Professional Documents
Culture Documents
Edisi 2
November 2018
Alur
Diagnosis
TB untuk
Fasilitas
Kesehatan
dengan
TCM
1
Alur
Diagnosis
TB untuk
Fasilitas
Kesehatan
Tanpa
TCM
Rujuk ke Faskes
untuk Pemeriksaan
TCM TB
Pemeriksaan tambahan
pada semua pasien TB yang
terkonfirmasi baik secara
bakteriologis maupun
klinis adalah pemeriksaan
HIV dan gula darah.
Pemeriksaan lain dilakukan
sesuai indikasi misalnya
fungsi hati, fungsi ginjal, dll
2
Alur
Pengobatan Terduga TB
TB Resisten
Obat
Pengobatan TB dengan
OAT Lini Pertama
3
Alur Anak dengan gejala TB DAN salah satu atau lebih kriteria berikut:
Diagnosis • Kontak erat dengan pasien TB RO.
• Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TB, gagal pengobatan TB atau tidak patuh dalam pengobatan TB.
TB Anak • Tidak menunjukkan perbaikan setelah pengobatan dengan OAT lini pertama selama 2-3 bulan (dengan dosis yang adekuat
dan ketaatan minum obat yang baik).
• Riwayat pengobatan TB 6-12 bulan sebelumnya.
Pantau klinis
OAT lini 1
Kirim spesimen untuk LPA, biakan & DST OAT lini 1 & 2. 2. Evaluasi kriteria
Stabil Tidak stabil a
berikut:
atau ada gejala
• Tidak ada bukti resistan terhadap fluorokuinolon/ obat injeksi lini 2.
TB berat b
• Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR. Lakukan uji
• Tidak mendapat OAT lini kedua selama > 1 bulan tuberkulin dan
• Tidak terdapat intoleransi terhadap obat-obat paduan standar jangka pendek. Roentgen dada Obati secara
• Bukan kasus TB ekstraparu. empiris c, lakukan
• Tidak hamil biakan & DST
• Tidak ada risiko tinggi kegagalan pengobatan (unfavorable outcome) d
Pengobatan TB Pertimbangkan
Paduan individual Paduan jangka pendek penyakit lain
Setelah 2 bulan,
Hasil DST resistan Hasil DST sensitif Hasil DST sensitif Hasil DST resistan gejala menetap
FQ &/ SLI FQ &/ SLI FQ &/ SLI FQ &/ SLI Konfirmasi
ulang TCM
dan DSTe
Obati sesuai
Konsultasi TAK untuk Lanjutkan Ganti paduan hasil TCM dan
perubahan paduan Lanjutkan paduan paduan individual sesuai pertimbangan
pengobatan berdasarkan individual jangka hasil biakan & klinis
biakan & kondisi klinis pendek DST
4
Catatan
Keterangan Alur
5
Alur
Investigasi
Anak berkontak
Kontak dan dengan kasus
Pengobatan indeks TB RO
Pencegahan
TB pada
Anak
Pemeriksaan
Usia ≥5 tahun dan tidak Usia <5 tahun atau
sesuai Alur
imunokompromais imunokompromais
Diagnosis TB
RO pada anak
450
(2)
600
(2)
IsoniazidDT (H) 300 mg 600 mg 600 mg
mg mg
Keterangan Tabel :
(1)
Kanamisin diberikan maksimum 0,75 g untuk pasien usia >59 tahun. Jika kanamisin tidak dapat diberikan, maka
dapat diganti dengan kapreomisin dengan dosis yang sama.
(2)
Khusus untuk INH, pasien dengan BB 33-40 kg diberikan 450 mg; >40 kg diberikan 600 mg.
(3)
Karena yang tersedia saat ini adalah obat Clofazimin 100 mg, maka untuk pasien dengan berat badan <33 kg,
Clofazimin diberikan dua hari sekali.
