You are on page 1of 25

41

Muhammadiyah Journal
of Nursing

Lucia Anik interviews all indicate an adaptive response to


psychological adaptation.
Purwaningsih
1
, Elsye Maria Conclusion: Psychological and physiological
Rosa2 adaptation response following administration of a
combination of alternative moisture balance
dressings and therapies SEFT are adaptive.
RSUP. DR.
1

Sardjito Keywords: Alternative moisture balance dressings,


Yogyakarta SEFT therapy, physiological adap- tation,
psychological adaptation
2
Universitas
Muhammadiy
ah
Yogyakarta
elanie_la@ya
hoo.com

ABSTRACT
Background: Burns are the most severe
trauma impact on both physical and
psychological. With the limited types
of advanced dressings are available
in some hospitals, many alternatives
were developed based treatment of
burns moist (moisture balance
dressings alternative) to
accelerate wound healing. Non-
pharmacological interventions for
the treatment of psychological stress
with SEFT therapy, the patient›s
with SEFT therapy will be relaxed
and the mind becomes calm.
Relaxation created very influential
in the healing process. This study aim:
To identify the physiological and
psychological adaptation response of
burn patients were given a
combination of alternative SEFT
moisture balance dressings and
therapies. Methods: Action Research to
determine the physiological and
psychological adaptation response of
burn patients were given a combination
of alternative moisture balance and SEFT
therapy The sample is the total
population that met the inclusion
criteria. Result : There were 8
respondents (March - June 2014). Most
of the 75% of men, aged between 17-
51 years, extensive of wound between
6-55% TBSA, 37.5% stage II, stage III
62.5%.Physiological adaptation response
with an wound healing indicator
average 42.37 (36-49) showed that
physiological adaptation response is
adaptive, long time recovering the
second degree on average 17.6 days
(7-36 days), the average grade III 28 ,
8 days (20-40 days). Psychological
adaptation response with an
acceptance score average 44.5 (40-
50) and supported by the results of
Respon Adaptasi angka kematian 34%, rata- rata setiap bulannya terdapat
4-5 pasien baru dengan luka bakar derajat II – III dan
Fisiologis dan Psikologis
luas antara 20 – 90 % yang dirawat di unit Luka Bakar
Pasien Luka Bakar yang membutuhkan lama dirawat
Diberikan Kombinasi /length of stay (LOS) untuk penyembuhan lukanya rata-
Alternative Moisture
Balance Dressing dan
Seft Terapi di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta

PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan trauma yang
berdampak paling berat terhadap fisik
maupun psikologis, dan mengakibatkan
penderitaan sepanjang hidup seseorang,
dengan angka mortalitas dan morbiditas
yang tinggi (Yefta, 2003). Kegawatan
psikologis tersebut dapat memicu suatu
keadaan stress pasca trauma atau post
traumatic stress disorder (PTSD) (Brunner
dan Suddarth,
2010).
Pada beberapa negara, luka bakar
masih merupakan masalah yang berat,
perawatannya masih sulit, memerlukan
ketekunan dan membutuhkan biaya yang
mahal serta waktu yang lama. Perawatan
yang lama pada luka bakar sering
membuat pasien putus asa dan mengalami
stress, gangguan seperti ini sering
menjadi penyulit terhadap kesembuhan
optimal dari pasien luka bakar. Oleh
karena itu pasien luka bakar memerlukan
penanganan yang serius dari berbagai
multidisiplin ilmu serta sikap dan
pemahaman dari orang-orang sekitar baik
dari keluarga maupun dari tenaga
kesehatan sangat penting bagi support
dan penguatan strategi koping pasien
untuk menerima serta beradaptasi dalam
menjalani perawatan lukanya juga untuk
mengurangi stres psikologis sehingga
mempercepat mempercepat
penyembuhan luka (Maghsoudi, 2010).
RSUP. Dr.Sardjito selama tahun 2012
terdapat 49 pasien luka bakar dengan
42
Muhammadiyah Journal
of Nursing
43
rata 1 bulan, untuk 2 pituitari
Muhammadiyah Journalmenurunkan alternative moisture
of Nursing
kasus-kasus tertentu 0 sekresi ACTH dan balance dressing dan
bisa 0 diikuti dengan SEFT
sampai sekitar 6 bulan 5 penurunan kadar t
sampai 1 tahun d glukokortikoid dan e
(Register Unit Luka a kortisol yang berperan r
Bakar RSUP. n dalam mengatur a
Dr.Sardjito, 2012). respon inflamasi, p
Angka kejadian H respon imun, dan i
gangguan stres paska a pengaturan kadar gula .
