You are on page 1of 10

Fadhilah .E.S.

T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

Simulasi Proses Fosilisasi Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil


Ega Sari Tri Fadilah1, Dewi Kartika Saras, Dyafini Meitiawati, Esra Rumelys Sihombing, Faridz
Unggul Pangestu, Malik Majid, Muhammad Afdareva, Luki Ardhianto.
1
Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Sumatera
1
Email: egasiffa@gmail.com

Abstract

A fossil is the remains or traces of a once-living plant or animal that was preserved in rock or
other material before the beginning of recorded history. The term also is used to describe the
fossil fuels (oil, coal, petroleum, and natural gas) that have been formed from the remains of
ancient plants and animals. It is unusual for complete organisms to be preserved. Fossils
usually represent the hard parts, such as bones or shells of animals and leaves, seeds, or woody
parts of plants. Fossils occur on every continent and on the ocean floor. Fossils are divided into
two types, namely body fossils and trace fossils. Body fossils are the remains of body parts,
such as bones, teeth, shells, or plant parts like seeds or leaves. If an animal dies in a dry,
protected location, like an arid cave, its remains can dry out, or desiccate. These fossils are
sometimes known as mummified fossils, although they haven't gone through the sort of process
used to preserve Egyptian mummies. Instead, it's a little like dehydrating fruit or meat
(removing the water from the body ) that’s makes it inhospitable to bacteria, so the remains last
longer. Desiccation can preserve an organism's skin and soft tissues, which fossilization in
sediment usually can't. Another form of fossilization that can preserve an animal's entire body is
freezing. As with desiccation, freezing temperatures can slow down the rate at which bacteria
can invade and break down a body.. Freezing can preserve specimens well, but often not quite
as well as desiccation.Then when an animal becomes trapped in naturally-occurring tar or
paraffin, its whole body can be preserved.While paraffin and other waxes can preserve an
animal's soft tissue, substances like tar preserve only hard parts.Then when an insect lands in
tree resin, insects, plant debris and pollen can become encased in tree resin. The volatile
components of the resin evaporate over thousands of years. First, it becomes a hard substance
known as copal, and as all of the volatile compounds disappear, it turns into a hard, inert
material called amber. These specimens are very useful, since they preserve the fossil's entire
physical structure. Amber can also contain bubbles of water, air and gas. Fosilisasi is divided
into two type , namely conventional fossilization and unconventional fossilization.
Unconventional fossilization is a un general fossilization in which an organism is preserved to
become a whole, partially or partially fossilized trace. amber, tar, and freeze are examples of
fossilization unconventional
Keywoard: Fossils, Fossilization, Freeze, Dead organism, Amber

Abstrak
Fosil adalah sisa atau jejak dari tumbuhan atau hewan yang pernah hidup yang terawetkan
dalam batu atau bahan lain yang tercatat sebelum awal sejarah. Istilah ini juga digunakan
untuk menggambarkan bahan bakar fosil (minyak, batubara, minyak bumi, dan gas alam) yang
telah terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan purba. Umumnya sebuah organisme tidak
biasa terawetkan secara utuh. . Fosil dibagi menjadi dua jenis, yaitu fosil tubuh dan jejak fosil.
Fosil tubuh adalah sisa-sisa bagian tubuh, seperti tulang, gigi, cangkang, atau bagian tanaman
seperti biji atau daun. Jika seekor hewan mati di lokasi yang kering dan terlindungi, seperti gua
yang gersang, sisa-sisanya bisa mengering, atau mengering. Fosil-fosil ini kadang-kadang
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

