You are on page 1of 8

Rangkuman Rumus Kimia

Kelas XI SMU

soalmafia.wordpress.com

29 Mei 2017
Rangkuman Rumus Kimia XI 1

Bab 1 Bentuk Molekul


1. Bilangan Kuantum
a. bilangan kuantum utama (n): menyatakan nomor kulit
b. bilangan kuantum azimuth (l): menyatakan sub kulit
ketentuan nilai l : 0 s/d n − 1
subkulit s memiliki nilai l = 0 , sub kulit p memiliki nilai l = 1, sub kulit d memiliki nilai l = 2 dan sub kulit f
memiliki nilai l = 3
c. bilangan kuantum magnetik (m): untuk s: m = 0 saja
menyatakan ruang orbital/kotak p: m = −1, 0, 1
ketentuan nilai m : −l s/d l d: m = −2, −1, 0, 1, 2
f : m = −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3
d. bilangan kuantum spin (s): menyatakan orientasi putaran elektron
panah ke atas: s = + 12 ; panah ke bawah: s = − 21
Aturan pengisian: panah ke atas dahulu sampai setengah penuh, lalu panah ke bawah
Contoh: 17 Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Elektron terakhir di 3p5 , jadi n = 3, l = 1, m = +1 dan s = − 12 ( Gambar kotak untuk 3p5 :)

2.
PE PEI PEB tipe molekul dan besar sudut bentuk molekul geometri molekul kepolaran
2 2 0 AX2 , 180 ◦
linear linear np
3 3 0 AX3 , 120 ◦
segitiga planar segitiga planar np
2 1 AX2 E, < 120◦ bentuk V p
4 4 0 AX4 , 109,5 ◦
tetrahedral tetrahedral np
3 1 AX3 E, ±107◦ segitiga piramida p
2 2 AX2 E2 , ±104 ◦
bentuk V p
5 5 0 AX5 , 90◦ dan 120 ◦
segitiga bipiramida segitiga bipiramida np
4 1 AX4 E, 90◦ dan < 120◦ jungkat jungkit p
3 2 AX3 E2 , 90 ◦
bentuk T p
2 3 AX2 E3 , 180◦ linear np
6 6 0 AX6 , 90 ◦
oktahedral oktahedral np
5 1 AX5 E, piramida segiempat p
4 2 AX4 E2 , 90 ◦
segiempat np
7 7 0 AX7 , segilima bipiramida segilima bipiramida np
6 1 AX6 E, oktahedral tidak beraturan p
PE: jumlah pasangan elektron; PEI: jumlah pasangan elektron terikat; PEB: jumlah pasangan elektron bebas
np: non polar (bentuknya simetris), p: polar (bentuknya tidak simetris)
Cara hafal: tidak ada E pasti non polar. Ada E pasti polar kecuali AX2 E3 dan AX4 E2
e.valensi pusat - e.ikat - muatan
Rumus untuk menentukan E: E =
2
Contoh: Contoh lain:
H2 O, atom pusatnya O, e.val = 6, butuh 2 A4 : 1s2 2s2 : gol IIA, e.val = 2, butuh 2, sebagai pusat
H sebagai ligan, e.val = 1, butuh 1 × 2 B17 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 : gol VIIA, e.val = 7, butuh 1 ×2
Penentuan tipe molekul: AXm En Jadi, jumlah ligan m = 2 (B dikali 2)
6−2 n = 2−2 = 0, jadi AX2
m: jumlah ligan = 2; n = = 2, jadi AX2 E2 2
2
3. Gaya tarik antar molekul untuk senyawa kovalen:
a. Gaya Dipol Sesaat (Gaya Dispersi atau Gaya London): untuk semua molekul, semakin besar Mr-nya semakin kuat
gaya Londonnya, sebab elektron dalam molekul semakin banyak.
b. Gaya Tarik Dipol-Dipol: khusus untuk senyawa polar. Gaya dipol-dipol lebih kuat dibanding gaya London.
Gaya London dan Gaya Tarik Dipol-Dipol secara bersamaan disebut gaya Van der Waals.
c. Ikatan Hidrogen: khusus untuk ikatan antara H dengan F, O, dan N (HFON). Terjadi karena perbedaan keelek-
tronegatifan yang sangat besar antara H dengan F, O, N, sehingga ikatan yang terjadi sangat polar.
Kekuatan ikatan: ikatan hidrogen ¿ gaya Van der Waals ¿ gaya London untuk Mr < 100
Untuk Mr > 100, gaya London mengalahkan gaya yang lain, sebab jumlah elektron yang relatif banyak.

Ikatan Ion pada senyawa ion: ikatannya relatif kuat, sehingga titik leleh dan titik didih yang tinggi (ratusan ◦ C).
Padatannya tidak menghantarkan listrik, namun lelehannya merupakan konduktor, sebab ion-ionnya dapat bergerak.

