You are on page 1of 31

LAPORAN KASUS

ASUHAN PADA Tn. M DENGAN STROKE NON HEMORAGIK

DI RUANG CENDRAWASIH RS SARI MULIA

BANJARMASIN

DISUSUN OLEH:
NAMA : HUSNUL KHATIMAH
NIM : S.13.1385

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN


2014
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : LAPORAN KASUS ASUHAN PADA Tn. M

DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG


CENDRAWASIH RS SARI MULIA BANJARMASIN

NAMA : HUSNUL KHATIMAH

NIM : S.13.1385

Banjarmasin, November 2014

Menyetujui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan Praktik

(CT) (CI)

Wenny Amalia, SST Raudatul Khatimah,AMK

NIK.19.44.2014.083 NIP.490.02.09

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN KASUS ASUHAN PADA Tn. M

DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG


CENDRAWASIH RS SARI MULIA BANJARMASIN

NAMA : HUSNUL KHATIMAH

NIM : S.13.1385

Banjarmasin, November 2014

Mengesahkan,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan Praktik

(CT) (CI)

Wenny Amalia, SST Raudatul Khatimah,AMK

NIK.19.44.2014.083 NIP.490.02.09

Mengetahui,

Bagian Praktik Klinik

Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin

Nurul Hidayah, S.S.T

NIK. 19.44.2010.046

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan
kasus yang berjudul “Laporan Kasus Asuhan Pada Tn. Mdengan Stroke Non
Hemoragik di Ruang Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin”.

Dalam menulis laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan


dan saran dari pembimbing praktek maupun akademik. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Anggrita Sari, S.Si.T,M.Pd,M.Kes.selakuDirektur Akademi Kebidanan
Sari Mulia Banjarmasin.
2. Ibu Nurul Hidayah, S.ST selaku bagian praktik klinik Akademi Kebidanan
Sari Mulia Banjarmasin.
3. Ibu Wenny Amalia , S.ST Selaku pembimbing Pendidikan ( CT )
4. Ibu Raudatul Khatimah,AMK Selaku pembimbing lahan praktik ( CI )
5. Serta seluruh staf di ruang Cendrawasih di RS Sari Mulia Banjarmasin.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan laporan
kasus ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan
kesempurnaan laporan kasus selanjutnya agar dapat lebih baik. Semoga apa
yang telah dituangkan dalam laporan kasus ini dapat berguna dan bermanfaat.

Banjarmasin, November 2014

Penulis

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit stroke sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan yang utama baik di negara maju maupun di negara
berkembang, karena disamping menyebabkan angka kematian yang
tinggi, stroke juga sebagai penyebab kecacatan yang utama.Stroke
merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia,bahkan di banyak
rumah sakit dunia stroke merupakan penyebab kematian nomor
satu.Banyak ahli kesehatan dunia juga yakin bahwa serangan stroke
adalah penyebab kecacatan nomor satu di dunia.Stroke adalah penyebab
kematian utama kedua setelah jantung. Tercatat lebih dari 4,6 juta
meninggal karena stroke di seluruh dunia, dua dari tiga kematian terjadi di
negara sedang berkembang (WHO, 2003).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Muttaqin, (2008)


Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Sedangkan
menurut Smeltzer & Bare, (2002) stroke atau cedera
cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.

Stroke diklasifikasikan menjadi dua, yaitu stroke hemoragik


(primary hemorrhagic strokes) dan stroke non hemoragik (ischemic
strokes)Pada kesempatan ini, penyusun lebih fokus pada stroke non
hemoragik (ischemic strokes).

