Professional Documents
Culture Documents
Abstract
A fossil is the remains or traces of a once-living plant or animal that was preserved in rock or
other material before the beginning of recorded history. The term also is used to describe the
fossil fuels (oil, coal, petroleum, and natural gas) that have been formed from the remains of
ancient plants and animals. It is unusual for complete organisms to be preserved. Fossils
usually represent the hard parts, such as bones or shells of animals and leaves, seeds, or woody
parts of plants. Fossils occur on every continent and on the ocean floor. Fossils are divided into
two types, namely body fossils and trace fossils. Body fossils are the remains of body parts,
such as bones, teeth, shells, or plant parts like seeds or leaves. If an animal dies in a dry,
protected location, like an arid cave, its remains can dry out, or desiccate. These fossils are
sometimes known as mummified fossils, although they haven't gone through the sort of process
used to preserve Egyptian mummies. Instead, it's a little like dehydrating fruit or meat
(removing the water from the body ) that’s makes it inhospitable to bacteria, so the remains last
longer. Desiccation can preserve an organism's skin and soft tissues, which fossilization in
sediment usually can't. Another form of fossilization that can preserve an animal's entire body is
freezing. As with desiccation, freezing temperatures can slow down the rate at which bacteria
can invade and break down a body.. Freezing can preserve specimens well, but often not quite
as well as desiccation.Then when an animal becomes trapped in naturally-occurring tar or
paraffin, its whole body can be preserved.While paraffin and other waxes can preserve an
animal's soft tissue, substances like tar preserve only hard parts.Then when an insect lands in
tree resin, insects, plant debris and pollen can become encased in tree resin. The volatile
components of the resin evaporate over thousands of years. First, it becomes a hard substance
known as copal, and as all of the volatile compounds disappear, it turns into a hard, inert
material called amber. These specimens are very useful, since they preserve the fossil's entire
physical structure. Amber can also contain bubbles of water, air and gas. Fosilisasi is divided
into two type , namely conventional fossilization and unconventional fossilization.
Unconventional fossilization is a un general fossilization in which an organism is preserved to
become a whole, partially or partially fossilized trace. amber, tar, and freeze are examples of
fossilization unconventional
Keywoard: Fossils, Fossilization, Freeze, Dead organism, Amber
Abstrak
Fosil adalah sisa atau jejak dari tumbuhan atau hewan yang pernah hidup yang terawetkan
dalam batu atau bahan lain yang tercatat sebelum awal sejarah. Istilah ini juga digunakan
untuk menggambarkan bahan bakar fosil (minyak, batubara, minyak bumi, dan gas alam) yang
telah terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan purba. Umumnya sebuah organisme tidak
biasa terawetkan secara utuh. . Fosil dibagi menjadi dua jenis, yaitu fosil tubuh dan jejak fosil.
Fosil tubuh adalah sisa-sisa bagian tubuh, seperti tulang, gigi, cangkang, atau bagian tanaman
seperti biji atau daun. Jika seekor hewan mati di lokasi yang kering dan terlindungi, seperti gua
yang gersang, sisa-sisanya bisa mengering, atau mengering. Fosil-fosil ini kadang-kadang
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi
dikenal sebagai mummified fossils, meskipun mereka belum melewati semacam proses yang
digunakan untuk melestarikan mumi Mesir. Sebaliknya, sedikit seperti buah atau daging yang
mengalami dehidrasi (mengeluarkan air dari tubuh) yang membuatnya tidak ramah terhadap
bakteri, sehingga sisa-sisa makanan bertahan lebih lama. Pengeringan dapat mempertahankan
kulit dan jaringan lunak tubuh, yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh fosil dalam sedimen.
Bentuk lain dari fosilisasi yang dapat mengawetkan seluruh tubuh hewan adalah pembekuan.