Jaringan Ikatan Kovalen membentuk struktur kovalen raksasa.


a. Karbon, seperti pada intan dan grafit. Titik didih di angka 3500◦ C dan titik leleh 4500◦ C.
b. Silika (SiO2 ): setiap atom silikon terikat secara kovalen dengan empat atom oksigen, dan setiap atom oksigen terikat
pada dua atom silikon.

c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017


Untuk Kalangan Sendiri
2 Rangkuman Rumus Kimia XI

Bab 2 Termokimia 1. Kemolaran/Konsentrasi Larutan (M )


n
M= untuk V dalam liter
1. Reaksi Endoterm: menyerap kalor dari lingkungan, V
suhu lingkungan turun, ∆H⊕, contoh reaksi pengu- G 1000
raian, pelarutan garam M= · untuk V dalam mL
Mr V
2. Reaksi Eksoterm: melepas kalor ke lingkungan, suhu ρ · 10 · b
M=
lingkungan naik, ∆H⊖, contoh pembakaran, pelaru- Mr
tan asam kuat atau basa kuat, reaksi pembentukan dengan n: jumlah mol, G: massa zat, ρ: massa jenis
larutan (dalam g/cm3 ), b: persen berat
3. Jenis-jenis ∆H
a. Entalpi pembentukan standar (∆Hf◦ , f = formation) 2. Laju reaksi: laju berkurangnya pereaksi (nilainya ⊖)
yaitu kalor pada pembentukan 1 mol zat dari atau laju terbentuknya produk (nilainya ⊕)
unsur-unsur pada keadaan standar. Keadaan
3. Untuk sistem homogen (semua zat berwujud sama)
standar artinya 25◦ C dan 1 atm. Unsur logam
Untuk reaksi: m R → n P (R = reaktan, P = produk)
berdiri sendiri, misalnya Na, Ca. Unsur non
logam berbentuk gas biasanya berbentuk molekul ∆[R] ∆[P ]
v=− atau v = + ; ([]) menyatakan kon-
diatomik, misalnya H2 , O2 , N2 , F2 , Cl2 , Br2 . Bel- δt ∆t
erang dalam bentuk S8 , fosfor dalam bentuk P4 . sentrasi
Bentuk standar atom karbon adalah berbentuk Satuan laju reaksi v dinyatakan dalam M/detik atau
grafit karena lebih stabil. Contoh: mol L−1 detik−1 .
Ca + C + 23 O2 → CaCO3 ∆Hf◦ = x kJ/mol
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
CaO + CO2 → CaCO3 ∆H = z (bukan ∆Hf )
a. Luas Permukaan: semakin halus, semakin cepat
b. Entalpi penguraian standar (∆Hd◦ , d = dissociation) reaksinya
kebalikan dari ∆Hf◦ , yaitu reaksi penguraian 1 mol Urutan kehalusan: lempengan < butiran (granula)
zat ke dalam unsur-unsur penyusunnya dalam ben- < serbuk
tuk standar. b. Konsentrasi Pereaksi: semakin besar konsentrasi,
semakin cepat reaksinya
c. Entalpi pembakaran standar(∆Hc◦ , c = combustion) c. Tekanan (khusus untuk gas): semakin besar
yaitu kalor pada pembakaran 1 mol zat. Zat tekanan, volume semakin kecil, konsentrasi semakin
hidrokarbon jika dibakar (beraksi dengan O2 ) akan besar, reaksi semakin cepat
menghasilkan CO2 dan H2 O, contoh: d. Suhu: semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 O ∆Hc = −890 kJ/mol e. Katalis: zat yang dapat mempercepat laju reaksi,
zat dapat terlibat dalam reaksi, tetapi zat itu sendiri
4. Menggunakan data kalorimeter: Q = m · c · ∆T , tidak mengalami perubahan kekal dan dapat diper-
ingat cair = 4,2 J/g◦ C oleh kembali pada akhir reaksi.
Inhibitor/katalis negatif: zat yang memperlambat
Q = n · ∆H dengan n = jumlah mol zat reaksi.
Ingat tanda ± pada ∆H (+ untuk eksoterm, dan −
5. Persamaan Laju Reaksi: menyatakan hubungan kuan-
untuk endoterm)
titatif antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi.
5. Hukum Hess: kalor reaksi hanya bergantung pada Untuk reaksi: m A + n B → p C + q D, persamaan
keadaan awal dan keadaan akhir, tidak pada lintasan. laju reaksinya dinyatakan sebagai: v = k[A]x [B]y , di-
Misalnya: mana k adalah tetapan jenis reaksi, x dan y adalah
A → B ∆H = x orde reaksi terhadap pereaksi A dan B.
B → C ∆H = y, maka:
A → C ∆H = z = x + y Nilai k tergantung pada jenis pereaksi, suhu dan
katalis. Setiap reaksi memiliki nilai k tertentu pada
Jika diketahui ∆Hf◦ dari masing-masing pereaksi dan suhu tertentu. Jika suhu berubah, nilai k juga
hasil reaksi, maka ∆H reaksi dapat dihitung dengan berubah. Semakin besar nilai k, semakin cepat
rumus: ∆H = Σ∆Hf◦ kanan - Σ∆Hf◦ kiri reaksinya.
Contoh: Nilai x + y menyatakan orde reaksi secara keselu-
untuk reaksi CH4 O + 23 O2 → CO2 + 2 H2 O ∆H =? ruhan.
Diketahui ∆Hf◦ CH4 O = −228, ∆Hf◦ CO2 = −343 dan
6. Orde Reaksi: menyatakan besarnya pengaruh konsen-
∆Hf◦ H2 O = -286 (semua dalam kJ/mol), maka: trasi pereaksi terhadap laju reaksi
∆H = (∆Hf◦ CO2 + 2 ·∆Hf◦ H2 O) - ∆Hf◦ CH4 O (jan- a. Orde nol: perubahan konsentrasi pereaksi tersebut
gan lupa kali koef) tidak mempengaruhi laju reaksi
= (−393 + 2(−286)) − (−236) = −729 kJ/mol b. Orde satu: laju reaksi berbanding lurus dengan kon-
sentrasi perekasi itu.
6. Jika diketahui energi ikat rata-rata:
c. Orde dua: laju reaksi merupakan pangkat dua dari
∆H = ΣE ikat kiri - ΣE ikat kanan konsentrasi pereaksi itu.
Ingat: semua zat pada pemutusan ikatan harus berwu- d. Orde negatif: laju reaksi berbanding terbalik den-
jud gas. gan konsentrasi pereaksi. Jika konsentrasi pereaksi
diperbesar, laju reaksi menjadi semakin kecil
Bab 3 Laju Reaksi
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017
Untuk Kalangan Sendiri
Rangkuman Rumus Kimia XI 3

