You are on page 1of 7

PENGARUH KADAR FILLER ZnO, PLASTICIZER GLISEROL DAN NISBAH AIR

TERHADAP SIFAT DAN MORFOLOGI BIOPLASTIK BERBASIS PATI SAGU


Annur Fauzi Syaputra1, Bahruddin2, Irdoni HS2
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia S1, 2Dosen Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
1
E-mail: fzfauzi5@gmail.com

ABSTRACT
The need of plastic as plastic bags, food or goods packaging progressively increasing.
Bioplastics is one alternative to conventional plastics that are harmful to the environment.
one of the ingredients that can be used as bioplastics is starch, but starch-based bioplastics
are still lacking at the mechanical properties. The purpose of this study was to determine the
characteristics of sago starch, determine the effect of water ratio, the composition of the ZnO
filler and plasticizer glycerol on mechanical properties and morphology of bioplastics. Sago
starch was tested for the composition of amylose and amylopectin, while the bioplastics is
tested for mechanical properties such as tensile strength (tensile strenght), elongation, water
uptake, biodegradation, and dispersion of the filler through SEM (Scanning Electron
Microscopy) and analyzed using Response Surface Methodology (RSM) , Significance level
used in this study is 0.05 so that the most significant variables can be determined from pvalue
value of <0.05 and a lack of fit> 0.05, which indicates that the model according to the
research results. The factors that most significantly influence all responses are ZnO filler
composition and followed by the plasticizer and water ratio. Best results are obtained on the
composition of 15% filler, plasticizer 10% and the ratio of water 100 ml with a tensile
strength of 15.484 MPa, elongation 2.691%, water uptake 28%, and 22.12% biodegradation.
Key Words : bioplastics, filler ZnO, glycerol, starch, biodegradation

