Professional Documents
Culture Documents
Waktu
h (m)
(s)
60 0,008
120 0,009
180 0,01
240 0,01
300 0,011
360 0,011
420 0,012
480 0,012
540 0,012
600 0,013
660 0,013
720 0,014
780 0,014
840 0,015
900 0,016
Tabel 2. Hasil percobaan kapilaritas pada sampel B (air yang sudah dilarutkan garam sebanyak 250 gr)
Waktu
h (m)
(s)
60 0,005
120 0,006
180 0,007
240 0,007
300 0,007
360 0,008
420 0,008
480 0,008
540 0,009
600 0,009
660 0,009
720 0,01
780 0,01
840 0,01
900 0,011
Table 3. Hasil percobaan kapilaritas pada sampel B (air yang sudah dilarutkan garam sebanyak 300 gr)
Waktu
h (m)
(s)
60 0,004
120 0,005
180 0,006
240 0,007
300 0,007
360 0,007
420 0,008
480 0,008
540 0,008
600 0,009
660 0,009
720 0,009
780 0,01
840 0,01
900 0,01
Sample A
0.018
0.016
0.014
0.012
0.01
h (m)
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Sample B
0.012
0.01
0.008
h (m)
0.006
0.004
0.002
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Grafik 3. Grafik kapilaritas sampel C
Sample C
0.012
0.01
0.008
h (m)
0.006
0.004
0.002
0
0 200 400 600 800 1000
waktu (s)
Permeabilitas
sampel A
0.02
Permeabilitas (darcy)
0.015
0.01
Permeabilitas
0.005 (darcy)
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
0.012
0.01
0.008
0.006 Permeabilitas
0.004 (darcy)
0.002
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Permeabilitas
sampel C
0.014
Permeabilitas (darcy)
0.012
0.01
0.008
0.006 Permeabilitas
0.004 (darcy)
0.002
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Grafik 7. Permeabilitas sampel A, B, dan C
Permeabilitas
0.02
0.018
Permeabilitas (darcy)
0.016
0.014
Permeabilitas
0.012
sampel A
0.01
0.008 Permeabilitas
0.006 sampel B
0.004 Permeabilitas
0.002 sampel C
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Resistivitas
13.6
13.4
13.2
13
12.8
12.6 Resistivitas
12.4
12.2
12
11.8
0 1 2 3 4
0.005
0.004
0.003
Permeabilitas
0.002
0.001
0
0 1 2 3 4
Pembahasan
Berdasarkan table perhitungan didapat nilai porositas sampel A, B, dan C secara berurutan adalah
47,667%, 47%, dan 47%. Nilai permeabilitas dari sampel A, B, dan C secara berurutan adalah 0,00515
darcy, 0,00351 darcy, dan 0,00316 darcy. Sedangkan nilai resistivitas batuan dari sampel A, B, dan C
secara berurutan adalah 10,5 Ωm, 12 Ωm, dan 12,5 Ωm. Dari data perhitungan diatas dapat dikatakan
bahwa air tawar lebih mudah mengalami proses kapilaritas dibandingkan air garam, hal ini dikarenakan
viskositas air tawar lebih kecil dari air garam, dapat dilihat pada grafik 1,2, dan 3. Air garam lebih lama
mengalami kapilaritas serta ketinggiannya lebih rendah dari air tawar karena terdapat mineral garam
yang menyumbat pori batuan, sesuai dengan hasil perhitungan dimana porositas batuan pada air tawar
lebih besar daripada porositas batuan pada air garam. Demikian juga permeabilitas batuan, definisi dari
permeabilitas batuan sendiri merupakan kemampuan batuan untuk dialiri oleh fluida melalui pori
batuan. Dari tabel perhitungan dan grafik 7 dapat kita ketahui bahwa nilai permeabilitas bergantung
dengan besaran porositas dan viskositas fluidanya. Semakin banyak garam yang dilarutkan dalam air
maka viskositas fluida tersebut semakin besar sehingga porositas batuan semakin sedikit karena
tersumbat mineral garamnya. Semakin sedikit persen porositas suatu batuan semakin kecil nilai
permeabilitas batuan tersebut. Dilakukan pengukuran resistivitas pada batuan juga untuk membuktikan
korelasi antara resistivitas dengan permeabilitas. Dilihat pada diagram batang 1 dimana resistivitas
berbanding lurus dengan permeabilitas dan porositas batuan. Dari hal yang diuji dan dihitung tersebut
dapat kita tahu bahwa batuan yang terendam oleh air garam lebih mudak lapuk karena mengalami
pelapukan secara mekanik yang disebabkan oleh mineral garam yang menyumbat porositas batuan
memberikan tenaga endogen yang lama-kelamaan dapat membuat batu pecah. Sehingga batu bata
ringan kurang cocok digunakan sebagai bahan bangunan di pesisir pantai.