(4)
Pemilihan Etionamid atau Protionamid tergantung pada ketersediaan obat program
7
Lama
pemberian
obat pada
paduan
pengobatan
TB RO
Tahap Awal Tahap Lanjutan
jangka
Nama Obat 1 2 3 4 5 6 7 8 9
pendek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Kanamisin (Km) √ √ √ √ √* √*
2. Etionamid (Eto) /
√ √ √ √ √ √
Protionamid (Pto)
3. Isoniazid (H) dosis
√ √ √ √ √ √
tinggi (DT)
4. Moxifloxacin (Mfx) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Clofazimin (Cfz) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Etambutol (E) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pirazinamid (Z) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan:
8
Skema
durasi
pengobatan Konversi BTA Durasi tahap Durasi tahap
TB RO ≤4 bulan awal = 4 bulan lanjutan = 5 bulan
dengan
paduan Pengobatan
jangka jangka pendek
pendek
Pasien
dirujuk untuk
mendapatkan
paduan invidual
9
Pengelompokan Levofloksasin Lfx
Obat TB RR/MDR Grup A.
Moxifloksasin Mfx
(WHO 2016)
Fluorokuinolon Gatifloksasin Gfx
Amikasin Am
Grup B. Capreomisin Cm
Kanamisin Km
Obat injeksi lini kedua
(Streptomisin)* (S)
Eto /
Etionamid / protionamid
Grup C. Pto
Sikloserin / terizidone
Cs / Trd
Obat lini kedua utama Linezolid
Lzd
lainnya Clofazimine
Cfz
Pirazinamid Z
D1 Etambutol E
Isoniazid dosis tinggi H dt
Bedaquiline Bdq
D2
Grup D. Delamanid Dlm
PAS
Asam p-aminosalisilat
*) Streptomisin dapat Obat tambahan Ipm
digunakan pada pengobatan Imipenem–silastatin
Mpm
TB RO bila ketiga obat D3 Meropenem
injeksi lini kedua tidak dapat Amx-
digunakan dan bila terbukti/ Amoksisilin – klavulanat
Clv
diperkirakan tidak terdapat Thioasetazone
resistansi Streptomisin. T
10
Langkah- LFx
langkah 1. Pilih 1 obat golongan fluorokuinolon (Grup A)
Mfx
penyusunan
Km
paduan 2. Pilih 1 obat suntik lini kedua (Grup B)
Cm
individual
untuk Obat injeksi tidak diberikan pada pasien dengan sensory neural hearing loss (SNHL).
pengobatan
TB RO Eto (Pto)
Lzd
3. OAT utama lini kedua lainnya (Grup C)
Cfz
Cs
Obat dari grup C ditambahkan sampai jumlah obat pada paduan memenuhi 5 obat efektif.
Z
4. OAT lini pertama (Grup D1) E
Hdt
▪ Pirazinamid (Z) rutin diberikan pada semua paduan pengobatan. Bila Pirazinamid intoleran dan tidak
bisa diberikan maka ditambahkan satu obat efektif bisa dari grup C, D2 atau D3 menggantikan
pirazinamid.
▪ Etambutol diberikan untuk memperkuat paduan apabila masih sensitive dan tidak ada intoleransi.
INHdt diberikan bila terbukti tidak resistan dan jumlah obat dalam paduan belum memenuhi 5 obat
efektif.