Stroke non hemoragik (SNH) merupakan gangguan sirkulasi


cerebri yang dapat timbul sekunder dari proses patologis pada pembuluh
misalnya trombus, embolus atau penyakit vaskuler dasar seperti artero

1
2

sklerosis dan arteritis yang mengganggu aliran darah cerebral sehingga


suplai nutrisi dan oksigen ke otal menurun yang menyebabkan terjadinya
infark. (Price, 2006)

Dari beberapa pengertian stroke diatas, Penyusun menyimpulkan


stroke non hemoragik adalah adalah gangguan cerebrovaskular yang
disebabkan oleh sumbatnya pembuluh darah akibat penyakit tertentu
seperti aterosklerosis, arteritis , trombus dan embolus.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan asuhan yang
diberikan terhadap pasien dengan stroke non hemoragik di ruang
Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi data subjektif penyakit Stroke Non
Hemoragik di RS Sari Mulia Banjarmasin
b. Untuk megidentifikasi data objektif penyakit Stroke Non Hemoragik
di RS Sari Mulia Banjarmasin
c. Melakukan analisis data pada pasien penyakit Stroke Non
Hemoragik di RS Sari Mulia Banjarmasin
d. Melakukan asuhan pada pasien dengan penyakit Stroke Non
Hemoragik di RS Sari Mulia Banjarmasin

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan
wahana pertukaran informasi dalam peningkatan kualitas pelayanan
asuhan dengan masalah Stroke Non Hemoragik.
2. Tenaga Kesehatan
Laporan ini sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dalam upaya
memberikan asuhan yang baik dan tepat pada pasien dengan Stroke
Non Hemoragik,sehingga untuk ke depannya dapat membekali
mahasiswanya agar lebih terampil lagi.
3

3. Mahasiswa
Penulisan laporan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan ,
pengertian, etiologi, patosiologi, komplikasi dan penatalaksanaan pada
pasien dengan Stroke Non Hemoragik.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Stroke adalah terjadinya kerusakan pada jaringan yang
disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak atau retaknya pembuluh
darah yang menyuplai darah ke otak dengan berbagai sebab yang
ditandai dengan kelumpuhan sensori dan motoris tubuh sampai dengan
terjadinya penurunan kesadaran. (Arif Mutaqqin, 2008).
Stroke non hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena
sumbatan pada arteri sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak
berkurang dan terjadi kematian sel atau jaringan otak yang disuplai.Stroke
non hemoragik dapat berupa iskemik, emboli, spasme ataupun thrombus
pembuluh darah otak, tidak terjadi perdarahan dan terjadi edema oleh
karena hipoksia jaringan otak. (Prince, 2006)
Stroke Non Hemoragik juga disebut sebagai stroke iskemik yaitu
penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri
menuju ke otak (Wikipedia, 2009).
CVA(Cerebro Vascular Accident) atau Stroke Infark adalah
sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi karena
trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa
terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri
vertebralis.Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung
(arcus aorta) (Suzanne, 2002).

B. Etiologi
Etiologi stroke non hemoragik dikemukakan oleh Smeltzer C.
Suzanne, 2008.
1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah,
menghentikan aliran darah ke jaringan otak yang disediakan oleh

4
5

pembuluh dan menyebabkan kongesti dan radang. Trombosis ini


terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya.Trombosis biasanya terjadi
pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain)
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh yang lain) merupakan penyumbatan
pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada
umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas
dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
Pendapat lain dikemukakan oleh Junaidi, 2006 yang menyatakan
ada beberapa etiologi lain yang dapat menyebabkan terjadinya
stroke non hemorhagik, antara lain :
a. Aterosklerosis
Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan ateroma
(endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh
darah.Endapan yang terbentuk menyebabkan penyempitan
lumen pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah.
b. Emboli
Benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam
sirkulasi darah.Biasanya benda asing ini berasal dari trombus
yang terlepas dari perlekatannya dalam pembuluh darah
jantung, arteri atau vena.
c. Infeksi
Peradangan juga dapat menyebabkan menyempitnya
pembuluh darah, terutama yang menuju otak. Yang mampu
berperan sebagai faktor risiko stroke adalahtuberkulosis,
malaria, lues, leptospirosis, dan in feksi cacing.
6

d. Obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang justru dapat menyebabkan
stroke seperti amfetamin dan kokain dengan jalan
mempersempit lumen pembuluh darah otak.
e. Hipotensi atau hipertensi.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya
menyebabkan seseorang pingsan.Stroke bisa terjadi jika
hipotensi ini sangat parah dan menahun.Sedangkan
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun
menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah
otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila
pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak
akan terganggu dan sel – sel otak akan mengalami kematian.

