You are on page 1of 12

KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

UraianPendahuluan

1. Latar Belakang Berdasarkan konstelasi struktur ruang dalam RTRW Provinsi


Jawa Timur Tahun 2011 – 2031, Kabupaten Gresik sebagai bagian
dari wilayah pengembangan (WP) Germakertosusila Plus memiliki
peranan penting dalam mendukung fungsinya sebagai pusat
kegiatan nasional (PKN).Sebagai kawasan hinterland Kota
Surabaya yang menjadi pusat pelayanan skala regional,
perkembangan wilayah di Kabupaten Gresik ini menjadi sangat
signifikan, khususnya pada beberapa wilayah Kabupaten Gresik
yang menjadi wilayah inti dari WP Germakertosusila Plus atau
yang lebih dikenal dengan sebutan SMA (Surabaya Metropolitan
Area).
Kedua perkotaan ini berkembang pesat selain karena adanya
stimulan dari perkembangan Kota Surabaya, juga karena adanya
jaringan jalan utama (arteri primer) yang menghubungkan Kota
Surabaya dengan wilayah lainnya yang ada di sekitar Pantai
Utara. Peran penting BWP Gresik Perkotaan di Kabupaten Gresik
ini tidak hanya karena penetapan pusat pelayanan berdasarkan
RTRW Provinsi Jawa Timur saja, namun juga karena kondisi
eksistingnya yang dilalui oleh jaringan jalan arteri primer yang
menghubungkan Kota Surabaya dengan wilayah administratif
Jawa Timur lainnya. Selain dilalui oleh akses yang cukup vital,
Kawasan BWP Perkotaan Gresik ini juga memiliki pusat kegiatan
berupa industri dan pergudangan serta perdagangan dan jasa
yang ditunjang dengan keberadaan simpul transportasi berupa
Pelabuhan Gresik. Oleh karena itu, wilayah BWP Gresik Perkotaan
ditetapkan pengaturan tata ruangnya dalam Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR).
Perkembangan wilayah di kedua perkotaaan, yakni BWP
Gresik Perkotaan ini tentunya memicu perubahan penggunaan
lahan/ pola ruang yang ke depan menjadi titik awal diperlukannya
penyelenggaraan penataan ruang pada bagian wilayah perkotaan
(BWP) Gresik Perkotaandi Kabupaten Gresik tersebut, guna
melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang atas perubahan penggunaan tanah
dan perkembangan fisik wilayah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang, maka rencana tata ruang di Indonesia
dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum
sampai tingkatan yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang
merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah
dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis
rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya
mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan
satusama lainnya, serta dijaga konsistensinya baik dari segi
substansi maupun operasionalisasinya.
Selain itu, optimalisasi untuk pemanfaatan sumberdaya alam
sebagai tujuan akhir dari penyusunan suatu rencana tata ruang
merupakan amanat dari Pasal 33 UUD Tahun 1945 khususnya
Ayat (3) yang berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Oleh karena itu,
perencanaan ruang wilayah sebagai wujud perencanaan terhadap
bumi, air dan kekayaan alam, berada dan menjadi tugas besar
dari pemerintah baik di daerah sampai nasional dalam
memfasilitasinya, haruslah optimal, sinergi dan digunakan untuk
“kemakmuran” untuk semua pihak, semua kalangan, termasuk