1. Pendahuluan dijadikan sember pati dalam pembuatan


Kebutuhan plastik sebagai kantong bioplastik.
plastik, kemasan pangan atau barang Bioplastik adalah biokomposit polimer
semakin lama semakin meningkat. Pada yang dapat berubah menjadi biomassa,
tahun 2006 konsumsi plastik dunia H2O, CO2, dan atau CH4 melalui tahapan
mencapai 12,3 juta ton konsumsi dan depolimerisasi dan mineralisasi [Averous,
meningkat 1,5 juta ton setiap tahunnya 2008]. Penelitian tentang pembuatan
dengan konsumsi bioplastik sebesar bioplastik berbasis pati telah dilakukan
85.000 ton [Yezza, 2008]. Bioplastik oleh peneliti sebelumnya, Teixeira dkk
merupakan salah satu alternatif pengganti [2009] melakukan penelitian bioplastik
plastik konvesional yang membahayakan berbasis pati ubi singkong dengan
bagi lingkungan. menggunakan selulosa ampas tebu serta
Indonesia merupakan penghasil pemplastis gliserol. Variasi yang dilakukan
sampah plastik terbesar kedua setelah dalam penelitian ini yaitu komposisi
Cina, dengan jumlah sampah plastik selulosa [0, 5, 10, 20 % berat) serta
pertahun 3,22 juta metrik ton per tahun komposisi gliserol [15, 30 % berat). Hasil
[Jambect dkk, 2015) Sagu merupakan terbaik didapatkan dengan komposisi
tanaman asli Indonesia dengan jumlah selulosa 20% berat, giserol 15% berat
areal tanam sebesar 1.111.264 hektar yang dengan karateristik uji yaitu kuat tarik 7,72
tersebar secara merata di hampir seluruh Mpa, water Uptake 7,36 %.
daerah [Direktorat Jendral Perkebunan, Marbun [2012] telah melakukan
2014). Oleh karena itu sagu berpotensi penelitian pembuatan bioplastik dari pati
umbi jalar dengan filler ZnO dan selulosa
dengan variabel konsentrasi ZnO dan Methodology (RSM) merupakan
selulosa (1, 3, 6, 9 % berat) dengan hasil sekumpulan teknik matematika dan
terbaik untuk ZnO pada berat pati 9% statistika yang berguna untuk
dengan kuat tarik sebesar 6,1 MPa. mengembangkan, meningkatkan, dan
Nafchi dkk pada tahun 2013 mengoptimisasi proses [Myers dkk, 2009].
melakukan penelitian pembuatan CCD adalah rancangan percobaan berbasis
bionanokomposit berbahandasar pati sagu desain faktorial, yang dapat mengestimasi
dengan filler nano-rod ZnO (0, 1, 2, 3, 5% model kuadratik untuk setiap respon.
berat) dan plasticizer campuran antara Berikut merupakan tempuhan rancangan
gliserol dan sorbitol 3:1 sebanyak 40% percobaan.
berat, dengan hasil terbaik pada ZnO 5%
berat dengan kuat tarik 6,62 Mpa dan Tabel 2.1 Tempuhan rancangan percobaan
elongasi 84%. Natural Variables Coded Variables
Penelitian yang telah dilakukan Run
ξ1 (ml) ξ2 (%) ξ3 (%) X1 X2 X3
sebelumnya menunjukkan bahwa sifat 1 150 10 6 0 0 -1.682
mekanik yang dihasilkan bioplastik belum 2 150 10 16 0 0 0
optimal. Disamping itu, penggunaan ZnO
3 100 5 10 -1 -1 -1
sebagai penguat bioplastik masih kurang
4 150 18.5 16 0 1.7 0
informatif, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan pengaruh dan kondisi 5 65.9 10 16 -1.682 0 0
terbaik nisbah air, kadar filler dan kadar 6 100 15 22 -1 1 1
plasticizer terhadap sifat dan morfologi 7 150 1.6 16 0 -1.682 0
bioplastik berbasis pati sagu. 8 150 10 26.1 0 0 1.682
9 100 15 10 -1 1 -1
2. Metodologi Penelitian 10 150 10 16 0 0 0
2.1 Bahan Baku 11 200 5 10 1 -1 -1
Bahan baku yang digunakan pada 12 150 10 16 0 0 0
penelitian ini yaitu pati sagu, ZnO 13 200 15 22 1 1 1
(Indoxide), gliserol (Bratachem), dan 14 200 5 22 1 -1 1
aquadest.
15 150 10 16 0 0 0
2.2 Ekstraksi Pati
Batang sagu dibuang kulit dan 16 150 10 16 0 0 0
pengotornya terlebih dahulu, kemudian 17 234.1 10 16 1.682 0 0
dipotong potong dan dihaluskan sehingga. 18 200 15 10 1 1 -1
Sagu basah yang telah dipotong potong 19 150 10 16 0 0 0
ditimbang sebanyak 1 kg kemudian dicuci 20 100 5 22 -1 -1 1
dalam air bersih sebanyak 2 liter dan ξ1 (ml) = Jumlah pelarut/10 gr pati
dilakukan penyaringan sehigga didapatkan ξ2 (% b/b) = Kadar Filler
larutan pati, prosedur ini diulangi ξ3 (% b/b ) = Kadar Plasticizer
sebanyak 6 kali. Larutan pati kemudian
didiamkan selama 24 jam untuk 2.4 Pembuatan dan Pengujian Bioplastik
mendapatkan endapan pati. Endapan pati Proses pembuatan bioplastik dilakukan