v v v Kesetimbangan dinamis: reaksi tetap berlangsung


pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis)

3. Kesetimbangan homogen: semua zat dalam fase/wujud


sama
orde nol [x] orde satu [x] orde dua [x] Kesetimbangan heterogen: terdapat zat yang berbeda
fase
7. Menentukan orde reaksi dengan cara perbandingan. Li-
hat info dari tabel, ambil dua baris yang hanya satu 4. Disosiasi: penguraian suatu zat menjadi zat lain yang
pereaksi memiliki konsentrasi berbeda. Bandingkan, lebih sederhana
diperoleh orde untuk pereaksi tersebut, dan seterusnya. Derajat disosiasi: besarnya bagian zat yang mengalami
jumlah mol zat yang terurai
penguraian, yaitu α =
8. Misal diketahui dari soal, setiap kenaikan ∆T suhu, jumlah mol zat mula-mula
maka laju reaksi menjadi a kali lebih cepat dari sem-
T2 −T1 5. Persamaan Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi
ula, maka gunakan rumus: v = v0 (a) ∆T , dimana v0 Untuk reaksi m A + n B ⇋ p C + q D, persamaan
adalah laju awal, v: laju akhir, T1 : suhu awal dan T2 : [Cp ][Dq ]
suhu akhir. kesetimbangannya adalah Kc = m n
[A ][B ]
Yang diperhitungkan hanya zat dalam wujud larutan
Jika yang ditanya adalah waktu reaksi maka gunakan
T2 −T1 (aq) dan gas (g). Wujud padat (s) dan cairan (l) tidak
rumus: 1t = 1
t0
(a) ∆T , sebab t berbanding terbalik diperhitungkan.
terhadap v Satuan Kc adalah M(p+q)−(m+n)

9. Teori Tumbukan 6. Persamaan Tetapan Kesetimbangan Tekanan Gas


Tumbukan efektif: tumbukan yang menghasilkan Reaksi m A (g) + n B (g) ⇋ p C (g) + q D (g),
reaksi. tetapan kesetimbangan tekanan dinyatakan sebagai:
Energi aktifasi (Ea ): energi minimum yang harus dimi- (PC )p · (PD )q
Kp =
liki oleh partikel pereaksi, sehingga menghasilkan tum- (PA )m · (PB )n
bukan efektif.
7. Hubungan Kp dan Kc : Kp = Kc · (RT )δn , dengan δn
= selisih jumlah koefisien produk (kanan) dengan jum-
lah koefisien pereaksi (kiri), R = 0, 082 dan T : suhu
mutlak (dalam Kelvin)