trauma di RS Cipto n darah yang
Mangunkusumo d merupakan faktor- M
adalah 16,2%, paska a faktor internal ini E
rawat inap y sangat berpengaruh T
21,1% dan pada a dalam proses O
rawat inap 10,7% n penyembuhan luka D
(Yefta 2003). i, (Kozier, 1995). E
Dalam proses 2 Tujuan dalam
penyembuhan luka 0 penelitian ini untuk P
bakar, perlambatan 1 mengetahui E
penyembuhan luka 0 mengetahui respon N
(delayed healing) dapat ) adaptasi fisiologis E
terjadi bila sel . fungsi proteksi proses L
inflamasi dan sel Salah satu terapi penyembuhan luka
I
imunitas yang nonfarmakologis T
dan respon adaptasi
diperlukan pada fase untuk penanganan I
psikologis fungsi
inflamasi, proliferasi stres psikologis
A
konsep diri physical self
dan maturasi tidak
N
dengan SEFT terapi. pada pasien luka bakar
dapat bekerja secara SEFT (Spiritual yang diberikan Desain penelitian
optimal. Respon Emotional freedom kombinasi ini adalah action
inflamasi dan imun Technique) merupakan research untuk
tersebut dipengaruhi terapi yang mampu mengetahui respon
oleh beberapa faktor, menurunkan stres adaptasi fisiologis
salah satunya stres psikologis seperti dan psikologis pasien
psikologis (Yefta, 2003 ketakutan yang luka bakar yang
dan Dealey, 2005). berlebihan secara diberikan kombinasi
Pengaruh stres signifikan pada alternative moisture
psikologis dalam penderita gangguan balance dan SEFT
penyembuhan luka fobia spesifik (Zainul, terapi. Sampel adalah
sebagai berikut; stres 2011). total populasi dengan
psikologis yang buruk Dengan SEFT accidental sampling
seperti stres, ansietas, terapi pasien menjadi yang memenuhi
dan depresi rileks dan pikiran kriteria inklusi.
menunjukkan menjadi lebih Pengambilan data
penurunan efisiensi tenang. Relaksasi berlangsung dalam 2
sistem imun dan yang diciptakan tahap, pengambilan
berlanjut pada tersebut dapat data respon adaptasi
terhambatnya menstimulasi fisiologis fungsi
penyembuhan luka hipotalamus untuk proteksi proses
(Dealey, menstimulasi kelenjar penyembuhan luka
44
bakar dengan metode status kesehatan, (6)
Muhammadiyah Journal
of Nursing
observasi mencari informasi, (7)
menggunakan koping mengatasi
indikator NOC: masalah, (8)
Wound Healing mengambil
Secondary Intenttion keputusan terkait
yang terdiri dari 10 kesehatannya, (9)
item meliputi; (1) pembaharuan makna
ukuran luka, (2) kesehatan, (10)
kedalaman luka, (3) harapan, dengan total
resolusi bullae, (4) nilai skor rentang 10–
resolusi jaringan 50, skor yang tinggi
nekrotik, (5) tipe menunjukkan respon
eksudat, (6) resolusi psikologis yang
eksudat, (7) resolusi adaptif, dilanjutkan
eritema, (8) resolusi dengan wawancara
jaringan edema, (9) terstruktur dilakukan
granulasi dan (10) setelah responden
epitelisai dengan total mencapai proses
nilai skor rentang 10– penyembuhan dengan
50, skor yang tinggi jaringan epitelisasi
adalah status atau granulasi >25%
penyembuhan yang
lebih baik
menunjukkan respon
adaptasi fisiologis
yang efektif atau
adaptif dan dilakukan
selama kurang lebih
4 bulan, dari bulan
Maret
2014 sampai dengan
Juni 2014 dan data
tentang respon
adaptasi psikologis
fungsi konsep diri
physical self dengan
metode pengisian
kuesioner berdasarkan
indikator acceptance
dari NOC yang terdiri
10 item meliputi; (1)
perasaan tenang, (2)
harga diri positif, (3)
menjaga keakraban/
menjalin hubungan,
(4) menyatakan
perasaan tentang
kesehatan, (5)
menerima realita
45
Muhammadiyah Journal
of Nursing
46
TBSA (Total Body kontak langsung Journal
Muhammadiyah luka bakar merupakan Usia merupakan
of Nursing
Surface Area) yang ataupun tidak trauma yang faktor yang
berlangsung langsung dengan disebabkan sebagain mempengaruhi
dal sumber panas yang besar karena kelalaian penyembuhan luka,