Bdq
5. Pilih 1 obat baru (grup D2
Dlm
Tambahkan obat dari kelompok ini bila paduan belum memiliki minimal 5 obat efektif. Saat ini, obat yang
tersedia hanya PAS
11
Durasi
Pemberian
Paduan
Individual
untuk TB Bulan Lama tahap Total durasi
Tipe pasien Lama tahap awal
konversi lanjutan pengobatan
Resistan
Obat
9 – 12 bulan
Bulan 5-8 (tambah 4 bulan dari 12 bulan 21–24 bulan
bulan konversi)
Pernah diobati
MDR atau TB Bulan 0-8 12 bulan 12 bulan 24 bulan
pre-/XDR
12
Dosis Dosis untuk kelompok berat badan (BB)
Dosis
OAT pada OAT
(per hari) 30–33 kg 36–45 kg 46–55 kg 56–70 kg >70 kg
Paduan
Levofloksasin
Individual (dosis standar)
750 mg 750 mg 750 mg 750 mg 750–1000 mg 1000 mg
untuk TB
Resistan Levofloksasin
1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg
(dosis tinggi)
Obat
Moksifloksasin 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg
Isonizid 10 mg/kg,
300 mg 400 mg 500 mg 600 mg 600 mg
(dosis tinggi) maks 600 mg
Bedaquiline 400 mg satu (1) kali per hari selama 2 minggu, dilanjutkan 200 mg tiga kali seminggu
Delamanid 100 mg dua (2) kali per hari (total dosis harian = 200 mg)
PAS a
8 g/hari 8g 8g 8g 8g 8g
13
Jadwal
Pemberian
Bedaquilin
Jadwal
Pemberian
Delamanid
14
BEDAQUILINE
Indikasi Kontraindikasi
15
DELAMANID
Indikasi Kontraindikasi
1. Anak usia ≥ 6 tahun dan berat badan ≥ 20 kg 1. Aritmia ventikel yang bermakna secara klinis
dan dewasa dengan TB RR/MDR yang:
2. QTcF > 500 ms
• Sudah pernah mendapatkan OAT lini kedua
sebelumnya 3. Penyakit hepar berat
• Dengan resistansi terhadap obat injeksi lini 4. Albumin serum < 2.8
kedua dan atau fluorokuinolon (TB pre-/
XDR)
2. Memiliki kontraindikasi/intoleransi terhadap
salah satu obat pada paduan jangka pendek
3. Wanita hamil
4. Pasien TB RR/MDR yang gagal dengan
pengobatan jangka pendek
5. ODHA yang sedang mendapakan ARV
6. Pasien dengan gangguan ginjal ringan-sedang
7. Pasien dengan gangguan hepar ringan-sedang
Durasi pengobatan (dalam bulan) paduan obat baru dengan Bedaquiline atau Delamanid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Obat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Bdq atau
√ √ √ √ √ √
Dlm
Obat suntik √ √ √ √ √ √ √ √ √* √* √* √*
OAT MDR
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √** √** √** √**
oral lainnya
17
Pengobatan
TB Resistan Perubahan
Obat pada Dosis yang Direkomendasikan pada Bersihan Kreatinin < 30 ml
Obat Frekuensi
atau Pasien Hemodialisis
Gagal Ginjal Pemberian
Isoniazid Tidak berubah 300 mg sekali sehari atau 900 mg 3 kali / minggu (sesuai BB)
18
Pemeriksaan Bulan pengobatan
Awal dan Tahap Awal 4 bulan
Selama Tahap Lanjutan 5 bulan
Jenis Pemeriksaan (dapat diperpanjang sampai 6 bulan)
Pengobatan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB RO dengan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Paduan Jangka Anamnesis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pendek
Pemeriksaan fisik /
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
klinis (BB)
Keterangan: BTA sputum √ √ √ √ √√* √√* √√* √ √ √√*
Tes HIV*** √
19
Pemantauan
Bulan pengobatan
Pengobatan Pemantauan
TB RO 0 1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20 22
dengan Evaluasi Utama
Paduan Pemeriksaan
Individual apusan dahak dan √ Setiap bulan pada tahap awal, setiap 2 bulan pada tahap lanjutan
biakan dahak
Evaluasi Penunjang
Evaluasi klinis
Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap
(termasuk BB)
Uji kepekaan obat √ Berdasarkan indikasi
Foto toraks √ √ √ √
Ureum, Kreatinin 1-3 minggu sekali selama
√
suntikan
Elektrolit (Na, K,
√ √ √ √ √ √ √
Cl, Mg)
EKG √ Setiap 3 bulan sekali
Thyroid
stimulatin3ndg √ √ √ √
hormon (TSH)
Enzim hepar
√ Evaluasi secara periodik
(SGOT, SGPT)