yang didapat kemudian dijemur hingga dengan teknik interkalasi larutan, pati sagu
kering [Yuniarti dkk, 2014]. dilarutkan kedalam aquades sesuai dengan
2.3 Rancangan Percobaan variabel, kemudian larutan ditambahkan
Data yang diperoleh dari penelitian ini pemplastis gliserol sesuai dengan variabel
akan diproses menggunakan metode RSM dan diaduk hingga homogen [yuniarti dkk,
dengan model Central Composite Design 2014]. Setelah itu ditambahkan filler
(CCD) dengan menggunakan software sesuai dengan variabel lalu diaduk kembali
Design Expert v10.0.1. Response Surface sampai homogen sambil dilakukan
pemanasan hingga terjadi gelatinisasi.
Larutan homogen dituang pada plat kaca Tabel 3.3 Variabel dan respon penelitian
ukuran 22 cm x 22 cm x 2 mm dan
Natural
dikeringkan selama 3 hari dalam suhu Responses
Run Variables
ruang [Marbun, 2012]. Kemudian plastik
dipisahkan dari cetakan dan dilakukan ξ1 ξ2 ξ3 Y1 Y2 Y3 Y4
pengujian karakterisasi bioplastik. 1 150 10 6 6,98 6,43 20,12 27,47
Pengujian yang akan dilakukan terhadap 2 150 10 16 4,70 19,7 24,23 20,85
bioplastik yaitu uji sifat mekanik [ASTM 3 100 5 10 4,52 13,2 26,62 27,61
D822], water uptake [ASTM D570-98] 4 150 18 16 13,8 2,26 20,67 26,82
dan biodegradasi [DIN EN ISO 846] dan 5 65,9 10 16 9,89 9,49 27,86 30,52
uji SEM (Scanning Electron Microscopy). 6 100 15 22 7,35 12,5 24,76 28,88
3. Pembahasan 7 150 1,6 16 2,59 21,8 27,51 23,12
Karakteristik Pati Sagu
8 150 10 26 3,96 26,7 30,38 26,67
Bahan baku sagu yang digunakan pada
9 100 15 10 15,5 2,69 23,79 26,31
penelitian ini berasal dari Kabupaten
Meranti, Provinsi Riau. Hasil uji 10 150 10 16 5,78 17,1 24,21 25,52
kandungan pati ditunjukkan pada tabel 3.1 11 200 5 10 3,82 22,8 25,02 24,18
Tabel 3.1 Komposisi Kimia Pati Sagu 12 150 10 16 7 20,8 23,25 26,17
Komponen Kadar (%) 13 200 15 22 6,86 14,2 23,47 25,21
Pati 73,82 14 200 5 22 3,19 24,5 27,62 24,29
Amilopektin 48,54 15 150 10 16 4,31 24,3 26,71 23,43
Amilosa 25,27 16 150 10 16 6,32 22,7 24,57 22,45
Lainnya (Air, Protein, 26,19 17 234 10 16 5,68 21,8 25,93 23,62
Lemak, dan Abu) 18 200 15 10 14,6 3,45 22,57 28,34
19 150 10 16 4,97 23,3 23,72 27,47
Hasil Karakterisasi Bioplastik 20 100 5 22 3,57 23,3 28,45 20,85
Bioplastik yang telah dihasilkan lalu
Y1= Kuat Tarik (Mpa)
diuji sifat mekanik, water uptake dan
Y2= Elongasi(%)
biodegradasinya sesuai dengan standard
Y3= Water uptake (%)
yang digunakan. Hasil yang didapat
Y4= Biodegradasi (%)
ditunjukkan pada tabel 3.3.
Data yang diperoleh lalu diuji Dari data pada tabel 3.2, maka kuat
kelengkungannya dengan menggunakan tarik dan elongasi akan dianalisa dengan
nilai p-value curvature jika kurang dari α menggunakan persamaan orde dua,
yang digunakan yaitu 0,05, maka data sedangkan biodegradasi dan water uptake
akan cinderung membentuk lengkungan, akan dianalisa menggunakan persamaan
sehingga diperlukan persamaan orde dua orde satu. Selanjutnya, untuk mengetahui
untuk mengolah data. Berikut merupakan kesesuaian model dengan data eksperimen,
rangkunan nilai p-value curvature untuk dapat dilihat dari nilai R2. Jika semakin
masing – masing renpon. mendekati satu, maka model semakin
sesuai dengan hasil percobaan. Dan untuk
Tabel 3.2 Nilai p-value Curvature pada
mengetahui tingkat signifikasi error pada
respon penelitian.
model dapat dilihat nilai p-value lack of fit,
Respon P-value Curvature semakin besar nilainya disbanding α maka
Kuat Tarik 0,0273 error akan semakin tidak signifikan.
Elongasi 0,0005 Rangkuman nilai R2 dapat dilihat pada
Water uptake 0,3095 table 3.4.
Biodegradasi 0,2195
Tabel 3.4 Nilai R2 dan p-value lack of fit satu pun kesesuaian terhadap model.
untuk setiap respon Rangkuman untuk setiap Nilai Fo respon
Respon R2 p-value lack dapat dilihat pada Tabel 3.6.
of fit Tabel 3.6 Rangkuman nilai Fo untuk setiap
Kuat Tarik 0,9479 0,4995 variabel
Elongasi 0,9552 0,2953
Respon Sumber SS Dof MS Fo Ftabel
Water uptake 0,9357 0,6358 Regresi 261,2 6 43,54
Biodegradasi 0,8423 0,3920 Kuat
Eror 14,4 13 1,11 39,4 2,92
Tarik
Total 275,7 19
Regresi 1136 6 189,4
Pengujian selanjutnya adalah uji p- Elongasi Eror 100,1 13 7,72 24,6 2,92
