You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Mata Kuliah: Praktikum Mikrobiologi

AKTIVITAS BIOKIMIA MIKROORGANISME

OLEH:
NAMA : TIO SILVIA SILITONGA

NIM : 4163141050

Jurusan : Biologi

Program : Pendidikan Biologi

Kelompok : 6 (Enam)

Tgl. Pelaksanaan : 31Oktober 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018
I. JUDUL PRAKTIKUM : AKTIVITAS BIOKIMIA MIKROORGANISME

II. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui aktivias biokimia antar organism
2. Untuk memahami hubungan aktivitas mikroorganisme dengan enzim
3. Untuk mengetahui mikroorganisme melalui sifat biokimia
4. Untuk mengetahui hasil akhir dari setiap uji yang dilakukan
5. Untuk mengetahui bagaimana reaksi pada setiap uji

III. TINJAUAN TEORITIS:


Mikroorganisme, seperti juga mahluk hidup lainnya, memerlukan energi
untuk kelangsungan hidupnya. Energi tersebut dapat diperoleh dari lingkungan
sekitarnya dalam bentuk senyawa kimia tertentu yang dapat diurai. Kemampuan
mikroorganisme untuk mengurai senyawa tertentu dan mensintesis senyawa yang
baru merupakan sifat khas masing-masing mikroorganisme. Semua aktivitas
metabolisme tersebut berlangsung dengan bantuan enzim tertentu. Hasil reaksi
metabolisme tersebut hampir semuanya dapat diamati, bahkan dapat diukur
kekuatannya. Reaksi-reaksi metabolisme tersebut berbeda untuk setiap
mikroorganisme, sehingga hal tersebut merupakan sifat yang sangat penting untuk
mengidentifikasi mikroorganisme (Gandjar dkk. 1992: 49).
Keseluruhan dari rekasi kimia dalam mikroorganisme didefinisikan sebagai
metabolisme selular, dan transformasi biokimia yang terjadi di dalam dan luar sel
dipengaruhi oleh katalis biologikal yang disebut enzim (Cappuccino & Sherman
1996: 131). Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Kerja enzim
menurut aturan tertentu yang teratur. Enzim mengkatalisis reaksi penyimpanan
dan mengubah energi kimia. Spesifikasi enzim amat tinggi terhadap substrat dan
enzim mempercepat reaksi kimia spesifik tanpa pembentukan produk sampingan (
Lehninger 1995: 235).
Enzim ekstraseluler atau eksoenzim adalah enzim yang dihasilkan oleh
bakteri dan disekresikan ke lingkungan (enzim yang aktivitasnya di luar sel).
Sebagian besar substansi dengan berat molekul yang besar tidak dapat melewati
membran sel. Oleh karena itu, substansi seperti polisakarida substansi seperti
polisakarida, lipid dan protein harus didegradasi terlebih dahulu menjadi bahan
dengan berat molekul yang rendah sebelum ditransportasikan ke dalam sel,
Eksoenzim terutama enzim hidrolitik dapat mereduksi bahan dengan molekul
tinggi ke dalam blok-blok pembangunnya dengan penambahan air pada molekul.
Eksoenzim sangat berguna untuk hidrolisis pati, hidrolisis lipid, hidrolisis kasein
dan hidrolisis gelatin (Cappuccino & Sherman 1996: 132).

Endoenzim berfungsi di dalam sel dan berperan dalam sintesis


protoplasma baru yang diperlukan dan produksi energi selular dari asimilasi
bahan. Kemampuan sel untuk bekerja pada substrat bernutrisi menembus
membran sel mengindikasikan adanya eksoenzim yang dapat merubah substrat
yang spesifik secara kimiawi menjadi bahan yang penting. Perubahan tersebut
diperlukan untuk ketahanan dan fungsi sel, dan merupakan dasar dari metabolisme
selular. Endoenzim berperan dalam fermentasi karbohidrat, reaksi litmus susu,
produksi H2S, reduksi nitrat, reaksi katalase, tes urease, tes oksidase, tes IMVIC
dan tes triple sugar-iron (Cappuccino & Sherman 1996: 132).