masyarakat luas serta memperhatikan setiap dinamika yang
dimungkinkan terjadi di masa datang untuk keberlanjutannya.
Sedangkan berdasarkan Pasal 14 ayat (3) huruf c dan Pasal
27 ayat (2) dalam Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang; serta Pasal 6ayat (2) Peraturan Daerah
Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun 2010 - 2030, maka
diperlukan rencana rinci tata ruang yang lebih aplikatif,
konsekuen dan optimal, mengingat RTRW Kabupaten Gresik
tersebut belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang.
Untuk mengatasi kebutuhan akan rencana tata ruang yang
lebih rinci, meminimalkan dampak negatif pembangunan, serta
menghadapi tantangan persaingan dan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik, maka perlu arahan pembangunan
yang lebih optimal, terarah, dengan mensinergikan kebijakan
pembangunan keruangan (spasial) Kabupaten Gresik, khususnya
BWP Gresik Perkotaan, ke dalam arahan kebijakan pembangunan
Nasional, Propinsi dan Regional (antar wilayah kabupaten/kota)
yang berdaya saing, berdayaguna, terpadu, serta berkelanjutan di
masa datang, melalui penyusunan RDTR (Rencana Detail Tata
Ruang) BWP Gresik Perkotaantersebut.
Penyusunan Review Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan
Peraturan Zonasi Tahun 2018 ini diarahkan pada kawasan
perkotaan di Kabupaten Gresik yang meliputi wilayah pusat
kegiatan perkotaan yaitu BWP Gresik
Perkotaan.Cepatnyaperkembanganpembangunandanperubahankebi
jakanstrategispemerintahterutamadalampembangunaninfrastruktu
rberupajalantol di
wilayahperencanaanmenuntutadapenyesuaiandokumenperencana
an yang telahdisusun.
Sehinggadiharapkanperencanaanmampumenjawabpermasalahan
yang akanterjadidimasamendatang.
Kawasan perkotaan ditetapkan adalah Kecamatan Gresik dan
Kecamatan Kebomas.Kebomasadalah salah satukecamatan yang
ada di gresik.
Kecamataniniberdekatandenganpusatpemerintahankota Gresik.
Kecamataninidapatdibilangkecamatan yang maju,
karenakecamataninimerupakan salah satubagiandari CBD (centre
business district) dan memilikibeberapabangunan-
bangunanpenting, sepertiPabrik Semen Gresik, rumahsakit Gresik
(Bunder), Masjid Agung Gresik, makamSunanGiri, perumahan-
perumahandiantaranya Gresik Kota Baru, Griya Kembangan Asri,
Rusunami dan Rusunawa di daerahPrambangan. Selainitu,
perbatasanantarakecamataninidengan Gresik
biladilihatsecarasepintastidaktampakbegitujelas. Kecamatanini
juga sangatstrategis, karenajalanraya di
dalamkecamataniniialahsebagaijalanutamaluarkota,
menujukekotaLamongan, Tubandll
Secara geografis Kecamatan Gresik terletak pada ketinggian ±
4 m di atas permukaanlaut dan seluruh wilayahnya merupakan
dataran rendah. Kecamatan Gresik memiliki luaswilayah 5,54
km2. Desa Ngipik merupakan desa yang memiliki luas wilayah
paling luas dibandingkandengan desa-desa yang lainnya yaitu
sebesar 0,65 km2. Sedangkan desa dengan luaswilayah terkecil
adalah Desa Sukodono yang hanya memiliki luas wilayah sebesar
0,03 km2.Wilayah Kecamatan Gresik
biladilihatdaripenggunaanlahannyasebanyak 438,36
Haatausebesar 79,08 persenmerupakantanahpekarangan. Sebesar
19,02 persenmerupakanLain-lain dan 1,89
persenmerupakantanahkering.