8. a. Jika persamaan reaksi kesetimbangan dibalik,


maka harga Kc juga dibalik.
b. Jika koefisien reaksi kesetimbangan dibagi dengan

faktor n, maka harga Kc yang baru adalah n Kc
yang lama.
c. Jika koefisien reaksi kesetimbangan dikali dengan
faktor n, maka harga Kc baru adalah (Kc lama )n .
d. Jika reaksi pertama dan kedua memiliki nilai Kc1
Semakin besar konsentrasi pereaksi, semakin banyak dan Kc2 , maka hasil reaksi ketiga yang merupakan
partikelnya, sehingga kemungkinan partikel yang penggabungan reaksi pertama dan kedua memi-
bertumbukan efektif semakin besar. liki nilai Kc3 = Kc1 × Kc2
Semakin besar luas permukaan, semakin banyak tum-
bukan yang terjadi. 9. Pada reaksi MBS (mula-mula, bereaksi, dan sisa), am-
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi energi rata-rata bil nilai mol pada bagian sisa, lalu hitung konsen-
molekul, sehingga tumbukan efektif semakin banyak trasinya, kemudian masukkan ke rumus Kc .
terjadi.
Katalis menurunkan energi pengaktifan, sehingga tum- 10. Penentuan pergeseran reaksi: jika semua data jumlah
bukan efektif lebih mudah terjadi. Perhatikan bahwa mol zat perekasi dan hasil reaksi diberikan, maka hi-
katalis tidak mengubah jenis maupun jumlah hasil tung nilai Qc (cara hitung sama dengan Kc ), lalu band-
reaksi. Selain itu, katalis hanya diperlukan dalam jum- ingkan nilai Qc dengan Kc )
lah sedikit dan dapat diracuni oleh zat tertentu (katalis Jika Qc < Kc maka reaksi bergeser ke kanan.
menjadi tidak efektif). Jika Qc = Kc maka reaksi tepat setimbang.
Jika Qc > Kc maka reaksi bergeser ke kiri.

Bab 4 Kesetimbangan 11. a. Pengaruh Konsentrasi


Jika konsentrasi bertambah, reaksi bergeser ke arah
1. Reaksi Irreversible: reaksi yang berlangsung searah,
lawan.
tidak dapat balik
Jika konsentrasi berkurang, reaksi bergerser ke diri
Reaksi Reversible: reaksi yang dapat balik
sendiri.
2. Keadaan setimbang: tidak ada perubahan yang da- b. Pengaruh Tekanan dan Volume
pat diamati atau diukur (secara makroskopis tidak Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), reaksi
berubah)
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017
Untuk Kalangan Sendiri
4 Rangkuman Rumus Kimia XI

bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih ke- Jumlah ion OH− disebut valensi basa, sedangkan
cil. ion Mx+ disebut ion sisa basa.
Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), reaksi
bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih be- Hafal beberapa basa penting beserta namanya:
sar. Basa Kuat: NaOH (natrium hidroksida), KOH
c. Pengaruh Suhu (kalium hidroksida), Ca(OH)2 (kalsium hidroksida),
Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan bergeser ke Sr(OH)2 (stromsium hidroksida), Ba(OH)2 (barium
arah reaksi endoterm. hidroksida)
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan bergeser ke Basa Lemah: Mg(OH)2 (magnesium hidroksida), ,
arah reaksi eksoterm. Al(OH)3 (aluminium hidroksida), Fe(OH)2 (besi(II)
d. Pengaruh Katalis: katalis tidak mempengaruhi hidroksida), Fe(OH)3 (besi(III) hidroksida)
kesetimbangan, hanya mempengaruhi laju reaksi,
yaitu mempercepat reaksi mencapai kesetimbangan. b. menurut Bronsted-Lowry: asam melepas pro-
ton (H+ ) menjadi basa konjugasinya sedangkan
basa menyerap proton menjadi asam konju-
gasinya. Contoh:
2− +
HCO− 3 (aq) + H2 O (l) ⇋ CO3 (aq) + H3 O (aq)

+ 2−
HCO− 3 melepas proton (H ) menjadi CO3 , maka
2−
HCO− 3 adalam asam, sedangkan CO3 adalah basa
konjugasinya.
H2 O menyerap proton (H+ ) menjadi H3 O+ , maka
H2 O adalah basa, sedangkan H3 O+ adalah asam
konjugasinya.

