You are on page 1of 15

1

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS


MELALUI METODETOTAL PHYSICAL RESPONSE PADA SISWA
KELAS 3 SD NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh : Seftria Visia, Sulton Djasmi, Muhammad Sukirlan


FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
e-mail : tya.visia@gmail.com
082178776480

Abstract : Increasing Students’ English Speaking Skills Through Total


Physical Response Method in the Third Grade of SD Negeri in Bandar
Lampung. This research aims to: 1) design the lesson planning, 2) analyze
learning implementation, 3) analyze way of learning evaluation, 4) analyze the
increasing of students’ speaking skills score by using TPR method. This research
is classroom action research that consists of three cycles. TPR cycle I the students
use the commands in action sequences. TPR cycle II the students make a role
reversal. TPR cycle III the students make a dialogue and role reversal with the
group.Data were collected using observation
and tests, and the qualitative descriptive analysis was then used to analyze the
collected data. Results of this study shows that: 1) learning planning design is in
accordance to the students’ characteristic in which students’ speaking skills are
low and they are not active in speaking english, 2) learning process by using TPR
has increased students’ activities in learning through observing the objects,
observing the action, using the various of vocabularies, giving command,
accuracy and speed of carrying out the instructions and asking question activity,
3) the assessment instrument use oral practice, essay test, and description test with a
validity value of 0.853, a reliability value of 0.99, average difficulty level of items
value of 62,50, and a well acceptable discrimination power of items value of 0,669, 4)
the improvement of the speaking abilities can be seen from various aspects:
comprehension, fluency, pronunciation, and vocabulary in the first cycle 22,73%, the
second cycle 54,54% and the third cycle 81,81%.

Keywords: english, learning outcomes, Total Physical Response.

Abstrak : Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Melalui


Metodetotal Physical Response pada Siswa Kelas 3 SD Negeri di Kota
Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendesain perencanaan
pembelajaran, 2) menganalisis strategi pelaksanaan, 3) menganalisis cara
mengevaluasi pembelajaran, 4) menganalisis peningkatan nilai keterampilan
berbicara siswa dengan menggunakan metode TPR. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas dengan mengunakan tiga siklus. Siklus I TPR siswa
menggunakan perintah dalam runtutan tindakan. Siklus II TPR siswa berganti
peran untuk memberikan perintah. Siklus III TPR siswa membuat suatu
percakapan dan bermain peran dengan teman sekelompoknya.
2

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus. Data


dikumpulkan dengan observasi dan tes
serta dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah: 1) desain
perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan karakeristik siswa yang belum
terampil dan pasif pada saat berbicara bahasa Inggris, 2) proses pembelajaran
dapat meningkatkan aktivitas siswa melalui mengamati objek, mengamati
tindakan, menggunakan kosa kata yang bervariasi, memberikan perintah dengan
kalimat instruksi, ketepatan respon terhadap instruksi, kecepatan respon terhadap
instruksi, dan aktifitas bertanya, 3) instrumen evaluasi menggunakan tes praktek
dan uraian dengan validitas 0,853, reabilitas 0,938, tingkat kesukaran soal 62,50
(sedang) dan daya beda 0,669 (baik), 4) peningkatan keterampilan berbicara
terlihat dari berbagai aspek baik dalam hal comprehension, fluency,
pronunciation, vocabulary yakni siklus I 22,73% siklus II 54,54% dan siklus III
81,81%.

