Professional Documents
Culture Documents
BANJARMASIN
DISUSUN OLEH:
NAMA : HUSNUL KHATIMAH
NIM : S.13.1385
NIM : S.13.1385
Menyetujui,
(CT) (CI)
NIK.19.44.2014.083 NIP.490.02.09
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : S.13.1385
Mengesahkan,
(CT) (CI)
NIK.19.44.2014.083 NIP.490.02.09
Mengetahui,
NIK. 19.44.2010.046
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan
kasus yang berjudul “Laporan Kasus Asuhan Pada Tn. Mdengan Stroke Non
Hemoragik di Ruang Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin”.
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit stroke sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan yang utama baik di negara maju maupun di negara
berkembang, karena disamping menyebabkan angka kematian yang
tinggi, stroke juga sebagai penyebab kecacatan yang utama.Stroke
merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia,bahkan di banyak
rumah sakit dunia stroke merupakan penyebab kematian nomor
satu.Banyak ahli kesehatan dunia juga yakin bahwa serangan stroke
adalah penyebab kecacatan nomor satu di dunia.Stroke adalah penyebab
kematian utama kedua setelah jantung. Tercatat lebih dari 4,6 juta
meninggal karena stroke di seluruh dunia, dua dari tiga kematian terjadi di
negara sedang berkembang (WHO, 2003).
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan asuhan yang
diberikan terhadap pasien dengan stroke non hemoragik di ruang
Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi data subjektif penyakit Stroke Non
Hemoragik di RS Sari Mulia Banjarmasin
b. Untuk megidentifikasi data objektif penyakit Stroke Non Hemoragik
di RS Sari Mulia Banjarmasin
c. Melakukan analisis data pada pasien penyakit Stroke Non
Hemoragik di RS Sari Mulia Banjarmasin
d. Melakukan asuhan pada pasien dengan penyakit Stroke Non
Hemoragik di RS Sari Mulia Banjarmasin
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan
wahana pertukaran informasi dalam peningkatan kualitas pelayanan
asuhan dengan masalah Stroke Non Hemoragik.
2. Tenaga Kesehatan
Laporan ini sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dalam upaya
memberikan asuhan yang baik dan tepat pada pasien dengan Stroke
Non Hemoragik,sehingga untuk ke depannya dapat membekali
mahasiswanya agar lebih terampil lagi.
3
3. Mahasiswa
Penulisan laporan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan ,
pengertian, etiologi, patosiologi, komplikasi dan penatalaksanaan pada
pasien dengan Stroke Non Hemoragik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Stroke adalah terjadinya kerusakan pada jaringan yang
disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak atau retaknya pembuluh
darah yang menyuplai darah ke otak dengan berbagai sebab yang
ditandai dengan kelumpuhan sensori dan motoris tubuh sampai dengan
terjadinya penurunan kesadaran. (Arif Mutaqqin, 2008).
Stroke non hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena
sumbatan pada arteri sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak
berkurang dan terjadi kematian sel atau jaringan otak yang disuplai.Stroke
non hemoragik dapat berupa iskemik, emboli, spasme ataupun thrombus
pembuluh darah otak, tidak terjadi perdarahan dan terjadi edema oleh
karena hipoksia jaringan otak. (Prince, 2006)
Stroke Non Hemoragik juga disebut sebagai stroke iskemik yaitu
penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri
menuju ke otak (Wikipedia, 2009).
CVA(Cerebro Vascular Accident) atau Stroke Infark adalah
sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi karena
trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa
terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri
vertebralis.Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung
(arcus aorta) (Suzanne, 2002).
B. Etiologi
Etiologi stroke non hemoragik dikemukakan oleh Smeltzer C.
Suzanne, 2008.
1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah,
menghentikan aliran darah ke jaringan otak yang disediakan oleh
4
5
d. Obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang justru dapat menyebabkan
stroke seperti amfetamin dan kokain dengan jalan
mempersempit lumen pembuluh darah otak.
e. Hipotensi atau hipertensi.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya
menyebabkan seseorang pingsan.Stroke bisa terjadi jika
hipotensi ini sangat parah dan menahun.Sedangkan
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun
menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah
otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila
pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak
akan terganggu dan sel – sel otak akan mengalami kematian.