dikenal sebagai mummified fossils, meskipun mereka belum melewati semacam proses yang
digunakan untuk melestarikan mumi Mesir. Sebaliknya, sedikit seperti buah atau daging yang
mengalami dehidrasi (mengeluarkan air dari tubuh) yang membuatnya tidak ramah terhadap
bakteri, sehingga sisa-sisa makanan bertahan lebih lama. Pengeringan dapat mempertahankan
kulit dan jaringan lunak tubuh, yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh fosil dalam sedimen.
Bentuk lain dari fosilisasi yang dapat mengawetkan seluruh tubuh hewan adalah pembekuan.
Serupa dengan pengeringan, suhu beku dapat memperlambat laju bakteri dalam menyerang
dan menghancurkan tubuh . Pembekuan dapat mengawetkan spesimen dengan baik, tetapi
jarang yang sebaik pengeringan. Lalu ketika seekor hewan terperangkap dalam tar atau
parafin yang terjadi secara alami. , seluruh tubuhnya dapat dipertahankan. Sementara parafin
dan lilin lainnya dapat mempertahankan jaringan lunak hewan, zat seperti tar hanya
mempertahankan bagian-bagian keras. Lalu ketika serangga mendarat di pohon, serangga, sisa
tanaman dan serbuk sari dapat terbungkus dalam resin pohon. Komponen yang mudah
menguap dari resin menguap selama ribuan tahun. Pertama, ia menjadi zat keras yang dikenal
sebagai kopal, dan karena semua senyawa yang mudah menguap lenyap, ia berubah menjadi
bahan yang keras dan lembam yang disebut amber. Spesimen ini sangat berguna, karena
mereka melestarikan seluruh struktur fisik fosil. Amber juga bisa mengandung gelembung air,
udara dan gas. Fosilisasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu fosilisasi konvensional dan fosilisasi
unkonvensional. Fosilisasi unkonvensional adalah proses fosilisasi yang terjadi secara tidak
umum pada sisa organismepada hewan maupun tumbuhan yang terakumulasikan dalam
sedimentasi atau endapan –endapanyang mengalami pengawetan secara alamiah.Amber, tar,
dan beku adalah contoh dari fosilisasi yang unkonvensional

Kata Kunci: Fosil, Fosilisasi, Pembekuan, Organisme mati, Amber


Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Fosil adalah sisa-sisa atau jejak makhluk hidup yang terawetkan secara alamiah
dalam suatu endapan batuan dan berumur lebih tua dari 10.000 tahun atau minimal
awal zaman holosen. Karena itu fosil dapat memberikan kita petunjuk tentang
kejadian di masa lalu. Berkat fosil, kita tahu bahwa berbagai bentuk kehidupan
yang pernah ada pada muka bumi di masa lalu Fosil menceritakan bahwa
kehidupan telah berkembang dari waktu ke waktu, Oleh sebab itu fosil
berkontribusi dalam penyusunan skala waktu geologi. Fosil biasanya ditemukan di
batuan sedimen yang tersusun bersamaan dengan saat pembentukan sedimen
tersebut.. Umumnya sisa organisme yang terendapkan berasal tidak jauh dari
lingkungan hidupnya, sehingga fosil itu dapat digunakan untuk menginterpretasikan
lingkungan pengendapan dan umur lapisan batuan. Pada proses fosilisasi terdapat
beberapa proses yaitu, penggantian, petrifaction, karbonisasi, dan pencetakan.
Fosilisasi terbagi menjadi 2 yaitu fosilisasi konvensional dan fosilisasi
unkonvensional. Fosilisasi unkonvensional adalah proses yang terjadi secara tidak
umum pada sisa organisme pada hewan maupun tumbuhan yang terakumulasikan
dalam sedimentasi atau endapan –endapanyang mengalami pengawetan secara
alamiah. Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum tentang proses
fosilisasi freeze, proses pembentukan amber fossi dan mensimulasikan kegiatan
ekskavansi fosil mold & cast dan trace fosil. Praktikum ini bertujuan untuk
membedakan proses fosilisasi freeze, Pembentukan amber fosil dan
mensimulasikan kegiatan ekskavansi pengendapan sisa-sisa organism dalam strata
sedimentasi.

1.2. Tujuan Penelitian


Praktikum ini bertujuan untuk menstimulasikan macam-macam proses
terjadinya fosilisasi unkonvensional, serta melakukan ekskavansi untuk mengetahui
keberadaan sisa organisme dalam sistem pengendapan sedimentasi yang sederhana.