c. menurut Lewis: asam adalah akseptor pasan-


Semester Genap gan elektron, sedangkan basa adalah donor
pasangan elektron.
Bab 5 Larutan Asam Basa, Rangkuman
4. Konsep pH, pOH dan pKw
1. Sifat-sifat asam dan basa Nilai pH menyatakan tingkat keasaman suatu zat.
asam basa Batas nilai pH adalah dari 1 s/d 14, dimana nilai pH
= 7 berarti larutan tersebut bersifat netral. Semakin
1. rasa asam pahit
rendah nilai pH, maka semakin asam zat itu. Semakin
2. pH < 7 pH > 7 tinggi nilai pH, maka semakin basa zat itu.
3. merusak logam (ko- licin pada kulit Nilai pH secara matematis: pH = − log [H+ ] , di-
rosif) mana [H+ ] adalah konsentrasi ion H+
4. menetralkan basa menetralkan asam [H+ ] pH contoh
5. di air melepaskan ion di air melepaskan ion 1 × 10−n n [H+ ] = 10−3 , maka pH = 3
H+ OH−
m × 10−n n − log m [H+ ] = 2 × 10−3 , maka pH
6. mengubah lakmus mengubah lakmus = 3 − log 2
menjadi merah menjadi biru 1
m
× 10−n n + log m [H+ ] = 21 × 10−3 , maka pH
2. Teori Asam-Basa = 3 + log 2
a. menurut Arrhenius
Asam adalah zat yang di dalam air melepaskan Tingkat kebasaan: pOH = − log [OH− ]
ion H+ , jadi zat Hx Z di dalam air mengalami reaksi Tetapan kesetimbangan air: Kw = [H+ ] × [OH− ]
ioni-sasi: Hx Z (aq) → x H+ (aq) + Zx− (aq) Untuk air murni: [H+ ] = [OH− ]
Hubungan pH dengan pOH: dari Kw = [H+ ] × [OH− ]
Jumlah ion H+ disebut valensi asam, sedangkan diperoleh pH + pOH = pKw .
ion Zx− disebut ion sisa asam. Untuk suhu kamar, Kw = 1 × 10−14 , jadi pKw = 14
Hafal beberapa asam penting beserta namanya: jumlah zat yang mengion
Asam Kuat: HCl (asam klorida), HBr (asam 5. Derajat ionisasi: α =
jumlah zat mula-mula
bromida), HI (asam iodida), HNO3 (asam nitrat), Ingat: asam kuat dan basa kuat mengion sempurna di
H2 SO4 (asam sulfat), HClO4 (asam perklorat) dalam air, sehingga nilai α = 1
Asam Lemah, yaitu selain asam kuat: HF (asam Untuk asam lemah dan basa lemah, zat hanya terion
fluorida), HCN (asam sianida), H2 S (asam sul- sebagian sehingga nilai α adalah antara 0 dan 1, dan
fida), HNO2 (asam nitrit), H2 SO3 (asam sulfit), reaksi ionisasinya merupakan reaksi kesetimbangan.
H3 PO3 (asam fosfit), H3 PO4 (asam fosfat), H2 CO3 Tetapan ionisasi asam (Ka ): untuk suatu asam lemah
(asam karbonat), CH3 COOH (asam asesat atau HA, reaksi ionisasinya:
asam cuka), H2 C2 O4 (asam oksalat) HA (aq) ⇋ H+ (aq) + A− (aq), maka tetapan ion-
[H+ ][A− ]
Basa adalah zat yang di dalam air melepaskan isasinya: Ka =
[HA]
ion OH− , jadi zat M(OH)x di dalam air mengalami Perhatikan bahwa semakin besar nilai Ka maka
reaksi ionisasi: M(OH)x (aq) → Mx+ (aq) + x semakin besar nilai [H+ ], sehingga semakin kuat
OH (aq)

c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017


Untuk Kalangan Sendiri
Rangkuman Rumus Kimia XI 5

keasamannya. Asam sulfit (H2 SO3 ): H2 SO3 → H2 O + SO2


Asam tiosulfat (H2 S2 O3 ):
r
Ka
Hubungan α dengan Ka : α = H2 S2 O3 → H2 O + S + SO2
M
b. Basa
6. Menghitung pH larutan asam basa Amonium hidroksida (NH4 OH):
NH4 OH → NH3 + H2 O
Asam Basa Perak hidroksida (AgOH):
Asam Kuat: Basa Kuat: 2AgOH → Ag2 O + H2 O
[H+ ] = M × val. asam [OH− ] = M × val. basa Raksa(II) hidroksida (Hg(OH)2 ):
Asam Lemah: Basa Lemah: √ Hg(OH)2 → HgO + H2 O