C. Gejala Klinis
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi
yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat
tersebut.Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang
terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa
jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini
disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi
dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
b. Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND).
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin
berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution
d. Sudah menetap/permanen
Ada juga gejala fisik yaitu :
7
D. Patofisiologi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan
aterosklerosis dan arteriosclerosis .Aterosklerosis dapat menimbulkan
bermacam-macam manifestasi klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan
insufisiensi aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan
perdarahan aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai
emboli.
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah
atau menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
1. Keadaan Pembuluh darah
2. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat,
aliran darah ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat,
oksigenasi ke otak menjadi menurun.
3. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi
otak. Otoregulasi otak yaitu kemampuan intrinsik pembuluh darah
8
Pathway
E. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002):
1. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan
akhirnya menimbulkan kematian.
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal.
10
F. Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis
sebagai berikut:
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu
lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,
termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai
kateter.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intra arterial.
11
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu
dengan membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
4. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN PADA Tn. M DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG CENDRAWASIH RS SARI MULIA BANJARMASIN
A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 64 tahun.
Agama : Islam.
Jenis kelamin : laki-laki.
Pekerjaan : Swasta.
Alamat : Kemasan Luar RT 04 No 02, Barabai
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia.
Status Perkawinan : Sudah menikah.
Tanggal Masuk RS : 17 November 2014.
No.RMK : 04.06.23
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik.
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.U
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 39 tahun.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kemasan Luar RT 04 No 02, Barabai.
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia.
12
13
3. Keluhan Utama
Keluarga Pasien mengatakan tangan kanan dan kaki pasien kaku tidak
bisa digerakkan, pasien juga merasakan pusing dan berbicara sedikit
pelo ± 3 hari yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
keluarga pasien mengatakan tangan kanan dan kaki pasien kaku,
pasien mengeluh sakit kepala, dan tidak nafsu makan± 3 hari yang
lalu.
b. Riwayat Kesehatan dahulu
keluarga pasien mengatakan bahwa pasienpernah menderita
penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus, tidak pernah menderita
penyakit keturunan seperti asma ,jantung dan penyakit menular
seperti TBC, hepatitis,dan penyakit kronis lainnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga pasien mengatakan bahwa dari pihak keluarga tidak
pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan penyakit kronis
lainya.
b. Kebutuhan eliminasi
d. Aktivitas
Sebelum masuk rumah sakit pasien melakukan secara
mandiri semua aktivitas makan, mandi,ganti pakaian, berpindah,
eliminasi, dan tidak ada masalah. Saat masuk rumah sakit semua
aktivitas tidak dapat dilakukan pasien sendiri tetapi dibantu oleh
Tim Medis dan keluarga.
B. Objektif Data
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah.
b. Kesadaran umum : Compos Mentis.
c. Tanda – tanda vital : TD : 120/80 mmHg.
Suhu : 370C.
Respirasi : 22 x /menit.
Nadi : 62 x /menit.
Skala Otot :3 5
4 5
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala : Kulit kepala bersih,tidak ada rontok dan ketombe.
b. Muka : Tampak simetris, tampak pucat dan tidak ada
odema.
c. Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat, dan
sclera terlihat bersih.
d. Telinga : Tampak simetris tidak ada pengeluaran cairan
atau serumen.
e. Hidung : Tampak simetris, tidak ada polip, dan tidak
tampak pernapasan cuping hidung.
f. Mulut : Bibir tampak pucat, tidak ada sariawan dan tidak
ada karies gigi.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis dan
Kelenjar thyroid.
h. Tungkai : Tidak ada odema dan tidak ada varises.
