dengan klien. O : keluhan utama hilang,
2. 22/06/10 24/06/10 diare cair tapi berampas,
2. Memberikan kompres
11.00 08.00 frekuensi 1-2 x/hari, panas
pada klien.
hilang, T=120/80 mmHg,
3. Membantu menggati S=36,5 C
pakaian klien A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

4. Memberi klien minum

5. Mengkolaborasikan
dengan dokter
DAFTAR PUSTAKA

- Lynda Juall Carpenito R.N., M.S.N., Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1999
- Mi Ja Kim, Gertrude K. McFarland, Audrey M. McLane, Diagnosa Keperawatan, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1994
- Marilynn E/ Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan,Edisi 3, Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
1999
- Potter & Perry, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005

You might also like