[H+ ] = Ka × M atau [OH− ] = Kb × M c. Garam
[H+ ] = M × α atau Besi(III) Iodida (FeI3 ): 2FeI3 → 2FeI2 + I2
[OH− ] = M × α Tembaga(II) Iodida (CuI2 ): CuI2 → 2CuI + I2
Asam Polivalen:
√ 5. Deret Kereaktifan Logan (Deret Volta), dimulai dari
[H+ ] = Ka1 × M
yang paling reaktif:
Li - K - Ba - Ca - Na - Mg - Al - Mn - Zn - Cr - Fe -
Bab 6 Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa Ni - Sn - Pb - (H) - Cu - Hg - Ag - Pt - Au
Cara Hafal: Lihat Kalau Bapak Caisar Nanti
1. Persamaan Ion: ingat, hanya asam kuat, basa kuat,
Meninggal Ala Mana Zaman Feodal Nabi Sulaiman
dan garam berbentuk larutan (aq) yang mengalami
Pemberantas Buta Huruf Crupuk Hangus Agak
ioniasi (boleh dipecah), selain itu tidak boleh dipecah.
Pahit Au
Contoh: gas karbon dioksida bereaksi dengan larutan
6. Reaksi-reaksi Asam - Basa
natrium hidroksida membentuk larutan natrium kar-
a. Asam + Basa → Garam + Air
bonat dan air, maka reaksi setaranya:
CO2 (g) + 2NaOH (aq) → Na2 CO3 (aq) + H2 O (l) b. Oksida Asam + Basa → Garam + Air
NaOH adalah basa kuat dan Na2 CO3 (aq) adalah c. Asam + Oksida Basa → Garam + Air
garam, jadi persamaan ion lengkapnya: d. Amonia (NH3 + Asam → Garam Amonium
CO2 (g) + 2Na+ (aq) + 2OH− (aq) → 2Na+ (aq) + e. Reaksi Pergantian Rangkap
CO2−
3 (aq) + H2 O (l) AB + CD → AD + CB
Persamaan ion bersihnya: (2Na+ (aq) di kiri dan
Senyawa AB dan CD dapat berupa asam, basa atau
kanan dicoret)
garam. Reaksi dapat berlangsung jika AD atau CB
CO2 (g) + 2OH− (aq) → CO2− 3 (aq) + H2 O (l) atau keduanya memenuhi paling tidak satu dari kri-
2. Berbagai jenis zat: teria berikut:
a. Asam: jelas, lihat bab sebelumnya, ada H+ i. sukar larut dalam air (mengendap)
b. Basa: jelas, lihat bab sebelumnya, ada OH− ii. merupakan senyawa tidak stabil (senyawa hipote-
c. Garam: yaitu suatu senyawa ion yang terdiri dari sis)
kation sisa basa dan anion sisa asam. iii. merupakan elektrolit lebih lemah dari AB atau
d. Oksida Basa: senyawa ion yang terdiri dari kation CD
logam dan anion oksida (O2− ). Di dalam air, oksida 7. Logam + Asam Kuat encer → Garam + gas H2 ,
basa akan membentuk basa, contoh:
dengan syarat logam tersebut harus terletak di sebelah
Na2 O + H2 O → 2NaOH
kiri unsur H dalam deret Volta. Cara Hafal: Logam
CaO + H2 O → Ca(OH)2
kiri tendang H. Gunakan valensi L yang rendah!
Contoh oksida basa yang lain: FeO, BaO, Al2 O3 ,
dll 8. Logam + Garam MA → Garam LA + Logam M ,
e. Oksida Asam: senyawa molekul yang bereaksi den-
dengan syarat logam L terletak di sebelah kiri dari
gan air membentuk asam. Beberapa contoh:
logam M, sehingga logam L lebih reaktif dari logam M
SO2 menjadi H2 SO3 P2 O3 menjadi H3 PO3
dan mampu mendesak logam M. Cara Hafal: Logan L
SO3 menjadi H2 SO4 P2 O5 menjadi H3 PO4
di kiri tendang logam M di kanan. Gunakan valensi L
N2 O3 menjadi HNO2 CO2 menjadi H2 CO3
yang rendah!
N2 O5 menjadi HNO3 Cl2 O7 menjadi HClO4

3. Kelarutan Elektrolit: susah hafal. Lihat di buku. Yang


mudah:
a. semua garam nitrat dan asetat mudah larut
dalam air.
b. semua garam natrium, kalium dan amonium
mudah larut dalam air.
c. hafal juga yang sukar larut

4. Senyawa Hipotesis (tidak stabil) dan peruraiannya


a. Asam
Asam karbonat (H2 CO3 ):
H2 CO3 → H2 O + CO2
Asam nitrit (HNO2 ):
2HNO2 → H2 O + NO + NO2
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017
Untuk Kalangan Sendiri
6 Rangkuman Rumus Kimia XI