Tes kehamilan √ Berdasarkan indikasi
Darah Lengkap √ Berdasarkan indikasi
Audiometri √ Berdasarkan indikasi
Kadar gula darah √ Berdasarkan indikasi
Asam Urat √ Berdasarkan indikasi
Test HIV √ dengan atau tanpa faktor risiko
20
Inisiasi
Pengobatan
TB RO
Pasien TB RO
Informed Consent
Formulir
persetujuan TAK
21
Tata EVALUASI :
Laksana - Melakukan review kartu pengobatan pasien
Pasien - Evaluasi DOT untuk memastikan OAT
dengan diminum secara benar
hasil biakan
berubah
dari negatif TINDAKAN :
menjadi - Ulangi pemeriksaan BTA dan biakan
sekurangnya dari 2 sampel sebagai konfirmasi
positif
- Ulangi pemeriksaan radiologi untuk melihat
(reversi perkembangan penyakitnya
biakan)
POSITIF NEGATIF
22
Evaluasi Hasil
Akhir Pengobatan
Pasien menyelesaikan pengobatan sesuai durasi pengobatan yang ditetapkan dan memenuhi kriteria untuk dinyatakan sembuh
1 Sembuh Pemeriksaan biakan 3 kali berturut-turut dengan jarak minimal 30 hari hasilnya negatif pada tahap lanjutan
Pemeriksaan BTA pada akhir pengobatan (bulan ke-9 atau 11) hasilnya
negatif
5 Putus berobat Pasien berhenti berobat selama 2 bulan berturut-turut atau lebih
• Pasien pindah berobat tapi hasil akhir pengobatan tidak diketahui atau tidak dilaporkan kembali
6 Tidak dievaluasi
• Pasien tidak ada hasil pengobatan sampai periode pelaporan
23
Definisi Umum
Keparahan Pada Efek
Samping atau KTD –
Derajat Keparahan
• Rasa tidak nyaman ringan atau • Keterbatasan dalam beraktivitas • Keterbatasan beraktifitas; • Keterbatasan ekstrim dalam beraktifitas; perlu
sementara (<48 jam); (ringan-sedang), memerlukan • Memerlukan intervensi medis pendampingan
• Tidak diperlukan intervensi pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan ringan. • Perlu intervensi medis yang signifikan atau
medis atau pengobatan. • Tidak diperlukan atau memerlukan • Mungkin perlu rawat inap pengobatan
intervensi medis atau pengobatan • Kemungkinan besar perlu rawat inapble.
ringan.
*Istilah ‘aktivitas’ dimaksudkan untuk kegiatan rawat diri dasar seperti mandi, berpakaian, buang air kecil/besar, berpindah posisi, nafsu makan; namun juga mencakup kegiatan
sosial dan gungsional atau kegiatan maupun tugas yang diinginkan seperti bekerja, berbelanja, memasak, menggunakan transportasi umum, melakukan hobi, dll. Seluruh
Adverse Events harus dievaluasi untuk menentukan hubungan sebab-akibat (analisa kausalitas) terjadinya KTD tersebut dengan pengobatan TB-RO (termasuk obat TB-RO dan
obat lain yang memungkinkan), dengan menggunakan istilah standar sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut. Analisa kausalitas harus mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi terjadinya KTD tersebut.
Definisi Kategori
Hubungan Kausalitas
Kausalitas Deskripsi
Berhubungan Terdapat kemungkinan yang masuk akal bahwa KTD berkaitan dengan obat. Elemen-elemen yang berkaitan dengan hubungan kausalitas yang
masuk akal antara lain:
• Hubungan sementara yang berkaitan
• Dechallange dan/atau re-challange yang positif
• Mekanisme aksi biologis/farmakologis yang masuk akal (terbukti maupun potensial)
• Pengetahuan sebelumnya mengenai reaksi yang serupa terhadap obat terkait.
• Tidak ada bukti penyebab lainnya (contoh: penyakit lain, obat lain).
Bila tidak terdapat cukup informasi untuk mengevaluasi hubungan kausalitas antara KTD dan paparan obat, secara konservatif KTD dianggap
berkaitan dengan obat hingga penilaian yang sesuai memungkinkan (follow-up).
Tidak Berhubungan Tidak ada kemungkinan yang masuk akal bahwa KTD berkaitan dengan obat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan penyebab lain yang
lebih masuk akal dan dapat menjelaskan terjadinya KTD, membuat hubungan kausilatas antara KTD dengan obat menjadi bias.
