You are on page 1of 4

BAB III

SCALE

Istilah scale dipergunakan secara luas untuk deposit keras yang terbentuk pada peralatan
yang kontak atau berada dalam air. Dalam operasi produksi minyak bumi sering ditemui mineral
scale seperti CaSO4, FeCO3, CaCO3, dan MgSO4. Senyawa-senyawa ini dapat larut dalam air.
Scale CaCO3 paling sering ditemui pada operasi produksi minyak bumi. Akibat dari
pembentukan scale pada operasi produksi minyak bumi adalah berkurangnya produktivitas
sumur akibat tersumbatnya penorasi, pompa, valve, dan fitting serta aliran. Penyebab
terbentuknya deposit scale adalah terdapatnya senyawasenyawa tersebut dalam air dengan
jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan kesetimbangan. Faktor utama yang
berpengaruh besar pada kelarutan senyawa-senyawa pembentuk scale ini adalah kondisi fisik
(tekanan, temperatur, konsentrasi ion-ion lain dan gas terlarut).

3.1. Petunjuk dan Identifikasi Masalab Scale dan Kemungkinan Penyebabnya di lapangan
Operasi.

Di lapangan operasi masalah scale dan kemungkinan penyebabnya dapat dilihat dari:

1. Untuk warna terang atau putih


a. Bentuk fisik : Keras, padat, dan gambar halus
Penambahan HCL 15%: Tidak Larut
Komposisi : BaSO4, SrSO4, CaSO4 dalam air yang terkontaminasi
b. Bentuk fisik : Panjang, padat kristalnya seperti mutiara
Penambahan HCL 15% : Larut tanpa ada gelembung gas, larutan menunjukkan adanya SO4
dengan BaCl2
Komposisi: Gipsum, CaSO4 ,2H20 dalam air terkontaminasi dari dalam air super saturation.
c. Bentuk fisik : Padat, halus, kristal berbentuk penambahan HCL 15%. Mudah larut dan ada
gelembung gas.
Komposisi : CaCO3, campuran CaCO3 dan MgCO3 jika dilarutkan perlahan-lahan.

2. Untuk warna gelap dari coklat sampai dengan hitam


a. Bentuk fisik : Padat dan coklat
Penambahan HCL 15%: Residu berwarna putih, pada pemanasan berwarna coklat
Komposisi : Sama dengan 1a dan 1b untuk residu warna putih, yang berwarna coklat adalah
besi oksida yang merupakan produk korosi atau pengendapan yang disebabkan oleh oksigen
b. Bentuk fisik :Padat berwarna putih
Penambahan HCL 15%:Logam hitam larut perlahan-lahan dengan perubahan pada H2S, putih,
residu yang tidak larut
Komposisi :Sama dengan 1a. dan 1b. diatas untuk residunya warna hitam adalah besi sulfida
yang merupakan produk korosi.
3.2. Reaksi-Reaksi Yang Menyebabkan Scale.

Reaksi-reaksi terbentuknya padatan deposit antara lain:


1. BaCL2 + Na2S04 menjadi BaSO4 + 2 NaCI
Barium sulfat terdapat dalam air terkontaminasi
2. CaCl2 + Na2S04 menjadi CaSO4 + 2 NaCI
Gipsum terdapat dalam air terkontarninasi atau supersaturation.
3. Ca(HCO3)2 menjadi CaCO3 + CO2 + H2O
Kalsium karbonat terdapat dalam supersaturation karena penurunan tekanan, panas dan agitasi.

3.3 Pencegahan Scale dengan Scale Inhibitor.

Scale inhibitor adalah bahan kimia yang menghentikan atau mencegah terbentuknya scale bila
ditambahkan pada konsentrasi yang kecil pada air. Penggunaan bahwa kimia ini sangat menarik,
karena dengan dosis yang sangat rendah dapat mencukupi untuk mencegah scale dalam periode
waktu yang lama.

Mekanisme kerja scale inhibitor ada dua, yaitu:


1. Scale inhibitor dapat teradsorpsi pada permukaan kristal scale pada saat mulai terbentuk.
Inhibitor merupakan kristal yang besar yang dapat menutupi kristal yang kecil dan menghalangi
pertumbuhan selanjutnya.
2. Dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah menempelnya suatu partikel-
partikel pada permukaan padatan.

3.4 Tipe Scale Inhibitor

Kelompok scale inhibitor antara lain: inorganik poliphospat, Inhibitor organik, Phosponat, ester
phospat, dan polimer. Inorganik poliphospat adalah padatan inorganik non-kristalin. Senyawa ini
jarang digunakan dalam operasi perminyakan. Kerugiannya adalah merupakan padatan dan
bahan kimia ini mudah terdegradasi dengan cepat pada pH rendah atau pada temperatur-tinggi.
Inhibitor organik biasanya dikemas sebagai cairan konsentrat dan tidak dapat dipisahkan sebagai
bahan kimia stabil. Ester phospat merupakan scale inhibitor yang sangat efektif tetapi pada
temperatur diatas 175°C dapat menyebabkan proses hidrolisa dalam waktu singkat. Phosponat
merupakan scale inhibitor yang baik untuk penggunaan pada temperatur diatas 3500F.
Sedangkan polimer seperti akrilat dapat digunakan pada temperatur diatas 350°C.