Kimia XI Bab 7 Larutan Penyangga 1. Kelarutan (s = solubility) yaitu jumlah maksimum


zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut/larutan
1. Pengertian larutan penyangga atau larutan buffer: pada suhu tertentu. Satuan kelarutan untuk zat yang
larutan yang dapat mempertahankan nilai pH ter- sukar larut dinyatakan dalam mol L−1 .
tentu, dengan kata lain pH larutan itu tetap/berubah
sedikit saja ketika ditambahkan sedikit air, asam 2. Tetapan hasil kali kelarutan (solubility product
maupun basa. constant) (Ksp): yaitu tetapan kesetimbangan dari
Buffer Asam Buffer Basa kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit
mengandung asam mengandung basa larut .
lemah (HA) dan lemah (LOH) dan Contoh: reaksi kesetimbangan dalam larutan jenuh
garamnya/basa konju- garamnya/asam kon- perak kromat adalah: Ag2 CrO4 (s) ⇋ 2Ag+ (aq) +
gasinya (ion A− ) jugasinya (ion L+ ) CrO2−
4 (aq)
a b Maka persamaan Ksp untuk Ag2 CrO4 adalah:
[H+ ] = Ka × [OH− ] = Kb × Ksp = [Ag+ ]2 [CrO2−
g · val g · val 4 ]
(jangan lupa koefisien sebagai pangkat)
dimana, a, b, g masing-masing adalah konsentrasi asam
lemah, konsentrasi basa lemah, atau konsentrasi 3. Hubungan s dengan Ksp:
garamnya. val adalah valensi sisa asam/sisa basa di Untuk reaksi Ag2 CrO4 (s) ⇋ 2Ag+ (aq) + CrO2− 4 (aq),
dalam garam. Jangan lupa memasukkan val ke dalam misalkan kelarutan Ag2 CrO4 adalah s, maka konsen-
rumus buffer! trasi ion Ag+ adalah 2s dan konsentrasi ion CrO2− 4
Jika volume asam dan garam berbeda, lebih baik adalah s, sehingga
gunakan mol asam sebagai a dan mol garam sebagai Ag2 CrO4 (s) ⇋ 2Ag+ (aq) + CrO2−
4 (aq)
g. Demikian juga untuk buffer basa, gunakan mol basa s 2s s
sebagai b dan mol garam sebagai g. Maka nilai Ksp = [Ag+ ]2 [CrO2− 2
4 ] = (2s) · s = 4s
3

2. Sistem penyangga untuk cairan intra sel (di dalam Secara umum, untuk elektrolit Ax By :
sel) adalah pasangan dihidrogenfosfat dengan mono- Ax By (s) ⇋ xAy+ (aq) + yBx− (aq)
2−
hidrogenfosfat (H2 PO− 4 dan HPO4 ) s xs ys
Sistem penyangga untuk darah/cairan luar sel Maka nilai Ksp = [A ] [Bx− ]y
y+ x
adalah pasangan asam karbonat dengan bikarbonat = (xs)x · (yx)y = xx y y sx+y
(H2 CO3 dan HCO− 3 ), untuk menjaga pH darah seki-
tar 7,4. 4. Pengaruh Ion Senama: memperkecil kelarutan.
Tambahkan konsentrasi zat yang tersedia, lalu abaikan
Kimia XI Bab 8 Hidrolisis Garam s. Lihat contoh soal. Tidak susah kok!

1. Konsep Hidrolisis: reaksi zat dengan air. Komponen 5. Pengaruh pH terhadap kelarutan:
garam (anion dan kation) yang berasal dari asam lemah Suatu basa akan lebih sukar larut dalam larutan yang
atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). bersifat basa daripada dalam larutan netral.
Hidrolisis kation menghasilkan ion H3 O+ , sedangkan
hidrolisis anion menghasilkan ion hidroksida (OH− ). 6. Reaksi pengendapan (untuk menentukan ter-
jadi/tidaknya endapan)
2. Empat jenis garam: Rumus Qc sama seperti rumus Ksp , jika:
Jenis Garam hidrolisis nilai pH Qc < Ksp larutan belum jenuh
Qc = Ksp larutan tepat jenuh
AK + BK tidak pH = 7,rnetral
Qc > Ksp terjadi pengendapan
Kw
AK + BL sebagian [H+ ] = × M × val
Kb
r 7. Air sadah adalah air yang mengandung ion kalsium
Kw dan magnesium.
AL + BK sebagian [OH− ] = × M × val
r Ka Air sadah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Kw × Ka a. Air sadah sementara: air sadah yang mengandung
AL + BL sempurna [H+ ] = garam bikarbonat (HCO3 ) dari Mg dan Ca, dapat
Kb
dihilangkan dengan pemanasan dan penambahan
Perhatikan bahwa untuk garam dari AK + BL, nilai kapur
Kw Ca(HCO3 )2 → CaCO3 (s) + H2 O(l) + CO2 (g)
disebut juga Kh (tetapan hidrolisis). Demikian
Kb Ca(HCO3 )2 + Ca(OH)2 → 2CaCO3 (s) + 2H2 O(l)
Kw
juga untuk garam dari AL + BK, nilai = Kh
Ka b. Air sadah tetap: air sadah yang mengandung
juga adalah tetapan hidrolisis. Ingat: jangan lupa ka- MgCl2 , CaCl2 , MgSO4 atau CaSO4 . Cara menghi-
likan dengan val (yaitu valensi garam/jumlah sisa asam langkan air sadah tetap adalah dengan penambahan
lemah/basa lemah di dalam garam) soda (Na2 CO3 )
Untuk AK + BL, rumus kedua: [H+ ] = α · M dan MgSO4 + Na2 CO3 → MgCO3 (s) + Na2 SO4 (aq)
untuk AL + BK: [OH− ] = α · M , dimana α disebut
derajat hidrolisis.