2. Maksud dan Dokumen ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kembali


Tujuan sesuai dengan Pedomanpenyusunan (Permen PU Nomor
20/PRT/M/2011) dan penyusunan PERDA
Sedangkan tujuan dari Penyusunan Review Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi ini antara lain:
 Menyusunreviewdokumen / materiteknis rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi;
 Menyusunrancanganperaturandaerah (Perda) tentangRencana
Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan ZonasiTahun 2018 –
2038;

3. Sasaran Sasaran dari penyusunan Review Rencana Detail Tata Ruang


(RDTR) dan Peraturan Zonasiantara lain:
1. Muatan RTDTK
 Tujuan Penataan BWP;
 Rencana Pola Ruang;
 Rencana Jaringan Prasarana;
 Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya;
 Ketentuan Pemanfaatan Ruang; dan
 Peraturan Zonasi (bagian tak terpisahkan yang memuat
materi peraturan zonasi dan pengelompokan materi)
2. Perda meliputi batang tubuh dan penjelasan

4. Lokasi Lokasikegiatan yang menjadiwilayahperencanaan review


Kegiatan Rencana Detail Tata Ruang RDTR
danPeraturanZonasiberadapadaBWP Gresik Perkotaan yang
meliputiKecamatan Gresik dan KecamatanKebomas.
KecamatanKebomasmeliputiDesa/ Kelurahan: Kedanyang,
Prambangan, Gulomantung, Sukorejo, Segoromadu, Karangkiring,
Indro, Singosari, Sidomoro, Gending, Ngargosari, Kawisanyar,
Sidomukti, Giri, Klangonan, Sekarkurung, Kembangan, Dahanrejo,
Randuagung, Kebomas. SedangkanKecamatan Gresik
terdiridariDesa/ Kelurahan: Ngipik, Tlogopatut, Sidokumpul,
Kramatinggil, Sidorukun, Pulopancikan, Gapurosukolilo,
Tlogobendung, Pekauman, Sukorame, Karangturi, Trete,
Karangpoh, Bedilan, Kebungson, Pekelingan, Kemuteran,
Sukodono, Kroman, Lumpur, dan Tlogopojok.

5. Sumber Untuk pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Detail


Pendanaan Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi ini diarahkan di
Perkotaan BWP Gresik Perkotaan, dan memerlukan biaya sebesar
Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) yang dibiayai oleh DPA
– SKPD APBD Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
Gresik Tahun Anggaran 2018.

6. Nama dan Kegiatan pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang


Organisasi (RDTR) dan Peraturan Zonasi ini dibawah Kuasa Pengguna
Pejabat Anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Pembuat
Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2018.
Komitmen

Data Penunjang
Data dasar yang digunakandalampenyusunanadalahDokumen
7. Data Dasar
RDTR dan PZ BWP Gresik Perkotaandan RTRW Kabupaten Gresik
Tahun 2010 - 2030.

8. Standar Standarteknispenyusunanberpedomanpadaperaturanmenteripeker
Teknis jaanumumNomor : 20/PRT/M/2011
tentangpedomanpenyusunanrencana detail
tataruangdanperaturanzonasikabupaten/kota dan Pergub 34
tahun 2013 tentang
MekanismePemberianPersetujuanSubstansiRancanganPerdaKabup
aten/Kota tentangRencana Detail Tata RuangBagian Wilayah
PerkotaanKabupaten/Kota (Berita Daerah
ProvinsiJawaTimurTahun 2013 Nomor 34 Seri E)

9. Studi-Studi Beberapa studi terdahulu tentang kawasan perencanaan:


Terdahulu 1. RPJPD
2. RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2016 - 2021
3. RTRW Kabupaten Gresik

10. Referensi Landasan hukum dari kegiatan Penyusunan Rencana Detail


Hukum Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Tahun 2017 ini antara
lain :
a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2730);
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2043);
d. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
e. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang
PerubahanatasperaturanpemerintahNomor 26 tahun 2008
tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5004);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan PenataanRuang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
k. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 tahun 1989
tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya;
l. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009
tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, Beserta Rinciannya.
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
p. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011-2031(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012 Nomor 3 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 15);
q. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 34 Tahun
2013 tentang Mekanisme Pemberian Persetujuan Substansi
Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Detail Tata
Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota (Berita
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Nomor 34 Seri E);
r. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun
2010 – 2030 (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2011
Nomor 8);