value untuk masing – masing respon yang Total 1236 19
bertujuan untuk menentukan tingkat Regresi 89,9 3 30
Water
Eror 37 16 2,31 12,9 3,24
signifikasi setiap komponen. uptake
Total 126,9 19
Regresi 89,9 3 30
Biodegrad
Tabel 3.5 Rangkuman p-value Eror 21,3 16 1,33 22,4 3,24
asi
Total 111,3 19
p-value
Sumber
Varian Kuat Water Dari data pada table 3.6, dapat dilihat
Elongasi Biodegradasi
Tarik uptake bahwa F0 > Ftabel, sehingga hipotesis H0
Model <0,0001 <0,0001 0,013 0,0005 ditolak, yang mengartikan bahwa pada
A-Jumlah
0,0472 0,0072 0,2253
0,0097 masing – masing respon, memiliki paling
pelarut tidak 1 variabel yang berpengaruh.
B-Filler <0,0001 <0,0001 0,0023 < 0,0001
C-
0,0004 <0,0001 0,0032
0,0035 Analisa Respon Kuat Tarik
Plasticizer Hasil analisis multi variabel RSM
AB 0,8543* 0,6514* 0,9872* 0,9954*
menunjukkan pengaruh variabel proses
AC 0,8107* 0,8684* 0,8888* 0,3986* terhadap kuat tarik bioplastik, hasil dari
0,1926* analisis tersebut ditunjukkan pada model
BC 0,0017 0,6213* 0,6209* kuat tarik dalam bentuk natural variabel
ABC - - 0,8668*
0,7828* yang dituliskan pada persamaan 1.
Y1= 6,894 – 0,1145x1 + 0,8735x2 +
A^2 0,0243 0,8401* - -
0,3226x3 – 0,0598x2x3 + 3,3536E-4x12 +
B^2 0,0105 0,0001 - - 0,0393x22…………………………(1)
C^2 0,8687* 0,0062 - - Dari persamaan 1 dapat dilihat bahwa
jumlah pelarut, kadar filler dan kadar
Keterangan : * Tidak signifikan pada α = 0,05 plasticizer memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap respon. Pengaruh
Dari tabel 3.5, dapat dilihat ketiga variabel ditunjukkan pada gambar1.
pengaruh dari masing – masing komponen
model terhadap respon yang dipelajari.
Pengujian hipotesis pada uji simultan
dilakukan dengan menghitung F0 (Fhitung)
untuk setiap respon. Nilai F0 dapat
ditentukan dengan menggunakan
perbandingan mean square regresi
terhadap mean square error, dimana jika
perbandingan Fhitung>F(α, df1, df2) maka H0
ditolak. Adapun hipotesis yang berlaku
untuk uji simultan adalah Ho : 1 =  2 = …
=  k = 0, sehingga dianggap tidak terdapat Gambar 1. Grafik pengaruh kadar filler
dan kadar plasticizer terhadap
respon kuat tarik pada pelarut
150/10 v/b
kuat tarik yang didapat berbanding filler yang digunakan, hal ini karena
lurus dengan jumlah filler yang semakin banyak filler yang digunakan,
digunakan.Hal ini dikarenakan adanya maka interaksi antara filler dan matriks
interaksi antara matriks dengan filler (Ma juga akan semakin kuat, sehingga
dkk, 2009), Nilai kuat tarik bioplastik yang bioplastik akan semakin kaku [Ma dkk,
didapatkan berkisar antara 2,569 – 15,484 2009]. Namun elongasi berbanding lurus
MPa, namun pada filler 18,5% kuat tarik dengan jumlah plasticizer, hal ini
menurun karena adanya aglomerasi akibat dikarenakan gliserol yang melemahkan
jumlah filler yang terlalu banyak ikatan-ikatan antara molekul pada matriks
mengakibatkan filler berikatan antara sehingga molekul dalam matriks lebih
sesama filler, sehingga tidak terjadi leluasa untuk bergerak [Mali dkk, 2005].
interaksi antara filler dengan matriks [Ma
dkk, 2007]. Analisa Respon Water Uptake
Hasil analisis multi variabel RSM
Analisa Respon Elongasi menunjukkan pengaruh variabel proses
Hasil analisis multi variabel RSM terhadap water uptake bioplastik, hasil dari
menunjukkan pengaruh variabel proses analisis tersebut ditunjukkan pada model
terhadap elongasi bioplastik, hasil dari water uptake dalam bentuk natural
analisis tersebut ditunjukkan pada model variabel yang dituliskan pada persamaan 3.
elongasi dalam bentuk natural variabel Y3 = 26,958 – 0,014x1 – 0,331x2 +
yang dituliskan pada persamaan 2. 0,217x3………………………..(3)
Y2 = -29,072 + 0,284x1 - 1,357x2 + Dari persamaan 3 dapat dilihat bahwa
2,274x3 – 7,823E-4x12 – 0,129x22 – jumlah pelarut, kadar filler dan kadar
0,045x32………………………..(2) plasticizer memiliki pengaruh yang
Dari persamaan 2 dapat dilihat bahwa signifikan terhadap respon. Pengaruh
jumlah pelarut, kadar filler dan kadar ketiga variabel ditunjukkan pada gambar 3
plasticizer memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap respon. Pengaruh
ketiga variabel ditunjukkan pada gambar 2