am sering terjadi dalam di rumah ataupun di terdapat perbedaan
peri kehidupan sehari-hari tempat kerja, dapat penyembuhan pada
ode yang sebagain besar terjadi pada usia tingkat usia anak dan
wa (75%) disebabkan tersebut yang dewasa, Suriadi
ktu karena kelalaian atau tergolong dengan usia (2007) menyatakan
ters keteledoran baik produktif, dimana pada anak- anak
ebu dirumah ataupun pada usia tersebut penyembuhan luka
t. ditempat kerja, fungsi dan peran dan kontraksi terjadi
Penelitian ini sedangkan luas luka adalah sebagai dengan cepat dari
telah mendapat bakar dipengaruhi pekerja, sehingga pada dewasa, pada
persetujuan dari oleh penyebab sangat dimungkinkan usia dewasa terjadi
Komite Etik Fakultas kejadian luka bakar kejadian trauma ada suatu penurunan
Kedokteran (WHO, 2014). banyak terjadi saat vaskularitas dermal,
Universitas Gadjah Hasil penelitian ini melakukan aktivitas penurunan densitas
Mada dan Universitas tidak berbeda jauh dalam bekerja. Luas kolagen, elastin,
Muhammadiyah dengan hasil luka bakar sangat fragmentasi elastin,
Yogyakarta. penelitian-penelitian dipengaruhi oleh dan penurunan jumlah
sebelumnya yang penyebab terjadinya sel mast, akan tetapi
HASIL menemukan usia luka bakar dan situasi tingkatan
PENELITIAN DAN antara 18 -52 tahun saat terjadinya luka penyembuhan adalah
PEMBAHASAN dengan luas luka 15- bakar. batas normal (Suriadi,
1. 52% TBSA (Gravante 2007; Bryant, 2006;
Ka dan Montone, 2010), Carvile,
ra dan usia terbanyak 2
kt antara 20 – 40 tahun 0
eri 61.1% dengan rata-rata 0
sti luas luka 39%TBSA 7
k Gowri et al., )
Re 2 .
sp 0 Dalam penelitian
on 1 ini untuk menghindari
de 2 faktor pengaruh usia
n ) terhadap
Didapatkan 8 . penyembuhan, usia
responden (Maret-Juni Sementara Othman sudah terlebih dahulu
2014). Jenis kelamin (2010) menemukan dikontrol dengan
sebagian besar (75%) luas luka dalam menjadikan usia
laki-laki, usia rata-rata rentang 10–48%TBSA antara 15 – 55 tahun
antara 17- 51 tahun, terdapat pada sebagai responden.
luas luka antara responden dalam Pada penelitian ini
6-55% TBSA, derajat II rentang usia antara didapatkan usia
37,5%, derajat III 18–45 tahun, yang termuda 17 tahun dan
62,5%. Luka bakar juga terbukti pada usia tertua 51 tahun.
merupakan salah satu hasil penelitian ini. Luas luka pada luka
trauma yang Peneliti juga bakar juga merupakan
disebabkan akibat sependapat bahwa faktor yang
47
mempengaruhi resolusi bullae, (4)
Muhammadiyah Journal
of Nursing
penyembuhan, resolusi jaringan
semakin luas luka nekrotik, (5) tipe
bakar akan eksudat, (6) resolusi
meningkatkan insiden eksudat, (7) resolusi
infeksi karena kulit eritema, (8) resolusi
merupakan barier jaringan edema, (9)
utama tubuh kita granulasi dan (10)
sehingga semakin luas epitelisai dengan total
luka bakar, imunitas nilai skor rentang 10–
tubuh menjadi 50, skor yang tinggi
semakin menurun. adalah status
Berdasarkan dari
hasil temuan dan
teori diatas peneliti
sependapat bahwa
penyembuhan luka
pada luka bakar
sangat dipengaruhi
oleh usia, luas luka
dan derajat luka.

2.
Resp
on
Ada
ptasi
Fisio
logis
Respon adaptasi
fisiologis fungsi
proteksi proses
penyembuhan luka
sebagai berikut:

a. Evaluasi
Proses
Penyembuha
n Luka
Hasil penelitian
berdasarkan
pengamatan dengan
menggunakan skala
indikator NOC:
Wound Healing
Secondary Intenttion
terdiri dari
10 item meliputi; (1)
ukuran luka, (2)
kedalaman luka, (3)
48
Muhammadiyah Journal
of Nursing
49
penyembuhan yang alternative moisture
Muhammadiyaheksudat serous, encer,
Journal tebal 5 lapis dan
of Nursing
lebih baik balance dressing dan berair,(6) resolusi dilakukan SEFT terapi
menunjukkan sebelumnya dilakukan eksudat 2 kali putaran.