3.5 Pemilihan Scale Inhibitor


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis inhibitor untuk mendapatkan
efektifitas kerja inhibitor yang baik adalah sebagai berikut:
1. Jenis scale, dengan diketahuinya komposisi scale, dapat dilakukan pemilihan scale inhibitor
yang tepat.

2. Kekerasan scale.
3. Temperatur, secara umum, inhibitor berkurang keefektifannya apabila temperatur
meningkat. Setiap inhibitor mempunyai batas maksimum temperatur operasi agar dapat
berfungsi dengan baik.

4. pH, kebanyakan scale inhibitor konvensional tidak efektif pada pH rendah.

5. Kesesuaian bahan kimia, scale inhibitor yang digunakan harus sesuai dengan bahan kimia
lain yang juga digunakan untuk kepentingan operasi seperti corrosion inhibitor. Beberapa scale
inhibitor ada yang bereaksi dengan kalsium, magnesium atau barium membentuk scale pada
konsentrasi yang tinggi.

6. Padatan terlarut, semakin banyak padatan terlarut maka semakin tinggi konsentrasi inhibitor
yang digunakan.

7. Kesesuaian dengan kondisi air, kandungan ion-ion kalsium, barium, dan magnesium yang
ada dalam air akan menyebabkan terjadinya reaksi dengan beberapa jenis inhibitor sehingga
menimbulkan masalah baru yaitu terbentuknya endapan. Sehingga jenis inhibitor harus dipilih
sessuai kemungkinan.

8. lklim, setiap inhibitor mempunyai titik lebur tertentu dan cara menginjeksikan
ke dalam sistem, sehingga untuk menghindari terjadinya pembekuan ataupun
perubahan komposisi dari inhibitor.

3.6 Beberapa Jenis Scale Inhibitor


1. Hidrokarbon
Hidrokarbon diperlukan sebagai pelarut hidrokarbon digunakan untuk menghilangkan minyak,
parafin, atau asphaltic materials yang menutupi scale yang terbentuk, karena apabila digunaka
asam sebagai penghilang scale maka asam ini tidak akan bereaksi dengan scale yang tertutupi
oleh minyak (oil coated scale), oleh sebab itu minyak harus dihilangkan terlebih dahulu dari
scale dengan menggunakan hidrokarbon.

2. Asam klorida
Asam klorida adalah bahan yang banya digunakan untuk membersihkan scale yang telah
terbentuk. Bahan ini dapat digunakan pada berbagai kondisi. Asam klorida digunakan dengan
konsentrasi 5%, 10%, atau 15% Hcl. Reaksi yang terjadi:
CaCO3 + 2 HCI menjadi H2O + CO2 + CaCl2
Corrotion inhibitor harus ditambahkan dalam Hcl untuk menghindari efek keasaman pada pipa
yang dapat menyebabkan korosi.

3. Inorganic Converters
Inorganic converters biasanya merupakan suatu karbonat atau hidroksida yang akan bereaksi
dengan kalsium sulfat dan membentuk acid soluble calcium carbonate. Kemudian diikuti dengan
penambahan asam klorida untuk melarutkan karbonat atau kalsium hidroksida yang terbentuk.
CaSO4 + (NH4)2CO3 menjadi (NH4)2S04 + CaCO3
CaCO3 + 2 Hcl menjadi H2O + CO2 + CaCl2
CO2 yang terbentuk dari reaksi dengan asam ini akan membantu mengeluarkan secara mekanis
scale yang mungkin tersisa. Inorganic converters sebaiknya tidak digunakan pada scale yang
keras.

4. Organic Converters
Organic converters seperti natrium sitrat, potassium asetat sering digunakan. Reaktan ini akan
bereaksi dengan scale kalsium sulfat, sehingga scale akan menjadi lebih lunak dan mudah
dibersihkan dengan melewatkan air.

5. Natrium Hidroksida
Larutan 10% natrium hidroksida dapat melarutkan hingga 12,5% berat dari scale kalsium
karbonat.

DAFTAR PUSTAKA
Cowan Jack C., et al, Water Fonned Scale Deposit, Gulf Publishing Company, Houston, Texas.
Maurice I Stewart, Basic Gas Technology For CPl Engineers and Senior Field Personnel,
International Training and Development, CPl, 1997
NACE, Basic Corrosion Cow-se Ninth Printing, Houston, Texas 1978
Ridwan Fakih, Basic Corrosion Engineering, Petroleum Engineering PT CPl, Pekanbaru, 1993.

You might also like