Gambar 3. Grafik pengaruh kadar filler


dan kadar plasticizer terhadap
respon water uptake pada
Gambar 2. Grafik pengaruh kadar filler pelarut 150/10 v/b
dan kadar plasticizer terhadap
respon elongasi pada pelarut Berdasarkan gambar 3, kadar filler dan
150/10 v/b jumlah pelarut berbanding terbalik dengan
water uptake, hal ini karena semakin
Berdasarkan data respon yang didapat banyak ZnO yang digunakan, maka
dan hasil analisa ANOVA, elongasi yang semakin banyak ikatan hidrogen yang
didapat berbanding terbalik dengan jumlah terjadi dalam matriks sehingga molekul air
lebih sulit untuk berikatan dengan matriks menyulitkan mikroba untuk mengurai
[Nafchi dkk, 2013]. Sedangkan untuk bioplastik. Biodegradasi berbanding lurus
plasticizer dan jumlah pelarut, nilai water dengan kadar plasticizer, hal ini karena
uptake berbanding lurus, hal ini karena gugus hidroksil pada gliserol yang mudah
sifat gliserol yang hidrofilik sehingga untuk menyerap air, sehingga lebih mudah
dapat meningkatkan penyerapan air terjadi pemutusan ikatan matriks.
[Marbun, 2012].
Analisa Respon Biodegradasi Analisis Morfologi Bioplastik
Hasil analisis multi variabel RSM Uji morfologi bioplastik secara langsung
menunjukkan pengaruh variabel proses ditunjukkan dengan SEM (Scanning
terhadap biodegradasi bioplastik, hasil dari Electron Microscope). Pengujian SEM
analisis tersebut ditunjukkan pada model (Scanning Electron Microscope) dilakukan
biodegradasi dalam bentuk natural variabel untuk mengetahui bentuk dan struktur
yang dituliskan pada persamaan 4. permukaan dari sampel bioplastik. Hasil
Y4 = 24,522 + 0,0137x1 – 0,42x2 + dari analisa SEM (Scanning Electron
0,205x3………………………………....(4) Microscope) bioplastik menunjukan
Dari persamaan 4 dapat dilihat bahwa persebaran dari filler ZnO pada matriks
jumlah pelarut, kadar filler dan kadar pati sagu dapat dilihat pada gambar 5.
plasticizer memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap respon. Pengaruh
ketiga variabel ditunjukkan pada gambar 4

Gambar 4. Grafik pengaruh kadar filler


dan kadar plasticizer terhadap
respon Biodegradasi pada Gambar 5. Hasil analisa SEM pada
pelarut 150/10 v/b perbesaran 5500x