respon adaptasi SEFT terapi terlebih sebagian besar 5 Setelah dilakukan
fisiologis yang efektif dahulu 1 kali putaran responden (62,5%) tindak lanjut
atau adaptif pada selama kurang lebih dengan nilai skor 2 pelaksanaan
siklus 1, siklus 2, 15 menit, berdasarkan artinya sangat sedikit perawatan luka sesuai
siklus 3 sebagai nilai skor wound resolusi eksudat, (7) dengan status
berikut: healing NOC resolusi eritema perkembangan luka
didapatkan hasil rata- sebagian besar 37,5% dengan pemberian
rata nilai skor 21,22 dengan nilai skor 1 topikal terapi sesuai
dengan nilai skor artinya tidak ada derajat dan warna
terendah 13 dan resolusi eritema kulit dasar luka, kemudian
tertinggi 29, dilihat sekitar luka, (8) ditutup kassa tebal 5
dari 10 item indikator resolusi jaringan lapis dan dilakukan
yang meliputi: (1) edema sebanyak 3 SEFT terapi 2 kali
ukuran luka sebagian responden (37,5%) putaran, menunjukkan
besar 7 responden dengan nilai skor skor wound healing
(87,5%) dengan nilai 2 artinya terdapat NOC mengalami
skor 1 artinya luka sedikit resolusi edema peningkatan nilai skor,
Grafik 1. Evaluasi belum tereduksi, (2) ≤ 25%, (9) granulasi didapatkan hasil rata-
Proses kedalaman luka yang sebagian besar 5 rata nilai skor 31,12
penyembuhan bervariasi sebagian responden (62,5%) dengan nilai skor
luka berdasarkan besar dengan nilai dengan nilai skor 2 terrendah 24 dan
skor Wound skor 3 artinya artinya terisi jaringan tertinggi 42. dan
Healing NOC kedalaman luka granulasi dilihat dari 10 item
pada Siklus 1, derajat II, (3) resolusi ≤ 25% dari luas luka, indikator, terdiri dari:
Siklus 2, Siklus 3. bullae sebagian besar (10) epitelisasi (1) ukuran luka
4 responden (50%) sebagian besar sebagian besar 5
Grafik 1. dengan nilai skor 3 5 responden (62,5%) responden (62,5%)
Memaparkan hasil artinya sebagian dengan nilai skor 2 dengan nilai skor 2
evaluasi proses bullae pecah, (4) artinya terisi jaringan artinya terdapat
penyembuhan luka resolusi jaringan epitelisasi ≤ 25% dari reduksi luka
berdasarkan skor nekrotik sebagian luas luka. Hal ini 1-24% dari luas luka,
wound healing NOC besar 3 responden menunjukkan proses (2) kedalaman luka
pada siklus 1, siklus 2 (37,5%) dengan nilai penyembuhan luka sebagian dengan nilai
dan siklus 3 sebagai skor 1 artinya tidak belum efektif, skor 4 artinya
berikut: ada resolusi jaringan sehingga diperlukan kedalaman luka
nekrotik, (5) tipe tindak lanjut tindakan derajat II, (3) resolusi
S eksudat sebagian perawatan luka bullae sebagian besar 7
i besar dengan kombinasi responden (87,5%)
k 6 responden (75%) alternative moisture dengan nilai skor 4
l dengan nilai skor 2 balance dressing dan artinya seluruh bullae
u artinya tipe SEFT terapi pada pecah, (4) resolusi
s sistem regulator jaringan nekrotik
dengan pemberian sebagian besar 3
1 topikal terapi sesuai responden (37,5%)
Setelah dilakukan derajat dan warna dengan nilai skor 4
perawatan luka bakar dasar luka kemudian artinya resolusi
dengan metode ditutup kassa steril jaringan nekrotik 76-
50
99%, (5) tipe eksudat Muhammadiyah Journal
of Nursing
sebagian besar 6
responden (75%)
dengan nilai skor 2
artinya tipe eksudat
serosangeous, encer,
merah pucat atau
pink,(6) resolusi
eksudat
51
Muhammadiyah Journal
of Nursing
52
bervariasi sebanyak 3 k skor
Muhammadiyah Journal 5 artinya 6 responden (75%)
of Nursing
responden (32,5%) l menyeluruh tidak ada dengan nilai skor 4
dengan u jaringan nekrotik, (5) artinya