Serupa dengan pengeringan, suhu beku dapat memperlambat laju bakteri dalam menyerang
dan menghancurkan tubuh . Pembekuan dapat mengawetkan spesimen dengan baik, tetapi
jarang yang sebaik pengeringan. Lalu ketika seekor hewan terperangkap dalam tar atau
parafin yang terjadi secara alami. , seluruh tubuhnya dapat dipertahankan. Sementara parafin
dan lilin lainnya dapat mempertahankan jaringan lunak hewan, zat seperti tar hanya
mempertahankan bagian-bagian keras. Lalu ketika serangga mendarat di pohon, serangga, sisa
tanaman dan serbuk sari dapat terbungkus dalam resin pohon. Komponen yang mudah
menguap dari resin menguap selama ribuan tahun. Pertama, ia menjadi zat keras yang dikenal
sebagai kopal, dan karena semua senyawa yang mudah menguap lenyap, ia berubah menjadi
bahan yang keras dan lembam yang disebut amber. Spesimen ini sangat berguna, karena
mereka melestarikan seluruh struktur fisik fosil. Amber juga bisa mengandung gelembung air,
udara dan gas. Fosilisasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu fosilisasi konvensional dan fosilisasi
unkonvensional. Fosilisasi unkonvensional adalah proses fosilisasi yang terjadi secara tidak
umum pada sisa organismepada hewan maupun tumbuhan yang terakumulasikan dalam
sedimentasi atau endapan –endapanyang mengalami pengawetan secara alamiah.Amber, tar,
dan beku adalah contoh dari fosilisasi yang unkonvensional
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fosil adalah sisa-sisa atau jejak makhluk hidup yang terawetkan secara alamiah
dalam suatu endapan batuan dan berumur lebih tua dari 10.000 tahun atau minimal
awal zaman holosen. Karena itu fosil dapat memberikan kita petunjuk tentang
kejadian di masa lalu. Berkat fosil, kita tahu bahwa berbagai bentuk kehidupan
yang pernah ada pada muka bumi di masa lalu Fosil menceritakan bahwa
kehidupan telah berkembang dari waktu ke waktu, Oleh sebab itu fosil
berkontribusi dalam penyusunan skala waktu geologi. Fosil biasanya ditemukan di
batuan sedimen yang tersusun bersamaan dengan saat pembentukan sedimen
tersebut.. Umumnya sisa organisme yang terendapkan berasal tidak jauh dari
lingkungan hidupnya, sehingga fosil itu dapat digunakan untuk menginterpretasikan
lingkungan pengendapan dan umur lapisan batuan. Pada proses fosilisasi terdapat
beberapa proses yaitu, penggantian, petrifaction, karbonisasi, dan pencetakan.
Fosilisasi terbagi menjadi 2 yaitu fosilisasi konvensional dan fosilisasi
unkonvensional. Fosilisasi unkonvensional adalah proses yang terjadi secara tidak
umum pada sisa organisme pada hewan maupun tumbuhan yang terakumulasikan
dalam sedimentasi atau endapan –endapanyang mengalami pengawetan secara
alamiah. Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum tentang proses
fosilisasi freeze, proses pembentukan amber fossi dan mensimulasikan kegiatan
ekskavansi fosil mold & cast dan trace fosil. Praktikum ini bertujuan untuk
membedakan proses fosilisasi freeze, Pembentukan amber fosil dan
mensimulasikan kegiatan ekskavansi pengendapan sisa-sisa organism dalam strata
sedimentasi.