Berdasarkan gambar 4, biodegradasi Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa


sampel berbanding terbalik dengan jumlah persebaran filler belum cukup merata dan
filler. hal ini disebabkan oleh dua hal, terjadi penggumpalan filler hal ini dapat
yaitu semakin banyak ZnO yang mengakibatkan rendahnya sifat mekanik
digunakan, maka semakin banyak ikatan bioplastik yang dihasilkan, karena adanya
hidrogen yang terjadi dalam matriks penumpukan filler sehingga tidak terjadi
sehingga molekul air lebih sulit untuk interaksi antara filler dengan matriks [Ma
berikatan dengan matriks [Nafchi dkk, dkk, 2007]. Dibutuhkan kompatibilizer
2013] sehingga lebih sulit untuk terjadi dan teknik pengadukan yang lebih baik
pemutusan ikatan pada matriks oleh air. seperti dengan menggunakan ultrasonic
Juga akibat dari sifat ZnO itu sendiri processing agar dapat meningkatkan
yang bertindak sebagai agen penyerang persebaran filler [Marbun, 2012].
mikroorganisme [Wang, 2007], sehingga
4. Kesimpulan Riau. http://bpmpd.riau.go.id/web/
statis/kabupaten-kepulauan-meranti.
Semakin besar jumlah filler yang Diakses pada 3 Agustus 2016
digunakan, maka kuat tarik akan semakin Jambeck, Jenna R. et al. 2015. Plastic
tinggi, namun elongasi, water uptake, dan waste inputs from land into the
biodegradasi akan semakin rendah. ocean. Sciene, Vol. 347, ISSUE
Semakin besar jumlah plasticizer yang 6223
digunakan, maka elongasi, water uptake Ma, X., Chang, P. R., Yang, J., & Yu, J.
dan biodegradasi akan semakin tinggi, 2009. Preparation and properties of
namun kuat tarik akan semakin rendah. glycerol plasticized-pea starch/zinc
Semakin besar jumlah pelarut yang oxide bionanocomposite.
digunakan, maka kuat tarik dan water Carbohydrate Polymers, 75: 472-
uptake akan semakin rendah, namun 478.
elongasi dan biodegradasi akan semakin
tinggi. Marbun, E, S. 2012, Sintesis Bioplastik
Bioplastik dengan karakteristik terbaik dari Pati Ubi Jalar Menggunakan
pada penelitian ini diperoleh pada jumlah Penguat Logam ZnO dan Penguat
pelarut 100 ml, kadar filler 15% b/b dan Alami Selulosa. Skripsi, Universitas
plasticizer 10% b/b dengan kuat tarik Indonesia. Jakarta.
sebesar 15,484 Mpa, elongasi 2,692 %, Montgomery, C. D. 2013. Design and
water uptake 23,79% dan biodegradasi Analysis of Experiments. 8th Ed.
23,12%. John Wiley & Sons, Inc. New York
Nafchi, A. M., Nassiri, R., Sheibani, S.,
Daftar Pustaka Ariffin, F., & Karim, A. A. 2013.
Adityo, S. 2009. Sintesis Bioplastik dari Preparation and characterization of
Pati Ubi Jalar dengan penguat alami bionanocomposite films filled with
Zno dan Clay. Skrispsi, : nanorod-rich zinc oxide.
Universitas Indonesia. Jakarta. Carbohydrate Polymers, 96(1):
American Society for Testing and 233–239.
Materials (ASTM) D 570-98. 2010. Ruddle, K.. D., Johnson, P., K. Townsend
Standard Test Methode For Water & J. D. Rees. 1978. Palm Sago A
Absorbtion of Plastic. Tropical Starch from Marginal
American Society for Testing and Lands. An East-West Center Book,
Materials (ASTM) D 638-02. Honolulu.
Standard Test Methode For Tensile
Properties of Plastic. Yezza. I. A. (2008). The Global Market
Averous, L. 2008. Polylactic Acid: For Biolplastic. www.hkc22.com/
Bioplastics.html, Diakses tanggal 28
Synthesis, Properties and
Applications, in Monomers, Juni 2016
Polymers and Composites from
Renewable Resources 1st ed.
Elsevier Ltd. Amsterdam:
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia. 2007. Tanaman sagu dan
Potensi Perkebunan Sagu.
http://www.iribb.org/. Diakses pada
21 Agustus 2016
BPMPD. 2010. Potensi Perkebunan Sagu
di Kepulauan Meranti, Provinsi

You might also like