Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Fawzia Haura Fathin 30101206825
Puput Praharani Dewi 30101206705
ii
DAFTAR ISI
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
1.2 Tujuan
1.2.1 Memahami definisi, etiologi, patofisiologi, dan cara penegakan
diagnosis hidronefrosis dan nefrolithiasis
1.2.2 Memahami gambaran radiologi hidronefrosis dan nefrolithiasis
1.3 Manfaat
1.3.1 Dapat menerapkan cara penegakan diagnosis hidronefrosis dan
nefrolithiasis
1.3.2 Dapat mengusulkan jenis pemeriksaan radiologi hidronefrosis dan
nefrolithiasis
1.3.3 Dapat mendeskripsikan gambaran radiologi hidronefrosis dan
nefrolithiasis
5
6
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
iii
8
8
9
2.2. Hidronefrosis
2.2.1. Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi pielum dan kaliks ginjal pada
salah satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi. Obstruksi
pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik,
9
10
10
11
2.2.2. Etiologi
Penyebab yang dapat mengakibatkan hidronefrosis adalah sebagai
berikut:
a. Hidronefrosis unilateral
obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih pada umumnya
disebabkan oleh proses patologik yang letaknya proksimal
terhadap kandung kemih. Keadaan ini berakibat hidronefrosis
dan dapat menyebabkan atrofi serta kehilangan fungsi salah
satu ginjal tanpa menyebabkan gagal ginjal. Penyebab
obstruksi unilateral adalah:
1. Obstruksi taut ureteropelvik, kelainan ini umum
ditemukan. Pada beberapa pasien memang terdapat
11
12
b. Hidronefrosis bilateral
1. Di sebelah distal kandung kemih, penyebab tersering
adalah hiperplasia prostat pada pria usia lanjut. Adanya
12
13
13
14
2.2.4. Patofisiologi
Obstruksi total akut ureter pada binatang percobaan
menyebabkan pelebaran mendadak dan peningkatan tekanan lumen
bagian proksimal tempat obstruksi. Filtrasi glomerulus tetap
berlangsung dengan peningkatan filtrasi pada tubulus dan
penumpukan cairan di ruang interstisium. Peningkatan tekanan
interstisium menyebabkan disfungsi tubulus. Kerusakan nefron
ireversibel terjadi dalam waktu 3 minggu. Pada obstruksi parsial,
kerusakan ireversibel terjadi dalam waktu yang lebih lama dan
bergantung pada derajat obstruksi.
Sebagian besar penyebab obstruksi saluran kemih dapat
menyebabkan obstruksi parsial lambat terhadap aliran urine.
Keadaan ini menyebabkan hidronefrosis dan atrofi korteks ginjal
progresif akibat kerusakan nefron yang berlangsung selama
berbulan-bulan atau tahunan, hanya hidronefrosis bilateral yang
dapat menyebabkan gagal ginjal. Statis urine akibat obstruksi
meningkatakan insidensi pielonefritis akut dan pembentukan batu
saluran kemih yang keduanya dapat memperberat obstruksi.
Obstruksi ureter akut oleh batu atau bekuan darah, akan
menyebabkan kolik ureter akibat peningkatan peristalsis ureter.
Kolik ureter merupakan nyeri intermitten yang sering kali sangat
berat pada sudut ginjal posterior dan menjalar disekitar pinggang
14
15
2.2.5. Komplikasi
a. Batu ginjal
b. Sepsis
c. Hipertensi renovaskuler
15
16
d. Nefropati obstruktif
e. Infeksi
f. Pielonefritis
g. Ileus paralitik
16
17
d. CT Scan
CT Scan memiliki peran penting dalam evaluasi
hidronefrosis dan hidroureter. Proses retroperitoneal
menyebabkan obstruksi ekstrinsik dari ureter dan kandung
kemih dapat dievaluasi dengan sangat baik pada CT Scan.
17
18
18
19
2.2.6.2 IVU
19
20
20
21
- Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar
BUN atau kreatininnya (<2). Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan
dikeluarkan lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan
sangat berbahaya bagi pasien.
Indikasi dilakukannya pemeriksaan IVU yakni untuk melihat anatomi dan fungsi
dari traktus urinarius yang terdiri dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi
-Kelainan congenital
-Radang atau infeksi
-Massa atau tumor
-Trauma
21
22
ivp menit ke 5
Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi
nefrogram dan sistem pyelocalices (PCS). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal
kanan dan kiri yang terisi kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-
sedang saja.
Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-
penyakit yang ada di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis,
massa/tumor renal, dll.
22
23
Menit ke 15
Penilaian ureter:
1) Jumlah ureter.
Terkadang, ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di sebabkan
kontraksi ureter saat pengambilan foto, jadi tidak nampak ketika difoto.
2) Posisi ureter
3) Kaliber ureter.
Maksudnya diameternya, normal < 0.5 cm
4) Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.
Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu.
23
24
POST MIKSI
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
2.3. Nefrolithiasis
a. Pengertian
Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang
membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks
organik.
b. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya
dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa
faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih
pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor
ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di
sekitarnya.
29
30
c. Patofisiologi
30
31
d. Manifestasi Klinis
31
32
e. Diagnosis
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
menegakkan diagnosis, penyakit batu ginjal perlu didukung
dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang
lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran
kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
1. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan
nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik
nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat
bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat
muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama
sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya
sering mempunyai tipe nyeri yang sama.
32
33
2. Pemeriksaan Fisik
Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai
takikardi, berkeringat, dan nausea.
Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita
dengan obstruksi berat atau dengan hidronefrosis.
Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra,
tanda gagal ginjal dan retensi urin.
Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat
ditemukan pada pasien dengan urosepsis.
3. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau
radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis
batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa
yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu
asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos
sudah cukup untuk menduga adanya batu ginjal bila
diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu
terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput
dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu
ditambah foto urography intravena (IVU/UIV). Pada batu
radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan
defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang
menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak
berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal
ini perludilakukan pielografi retrograd.
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak
mungkin menjalani pemeriksaan IVU, yaitu pada keadaan-
keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
33
34
34
BAB III
LAPORAN KASUS
Usia : 34 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Status : Menikah
SukuBangsa : Jawa (WNI)
Ruangan : Seroja
Masuk RSUD : 16 Oktober 2016
sejak 2 hari lalu. Nyeri dirasakan terus menerus dan memberat setelah
buang air kecil. Nyeri membaik setelah meminum obat anti nyeri. Pasien
juga mengeluh merasa tidak tuntas saat buang air kecil sejak 4 bulan yang
lalu. Buang air kecil disertai serpihan batu kristal putih. Pasien juga
iii
36
kali sehari namun sudah behenti sejak 5 tahun yang lalu. Sehari hari pasien
36
37
b. Thorax :
Paru – paru
Perkusi : Sonor
Jantung
c. Abdomen
Perkusi : timpani pada perut bagian atas, redup pada perut bagian
bawah
d. Extremitas : dbn
3.4. Diagnosis
Hidronefrosis dextra et sinistra ec Nefrolithiasis sinistra
37
38
18 Oktober 2016
Protein : (+)
Reduksi : (-)
Sedimen :
38
39
Kristal (-)
Silinder (-)
39
40
40
41
41
42
shadow (+), d =
2,4 cm
SOL - -
Limpa
Splenomegali (-), v. Lionalis Normal, SOL (-)
Rongga Abdomen & Retroperitoneal
Asites (-), Pembesaran kelenjar limfe (-), Aneurisma
aorta (-), SOL (-)
Lain-lain
Vesica Urinaria : dinding tak menebal, batu (-)
Kesimpulan :
Hepatomegali
Hydronefrosis dextra stadium sedang
Hydronefrosis sinistra stadium sedang
Nefrolithiasis sinistra
3.5.3.2. Diagnosis
Diagnosis : Hidronefrosis dextra et sinistra derajat sedang
ec nefrolithiasis sinistra
42
BAB IV
PEMBAHASAN
iii
BAB V
KESIMPULAN
Hidronefrosis adalah dilatasi pielum dan kaliks ginjal pada salah satu
atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi yang di sebabkan karena adanya batu
ureter, sehingga terjadi tekanan balik ke ginjal.
Apapun penyebabnya adanya akumulasi urin di piala ginjal akan
menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi.
Ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang
lain akan membesar secara bertahap (hipertropi kompensatori), akhirnya fungsi
renal terganggu.
Berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan
penunjang radiologi dengan USG Abdomen didapatkan tampak gambaran
hiperekoik disertai acoustic shadow pada ginjal kiri, dan tampak pelebaran
pielokalix pada ginjal kanan dan kiri, sehingga diagnosis hidronefrolitiasis pada
pasien ini dapat ditegakkan.
iii
45
DAFTAR PUSTAKA
45