24
Pemeriksaan Audiometri Awal
Awal dan
Pemeriksaan Pendengaran Normal Pendengaran Abnormal
≤25dB ≥26dB
Lanjutan
untuk
Pemantauan Gejala Hindari
Ototoksitas Setiap Bulan: vertigo,
Dapat diberikan obat
Pemeriksaan penggunaan
mengandung regimen
tinnitus, mulai kehilangan Audiometri Bulanan obat injeksi
dalam bentuk injeksi
pendengaran yang
mengandung
Dengan Tanpa regimen obat
Gejala Gejala ototoksik
terkonfirmasi
SNHL hilang Lanjutkan obat injeksi
SNHL/mix
dan lakukan Pemantauan
bulanan
Hentikan
Obat Hentikan Obat Injeksi
Injeksi Audiometri 3 dan 6 bulan
setelahnya.
25
Manajemen (Table 16, endTB Clinical and Programmatic Guide for Patient Management with New TB Drugs. The endTB Project Publication. Versi 3.3, 25/11/2016)
Klinis Derajat
Derajat 1 – Ringan Derajat 2 – Sedang Derajat 3 – Parah Derajat 4 Mengancam Jiwa
Keparahan*
Gangguan
Gangguan Pasien dewasa yang Pasien dewasa yang terdaftar Pasien dewasa yang terdaftar Program Pasien dewasa dengan
Pendengaran Pendengaran terdaftar Program Program Pemantauan (pada Pemantauan (pada audiogram 1, 2, 4, 3, gangguan pendengaran parah
Pemantauan (pada audiogram 1, 2, 4, 3, 6 dan 6 dan pada kedua telinga (nilai
audiogram 1, 2, 4, 3, 6 8 kHz): nilai nilai ambang 8 kHz): nilai nilai ambang berubah sekitar ambang >80 dB HL pada 2 kHz
dan 8 kHz): nilai nilai berubah sekitar > 25 dB pada > 25 dB pada 3 tes berturut-turut pada atau lebih tinggi ); Tuli total
ambang berubah sekitar 2 tes berturut-turut pada setidaknya satu telinga, intervensi terapi Pediatric: indikasi audiologi
15 - 25 dB pada 2 tes setidaknya satu telinga. dibutuhkan, untuk implan koklear dan
berturut-turut pada Pasien dewasa yang Pasien dewasa yang tidak terdaftar bantuan alih baasa untuk
setidaknya satu telinga tidak terdaftar Program Program Pemantauan: kehilangan berbicara diperlukan..
atau perubahan yang Pemantauan: kehilangan pendengarangan,alat bantu dengar atau
dirasakan subjektif oleh pendengaran namun intervensi dibutuhkan, menggagu aktivitas
pasien tanpa perubahan alat bantu dengar atau rawat diri sehari-hari.
nilai nilai ambang. intervensi belum dibutuhkan, Pasien anak (pada audiogram 1, 2, 4, 3,
menggagu aktivitas sehari- 6 dan 8 kHz): gangguan pendengarangan
Pasien anak (pada hari. membutuhkan intervensi terapi (mencakup
audiogram 1, 2, 4, 3, 6 Pasien anak (pada alat bantu dengar): perubahan nilai
dan 8 kHz): perubahan audiogram 1, 2, 4, 3, 6 ambang berubah >20 dB pada 3 kHz dan
nilai ambang sebesar dan 8 kHz): perubahan nilai lebih tinggi pada setidaknya satu telinga,
>20 dB pada 8 kHz pada ambang sebesar >20 dB bantuan alih baasa untuk berbicara
setidaknya satu telinga. pada 4 kHz pada setidaknya diperlukan..
satu telinga dan lebih tinggi
dari salah satu telinga.
Tindakan Lanjutkan obat injeksi. Pertimbangkan menurunkan Pertimbangkan menghentikan atau Lanjutkan obat injeksi jika
frekuensi obat injeksi menurunkan frekuensi obat injeksi ditoleransi oleh pasien. (Jika
jika khawatir gangguan (misalnya Senin, Rabu, Jum’at). Diskusikan pasien kehilangan pendengaran
pendengaran lebih lanjut. dengan pasien tentang resiko dan manfaat total atau tuli, beberapa dokter
Mulai diskusi dengan pasien obat injeksi,. tetapmeneruskan obat injeksi
tentang resiko dan manfaat Pada sebagain kbesar kasus kehilangan karena keadaantuli tidak bisa
obat injeksi, Pertimbangkan pendengaran Derajat 3, obat injeksi harus disembuhkan).