nilai skor 3 artinya s tipe eksudat sebagian resolusi eksudat
sedikit resolusi besar 3 responden sedang, (7) resolusi
eksudat, (7) resolusi 3 (37,5%) dengan nilai eritema keseluruhan 8
eritema sebagian besar Setelah dilakukan skor 5 artinya tidak responden (100%)
37,5% dengan nilai pelaksanaan tindak ada eksudat, (6) dengan nilai skor 4
skor 3 artinya sebagian lanjut perawatan luka resolusi eksudat artinya sebagian
warna kulit normal sesuai status sebagian besar warna kulit normal
antara 26 – 75%, (8) perkembangan luka antara
resolusi jaringan dengan pemberian 76 – 99%, (8) resolusi
edema sebanyak 4 topikal terapi sesuai jaringan edema
responden (37,5%) derajat dan warna sebagian besar 5
dengan nilai skor dasar luka, ditutup responden (62,5%)
3 artinya terdapat kassa tebal dengan nilai skor 4
sebagian resolusi 5 lapis dan dilakukan artinya terdapat
edema ≤ 25%, (9) SEFT terapi 2 kali, skor sebagian besar
granulasi sebagian wound healing NOC resolusi edema
besar 3 responden mengalami 76-99%, (9) granulasi
(37,5%) dengan nilai peningkatan nilai skor, sebagian besar 5
skor 3 artinya sebagian didapatkan hasil rata- responden (62,5%)
terisi jaringan rata nilai skor 42,37 dengan nilai skor 4
granulasi ≥ 25 - ≤ 75% dengan nilai skor artinya terisi jaringan
dari luas luka, (10) terrendah 36 dan granulasi 76-99% dari
epitelisasi sebagian tertinggi 49. Dilihat luas luka, (10)
besar 3 responden dari 10 item indikator, epitelisasi sebagian
(37,5%) dengan nilai didapatkan: (1) ukuran besar 5 responden
skor 3 artinya terisi luka sebanyak 4 (62,5%) dengan nilai
jaringan epitelisasi ≥ responden (50%) skor 4 artinya terisi
25-≤ dengan nilai skor 5 jaringan epitelisasi 76-
75% dari luas luka. artinya terdapat 99% dari luas luka.
Hal ini menunjukkan reduksi luka 76 Hal ini
proses penyembuhan – 100%, (2) menunjukkan
luka berlangsung kedalaman luka yang penyembuhan luka
efektif, sehingga bervariasi sebagian efektif, proses
pelaksanaan tindakan besar 5 responden penyembuhan
perawatan luka tetap dengan nilai skor 4 berlangsung lebih baik
dilanjutkan dengan artinya kedalaman dengan hasil
pemberian topikal luka derajat II, (3) penyembuhan luka
terapi sesuai derajat resolusi bullae sebagian besar
dan warna dasar luka sebagian besar 5 completed, pada
kemudian ditutup responden (62,5%) derajat II dan derajat
kassa steril tebal 5 dengan nilai skor 5 III sebagian besar
lapis dan dilakukan artinya menyeluruh (87,5%) terisi jaringan
SEFT terapi 2 kali bekas bullae kering, granulasi dan
putaran. (4) resolusi jaringan epitelisasi antara 75 –
nekrotik sebagian 100% dari luas luka.
S besar5 responden Pada penelitian ini
i (62,5%) dengan nilai alternative moisture
53
balance dressing pada terlama Muhammadiyah Journal
of Nursing
sistem regulator 35 hari), lama waktu
dengan pemberian penyembuhan derjat
topical terapi sesuai III
derajat dan warna rata-rata 28,6 hari,
dasar luka serta (tercepat 17 hari dan
balutan yang tebal 5 terlama
lapis merupakan salah
satu upaya untuk
menciptakan suasana
lembab pada luka dan
mencegah penguapan,
dengan suasana
lembab membantu
peningkatan migrasi
dini epitel juga dan
meningkatkan
akslerasi angiogenesis
serta mencegah
degradasi luka,
sehingga menciptakan
respon adaptasi
fisiologis fungsi
proteksi penyembuhan
luka yang adaptif. Hal
ini dibuktikan dengan
hasil temuan pada
penelitian ini dimana
hasil penyembuhan
luka sebagaian besar
completed.