C. Gejala Klinis
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi
yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat
tersebut.Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang
terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa
jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini
disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi
dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
b. Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND).
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin
berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution
d. Sudah menetap/permanen
Ada juga gejala fisik yaitu :
7

1. Kehilangan motorik(Hemiplegia, hemiparesis,Paralisis


flaksid dan kehilangan atau penurunan refleks tendon
pofunda).
2. Kehilangan komunikasi (Disartrial / kesulitan berbicara,
afasia/ kehilangan bicara,Apraksia : ketidakmampuan
melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya).
3. Gangguan perseptual(Homonimus hemia nopia,Gangguan
dalam hubungan visual-spasial,kehilangan sensori).
4. Kerusakan aktivitas mental dan efek psikologis(Kerusakan
lobus frontal,depresi).
5. Disfungsi kandung kemih (Inkontinesia urinarius transier,
inkontinesia urinarius persisten atau retensi
urine,Inkontinesia urinarius dan defekasi berkelanjutan).

D. Patofisiologi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan
aterosklerosis dan arteriosclerosis .Aterosklerosis dapat menimbulkan
bermacam-macam manifestasi klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan
insufisiensi aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan
perdarahan aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai
emboli.
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah
atau menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
1. Keadaan Pembuluh darah
2. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat,
aliran darah ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat,
oksigenasi ke otak menjadi menurun.
3. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi
otak. Otoregulasi otak yaitu kemampuan intrinsik pembuluh darah
8

otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak tetap konstan


walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.
4. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan
karena lepasnya embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak.
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal
(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan
jantung). Arterosklerosissering/cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak
arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
9

Pathway

E. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002):
1. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan
akhirnya menimbulkan kematian.
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal.
10

2. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)


a. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama
b. Infark miokard
c. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali
pada saat penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.
3. Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit
vaskular perifer.

F. Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis
sebagai berikut:
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu
lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,
termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai
kateter.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif.

Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intra arterial.
11

3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk


menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.

Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu
dengan membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
4. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN PADA Tn. M DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG CENDRAWASIH RS SARI MULIA BANJARMASIN

Tanggal Pengkajian : 18 November2014 / 08.30 WITA


Tempat Pengkajian : Di Ruang Cendrawasih RS Sari Mulia
Banjarmasin.

A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 64 tahun.
Agama : Islam.
Jenis kelamin : laki-laki.
Pekerjaan : Swasta.
Alamat : Kemasan Luar RT 04 No 02, Barabai
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia.
Status Perkawinan : Sudah menikah.
Tanggal Masuk RS : 17 November 2014.
No.RMK : 04.06.23
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik.

2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.U
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 39 tahun.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kemasan Luar RT 04 No 02, Barabai.
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia.

12
13

3. Keluhan Utama
Keluarga Pasien mengatakan tangan kanan dan kaki pasien kaku tidak
bisa digerakkan, pasien juga merasakan pusing dan berbicara sedikit
pelo ± 3 hari yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
keluarga pasien mengatakan tangan kanan dan kaki pasien kaku,
pasien mengeluh sakit kepala, dan tidak nafsu makan± 3 hari yang
lalu.
b. Riwayat Kesehatan dahulu
keluarga pasien mengatakan bahwa pasienpernah menderita
penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus, tidak pernah menderita
penyakit keturunan seperti asma ,jantung dan penyakit menular
seperti TBC, hepatitis,dan penyakit kronis lainnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga pasien mengatakan bahwa dari pihak keluarga tidak
pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan penyakit kronis
lainya.

