Professional Documents
Culture Documents
Pada kasus syok, pemberian antibiotika intravena lebih diutamakan sebab lebih cepat
menyebarkan obat ke jaringan yang terkena infeksi. Apabila pemberian intravena tidak
memungkinkan, obat dapat diberikan intramuskular. Pemberian antibiotika per oral diberikan
jika pemberian intra vena dan intramuskular tidak memungkinkan, yaitu jika pasien dalam
keadaan syok, pada infeksi ringan, atau untuk mencegah infeksi yang belum timbul, tetapi
Profilaksis antibiotika adalah pemberian antibiotika untuk pencegahan infeksi pada kasus
tanpa tanda-tanda dan gejala infeksi. Antibiotika diberikan dalam dosis tugngal, paling banyak
ialah 3 kali dosis. Sebaiknya profilaksis antibiotika diberikan setelah tali pusat diklem untuk
menghindari efeknya pada bayi. Profilaksis antibiotika yang diberikan dalam dosis terapeutik
selain menyalahi prinsip juga tidak perlu dan suatu pemborosan bagi si penderita. Risiko
penggunaan antibiotika berlebihan ialah retensi kuma, efek samping, toksisitas, reaksi alergi, dan
ditangani sampai tuntas secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan untuk segera ditindak.
Kalau tidak, kondisi kegawatdaruratan dapat timbul lagi dan bahkan mungkin dalam kondisi
Rujukan
28. PENANGANAN KEGAWATDARURATAN MEDIK
29. Penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal meliputi intervensi yang spesifik
untuk menangani kasus “kegawatan” atau komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas,
serta kegawatan pada bayi baru lahir di bawah 30 hari.