Professional Documents
Culture Documents
Klafikasi Hernia
2. ETIOLOGI
Hernia Inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena
sebab yang didapat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah hernia inguinalis
yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus
internus abdominus yang menutup annulus inguinalis internus. Ketika
berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi trigonum
haselback yang umumnya hampir tidak berotot, gangguan pada mekanisme ini
dapat menyebabkan terjadinya hernia
3. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka akan menutup pada usia 2
bulan, bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel, kanalis
terbuka terus karena prosesus tidak berobliterasi, maka akan timbul hernia
inguanalis lateralis kongenital, pada orang tua. Kanalis telah tertutup, namun
daerah ini merupakan locus minoris resistensi telah tertutup, maka keadaan ini
menyebabkan tekanan intra abdomninal meninggi kanal itu dapat terbuka
kembali, dan timbul hernia inguinalis laterlis akuista.
Keadaan ini yang menyebabkan tekanan abdominal naik atau meninggi adalah
hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, defikasi yang mengejan,
miksi yang mengejan misalnya prostat hipertropi.
4. WOC HERNIA INGUINALIS
Tekanan intra
Abdomen
Herniasi
Cincin hernia
Hernia Inguinalis
5. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya penderita mengalami penonjolan di daerah inguinalnya dan
mengatakan adanya benjolan diselangkangan atau kemaluan, benjolan itu bisa
mengecil atau menghilang dan muncul lagi bila menangis, mengejan pada waktu
defikasi atau miksi, mengangkat benda berat, dapat pula ditemukan rasa nyeri
pada benjolan atau gejala mual dan muntah ada komplikasi.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium
Rontsgen
EKG
USG
Keadaan umum penderita biasanya baik. bila benjolan tidak tampak maka
penderita disuruh menejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri.
Bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila benjolan itu dapat
dimasukan kembali. Penderita dalam posisi tidur, bernafas dengan mulut
untuk mengurangi tekanan intra abdominal, lalu angkat skrotum perlahan-
lahan. Bila benjolan itu dapat masuk, maka diagnosis pasti hernia dapat
ditegakan. Diagnosis pasti hernia juga dapat ditegakan bila terdengar bising
usus pada benjolan tersebut.
Keadaan cicin hernia perlu pula diperiksa. Caranya adalah dengan mengikuti
fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna. Pada keadaan
normal, maka jari tangan tidak dapat masuk, maka penderita disuruh
mengejan dan rasakan apakah ada massa yang menekan. Bila massa itu
menekan ujung jari, maka itu adalah hernia inguinalis lateralis. Sedang bila
menekan sisi jari, maka diagnosisnya adalah hernia ingunalis medialis.
7. PENATALAKSANAAN
Pada hernia inguinalis lateralis responibilis, maka dilakukan tindakan bedah
elektif, karena ditakutkan terjadi komplikasi.
Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukan
kembali. Penderita istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diat halus.
Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir.
Baik juga dilakukan kompres untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan
usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk utuk kemudian dilakukan
bedah elektif dikemudian hari, atau menjadi inkarserasi. Pada inkarserasi dan
strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
Tindaan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia) dan
hernior (menjahit kantong hernia).
Pada bedah elektif, maka kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat
dan dilakukan “Bassini plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah elektif. Cincin hernia
langsung dicari dipotong. Usus dilihat apakah vital atau tidak. Bila vital
dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus
anastomosis “End to end”.
Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cin-cin henria dipotong dan usus
dinyatakan vital langsung tutup kulit dan dirujuk ke rumah sakit yang lebih
lengkap.
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
b. Data objektif.
Sebelum operasi : Nyeri bila benjolan tersentuh, pucat, gelisa, spasme otot,
demam dehidrasi, terdengar bising usus pada benjolan.
c. Data Laboratorium
Darah leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3, serum elektrolit meningkat.
d. Data pemeriksaan diagnostik : X ray
e. Potensial komplikasi :
Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat semakin banyak
usus yang naik.
Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung, muntah dan okstipasi.
Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam asidosis
metabolik dan akses.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Rencana tindakan :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Anjurkan kepada orang tua cara merawat luka operasi dan menjaga
kebersihannya.
Diskusikan tentang keinginan keluarga yang ingin diketahuinya.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
Anjurkan untuk meneruskan pengobatan / minum obat secara
teratur di rumah dan kontrol kembali ke dokter.