menggantiobat injeksi dihentikan dan diganti dengan obat anti- Pertimbangkan untuk
dengan obat anti-TB TB non-ototoksik, JANGAN mengganti menangguhkan obat injeksi jika
Non-ototoksik. JANGAN satu obat tunggal jika pengobatan gagal, penggunaannya memperburuk
mengganti satu obat tunggal tambahkan obat anti-TB. gangguan tinnitus atau
jika pengobatan gagal, vestibular (atau jika fungsi
tambahkan obat anti-TB. pendengaran masih dapat
diselamatkan). Penambahan
obat anti-TB tambahan
dibutuhkan.
26
QTcF > 500 ms
Pemantauan Algoritma A
dan Manajemen
Pemeriksaan Tanda dan Gejala
Perpanjangan
Interval QTcF
Asimtomatis Simtomatis: palpitasi,takikardi, kepala terasa ringan,
> 500 ms
pingsan, syncope, nyeri dada, kehilangan kesadaran
Ulangi EKG dalam
≥30 menit • Pertimbangkan rawat inap yang
memungkinkan untuk defibrillasi
QTcF ≥450 (pria) / • Hentikan SEMUA obat dengan ES
QTcF ≥500ms
≥470s (wanita) tapi < 500ms pemanjangan interval QTc, rujuk ke
komite case management jika perlu
• Ulangi EKG setelah ≥ 30 menit
•Cek elektrolit (K,Mg, Ca) Manajemen
dan TSH, lakukan intervensi dengan Algoritma B Apapun hasil pembacaan ulang EKG
jika perlu
•Cek Hgb dan pertimbangkan • Cek Elektrolit (K, Mg, dan Ca) dan TSH
transfusi darah jika perlu dan intervensi jika perlu
• Cek Hgb dan pertimbangkan transfusi
•Hentikan obat dengan ES
darah jika perlu
memperpanjang interval QT
diikuti penambahan obat • Rujuk ke spesialis jika perlu
tambahan* dan Mfx/Lfx, • Monitor EKG setiap minggu hingga normal
diikuti penggunaan Cfz setelah
7-14 hari, kemudian Bdq •QT < 450 ms (pria)/ 470 ms (wanita) : elektrolit normal,
pasien stabil, regimen disesuaikan :
•Pemantauan EKG sampai
normal - Gunakan Lfx jika sebelumnya Mfx apabila hasil DST sensitif,
- hentikan penggunaan Cfz (permanen) jika tidak diperlukan,
- Mulai kembali Bdq/Dlm, jika sebelumnya digunakan (henti-
kan obat lain dengan ES pemanjangan interval QT,
Lakukan Pemantauan setiap minggu dan ad hoc
27
Algoritma B
Pemantauan QTcF ≥450ms (pria)/ ≥470ms tapi ≤500 ms(wanita)
dan Manajemen
Perpanjangan
Interval QTcF
450 - 500 ms Asimtomatis Simtomatis: palpitasi,takikardi,
kepala terasa ringan, pingsan,
syncope, nyeri dada, kehilangan
kesadaran
Ulangi EKG
dalam ≥30
menit Manajemen dengan Algoritma A
Lanjutkan •Cek elektrolit (K,Mg, Ca) dan TSH, lakukan intervensi jika perlu
regimen
•pertimbangkan mengganti obat penunjang dengan ES
dan ulangi
memperpanjang interval QT, seperti haloperidol, amitriptilin,
pemeriksaan EKG
ondansentron, dll, ART biasanya dihentikan atau digantikan
setiap bulan dan
ad hoc untuk •pertimbangkan mengganti Mfx menjadi Lfx atau turunkan
gejala dosis Mfx jika dosisnya tinggi
28
Manajemen (Tabel 17, endTB Clinical and Programmatic Guide for Patient Management with New TB Drugs.