RuangLingkup

11. Lingkup Ruanglingkupkegiatanpenyusunanrencana detail


Kegiatan tataruangdanperaturanzonasidibatasipadawilayahperkotaanpadaB
WP Gresik Perkotaan.
AdapunRuangLingkupSubstansikegiatanpenyusunan RDTR
dan PZ yaitumelakukan review ataspenetapan BWP,
rencanapolaruang, rencanajaringanprasarana, penetapan sub
BWP yang diprioritaskanpenanganannya,
kebutuhanpemanfaatanruangdanperaturanzonasi. Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi ini
antara lain:
a) Menyusun Materi Teknis RDTR dan Peraturan Zonasiyang
sekurang – kurangnya terdiri dari:
 Tujuan Penataan BWP;
 Rencana Pola Ruang (Konsep pengembangan BWP, Pembagian
Sub BWP dan Blok, Penetapan Zona dan Sub Zona, Rencana
Zona Lindung dan Zona Budidaya);
 Rencana Jaringan Prasarana (Jaringan pergerakan, Jaringan
energi / kelistrikan, Jaringan telekomunikasi, Jaringan Air
Minum, Jaringan Drainase, Jaringan Air Limbah, dan
Pengembangan prasarana lainnya);
 Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penangannanya;
 Ketentuan Pemanfaatan Ruang (Program perwujudan tata
ruang, dan Indikasi program pemanfaatan ruang prioritas); dan
 Peraturan Zonasi (Ketentuan wajib, peraturan zonasi pada zona
lindung, peraturan zonasi pada zona budidaya, dan zoning
map).
b) Dalam proses penyusunannya, Tenaga Ahli Perencanaan
Wilayah dan Kota membuat draft konsep rencana pola ruang
dan rencana jaringan prasarana untuk diserahkan kepada
KonsultanTenaga Ahli Pemetaan Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi, agar mendapatkan
rekomendasi dan persetujuan substansi peta / dokumen
spasial yang memenuhi standart informasi geospasial dari BIG
(Badan Informasi Geospasial).
c) Menyusun draft Raperda yang berisi tentang materi wajib dalam
RDTR sebagaiprasyarat untuk diikutkan dalam Mekanisme
Pemberian Persetujuan Substansi Rancangan Perda Kabupaten
Gresik tentang Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Gresik Perkotaaneoleh Gubernur Jawa Timur.
d) Berkoordinasi dengan Tim Teknis dari Dinas Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang Kabupaten Gresik selama proses Penyusunan
RDTR dan Peraturan Zonasi ini, dan memberikan draft rencana
(baik rencana pola ruang maupun rencana jaringan prasarana
kepada Tenaga Ahli Lingkungan agar disusun dokumen KLHS
(Kajian Lingkungan Hidup Strategis)-nya untuk disahkan oleh
BLH (Badan Lingkungan Hidup) Provinsi Jawa Timur sebagai
prasyarat dalam penerbitan Persetujuan Substansi Rancangan
Perda Kabupaten Gresik tentang Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah BWP Gresik Perkotaanoleh Gubernur Jawa
Timur.

12. Keluaran Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan
Penyusunan Review Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan
Peraturan Zonasi ini, antara lain:
a. Materi Teknis yang memuat beberapa materi wajib, antara
lain:
- Tujuan Penataan BWP;
- Rencana Pola Ruang;
- Rencana Jaringan Prasarana;
- Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya;
- Ketentuan Pemanfaatan Ruang; dan
- Peraturan Zonasi (bagiantakterpisahkan yang
memuatmateriperaturanzonasidanpengelompokanmateri)
b. Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) sebagai draft /
rancangan produk hukum yang mengakomodasi seluruh
rencana tata ruang (pola ruang, rencana jaringan saran dan
prasarana) serta dan peraturan zonasi, seperti halnya yang
terdapat dalam materi teknis, guna mendapatkan persetujuan
substansi RDTR oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur.
c. Keluaran tersebutdalam point a, dan point b, diserahkan dalam
bentuk soft file yang disimpan pada USB flash diskdan CD
(Compact Disk), yang memuat keseluruhan rangkaian hasil dan
proses penyelesaian
kegiatanmeliputilaporanpendahuluan,laporanakhir,
danringkasaneksekutif sebanyak 1 (satu) buah.

13. Peralatan, Pelaksanaan Penyusunan Review Rencana Detail Tata Ruang


Material, (RDTR) dan Peraturan Zonasi diperlukan peralatan dan material
Personil dan yang berfungsi sebagai pendukung dalam penyusunan kegiatan
Fasilitas dari
tersebutantara lain Hardisk, LCD,
Pejabat
Pembuat dandokumenperencanaandanperaturantataruang.
Komitmen Adapun dalam Pelaksanaan penyusunan Tenaga Ahli
Perencanaan dapat dibantu oleh tenaga/timteknis yang telah
ditunjuk dan ditetapkan .