5. Data Kebutuhan Biologis


a. Kebutuhan Nutrisi
1). Sebelum masuk rumah sakit
a. Makanan
Jenis :Nasi,lauk pauk,sayur.
Frekuensi : 3x sehari
Porsi : 1 piring
Masalah : Tidak ada.
b. Minuman
Jenis : Air mineral
Frekuensi : 4-5 gelas sehari.
Masalah : Tidak ada.
14

2). Masuk rumah sakit


a. Makanan
Jenis yang dikonsumsi : Bubur, sayur, buah dan ikan.
Frekuensi : 3 x sehari
Porsi makan : 1/2porsi.
b. Minuman
Jenis : Air mineral.
Frekuensi : 2-3 gelas.
Masalah : Tidak ada

b. Kebutuhan eliminasi

a) Sebelum masuk rumah sakit


a. BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Konsitensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan.
b. BAK
Frekuensi : 7-10x sehari
Warna : Kuning
Bau : Khas Urine ( pesing).
b) Masuk rumah sakit
a. BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Konsitensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
b. BAK
Frekuensi :10-15x sehari
Warna : Kuning
Bau : Khas Urine ( pesing).
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 1x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2x sehari
Frekuensi ganti pakaian/jeanis : sesuai kebutuhan
15

d. Aktivitas
Sebelum masuk rumah sakit pasien melakukan secara
mandiri semua aktivitas makan, mandi,ganti pakaian, berpindah,
eliminasi, dan tidak ada masalah. Saat masuk rumah sakit semua
aktivitas tidak dapat dilakukan pasien sendiri tetapi dibantu oleh
Tim Medis dan keluarga.

B. Objektif Data
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah.
b. Kesadaran umum : Compos Mentis.
c. Tanda – tanda vital : TD : 120/80 mmHg.
Suhu : 370C.
Respirasi : 22 x /menit.
Nadi : 62 x /menit.
Skala Otot :3 5
4 5
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala : Kulit kepala bersih,tidak ada rontok dan ketombe.
b. Muka : Tampak simetris, tampak pucat dan tidak ada
odema.
c. Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat, dan
sclera terlihat bersih.
d. Telinga : Tampak simetris tidak ada pengeluaran cairan
atau serumen.
e. Hidung : Tampak simetris, tidak ada polip, dan tidak
tampak pernapasan cuping hidung.
f. Mulut : Bibir tampak pucat, tidak ada sariawan dan tidak
ada karies gigi.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis dan
Kelenjar thyroid.
h. Tungkai : Tidak ada odema dan tidak ada varises.
16

e. Dada/ mamae

Inspeksi : Bentuk dada normal, kiri dan kanan simetris, tidak


terlihatadanya massa. frekuensi napas 22 x/mnt.
Palpasi : Saat diraba dada tidak ada benjolan dan tidak ada
rasanyeri.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Tidak dilakukan
f. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan saat dilakukan pemeriksaan.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi bising usus normal, 10x/menit.
g. Ekstreminitas : Adanya kelemahan otot badan bagian kanan atas,kaki
kanan dan terpasang infus dibagian lengan kiri
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium Kimia pemeriksaan darah
Pemeriksaan LAB ( Tanggal : 17November 2014)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN KETERANGAN


HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,4*(-) Gr/dl 13,5-18,0
Leukosit 14400*(+) /ul 4000-11000
Eritrosit 3,80*(-) Juta/ul 4,50-5,50
Trombosit 339000 /ul 150000-350000
Hematokrit 31,0*(-) % 40,0-45,0
KIMIA KLINIK
GULA DARAH
Glukosa darah puasa 12,6*(+) Mg/dl 70-110
Glukosa darah 2 jam PP 122 Mg/dl <140
HbA1c 6,40*(+) % 4,50-6,30 Kriteria pengendalian
diabetes mellitus
Indonesia 2002
<6.5% baik
17