IV. ALAT DAN BAHAN :

4.1.Tabel Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Bunsen 1 buah
2 Cawan Petri 1 buah
3 Jarum Ose 2 buah
4 Tabung Reaksi 4 buah
5 Inkubator 1 buah

4.2.Tabel Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Bakteri biakan murni Es campur 10-6 Secukupnya
2 Media Litmus agar 2 buah
3 Media Nutrient gelatin agar 1 buah
4 Media phenol red dektrosa 1 buah
V. PROSEDUR KERJA
A. HIDROLISIS GELATIN
1. Kita siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lalu lakukan sterilisasi meja dengan alcohol
3. Menyalakan Bunsen dan melakukan sterilisasi pada jarum ose hingga
pijar hingga ±15 detik
4. Menginokulasi biakan murni bakteri kedalam tabung reaksi berisi
Nutrient Gelatin Agar (NGA)
5. Lalu menginkubasi media selama 24-28 jam pada suhu 37°C
6. Setelah itu, media kemudian di simpan di incubator pada suhu 4°C
selama 30 menit dan diamati perubahan yang terjadi
B. HIDROLISIS KARBOHIDRAT
1. Kita siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Melakukansterilisasimejadengan alcohol
3. Menyalakan Bunsen dan melakukan sterilisasi pada jarum ose hingga
pijar hingga ±15 detik
4. Menginokulasi biakan murni bakteri kedalam tabung durham
5. Lalu menginkubasi media selama 24-28 jam pada suhu 37°C
6. Diinokulasikan pengamatan meliputi perubahan warna dan
keberadaan gas padasetiap tabung
C. HIDROLISIS SUSU LITMUS
1. Kita siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Melakukansterilisasimejadengan alcohol
3. Menyalakan Bunsen dan melakukan sterilisasi pada jarum ose hingga
pijar hingga ±15 detik
4. Sediakan 2 tabung reaksi yang berisi media.
5. Beri label pada tabung berisi media Litmus Milk control dan Litmus
Milk Percobaan
6. Meng inokulasikan biakan bakteri kedalam media Litmus Milk secara
aseptis
7. Dan kultur diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C dan diamati
reaksi perubahan yang terjadi
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hidrolisis Karbohidrat
Percobaan fermentasi karbohidrat bertujuan kemampuan mikroorganisme
untuk mendegradasi dan menfermentasi karbohidrat. Bakteri yang diuji pada
percobaan tersebut adalah E.coli, Alcaligenessp., dan B.subtilis. Percobaan tersebut
menggunakan medium Nutrien Broth dan mengandung berbagai jenis gula yaitu
Glukose Phenol Red, Lactose Phenol Red, Sucrose Phenol Red.

Percobaan fermentasi karbohidrat menggunakan tabung Durham yang


diletakkan di dalam tabung reaksi. Tabung Durham adalah suatu tabung kecil untuk
mendeteksi produksi gas. Percobaan tersebut juga menggunakan phenol red sebagai
indikator, yang akan berwarna merah pada pH netral (7) dan berubah warnanya pada pH
asam (6,8) (Cappuccino & Sherman 1996: 149).

Hasil pengamatan pada medium yang berisi biakan E.coli, B.subtilis,


danAlcaligenes sp. menunjukkan adanya perubahan warna indikator dari merah menjadi
kuning dan tidak terlihat adanya gelembung udara yang banyak pada tabung Durham,
baik pada medium glukosa, laktosa dan sukrosa. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ketiga biakan tersebutdapat memfermentasi karbohidrat dengan dihasilkannya asam
walaupun tidak menghasilkan gas.

Hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
setelah diinkubasi, karbohidrat yang telah difermentasi akan memproduksi buangan
yang bersifat asam yang dapat menyebabkan perubahan warna merah pada phenolred
menjadi kuning, sehingga mengindikasikan reaksi yang positif. produksi asam seringkali
disertai dengan pengeluran gas (CO2) yang dapat terlihat sebagai gelembung pada
tabung Durham. Kultur biakan yang tidak dapat memfermentasi karbohidrat tidak
menampakkan perubahan warna pada indikator dan tidak terjadi gelembung. Hal itu
merupakan reaksi negatif (Cappuccino & Sherman 1996: 151).

- Hidrolisis Gelatin

Percobaan percairan gelatin mengunakan bakteri E. coli dan B. subtilis yang


diinokulasikan pada medium gelatin yang ditempatkan pada lemari pendingin. Gelatin
pada suhu rendah akan membeku. Jika dihidrolisis dengan gelatinase, medium tersebut
akan kehilangan sifat solidifikasi. Semakin cair, aktivitas proteolitik akan semakin tinggi.
Pencairan gelatin dilakukan oleh enzim proteolitik yang dikenal sebagai gelatinase.
Adanya enzim tersebut dapat dilihat dengan menginokulasi tabung berisi medium gelatin
dengan mikroorganisme yang diamati dan diinkubasi. Medium diletakkan pada lemari
pendingin. Apabila gelatin tetap mencair menunjukkan bahwa organisme yang ada
mensekresi gelatinase ke dalam medium (Salle 1967: 421).

Berdasarkan hasil pengamatan B. subtilis memiliki enzim gelatinase yang dapat


menghidrolisis gelatin. Hal tersebut terlihat dari gelatin yang mencair setelah diinkubasi
selama 24 jam, sedangkan pencairan gelatin tidak terlihat pada medium yang ditumbuhi
oleh E. coli. B. subtilis dapat menghidrolisis gelatin dengan bantuan enzim gelatinase,
sedangkan E. coli tidak dapat menghidrolisis gelatin karena tidak mempunyai enzim
gelatinase. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa E. coli
memberikan hasil negatif pada pencairan gelatin (Clifton 1958: 164).

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan
mengenai perhitungan jumlah bakteri, sebagai berikut :
1. Pada praktikum kali ini dilakukan pengenceran dengan 6 kali tahapan.
2. Penghitungan bakteri menggunakan metode pengenceran atau cawan tuang
dilakukan untuk memudahkan dalam menghitung bakteri. Prinsip
pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah
pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana
suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.
3. Dari hasil praktikum, teknik pengenceran biakan serial bakteri dalam
beberapa tahapan mengakibatkan bakteri tidak terdapat dalam jumlah
banyak dan dapat dihitung koloni selnya. Namun ada pada sebagian bakteri
yang tidak dapat dihitung jumlah koloni sel bakterinya.
4. Jumlah koloni mikroba yang terdapat pada sampel tanah media NA
sebanyak 8 𝑥 10−5 sel bakteri.
5. Sedangkan jumlah koloni mikroba yang terdapat pada sampel es media NA
tak terhingga, yang disebabkan banyaknya bakteri sehingga sangat susah
dihitung bakteri lebih detailnya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, l., l. R. Koentjoro, W. Mangunwardoyo,& L. Soebagya. 1992.

Pedomanpraktikummikrobiologidasar. Jurusan Biologi FMIPA Ul, Depok: vii + 87

hlm.

Cappuccino, J.G. & N. Sherman. 1996. Microbiology:Alaboratorymanual. ddison-Wesley

Publishing, Reading: xiii + 466 him.

Lehninger, A. L. 1995. Dasar-dasar biokimia. Terj. dari Principles

ofbiochemistry, oleh Thenawidjaja, M. Penerbit Erlangga, Jakarta: xv +

369 hlm.

Medan, 24 Oktober 2018

Dosen / Assisten Dosen Praktikan

( TIM ASSISTEN ) ( TIO SILVIA SILITONGA)


Lampiran

You might also like