Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Keliat dan Akemat, 2007). Harga diri rendah
siuasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri
dalam berespons terhadap suatu kejadian kehilangan atau perubahan
(Carpenito, 2003). hal yang sama juga diungkapkan oleh Nanda (2015),
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang
sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunya evaluasi diri positif.
2. Tanda dan gejala
Menurut Nanda (2014), adapun yang menjadi tanda dan gejala dari harga
diri rendah Situasional adalah:
Data Subyektif :
a. Evaluasi diri bahwa individu tidak sanggup mnghadapi peristiwa
tertentu
b. Mengungkapkan rasa malu / bersalah
c. Mengungkapkan hal-hal yang negative tentang diri (ketidakberdayaan
dan ketidakbergunaan)
Data Objektif :
a. Menyalahkan diri secara periodic terhadap permasalahan hidup yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri yang positif
b. Kesulitan dalam membuat keputusan (bimbang/tidak asertif) Selera
makan menurun
c. Lebih banyak menunduk
d. Bicara lambat dan suara lemah
3. Psikodinamika
Harga diri rendah situasional berkaitan dengan masalah psikososial. Teori
perkembangan psikososial Erickson menjabarkan bahwa perkembangan setiap
manusia terdiri dari delapan tahapan perkembangan, dimana di setiap tahapan
perkembangan membawa pengaruh terhadap tahapan perkembangan selanjutnya.
Salah satu tahapan perkembangan yang berpengaruh adalah tahapan
perkembangan saat masih anak-anak. Anak yang pada masa perkembangannya
mampu mengembangkan kemampuan dan kompetensinya serta adanya hubungan
dan dukungan keluarga yang baik, serta teman kelompok yang berarti maka akan
menumbukan nilai percaya diri pada anak tersebut sampai dewasa. Namun,
begitu juga sebaliknya. Anak yang pada tahapan perkembangannya tidak mampu
mengembangkan kemampuan diri, ditambah tidak adanya hubungan yang baik
antara keluarga serta teman kelompok akan menumbuhkan perasaan gaal pada
anak tersebut (Varcarolis, 2013).
5. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional
6. Tindakan keperawatan
a. Terapi generalis
Ditujukan pada pasien:
1. Tujuan:
Tujuan umum: Individu mengekspresikan pandangan positif untuk masa
datang dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya.
Tujuan Khusus:
a. Mengidentifikasi sumber ancaman terhadap harga diri dan pekerjaan
melalui masalah tersebut.
b. Mengidentifikasi aspek- aspek positif diri.
c. Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya.
d. Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi
hasil
2. Tindakan keperawatan:
a. Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan.
b. Praktikkan bicara pada diri (self talk): tuliskan gambaran singkat
tentang perubahan dan konsekuensi yang ditimbulkan (contoh: saya
gagal masuk FIK UI) dan tuliskan 3 hal manfaat tentang situasi ini
c. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
Perawat dapat melakukan hal – hal berikut:
1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien.
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif.
d. Membantu klien untuk memilih / menetapkan kemampuan yang akan
dilatih.
e. Latih kemampuan yang dipilih klien
f. Bantu klien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
2) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari.
3) Tingkatkan kegiatan klien sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan.
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
5) Berikan klien kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
g. Bantu individu menerima perasaan positif dan negatif
h. Anjurkan analisis terhadap perilaku terbaru dan konsekuensi yang
telah dilatih
i. Bantu dalam mengidentifikasi tanggungjawab sendiri dan control
terhadap situasi (missal bila terus-menerus menyalahkan orang lain
terhadap maslaah).
Carpenito, L.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta : Penebit Buku Kedokteran EGC
Keliat, B.A, Wiyono, Akemat. P.W dan Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus
Gangguan Jiwa CMHN (Intermediate Course). Cetakan I. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keliat dan Akemat. 2007. Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Doenges,M., Townsend, M., (2008) Nursing Diagnosis Manual ed.2. F.A Davis
Company: Philadelphia.
Disusun Oleh :
Nn.Tina usia 20 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis TB paru. Klien
Belum menikah, pekerjaan sebelum sakit adalah sekretaris se buah perusahaan
swasta. Klien mengatakan malu dengan penyakit yang dideritanya saat ini dan
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain karena takut
ditolak, dijauhi, dan dicemohkan oleh lingkungan atau teman-temanya.Klien dan
keluarga maih menganggap penyakit TBC merupakan penyakit memalukan dan
sebagai aib bagi keluarga. Klien terlihat murung dan pasif dan mengatakan sangat
sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat penyakit ini. Klien merasa
kuatir dengan masa depannya kelak.
Kerja
A. Identifikasi faktor predisposisi dan presipitasi
1. Biologi
Baiklah mbak saya kita akan melihat kejadian-kejadian yang mbak pernah
alami sebelum masuk Rumah Sakit. Masih ingat gak dulu waktu lahir mbak
ditolong oleh siapa? Dilahirkan di rumah atau di rumah sakit? Cukup umur
gak waktu lahir? Dari kecil sampai sekarang pernah di rawat di rumah sakit
gak sebelumnya? Mengalami kecelakaan pernah kah? Apakah pernah
menggunakan obat-obatan atau merokok? Perasaan malu dan tidak berguna
karena penyakit yang mbak derita ini sudah terjadi berapa lama? Pernah gak
sebelumnya mengalami seperti yang mbak rasakan saat ini? Adakah saudara
atau keluarga mbak yang pernah mengalami hal yang sama seperti yang
mbak rasakan saat ini? Selain dari meberita penyakit TB ada hal lain gak
yang mbak rasakan seperti tidak mau makan, malas makan, atau tidak bisa
makan?