6.5-8% sedang
>8% buruk
LEMAK
Cholesterol total 222*(+) Mg/dl <200
HDL-Cholesterol 45*(-) Mg/dl >45
LDL-Cholesterol 165*(+) Mg/dl <130 Dewasa,Konsusus
Lipid <100 optimal
100-129 mendekati
optimal
130-159 batas tinggi
160-189 tinggi
>=190 sangat tinggi
Trigliserida 120 Mg/dl <130
FUNGSI GINJAL
Ureum 56,41*(+) Mg/dl 20,00-50,00
Creatinin 2,01*(+) Mg/dl 0,50-1,20
FUNGSI HATI
SGOT 18 u/l <37

B.Hasil CT –SCAN

No :2964/14-11-2014
Nama : Tn M/64 Tahun
Pemeriksaan :CT SCAN Kepala
Dr Pengirim :dr Lily Runtuwene,Sp.S

Discripsi : -Sinus Maxilaris Normal


-Nasopharynx Space Normal
-Calvaria Sella Mastoid Normal
-Meningen Normal
-Cisterna Fissura Normal
-Multiple Lacunar Infarct 55 mm basal banglia D/S
18

-Subacut Infarct right corona radiata 6x 19mm


-System Ventricle Normal
-Tak Tampak Midline Shift
-Calcifikasi Pineale Plexus Choroideus
Kesan : Infarct Right Corona Radiata

C. Analisa Data
1. Diagnosa :Tn.M umur 64 tahun dengan Stroke Non Hemoragik.
2. Masalah :Gangguan mobilisasi dan Komunikasi.
3. Kebutuhan : Berkolaborasi dengan tim medis, dan memberikan
health education kepada keluarga pasien.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien hasil TTV :
Tekanan darah : 120/80 mmHg Skala Otot : 3 5
o
Suhu : 37 C 4 5
Nadi : 62 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
“Pasien dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan TTV”
2. Menganjurkan pasien untuk mobilisasi seperti miring kanan, miring kiri,
posisi diubah tiap 2 jam dan latihan gerak pasif.
“Pasien bersedia mengikuti anjuran”
3. Memberitahu pasien untuk makan sesuai diet dari Rumah sakit seperti
sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan yang tidak mengandung
glukosa dan garam.
“Pasien bersedia menghabiskan diet dari rumah sakit”
4. Memberikan dukungan psikologis pada keluarga bahwa keadaan
pasienpasti akan membaik, keluarga tidak perlu cemas dan lebih banyak
berdo’a agar pasien keadaannya cepat membaik.
“keluarga mengerti dan akan selalu berdo’a untuk kesembuhan pasien”
5. Melatih pasien untuk berbicara dan mengucapkan huruf vocal (AIUEO)
dan melatih otot wajah.
“Pasien bersedia untuk melakukannya”
6. Pemberian infus :
19

- infus Asering meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga


memperkecil resiko edema serebral
7. Pemberian injeksi :
- Injeksi Brainact (3x500 mg) untuk mempercepat rehabilitasi
tungkai atas dan bawah
- Injeksi meticobal (1x1) untuk memperbaiki sel saraf dan
meningkatkan pembentukan sel saraf yang baru .
Pemberian obat peroral
- Afamed untuk memperbaiki vaskularisasi pembuluh darah
- CFG 75(1x1) untuk Mengurangi trombus pada Infark Miokard awal
stroke
- Disolf (2x1) untuk memperbaiki sirkulasi darah.
“ Pasien bersedia menerima obat”
8. Melatih Pasien latihan Range of Motion yaitu latihan pasif dan aktif
Dengan menggerakan leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki,
pergelangan kaki.
“pasien bersedia untuk melakukan “