Kimia XI Bab 9 Kelarutan dan Hasil Kali Kelaru-


tan
c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017 Untuk Kalangan Sendiri
Rangkuman Rumus Kimia XI 7

Kimia XI Bab 10 Koloid


1. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi
larutan(dispersi molekuler) koloid (dispersi koloid) suspensi (dispersi kasar)
contoh: larutan gula dalam air campuran susu dengan air campuran tepung terigu dengan air
1. bersifat homogen, tidak dapat secara makroskopis bersifat ho- bersifat heterogen
dibedakan walaupun menggunakan mogen, tetapi bersifat heterogen
mikroskop ulta jika diamati dengan mikroskop ulta
2. semua partikel berdimensi (pan- partikel berdimensi antara 1 nm salah satu atau semua dimensi par-
jang, lebar atau tebal) kurang dari sampai 100 nm tikelnya lebih besar dari 100 nm
1 nm
3. satu fase dua fase dua fase
4. stabil pada umumnya stabil tidak stabil
5. tidak dapat disaring tidak dapat disaring kecuali dengan dapat disaring
penyaring ultra

2.
Jenis Koloid zat terdispersi zat pendispersi contoh
1. Aerosol padat padat gas asap, debu
2. sol padat cair sol emas, sol belerang, tinta
3. sol padat padat padat gelas berwarna, intan hitam
4. aerosol cair gas kabut, awan
5. emulsi cair cair susu, santan
6. emulsi padat cair padat jelly, mutiara
7. buih gas cair buih sabun, krim kocok
8. buih padat gas padat karet busa, batu apung, sterofoam

3. Sifat-sifat Koloid
a. Efek Tyndall: penghamburan cahaya oleh partikel koloid, contoh: sorot lampu di malam hari, berkabut, bioskop
b. Gerak Brown: partikel koloid bergerak zigzag
c. Elektroforesis: partikel koloid dipengaruhi medan listrik
d. Adsorpsi: penyerapan ion pada permukaan koloid
Kegunaan: 1. pemutihan gula
2. norit (obat sakit perut)
3. penjernihan air dengan tawas
e. Kaogulasi: penggumpalan partikel koloid
Kegunaan: 1. pembentukan delta pada muara sungai
2. karet menggumpal menjadi lateks
3. asap/debu pabrik
f. Dialisis: penyaringan dengan selaput semipermeabel
Kegunaan: cuci darah pada ginjal rusak
g. Koloid pelindung: menstabilkan suatu koloid dengan menambahkan koloid lain yang dapat membungkus partikel
zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi menggumpal. Contoh: penambahan gelatin pada pembuatan es krim untuk
mencegah pembentukan kristal besar es atau gula, cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu
koloid pelindung, zat-zat pengemulsi (seperti sabun dan detergen)
4. Pembuatan Koloid
a. Cara Kondensasi (dari larutan/halus menjadi koloid):
i. redoks, contoh: pembuatan sol belerang
ii. hidrolisis, contoh pembuatan sol besi
iii. dekomposisi, contoh pembuatan sol Ag2 S3 , AgCl
iv. pengganti pelarut, contoh gel
b. Cara Dispersi (dari kasar menjadi koloid):
i. cara mekanik/penggilingan, contoh belerang digiling menjadi sol belerang
ii. cara peptisasi
iii. cara busur Bredig, contoh pembuatan sol logam

Change Log:
29 Mei 2017: tambah kesadahan di bab Ksp
27 Mar 2017: tambah rumus tentang derajat hidrolisis di bab garam
25 Februari 2017: bab 6 reaksi asam basa, 6.e. AD atau CD, ubah menjadi AD atau CB
koreksi bab 6, senyawa hipotesis Raksa(II) hidroksida, reaksinya dilengkapi
Reaksi bab 6, poin 7 dan 8: tambah keterangan valensi L yang rendah

c soalmafia.wordpress.com, 29 Mei 2017


Untuk Kalangan Sendiri

You might also like