Baiklah mbak dari hasil diskusi kita tadi dapat saya simpulkan bahwa mbak
lahirnya normal, pernah dirawat pada usia 16 tahun karena demam tidak
turun selama 5 hari, tidak pernah merokok ataupun minum minuman keras,
saat ini sedang menderita penyakit TB Paru, mbak sering merasa mual dan
muntah semenjak minum obat berat OAT, badan turun dari 50 menjadi 40
kg.
2. Psikologis
Apakah mbak memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan yang sampai
sekarang mbak masih ingat trus? Apakah dulu waktu kecil mbak sering
diberi dukungan dan pujian ketika melakukan sesuatu? Apakah mbak pernah
mengalami kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup mbak? Apakah
ada konflik dengan keluarga saat ini? Apa yang mbak rasakan saat ini
ketika dirawat di rumah sakit? Apakah dipasang infuse membuat mbak tidak
nyaman? Apakah ada peran yang terganggu akibat dirawat ?. ”Bagaimana
tanggapan keluarga Mbak Y terhadap penyakit yang mbak derita? Apakah
mereka mendukung Mbak dalam mengatasi masalah ini? Siapa saja orang
yang selalu mendukung Mbak Y ?”
”berarti dulu waktu kecil mbak jarang diberi pujian oleh keluarga, mbak
merasa tidak nyaman karena dipas
ang infuse, merasa malu dan sedih akibat penyakit yang sedang diderita,
karena penyakit ini menurut mbak dan keluarga adalah penyakit memalukan
yang dapat menjadi aib bagi keluarga. Mbk juga merasa kuatir dengan masa
depan mbak karena saat ini mbak harus keluar dari pekerjaan mbak.
3. Sosial budaya
Mbak dulu pendididkan terakhirnya apa? Apa penyebab mbak tidak
melanjukan sekolah kejenjang berikutnya? Setelah lulus sampai sekarang
apakah mbak bekerja? Dimana, berapa lama dan jadi apa? Sekarang apakah
masih bekerja? Gajinya bulanan kah mbak? Jika saat ini mbak tidak bekerja
lagi, siapa yang menanggung biaya hidup mbak? Apakah mbak punya teman
dekat atau sahabat? Kegiatan apa yang sering mbak lakukan dengan teman-
teman atau sahabat mbak?”
“Sekarang Mbak tinggal bersama siapa? Apakah mbak sudah menikah?”
Apakah mbak aktif dalam suatu organisasi atau kegiatan pengajian atau
kegiatan pemuda dilingkungan ruah mbak?
Kalau saya boleh tau mbak tinggalnya dengan siapa dirumah ? saudaranya
berapa berapa? Mbak anak keberapa?
Jadi, usia mba 20 tahun, mbak anak 1 dari 2 bersaudara, mbak tinggal
dengan ayak, ibu, dan adik laki-laki mbak yang berusia 17 tahun, sudah
tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan setelah sakit, tamat SMA,
memiliki sahabat tapi sekarang malu dengan sahabatnya karena penyakit
yang diderita, jarang ikut dalam kegiatan sosial, Jarang melakukan ibadah.
“baiklah mbak, dari pembicaraan kita tadi dapat saya simpulkan bahwa mbak
merasa tidak berdaya dan tidak berguna, malu dan merasa sedih dan tindak
mampu menghadapi penyakit yang mbak derita yang membuat mbak menjadi
malas makan dan lesu. Mbak sekarang lebih suka diam dan tidak bersemangat.
Dari semuanya yang sudah kita bicarakan ada 3 masalah yang sedang mbak
alami yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan karena mbak sering mual dan
muntah, mbak mengalami harga diri rendah situasonal karena perasaan malu,
sedih, dan ketidakberdayaan yang mbak alami karena menderita penyakit,
mbak juga mengalami kecemasan karena mbak takut akan masa depan mbak.
Dari ketiga masalah tersebut kira-kira mana masalah yang paling mbak
rasakan?
C. Sumber Koping
Baik mbak kita fokusnya ke masalah harga diri rendah situasional yang mba
rasakan dulu ya
Personal Ability
“Apa saja yang sudah Mbak lakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang
mbak alami seperti sedih, malu, dan merasa tidak berguna? Baik nanti saya
akan saya bantu Mbak mencari beberapa cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut.”
Sosial Support
“Kemudian, siapa di rumah atau keluarga yang biasa menolong Mba? Oo, jadi
yang biasa menolong Mba jika sakit adalah keluarga mba.
“Apa yang sudah dilakukannya untuk membantu permasalahan Mbak?”
“Apa ada yang mereka lakukan ketika merawat mbak?”
“Apakah Mba mempunya teman kelompok?”
“Apakah yang mereka katakan melihat kondisi mbak?”
“Apaka ada teman-teman di sekeliling mbak yang memiliki permasalahan
yang sama dengan mba saat ini?”
Finansial Asset dan Pelayanan Kesehatan
”Sekarang untuk dirawat disini mbak menggunakan apa ? bpjs atau yang lain ?
Untuk kehidupan sehari-hari siapa yang membiayain mbak? Didekat rumah
mbak apakah ada puskesmas atau layanan kesehatan terdekat?
Positive belief
“Untuk tentang sakit ini, mbak yakin gak untuk bisa sembuh ? Percaya gak
dengan perawat, dokter, dan petugas disini mba ? Bagus sekali mba..
“Apa motivasi Mbak untuk mencapai kesembahan?”
“Apakah Mba yakin bahwa mbak bisa melanjutkan aktivitas seperti semula
lagi?”