Klinis untuk The endTB Project Publication. Versi 3.3, 25/11/2016)
Gagal Ginjal
Derajat 4
Akut Derajat Keparahan*
Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3
Mengancam
– Ringan – Sedang – Parah
Jiwa
Peningkatan
kadasr kreatinin Kreatinin >3 x
Konsekuensi
>0.3 mg/dL; Kreatinin 2 - 3 dari baseline
mengancam
Gagal Ginjal Akut kreatinin 1.5 x lebih tinggi atau >4.0 mg/
jiwa; indikasi
- 2.0 x lebih dari baseline dL; indikasi
dialisis
tinggi dari rawat inap
baseline
Hentikan obat
Pertimbangkan Hentikan obat Hentikan obat
injeksi hingga
untuk injeksi hingga injeksi hingga
kadar kreatinin
menghentikan kadar kreatinin kadar kreatinin
kembali
obat injeksi kembali kembali
mencapai
hingga kadar mencapai mencapai
baseline.
kreatinin baseline. baseline.
Pertimbangkan
kembali Pertimbangkan Pertimbangkan
untuk memulai
mencapai untuk memulai untuk memulai
kembali obat
Tindakan baseline. kembali obat kembali obat
injeksi dengan
Pertimbangkan injeksi dengan injeksi dengan
frekuensi yang
untuk memulai frekuensi yang frekuensi yang
lebih rendah
kembali obat lebih rendah lebih rendah
(misalnya
injeksi dengan (misalnya Senin, (misalnya Senin,
Senin, Rabu,
frekuensi yang Rabu, Jum’at) Rabu, Jum’at)
Jum’at) atau
lebih rendah atau ganti atau ganti
ganti dengan
(misalnya Senin, dengan obat dengan obat
obat non-
Rabu, Jum’at). non-nefrotoksik. non-nefrotoksik.
nefrotoksik.
(Tabel 15, endTB Clinical and Programmatic Guide for Patient Management with New TB Drugs.
The endTB Project Publication. Versi 3.3, 25/11/2016)
Derajat Derajat 4
Derajat 1 – Ringan Derajat 2 – Sedang Derajat 3 – Parah
Keparahan* Mengancam Jiwa
ALT (SGPT) 1.1 – 3.0 x ULN >3.0 – 5.0 x ULN >5.0 – 20.0 x ULN >20.0 x ULN
AST (SGOT) 1.1 – 3.0 x ULN >3.0 – 5.0 x ULN >5.0 – 20.0 x ULN >20.0 x ULN
Hentikan seluruh
obat termasuk obat
Lanjutkan regimen Lanjutkan regimen Hentikan seluruh obat
anti-TB; lakukan
terapi. Pasien terus terapi. Pasien terus termasuk obat anti-TB;
pemeriksaan
dipantau hingga dipantau hingga lakukan pemeriksaan fungsi
fungsi hati setiap
Tindakan kadar enzim kembali kadar enzim kembali hati setiap minggunya.
minggunya.
ke baseline atau ke baseline atau Pengobatan dapat dimulai
Pengobatan dapat
peningkatan ALT/AST peningkatan ALT/AST kembali setelah toksisitas
dimulai kembali
kembali stabil. kembali stabil. tuntas.
setelah toksisitas
tuntas.
*Reference: NIAID Division of Microbiology and Infectious Diseases, severity scale, Nov-2007
30
(Tabel 18, endTB Clinical and Programmatic Guide for Patient Management with New TB Drugs.
Manajemen The endTB Project Publication. Versi 3.3, 25/11/2016)
Klinis untuk
Hipokalemia Derajat Keparahan* Derajat 1 - Ringan Derajat 2 - Sedang Derajat 3 - Parah Derajat 4 - Mengancam Jiwa
berdasarkan 2.4 - 2.0 mEq/L atau < 2.0 mEq/L atau kadar kalium
penggantian terapi abnormal disertai paresis, ileus
Derajat Hipokalemia 3.4 - 3.0 mEq/L 2.9 - 2.5 mEq/L
intensif atau perlu atau aritmia yang mengancam
Keparahan perawatan rawat inap jiwa
Lanjutkan obat
Lanjutkan obat injeksi. Mulai terapi
Hentikan obat injeksi untuk
injeksi. Mulai terapi Lanjutkan obat injeksi. penggantain Kalium
sementara. Mulai suplementasi
penggantian kalium Mulai terapi kalium kuat secara IV sebagai
kalium secara IV sebagai
Tindakan secara oral. Periksa (aggressive) secara oral. tambahan untuk
tambahan terapi oral. Lakukan
kadar magnesium Teruskan suplementasi terapi oral. Lakukan
pengantian magnesium dan
dan suplementasi kalsium jika perlu. pengantian magnesium
elektrolit lainnya jika perlu.
jika perlu. dan elektrolit lainnya
jika perlu.