b. Lama waktu
proses
penyembuhan
luka berdasarkan
derajat kedalaman
luka
Lama waktu
proses penyembuhan
luka bakar derajat II
dan derajat III, seperti
pada grafik.2
Pada siklus 3 ini
didapatkan lama
waktu penyembuhan
berdasarkan derajat
luka, derajat II rata-
rata 17,66 hari
(tercepat 7 hari dan
54
Muhammadiyah Journal
of Nursing
55
40 hari). Hasil 25–35 Acceptance
lama sampai Muhammadiyah Journal
of Nursing
penelitian ini hari. Pada luka bakar (penerimaan diri) (1) A
berbeda dengan derajat III sembuh perasaan tenang, c
penelitian Gravente lebih lama, lebih dari (2) harga diri positif, c
(2010) menemukan 35 hari. (3) menjaga e
lama waktu Derajat kedalaman keakraban/ menjalin p
penyembuhan derajat luka pada luka bakar hubungan, (4) t
II minimal 5 hari juga merupakan faktor menyatakan perasaan a
maksimal 12 hari yang mempengaruhi tentang kesehatan, n
sedangkan untuk proses penyembuhan, (5) menerima realita c
derajat III minimal 21 semakin dalam status kesehatan, (6) e
hari, maksimal 29 hari. derajat luka akan mencari informasi,
mempengaruhi proses (7) koping mengatasi Grafik.3
proliferasi pada masalah, (8) memaparkan hasil
pembentukan mengambil keputusan evaluasi respon
epitelisasi atau terkait kesehatannya, adaptasi psikologis
granulasi jaringan (9) pembaharuan fungsi konsep diri
(Yefta, 2003). makna kesehatan, (10) physical self setelah
Berdasarkan dari harapan, dengan total dilakukan SEFT terapi
hasil temuan dan nilai skor rentang 10– menggunakan
teori diatas peneliti 50, skor yang tinggi indikator NOC:
sependapat bahwa menunjukkan respon Acceptance
Grafik 2. penyembuhan luka psikologis yang (penerimaan diri)
Evalusi pada luka bakar sangat adaptif, dengan hasil didapatkan nilai
Lama dipengaruhi derajat sebagai berikut: skor rata-rata 44,5
Waktu kedalaman luka. dengan skor minimal
Proses 40 dan skor maksimal
Penyembuhan 3. 50. Hal ini
Luka Resp menunjukkan respon
berdasarkan on psikologis fungsi
Derajat Ada konsep diri physical
ptasi self setelah diberikan
Hal ini Psik SEFT terapi yang
dimungkinkan karena ologi efektif atau adaptif,
dipengaruhi oleh s dan didukung dari
faktor penyebab Respon adaptasi hasil wawancara
terjadinya luka psikologis fungsi diketahui tingkat
bakar. Hasil penelitian konsep diri physical penerimaan
Grafik 3. Evaluasi
ini sesuai pendapat self setelah (acceptance) terhadap
Respon Psikologis
Demling & Way dilakukan SEFT realita dan harapan
berdasarkan
(2001) dimana pada terapi dengan serta motivasi sebagai
N
luka bakar derajat II menggunakan berikut: Perasaan
i
dangkal dapat sembuh indikator NOC: setelah dilakukan
l
dalam waktu 10–14 SEFT terapi
a
hari. Pada luka bakar didapatkan seluruh (8)
i
derajat II dalam yang responden
mengenai seluruh mengungkapkan
S
ketebalan dermis merasa tenang dan
k
memerlukan waktu nyaman, Ikhlas dan
o
kesembuhan lebih pasrah, suka cita dan
r
56
nyeri berkurang, Muhammadiyah Journal
of Nursing
Tingkat penerimaan
diri (acceptance)
terhadap realita;
perasaan responden
terhadap
57
Muhammadiyah Journal
of Nursing
58
kondisi fisik sejati (fitrah). Saat Journal
Muhammadiyah n harapan positif,
of Nursing
didapatkan sebanyak melakukan SEFT, menciptakan
7 responden subyek dianjurkan R ketenangan dan
mengungkapkan tidak melakukannya dalam a relaksasi pada diri
merasa malu, tidak kondisi meditative j responden. Pada
merasa rendah diri, (yakin, khsyuk, ikhlas, i penelitian ini respon
ikhlas, tidak merasa pasrah, dan syukur ). n adaptasi psikologis:
terganggu, sedangkan Jika demikian, efek penerimaan diri yang
1 responden SEFT akan terasa lebih 2 adaptif, berupa
megungkapkan efektif. 0 terciptanya
kadang- kadang Sementara itu 1 ketenangan, relaksasi
merasa malu. Harapan ketukan (tapping) 2 dan harapan positif
dan motivasi ringan yang dilakukan ) pada diriresponden.