2. METODE PENELITIAN
2.4.3 Eskavasi
2. Ambil gambar trace fossil, mold, and cast disertai dengan komparator
berupa penggaris
3. Deskripsikan fossil yang dideskripsi dalam bentuk gambar
4. Siapkan 1 set fosil dalam strata – burial
7. Deskripsikan sedimen dan fosil yang ada serta beri keterangan ditemukan
pada lapisan pasir yang man
warna dari pisang lebih pucat dan menjadi bertekstur agak lembek. Kami juga
melakukan hal yang sama pada ikan yang telah kami bekukan, karena ikan yang
kami bekukan mencair maka kami tidak kesulitan dalam mengeluarkan organisme
tersebut, setelah kami amati ikan yang telah di bekukan tersebut sedikit berwarna
pucat dan bertekstur jadi agak lembek tetapi keadaan ikan masi segar seperti saat
akan di bekukan. Aktifitas selanjutnya adalah proses simulasi terjadinya amber
fossil, kami telah mencampurkan resin dengan katalis yang kemudian di aduk
perlahan hingga tidak ada yang menggumpal dan tidak ada gelembung, lalu kami
tuangkan cairan resin pada wadah yang akan menjadai cetakan amber fossil
setengah penuh, lalu kami masukan serangga yang telah disiapkan, lalu tunggu
hingga setengah kering, jika sudah setengah kering masukan kembali adonan resin
da nisi sampai penuh. Aktifitas ketiga yang kami lakukan adalah ekskavasi strata-
burial, pada praktikum sebelumnya kami telah membuat kotak dari impraboard
yang kami gunakan untuk membuat strata-burial berikut organisme matinya, jadi
pada praktikum kali ini kami membongkar kembai kotak milik kelompok lain untuk
kami identifikasi, pertama kami membuka salah satu sisi impraboard untuk melihat
strata dari sedimen yang sudah di buat, lalu di tutup kembali dan mulai gali dengan
sendok dan kuas, pada saat menggali jika menemukan sisa organisme langsung di
foto dengan komperator dan bersihkan dengan kuas jika pada organisme tersebut
masih banyak sedimen yang menempel, lakukan hingga semua sisa organisme di
temukan, setelah itu kita identifikasi apa saja yang telah kami temukan, lalu pada
nampan yang berisi trace, trail, mold & cast kami gali kembali lapisan lapisan nya,
pada lapisan pertama strukturnya sangat lembek dan lapisan berikutnya agak keras
dan mengeras, kami menemukan kulit kayu pada saat penggalian dan moldnya, lalu
di foto dengan komperator dan catat, selain kulit telur kami pun menemukan
organisme yang kami asumsikan sebagai kulit telur dan biji. Kulit kayu yang kami
temukan bertekstur lentur tidak seperti kulit kayu pada umumnya dan juga biji yang
kami temukan hanya tersisa bagian tengahnya saja atau bagian kerasnya saja.
Setelah kami gali semua sampai lapisan terbawah kami mengidentifikasi sisa
organisme apa saja yang kami dapat, dan hasil identifikasi kami hanya mendapatkan
3 sisa organisme yaitu kulit kayu, biji , dan kulit/cangkang telur.
4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Fosilisasi unkonvensional adalah proses penimbunan sisa-sisa makhluk
hidup yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang
mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja
akan tetapi tidak termineralisasi atau terbentuk tidak pada umumnya
2. Fosilisasi unkonvensional berbeda dengan fosilisasi konvensional, kelompok
fosilisasi konvensional biasanya mengalami penambahan, pengurangan, atau
penggantian seluruh zat-zat penyusunnya (permineralisasi), sedangkan
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi
6. REFERENSI
https://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geolo
gy/fossil3.htm
https://sciencing.com/types-fossils-formed-8035701.html
http://www.classzone.com/vpg_ebooks/sci_sc_8/accessibility
/sci_sc_8/page_288.pdf
http://www.oum.ox.ac.uk/thezone/fossils/intro/types.htm
https://www.ck12.org/earth-science/Types-of-
Fossilization/lesson/Fossils-II-Types-of-Fossilization/
http://www.lancaster.ac.uk/staff/shove/choreography/fossilisa
tion.pdf
http://www.efbumi.net/2016/08/mengenal-fosil-apa-itu-fosil-
jenisnya.html
https://rocketmanajemen.com/definisi-fosil/#a
https://id.scribd.com/doc/98989271/PENGERTIAN-FOSIL