1.3. Tinjauan Pustaka


Fosil adalah sisa-sisa atau jejak makhluk hidup yang terawetkan secara alamiah
dalam suatu endapan batuan dan berumur lebih tua dari 10.000 tahun atau minimal
awal zaman holosen .Fosil makhluk hidup terbentuk ketika makhluk hidup pada
zaman dahulu (lebih dari 10.000 tahun) terjebak dalam lumpur ataupun pasir yang
kemudian bagian-bagian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur Bagian-bagian ini
kadang-kadang tulang tetapi bisa juga berupa gigi, telur, cangkang atau potongan
kayu. Setelah sebuah objek terkubur, pasir atau lumpur perlahan berubah menjadi
batu. Benda ini lah yang menjadi fosil. Ada beberapa proses fosilisasi yang harus
terjadi sebelum mereka bisa menjadi fosil. Pada proses fosilisasi terdapat beberapa
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

proses yaitu, penggantian, petrifaction, karbonisasi, dan pencetakan. Fosilisasi


terbagi menjadi 2 yaitu fosilisasi konvensional dan fosilisasi unkonvensional.
Fosilisasi unkonvensional adalah proses yang terjadi secara tidak umum pada
sisa organisme pada hewan maupun tumbuhan yang terakumulasikan dalam
sedimentasi atau endapan –endapanyang mengalami pengawetan secara alamiah.
Proses fosilisasi unkonvensional merupakan proses fosilisasi yang tidak mengalami
proses penggantian mineral atau karbonasi. Berbeda dengan fosil konvensional fosil
unkonvensional sangat jarang di temukan karena media untuk media fosilisasinya
yang sangat jarang terjadi. Pada proses fosilisasi unkonvensional fosil mengalami
pembekuan sempurna tanpa kehilangan unsur aslinya.
Freeze fosil dan amber fosil merupakan contoh fosilisasi unkonvnsional. Freeze
fosil merupakan organisme yang mati lalu mengalami pembekuan sebelum
mengalami proses pembusukan.Freeze fosil biasa terjadi karena adanya penurunan
suhu yang ekstrim. Freeze fosil biasa di temukan di daerah kutub atau salju abadi
atau zaman ice (ice age). Contoh: mammoth yang terbekukan dalam endapan es
tersier. Sedangkan amber fosil adalah salah satu fosil yang sangat langka , karena
amber fosil berasal dari organisme yang terperangkap di dalam amber/getah yang
kemudian mengeras sehingga organisme tersebut terawetkan dan menjadi amber
fosil. Beberapa jenis pohon, bila kulit atau batangnya terkupas, pohon tersebut akan
mengeluarkan cairan getah. Mekanisme tersebut yang membuat organisme
terperangkap dalam getah. Contoh: insekta yang terselubungi oleh getah damar.
Ekskavasi strata-burial adalah proses bagaimana cara kita menggali,
mengamati, meneliti suatu pemakaman (burial) fosil yang telah tersingkap dalam
lapisan tersusun pada strata sedimen. Ekskavasi juga bertujuan untuk mengamati
fosil yang di dapat dan agar dapat merekonstruksi lingkungan organisme tersebut
hidup dan agar lebih mudah di teliti untuk menentukan umur dan lingkungan
pengendapan dari sedimen yang terdapat fosil pada saat proses ekskavasi. Proses
ekskavasi harus di lakukan secara perlahan dan teliti agar tidak merusak fosil yang
di temukan, karena keadaan fosil tersebut sangat rapuh dan mudah rusak juga tidak
hati-hati, fungsi kuas pada ekskavasi adalah untuk menyingkirkan butiran butiran
sedimen yang menempel pada fosil yang akan di teliti

2. METODE PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Lab Geo-Sains, Institut Teknologi Sumatera selama 120
menit atau 2 sks yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 September 2018
jam 09.00 – 11.00 WIB.
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

2.2. Capaian Penelitian

1. Mahasiswa dapat membedakan proses fosilisasi freeze serta bentuk


simulasinya.
2. Mahasiswa dapat mensimulasikan pembentukan amber fosil dan
membedakan proses fosilisasi lainnya
3. Mahasiswa dapat mensimulasikan proses ekskavansi berbagai jenis fosil

2.3. Alat dan Bahan


2.3.1 Frozzen Fossil
1. (1 ekor) Ikan mati
2. (1 buah) Pisang kecil
3. (2 buah) Plastik Kiloan
4. (1 buah) Lem Alteco
5. (1 helai) Benang jait
6. (1 L) Air Mineral

2.3.2 Amber Fossil


1. (200 ml) Resin
2. (2 tetes) Katalisator
3. (1 buah) Cetakan Kue
4. (1 buah) Sendok Logam
5. (1 buah) Gelas Pastik
6. (3 ekor) Serangga