*Referensi: NIAID Division of Microbiology and Infectious Diseases, severity scale, Nov-2007
Derajat Derajat 4
Derajat 1 – Ringan Derajat 2 – Sedang Derajat 3 – Parah
Keparahan* Mengancam Jiwa
Tindakan Lanjutkan obat Lanjutkan obat anti- Lanjutkan obat anti- Hentikan obat
anti-TB TB, mulai pemberian TB, mulai pemberian anti-TB, mulai
tiroksin. tiroksin. pemberian tiroksin.
32
Manajemen
Klinis (Tabel 11, endTB Clinical and Programmatic Guide for Patient Management with New TB Drugs.
Neuropati The endTB Project Publication. Versi 3.3, 25/11/2016)
Perifer
berdasarkan Derajat Derajat 4
Derajat 1 – Ringan Derajat 2 – Sedang Derajat 3 – Parah
Keparahan* Mengancam Jiwa
Derajat
Keparahan
Paresthesia Rasa tidak Rasa tidak nyaman Rasa tidak nyaman Lumpuh; tidak
(Terbakar, nyaman (ringan); sedang; analgesik parah; analgesik merespon
Kesemutan, tidak diperlukan non-narkotik golongan narkotik terhadap
dsb.) pengobatan; dan/ dibutuhkan dan/ dan pengobatan analgesik
atau skor sensoris atau skor sensoris simtomatis narkotika.
neuropati 1-3 di sisi neuropati 4 -6 di diperlukan; dan/
manapun. sisi manapun. atau atau skor
sensoris neuropati
7–10 di sisi
manapun.
Jumlah Neutrofil
1500 - 1000/mm3 999 - 750/mm3 749 - 500/mm3 < 500/mm3
Absout Rendah
35
Manajemen
Klinis
Derajat Derajat 4
Gangguan Derajat 1 – Ringan Derajat 2 – Sedang Derajat 3 – Parah
Keparahan* Mengancam Jiwa
Pendengaran
Tindakan Lanjutkan obat Pertimbangkan Pertimbangkan menghentikan Lanjutkan obat
berdasarkan
injeksi. menurunkan frekuensi atau menurunkan frekuensi injeksi jika
Derajat obat injeksi jika obat injeksi (misalnya Senin, ditoleransi oleh
Keparahan khawatir gangguan Rabu, Jum’at). Diskusikan pasien. (Jika
pendengaran lebih dengan pasien tentang resiko pasien kehilangan
lanjut. Mulai diskusi dan manfaat obat injeksi,. pendengaran
dengan pasien tentang Pada sebagain kbesar kasus total atau tuli,
resiko dan manfaat obat kehilangan pendengaran beberapa dokter
injeksi, Pertimbangkan Derajat 3, obat injeksi harus tetapmeneruskan
menggantiobat injeksi dihentikan dan diganti dengan obat injeksi
dengan obat anti-TB obat anti-TB non-ototoksik, karena
Non-ototoksik. JANGAN JANGAN mengganti satu obat keadaantuli
mengganti satu obat tunggal jika pengobatan gagal, tidak bisa
tunggal jika pengobatan tambahkan obat anti-TB. disembuhkan).
gagal, tambahkan obat Pertimbangkan
anti-TB. untuk
menangguhkan
obat injeksi jika
penggunaannya
memperburuk
gangguan
tinnitus atau
vestibular (atau
jika fungsi
pendengaran
masih dapat
diselamatkan).
Penambahan obat
anti-TB tambahan
dibutuhkan.
36
Buku ini didanai oleh United States Agency for International Development
di bawah Challenge TB, Cooperative Agreement No. AID-OAA-A-14-00029
Buku ini menjadi terwujud atas dukungan yang baik dari rakyat Amerika
melalui United States Agency for International Development (USAID).
Isi menjadi tanggung jawab Challenge TB dan tidak mencerminkan visi
USAID atau pemerintah Amerika Serikat