responden terhadap pada titik-titik energi Berdasarkan hasil Kondisi ini
kondisi kesehatan meridian selain temuan dan teori merangsang sistem
seluruh (8) responden meningkatkan diatas peneliti endokrin untuk
mengungkapkan vaskularisasi sesuai sependapat bahwa menstimuli penurunan
berharap cepat dengan teori gate terapi SEFT dengan hormon ACTH yang
sembuh, berkumpul control yang berdoa akan diikuti oleh penurunan
dengan keluarga dan dikemukakan oleh meningkatkan glukokortikoid dan
dapat bekerja lagi. Melzack & Well, 1965 subjective feeling dari kortisol. Penurunan
Hal yang sama (dalam Rajin, 2012) kesejahteraan dan rasa kadar glukokortikoid
ditemukan oleh akan menutup peduli, hal ini dan kortisol akan
Bakara (2010) substansi gelatinosa menimbulkan merangsang
menemukan hasil (SG) pada medulla peningkatan respon
bahwa terdapat spinalis dan imun dan respon
perbedaan yang menghalangi impuls inflamasi yang
bermakna antara nyeri menuju otak. diperlukan pada
tingkat depresi, Ketukan dapat penyembuhan luka
kecemasan, dan stres menutup SG karena sehingga
sebelum dan sesudah dihantarkan melalui penyembuhan luka
intervensi SEFT antara serabut syaraf yang dapat berlangsung
kelompok intervensi memiliki diameter cepat (Nursalam 2009).
dan kelompok kontrol lebih besar daripada
(p<0,05). Intervensi serabut syaraf nyeri. S
SEFT membantu Jika ada suatu zat I
menurunkan depresi, dapat mempengaruhi M
kecemasan, dan stres substansi gelatinosa P
pada pasien SKA. didalam gate control, U
Zainuddin (2009) zat tersebut dapat L
mengatakan bahwa digunakan untuk A
dalam SEFT pengobatan nyeri N
membawa subyek (Koizer et al Berdasarkan hasil
pada kondisi tenang 1 penelitian tentang
dan relaks, merasakan 9 kombinasi alternative
nafas, menyadari 9 moiusture balance
kehadiran Tuhan 5 dressing dan SEFT
dalam diri, serta terapi dalam
mengarahkan untuk d meningkatkan respon
kembali pada diri a adaptasi psikologis
59
dan proses cita dan nyeri
Muhammadiyah Journal
of Nursing
penyembuhan luka berkurang.
bakar di RSUP b. Penerimaan
Dr.Sardjito dan setelah terhadap
dilakukan analisa kondisi fisik:
serta pembahasan, tidak merasa
maka dapat malu, tidak
dirumuskan beberapa merasa rendah
kesimpulan sebagai diri, ikhlas,
berikut : tidak merasa
1. Respon adaptasi terganggu.
fisiologis fungsi
proteksi proses
penyembuhan luka
pasien luka bakar
yang diberikan
kombinasi
alternative moisture
balance dressing dan
SEFT terapi adalah
adaptif. Proses
penyembuhan luka
berlangsung lebih
baik dan efektif
dengan hasil
penyembuhan luka
sebagian besar
complete, pada
derajat III dan
derajat II sebagian
besar (87,5%) terisi
jaringan granulasi
dan epitelisasai
antara 75
-100 % dari luas
luka.
2. Respon adaptasi
psikologis fungsi
konsep diri
physical self
pasien luka bakar
yang diberikan
SEFT terapi adalah
adaptif, sebagai
berikut:
a. Perasaan
menjadi tenang
dan nyaman,
ikhlas dan
pasrah, suka
60
Muhammadiyah Journal
of Nursing
61
c. Harapan dan membantu Muhammadiyah Journal terhadap Padjadjaran.
of Nursing
motivasi memberikan Tingkat Bandung
responden perasaan nyaman, Bryant, Ruth A. (2006)
terhadap ketenangan dan Gejala Acute &
kondisi menurunkan Depresi, Chronic
kesehatan tingkat nyeri Kecemasan, Wounds:
berharap cepat sehingga dapat dan Stres pada Current
sembuh, meningkatkan Pasien Sindrom Management
berkumpul mutu asuhan Koroner Akut Concepts.
dengan keperawatan. (SKA) Non Third
keluarga dan 4. Perlunya pelatihan Percutaneous Edition.Mosby
dapat bekerja SEFT terapi bagi Coronary Elsevier.
lagi. perawat untuk Intervention United States of
(PCI). Tesis. America
SARAN meningkatkan Universitas Brunner & Suddarth.