16
e. Dada/ mamae
6.5-8% sedang
>8% buruk
LEMAK
Cholesterol total 222*(+) Mg/dl <200
HDL-Cholesterol 45*(-) Mg/dl >45
LDL-Cholesterol 165*(+) Mg/dl <130 Dewasa,Konsusus
Lipid <100 optimal
100-129 mendekati
optimal
130-159 batas tinggi
160-189 tinggi
>=190 sangat tinggi
Trigliserida 120 Mg/dl <130
FUNGSI GINJAL
Ureum 56,41*(+) Mg/dl 20,00-50,00
Creatinin 2,01*(+) Mg/dl 0,50-1,20
FUNGSI HATI
SGOT 18 u/l <37
B.Hasil CT –SCAN
No :2964/14-11-2014
Nama : Tn M/64 Tahun
Pemeriksaan :CT SCAN Kepala
Dr Pengirim :dr Lily Runtuwene,Sp.S
C. Analisa Data
1. Diagnosa :Tn.M umur 64 tahun dengan Stroke Non Hemoragik.
2. Masalah :Gangguan mobilisasi dan Komunikasi.
3. Kebutuhan : Berkolaborasi dengan tim medis, dan memberikan
health education kepada keluarga pasien.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien hasil TTV :
Tekanan darah : 120/80 mmHg Skala Otot : 3 5
o
Suhu : 37 C 4 5
Nadi : 62 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
“Pasien dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan TTV”
2. Menganjurkan pasien untuk mobilisasi seperti miring kanan, miring kiri,
posisi diubah tiap 2 jam dan latihan gerak pasif.
“Pasien bersedia mengikuti anjuran”
3. Memberitahu pasien untuk makan sesuai diet dari Rumah sakit seperti
sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan yang tidak mengandung
glukosa dan garam.
“Pasien bersedia menghabiskan diet dari rumah sakit”
4. Memberikan dukungan psikologis pada keluarga bahwa keadaan
pasienpasti akan membaik, keluarga tidak perlu cemas dan lebih banyak
berdo’a agar pasien keadaannya cepat membaik.
“keluarga mengerti dan akan selalu berdo’a untuk kesembuhan pasien”
5. Melatih pasien untuk berbicara dan mengucapkan huruf vocal (AIUEO)
dan melatih otot wajah.
“Pasien bersedia untuk melakukannya”
6. Pemberian infus :
19
Catatan Perkembangan
NonHemoragik
P = - lanjutkan intervensi
- Memposisikan pasien dengan nyaman
- Menganjurkan pasien untuk mobilisasi
- Menganjurkan makan sesuai diet
- Memberikan dukungan psikologis
- Melatih pasien untuk berbicara dan
mengucapkan vocal
- Melatih pasien untuk latihan ROM
- Infus Asering 20 tpm
- Pemberian injeksi brainact (3x500mg),
injeksi meticobal (1x1)
- Pemberian obat peroral : Afaramed (1x1),
CFG 75 (1x1), Disolf (1x1)
Stroke non hemoragik atau yang disebut juga stroke iskemik didefinisikan,
secara patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang
tidak adekuat.
Faktor resiko pada stroke yaitu hipertensi, gagal jantung kongestif, kolestrol
tinggi, obesitas, diabetes mellitus dan kadar estrogen tinggi serta penyalahan
penggunaan obat (kokain dan alkohol).
Dari Tinjauan teori Stroke Non Hemoragik yang ada sudah sesuai dengan
gejala-gejala yang ditemukan pada pasien dengan Stroke Non Hemoragik di
Ruang Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin, yaitu tangan kanan dan kaki
kanan pasein merasa kaku, kepala pusing dan berbicara sedikit pelo. Pada
tanggal 18 November 2014 saya melakukan pengkajian pada pasien dengan
Stroke Non Hemoragik .
Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan keadaan umum lemah, status
vitalyaitu tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 62x/menit, Suhu37ºC, Respirasi
22x/menit.
Pada kasus yang saya ambil, pasien masuk RS Sari mulia Banjarmasin
pada tanggal 17 November 2014 dengan tangan kanan,kaki kananpasien tidak
bisa digerakkan, pasien merasakan pusing dan berbicara sedikit pelo.
Padapengkajian tanggal 18 November 2014. Pasien di berikan theraphy
Pemberian infus :
21
22
1. Kesimpulan
2. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Memberikan tambahan referensi tentang Stroke Non Hemoragik dan
bagaimana cara penatalaksanaan medisnya dan apa saja yang harus
diberikan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.
23
24
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mengetahui penatalaksaan asuhan pada penderita stoke non
hemoragik dan menambah bahan referensi sebagai acuan pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
25