Catatan Perkembangan

Rabu, 19 S = keluarga mengatakan pasien merasakan


November 2014 tidak dapat menggerakan tangan sebelah
kanan,kaki kanan, dan berbicara sedikit
pelo ±3 hari yang lalu.
O = KU : lemah.
TD : 120/80 mmHg
R : 22x/menit
T : 36,3 ºC
N : 62x/menit
Skala Otot : 3 5
4 5
A = Tn M umur 64 dengan Stroke
20

NonHemoragik
P = - lanjutkan intervensi
- Memposisikan pasien dengan nyaman
- Menganjurkan pasien untuk mobilisasi
- Menganjurkan makan sesuai diet
- Memberikan dukungan psikologis
- Melatih pasien untuk berbicara dan
mengucapkan vocal
- Melatih pasien untuk latihan ROM
- Infus Asering 20 tpm
- Pemberian injeksi brainact (3x500mg),
injeksi meticobal (1x1)
- Pemberian obat peroral : Afaramed (1x1),
CFG 75 (1x1), Disolf (1x1)

Kamis , 20 S = pasien mengatakan sudah mulai bisa


November 2014 melakukan aktivitasnya sendiri seperti
bangun, berjalan dan makan.
O = KU : sedang
TD : 140/80 mmHg
R : 22x/menit
T : 36,7 ºC
N : 62x/menit
Skala Otot : 4 5
4 5
A =Tn M umur 64 dengan Stroke Non
Hemoragik
P = - lanjutkan intervensi
- Memposisikan pasien dengan nyaman
- Menganjurkan pasien untuk mobilisasi
- Menganjurkan makan sesuai diet
- Memberikan dukungan psikologis
- Melatih pasien untuk berbicara dan
mengucapkan vocal
21

- Melatih pasien untuk latihan ROM


- Infus Asering 20 tpm
- Pemberian injeksi brainact (3x500mg),
injeksi meticobal (1x1)
- Pemberian obat peroral : Afaramed
(1x1), CFG 75 (1x1), Disolf (1x1)

Jum’at 21 S = pasien mengatakan sudah mulai bisa


November 2014 melakukan aktivitasnya sendiri seperti
bangun, berjalan dan makan.
O = KU : sedang
TD : 120/80 mmHg
R : 22x/menit
T : 36,7 ºC
N : 62x/menit
Skala Otot : 4 5
4 5
A = Tn M umur 64 dengan Stroke Non
Hemoragik
P = - lanjutkan intervensi
- Memposisikan pasien dengan nyaman
- Menganjurkan pasien untuk mobilisasi
- Menganjurkan makan sesuai diet
- Memberikan dukungan psikologis
- Melatih pasien untuk berbicara dan
mengucapkan vocal
- Infus Asering 20 tpm
- Pemberian injeksi brainact (3x500mg),
injeksi meticobal (1x1)
- Pemberian obat peroral : Afaramed
(1x1), CFG 75 (1x1), Disolf (1x1)
- Melatih pasien ROM mandiri
- Pasien rencana pulang sore ini karena
22

keadaan mulai membaik .


BAB IV
PEMBAHASAN

Stroke non hemoragik atau yang disebut juga stroke iskemik didefinisikan,
secara patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang
tidak adekuat.

Faktor resiko pada stroke yaitu hipertensi, gagal jantung kongestif, kolestrol
tinggi, obesitas, diabetes mellitus dan kadar estrogen tinggi serta penyalahan
penggunaan obat (kokain dan alkohol).

Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli


dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008)

Dari Tinjauan teori Stroke Non Hemoragik yang ada sudah sesuai dengan
gejala-gejala yang ditemukan pada pasien dengan Stroke Non Hemoragik di
Ruang Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin, yaitu tangan kanan dan kaki
kanan pasein merasa kaku, kepala pusing dan berbicara sedikit pelo. Pada
tanggal 18 November 2014 saya melakukan pengkajian pada pasien dengan
Stroke Non Hemoragik .

Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan keadaan umum lemah, status
vitalyaitu tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 62x/menit, Suhu37ºC, Respirasi
22x/menit.