2.3.3 Ekskavasi Strata-burial


1. (1 buah) Kuas
2. (1 buah) Penggaris
3. (1buah) Sendok
4. (1 buah) Kotak Strata-burial yang telah di buat
5. (1 buah) Nampan berisi trace,trail, mold & cast

2.4 Prosedur Percobaan


2.4.1 Frozzen Fossil

Langkah pengerjaan untuk sampel Pisang:


1. Dalam plastik kering rekatkan benang di dasar plastik
2. Ikatkan pisang muli dengan benang yang sudah direkatkan pada dasar
plastik (agar pisang muli berada dalam posisi mengapung)
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

3. Isikan plastik tersebut dengan air hingga penuh, ikat


4. Masukan kedalam freezer hingga membeku menjadi es (pisang muli
terbekukan dalam posisi mengapung)

5. Jika sudah beku pecahkan dengan palu untuk melihat hasilnya

6. Langkah pengerjaan untuk sampel ikan sama dengan di atas


Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

2.4.2 Proses Pembentukan Amber


1. Resin 1 dibuat dengan mencampurkan dengan 4 tetes katalis
pada gelas plastik menggunakan sendok, aduk rata secara
perlahan dari awal berwarna pink hingga berwarna coklat.
2. Setelah homogen, adonan dituang pada gelas kering, tunggu
hingga setengah kering
3. Secara perlahan, masukan organisme kedalam gelas yang telah
diisi resin setengah kering
4. Adonan resin 2 dibuat dengan mencampurkan resin dengan 4
tetes katalis pada mangkuk menggunakan sendok plastik, aduk
rata secara perlahan selama 2 menit
5. Kemudian tuang resin 2 kedalam gelas yang telah berisi
organisme.
6. Tuang resin hingga menutupi organisme, diamkan hingga kering.

2.4.3 Eskavasi

1. Siapkan 1 set trace fossil, mold, and cast


Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

2. Ambil gambar trace fossil, mold, and cast disertai dengan komparator
berupa penggaris
3. Deskripsikan fossil yang dideskripsi dalam bentuk gambar
4. Siapkan 1 set fosil dalam strata – burial

5. Gali masing-masing lapisan pasir untuk mendapatkan fosil


6. Ambillah gambar fosil tersebut disertai dengan komparator berupa
penggaris

7. Deskripsikan sedimen dan fosil yang ada serta beri keterangan ditemukan
pada lapisan pasir yang man

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum ini kami melakukan 3 aktivfitas yaitu simulasi terbentuknya amber
fossil dan frozen fossil, dan juga melakukan kegiatan ekskavasi strata-burial.
Aktifitas pertama yang kami lakukan adalah simulasi tentang proses terbentuknya
frozen fossil, kami sudah membawa ikan dan pisang yang telah kami bekukan
sebagai perumpamaan freeze fosil, lalu fosil tersebut kami pecahkan untuk melihat
perubahan apa saja yang telah terjadi, lalu kami mengamati ikan dan pisang tersebut,
pada pisang mengalami perubahan warna dan mengalama perubahan kekerasan,
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