14. Peralatan Peralatandan Material dari penyedia jasa yang diperlukan


dan Material dalam penyusunan terdiri dari GPS, Kamera, dan Laptop.
dari
Penyedia
Jasa
Konsultansi

15. Lingkup Lingkup kewenangan yang sekaligus merupakan lingkup


Kewenangan
pekerjaan konsultan, diantaranya adalah :
Penyedia
Jasa a. Melakukantanggapan (bilaada) sekaliguspenjabaran KAK ini,
untukselanjutnyamenyusunrencanakerjadanmelakukanpersiap
an-persiapanpekerjaan,
sertamengajukannyakepadaPejabatPembuatanKomitmen
(PPK)dalambentukLaporanPendahuluan,
untukdibahasdalamsuatu forum pertemuanbersama Tim
Teknisgunamemperolehkesepakatan yang
akanmenjadipeganganbersama,
b. Melakukanpengecekanwilayah
c. Menyusun dan mendiskuisikanlaporanpendahuluan dan draft
laporanakhir yang berupaprogreskemajuan.
d. Membuatsertamenyerahkanrisalahsetiappertemuankepada Tim
Teknisuntukdicocokkandenganrisalah yang disusunolehTim
Teknis.
e. MembuatsertamenyerahkansetiapbentukdokumentasikepadaPej
abatPembuatKomitmensecaratepatwaktudengansuatuBeritaAca
raSerahTerima.

16. Lingkup 1. Menyediakan data dan informasi terkait RDTR dan


Kewenangan
peraturan zonasi
Pengguna
Jasa 2. Memfasilitasi pertemuan/ koordinasi dalam setiap kegiatan
yang dilakukan
3. Menggadakan laporan sesuai dengan kebutuhan
4. Memfasilitasi penyedia jasa dalam melakukan pengecekan
lapangan

17. Jangka Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Review


Waktu
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ditetapkan 5 (lima) bulan
Penyelesaian
Kegiatan terhitung setelah diterbitkannya SPMK.
5. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah
Orang
Bulan1
Tenaga Ahli:
TenagaAhliPer -lulus perguruan tinggi negeri atau
encanaanWila perguruan tinggi swasta yang telah 1 orang, 5
yah dan Kota diakreditasi atau perguruan tinggi Bulan
luar negeri yang telah diakreditasi,
-memiliki SKA Ahli Perencanaan
Wilayah dan Kota (502) yang masih
berlaku,
-Tenaga Ahli Tingkat Keahlian Ahli
Madyapengalaman 5 (Lima) tahun

6. Jadwal Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RDTR dan


Tahapan Peraturan Zonasi sebagai berikut:
Pelaksanaan 1. Laporan pendahuluan
Kegiatan 2. Pengecekan lapangan
3. Draft laporan akhir
4. Laporan akhir
5. Ranperda
Laporan

7. Laporan Laporan Pendahuluan memuat:


Pendahuluan o Persepsi/pemahaman terhadap wilayah pekerjaan;
o Teori – teori penanganan;
o Gambaran umum wilayah perencanaan;
o Metodologi pelaksanaan pekerjaan;
o Jadwal pelaksanaan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh
hari kerja sejak SPMK diterbitkan dan diserahkan dalam Compact
Disk (CD)

8. Laporan Akhir Laporan Akhir berupa materi teknis yang memuat :


- Pendahuluan
- MuatanUmum
- Tujuan Penataan BWP;
- Rencana Pola Ruang;
- Rencana Jaringan Prasarana;
- Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya;
- Ketentuan Pemanfaatan Ruang; dan
- Peraturan Zonasi (bagian tak terpisahkan yang memuat materi
peraturan zonasi dan pengelompokan materi)

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150


(seratusduapuluh) hari kerja sejak SPMK
diterbitkandandiserahkandalamcakram padat (compact disc)

9. Draft Substansi Draft/rancangan Peraturan Daerah tentang RDTR dan


Ranperda Peraturan Zonasi mengikuti kaidah penyusunan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan memuat rumusan
pasal perpasal dari dokumen materi teknis RDTR dan PZ serta
dengan mengacu pada RTRWN,
RTRWP, RTRW Kabupaten/Kota, peraturan sektoral, dan
ketentuan peraturan perundangan-undangan
terkaitlainnya.

Gresik, Mei 2018


Pejabat Pembuat Komitmen pada Kegiatan
Penyusunan RDTR danPeraturanZonasi

ACHMAD HADI, SP.,MT.


Pembina
NIP. 19740101 199803 1 013

You might also like