Pada kasus yang saya ambil, pasien masuk RS Sari mulia Banjarmasin
pada tanggal 17 November 2014 dengan tangan kanan,kaki kananpasien tidak
bisa digerakkan, pasien merasakan pusing dan berbicara sedikit pelo.
Padapengkajian tanggal 18 November 2014. Pasien di berikan theraphy
Pemberian infus :

21
22

- infus Asering meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga


memperkecil resiko edema serebral
Pemberian injeksi :
- Injeksi Brainact (3x500 mg) untuk mempercepat rehabilitasi
tungkai atas dan bawah
- Injeksi meticobal (1x1) untuk memperbaiki sel saraf dan
meningkatkan pembentukan sel saraf yang baru .
Pemberian obat peroral
- Afamed untuk memperbaiki vaskularisasi pembuluh darah
- CFG 75(1x1) untuk Mengurangi trombus pada Infark Miokard awal
stroke
- Disolf (2x1) untuk memperbaiki sirkulasi darah.

Kesesuaian teori dengan praktek yang di lakukan di ruang Cendrawasih


RS Sari mulia Banjarmasin sudah sesuai dengan teori berdasarkan hasil
pengkajian, pemeriksaan khusus, serta pemeriksaan penunjang di ketahui
bahwa Tn. M mengalami Stroke Non Hemoragik di lihat dari tanda dan gejala
klinis yang terdapat di dalam teori dan di perkuat dengan pemeriksaan lab.
Sehingga pasien masuk RS Sari Mulia Banjarmasin di ruang Cendrawasih pada
tanggal 17 November 2014. Selama perawatan di ruang cendrawasih RS Sari
Mulia Banjarmasin, ada beberapaasuhan yang di lakukan pada pasien yaitu :
memeriksa keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien , melatih ROM secara
aktif dan fasif, memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang, memberikan
terapi obat sesuai advis dokter. Setelah lima hari berada di RS Sari Mulia pada
tanggal 21 November 2014 pasien di perbolehkan pulang.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat


emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru
bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi
iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder. (Arif Muttaqin, 2008)

Faktor resiko pada stroke yaitu hipertensi, gagal jantung kongestif,


kolestrol tinggi, obesitas, diabetes mellitus dan kadar estrogen tinggi serta
penyalahan penggunaan obat (kokain dan alkohol).

Dari tinjauan yang telah dilakukan kepada Tn.M diruang Cendrawasih


tanggal 18 November 2014, keluarga mengatakan pasien tidak bisa
menggerakkan tangan sebelah kanan . kakidan pasien merasakan pusing
seperti ditusuk, setelah dilakukan pemeriksaan pasien tersebut di diagnosa
mengalami stroke non hemoragik demi pemulihan kesehatan pasien
dianjurkan rawat inap diruang Cendrawasih RS Sari Mulia Banjarmasin.

Pengkajian kepada Tn. M di Ruang Cendrawasih hanya dapat saya


lakukan selama 3 hari karena Tn.M meminta dipulangkan atau rawat jalan
karena keadaan pasien sudah agak membaik.

2. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Memberikan tambahan referensi tentang Stroke Non Hemoragik dan
bagaimana cara penatalaksanaan medisnya dan apa saja yang harus
diberikan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.

23
24

3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mengetahui penatalaksaan asuhan pada penderita stoke non
hemoragik dan menambah bahan referensi sebagai acuan pembanding.
DAFTAR PUSTAKA

Amuttaqin, 2013, prediksi angka penderita stroke non


hemoragikhttp://amuttaqin.wordress.com/tag/stroke-di-dunia/, 11 Agustus
2014 18.00

Nanda International.(2008). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi


Jakarata:EGC.

NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

Price S.A.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :


EGC

Smeltzer C. Suzanne, Brunner &Suddarth. 2002.


BukuAjarKeperawatanMedikalBedah. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan kriteria hasil NOC.Jakarta : EGC.

25

You might also like