warna dari pisang lebih pucat dan menjadi bertekstur agak lembek. Kami juga
melakukan hal yang sama pada ikan yang telah kami bekukan, karena ikan yang
kami bekukan mencair maka kami tidak kesulitan dalam mengeluarkan organisme
tersebut, setelah kami amati ikan yang telah di bekukan tersebut sedikit berwarna
pucat dan bertekstur jadi agak lembek tetapi keadaan ikan masi segar seperti saat
akan di bekukan. Aktifitas selanjutnya adalah proses simulasi terjadinya amber
fossil, kami telah mencampurkan resin dengan katalis yang kemudian di aduk
perlahan hingga tidak ada yang menggumpal dan tidak ada gelembung, lalu kami
tuangkan cairan resin pada wadah yang akan menjadai cetakan amber fossil
setengah penuh, lalu kami masukan serangga yang telah disiapkan, lalu tunggu
hingga setengah kering, jika sudah setengah kering masukan kembali adonan resin
da nisi sampai penuh. Aktifitas ketiga yang kami lakukan adalah ekskavasi strata-
burial, pada praktikum sebelumnya kami telah membuat kotak dari impraboard
yang kami gunakan untuk membuat strata-burial berikut organisme matinya, jadi
pada praktikum kali ini kami membongkar kembai kotak milik kelompok lain untuk
kami identifikasi, pertama kami membuka salah satu sisi impraboard untuk melihat
strata dari sedimen yang sudah di buat, lalu di tutup kembali dan mulai gali dengan
sendok dan kuas, pada saat menggali jika menemukan sisa organisme langsung di
foto dengan komperator dan bersihkan dengan kuas jika pada organisme tersebut
masih banyak sedimen yang menempel, lakukan hingga semua sisa organisme di
temukan, setelah itu kita identifikasi apa saja yang telah kami temukan, lalu pada
nampan yang berisi trace, trail, mold & cast kami gali kembali lapisan lapisan nya,
pada lapisan pertama strukturnya sangat lembek dan lapisan berikutnya agak keras
dan mengeras, kami menemukan kulit kayu pada saat penggalian dan moldnya, lalu
di foto dengan komperator dan catat, selain kulit telur kami pun menemukan
organisme yang kami asumsikan sebagai kulit telur dan biji. Kulit kayu yang kami
temukan bertekstur lentur tidak seperti kulit kayu pada umumnya dan juga biji yang
kami temukan hanya tersisa bagian tengahnya saja atau bagian kerasnya saja.
Setelah kami gali semua sampai lapisan terbawah kami mengidentifikasi sisa
organisme apa saja yang kami dapat, dan hasil identifikasi kami hanya mendapatkan
3 sisa organisme yaitu kulit kayu, biji , dan kulit/cangkang telur.

4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Fosilisasi unkonvensional adalah proses penimbunan sisa-sisa makhluk
hidup yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang
mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja
akan tetapi tidak termineralisasi atau terbentuk tidak pada umumnya
2. Fosilisasi unkonvensional berbeda dengan fosilisasi konvensional, kelompok
fosilisasi konvensional biasanya mengalami penambahan, pengurangan, atau
penggantian seluruh zat-zat penyusunnya (permineralisasi), sedangkan
Fadhilah .E.S.T Simulasi Proses Fosilisasi

Unkonvensional dan Ekskavansi Fosil

kelompok fosiliasi unkonvensional biasanya rongga-rongga pada fosil tidak


mengalami pengisian oleh mineral.
3. Frozen fossil, fosil yang terbekukan dalam endapan es, organisme yang mati
tertutup dan terlindung lapisan es sehingga organisme tersebut membeku.
Karena dinginnya es, tidak ada bakteri pembusuk yang hidup dalam bangkai
4. Amber, fosil getah pohon. Beberapa jenis pohon, bila kulit atau batangnya
terkupas, pohon tersebut akan mengeluarkan cairan getah yang membuat
organisme terperangkap dalam getahEskavasi adalah penggalian yang
dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Dengan selesainya resume ini, ucapan terimakasih ditunjukan kepada Bapak Danni
Gathot Harbowo, S.Si., M.T. sebagai dosen mata kuliah Paleontologi yang telah
memberikan pengetahuan serta ilmunya kepada saya selaku penulis. saya juga
mengucapkan terima kasih kepada dan asisten praktikum yang telah memberikan
bimbingan serta arahan dalam pelaksanaan praktikum paleontologi. Selain itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman kelompok yang telah membantu
memberikan kemudahan dalam pengumpulan data, serta terima kasih kepada teman-
teman Teknik Geologi Angkatan 2017 yang telah memberi semangat serta bantuan
dalam penyusunan resume ini.

6. REFERENSI
 https://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geolo
gy/fossil3.htm
 https://sciencing.com/types-fossils-formed-8035701.html
 http://www.classzone.com/vpg_ebooks/sci_sc_8/accessibility
/sci_sc_8/page_288.pdf
 http://www.oum.ox.ac.uk/thezone/fossils/intro/types.htm
 https://www.ck12.org/earth-science/Types-of-
Fossilization/lesson/Fossils-II-Types-of-Fossilization/
 http://www.lancaster.ac.uk/staff/shove/choreography/fossilisa
tion.pdf
 http://www.efbumi.net/2016/08/mengenal-fosil-apa-itu-fosil-
jenisnya.html
 https://rocketmanajemen.com/definisi-fosil/#a
 https://id.scribd.com/doc/98989271/PENGERTIAN-FOSIL

You might also like