1. Kombinasi ketrampilan (2010).
alternative moisture sebagai Textbook of
balance dressing dan komplementer Medical
SEFT terapi terapi untuk Surgical
bisa dijadikan membantu proses
sebagai prosedur penyembuhan Nursing
tetap untuk sehingga dapat (12th ed.).
memberikan respon meningkatkan cost USA:
adaptasi fisiologis effective. Lippincott
fungsi proteksi 5. Bagi peneliti lain Carvile K.(2007).
yang adaptif dalam yang ingin Wound Care
melanjutkan Manual (5th
meningkatkan penelitian ini ed.). Australia:
prosesgranulasi bisa dilakukan Silver Chain
dan epitelisasi pada dengan menambah Nursing
penyembuhan luka jumlah sampel yang Association
sehingga dapat lebih besar atau Dealey C. (2005). The
memperpendek menggunakan care of wound:
LOS. subyek penelitian a guide for
2. Alternative dengan tingkat nurse (3th.ed.).
moisture balance stress psikologis Australia:
dressing bisa yang tinggi seperti Blackwell
dijadikan pada penyakit Demling RH &
Clinical Pathway dengan terminal Way. (2001). Burn
dalam stage seperti pada Modules.
penatalakasanaan kanker. Available in
luka bakar. website:
3. SEFT terapi bisa DAFTAR PUSTAKA Diakses 10
dijadikan sebagai Bakara MD. (2010). Desember
prosedur tetap non Pengaruh 2012 dari
farmakologi untuk Spiritual http://www.bur
meningkatkan Emotional nsurgery.org
respon psikologis Freedom Gravante P, Montone
penerimaandiri Technique A. (2010). A
yang adaptif dan (SEFT) retrospective
62
anaysis of TerhadapMuhammadiyah Journal
of Nursing
ambulatory Perkembangan
burn patients: Proses
focus on Penyembuhan
wound Ulkus
dressing and Diabetikum di
healing times. Rumah Sakit
Ann R Coll Pemerintah
Surgical Aceh. Tesis.
England Universitas
92:118-123 doi Indonesia.
10.1308/003588 Jakarta
410X125188364 Kozier, Erb, Oliveri.
39001 (1995).
Gowri S, Vijaya NA, Fundamentals
Powar R, of Nursing.
Honnungar R, Concepts,
Mallapur MD. Process and
(2012). Practice (8th
Epidemiologi ed.).
and Outcame California:
of Burn Injury. Addison-
J Indian Acad Wesley
Forensic Med. Publishing
October- Company,Inc
December Maghsoudi H,
2012, Vol.34, Monshizadeh S.
No.4 (2010).
Falanga V. Wound Comparative
Bed Study of the
Preparation. BurnWound
Available Healing
from : Diakses Properties
10 Desember Saline-Soaked
2012 dari
URL:http://ww
w.bu.edu./wou
ndbiotech/
index.html.
2005
Handayani TN.
(2010).
Pengaruh
Pengelolaan
Depresi
Dengan
Latihan
Pernafasan
Yoga
(Pranayama)
63
Muhammadiyah Journal
of Nursing
64
Dressing and Pasca Operasi Journal Universitas
Muhammadiyah
of Nursing
Silver di Rumah Pesantren
Sulfadiazine in Sakit. Skripsi. Darul Ulum.
Rats. Jombang
Indian J Surg Suriadi. (2007).
(Januari- Manajemen Luka.
February 2011) Romeo Grafika.
73 (1):24-27 Pontianak
DOI WHO Burn Update
10.1007/s12262- (2014). Diakses
010-0169-2 tanggal 6
Nursalam. (2009). Juli 2014 dari
Model Holistik www.who.int/
Berdasar Teori mediacentre/
Adaptasi Roy factsheets/fs.365
dan PNI /en/
Sebagai Upaya Johnson et all. (Eds.).
Modulasi (2000). Nursing
Respon Imun. Outcames
Disampaikan Classification
pada Seminar (NOC) (2nd
Nasional ed.). St.Louis,
Keperawatan. Missouri :
Surabaya. Mosby
Othman N, Kendrick Yefta, Moenajat. (2003)
D. (2010). . Luka Bakar
Epidemiology Pengetahuan
of burn injury Klinis Praktis.
in the East Edisi Revisi.
Mediterronean Jakarta: Balai
Region: a Penerbit FKUI
Systematic Zainul, Anwar. (2011).
Review. BMC Model Terapi
Public Health, SEFT (Spiritual
1083.
http:www.bio Emotional
medicentral. Freedom
com/1471- – Technique)
2458/10/83 Untuk
Rajin M. Mengatasi
(2012).Terapi Gangguan
Spiritual Fobia Spesifik.
Emotional
Freedom
Technique
(SEFT)
Untuk
Meningkatkan
Kualitas
Tidur Pasien

You might also like