Kata kunci: bahasa Inggris, hasil belajar, Total Physical Response

PENDAHULUAN bidang ilmu pengetahuan, teknologi


Usia anak-anak adalah salah dan seni. Pembelajaran bahasa
satu periode yang tepat untuk belajar Inggris di SD meliputi keempat
bahasa. Masa anak-anak adalah masa keterampilan berbahasa (skills of
paling tepat dan ideal untuk language). Tujuan siswa belajar
memperoleh bahasa asing karena bahasa Inggris adalah menguasai 4
pada masa inilah kemampuan keterampilan ini, yaitu, (1) listening;
berbahasa mereka mudah untuk apabila siswa sudah bisa mendengar
diasah (Kamal, 2004: 12). Dengan dan memahami pembicaraan orang
pengenalan bahasa Inggris di SD lain. (2) speaking; apabila siswa
maka siswa akan mengenal dan sudah bisa menyampaikan semua
mengetahui bahasa tersebut lebih bentuk pikiran, perasaan, dan
awal. Oleh karena itu mereka akan kebutuhan anda secara lisan. (3)
mempunyai pengetahuan dasar yang reading; apabila siswa sudah
lebih baik sebelum melanjutkan ke memiliki kemampuan untuk
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. memahami bacaan. (4) writing;
apabila siswa sudah bisa
Pembelajaran bahasa Inggris menyampaikan semua bentuk
di SD berfungsi sebagai alat pikiran, perasaan, dan kebutuhan
pengembangan diri siswa dalam siswa dalam bentuk bahasa tertulis.
3

Semua itu didukung oleh unsur-unsur


Menurut Gagne dalam
bahasa lainnya, yaitu: kosa kata, tata
Slameto (2010: 13), belajar dimaknai
bahasa, dan pengucapan / pelafalan
sebagai suatu proses untuk
sesuai dengan tema sebagai alat
memperoleh motivasi dalam
pencapaian tujuan.
pengetahuan, keterampilan,
Bahasa Inggris dewasa ini kebiasaan, dan tingkah laku. Selain
sudah sedemikian diperlukan, itu, Gagne juga menekankan bahwa
sehingga seorang siswa haruslah belajar sebagai suatu upaya
mencapai kemampuan berbahasa memperoleh pengetahuan atau
yang baik. Kendati demikian, keterampilan melalui instruksi.
prestasi tersebut akan sangat sulit Instruksi yang dimaksud adalah
dicapai apabila guru masih perintah atau arahan dan bimbingan
menggunakan teknik pembelajaran dari seorang pendidik atau guru.
konvensional seperti ceramah yang Kegiatan belajar disekolah dapat
masih berorientasi pada keaktifan berlangsung dengan efektif dan
guru. Berdasarkan hasil observasi efisien jika 1) merangsang berbagai
yang dilakukan oleh peneliti, terbukti indera secara bervariasi, 2)
bahwa pembelajaran Bahasa Inggris memberikan kesempatan pemelajar
kelas 3 di SD Negeri 5 dan SD untuk belajar sambil melakukan
Negeri 3 Gedong Air belum optimal sesuatu (learning by doing), 3) fokus
karena guru belum menggunakan pada pemelajar bukan pada guru
teknik yang benar yang bisa (instruktur). Pembelajaran sebagai
membuat siswa mampu berbahasa aktifitas atau kegiatan yang befokus
Inggris. Siswa kelas 3 di masing- pada kondisi dan kepentingan
masing sekolah tersebut memiliki pemelajar (learned centered), Miarso
kemampuan heterogen, minat dan (2011: 144).
motivasi belajar rendah, sikap siswa
Berbicara merupakan suatu
terhadap tugas-tugas guru kurang
proses menyampaikan informasi
antusias, dan memiliki potensi lebih
kepada seseorang secara lisan dengan
rendah dari kelas yang lainnya.
menggunakan bahasa sebagai
4

medianya. Keterampilan berbicara atau menyampaikan pikiran


merupakan bagian yang penting dari gagasan atau perasaan secara
keterampilan berbahasa yang lain. lisan. Keterampilan berbicara adalah
Berbicara adalah sebuah kemampuan mengungkapkan
keterampilan yang memerlukan pendapat atau pikiran dan perasaan
latihan secara terus menerus. Tanpa kepada seseorang atau kelompok
dilatih, seorang yang pendiam akan secara lisan, baik secara berhadapan
terus-menerus berdiam diri dan tidak ataupun dengan jarak jauh. Para ahli
akan berani untuk menyuarakan menyatakan bahwa berbicara
pendapatnya. Penelitian ini bertujuan merupakan alat komunikasi yang
agar siswa pada tingkat Sekolah alami antara anggota masyarakat
Dasar mampu menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pikiran dan
Inggris untuk hal-hal yang sederhana sebagai sebuah bentuk tingkah laku
yang bersifat kontekstual, seperti sosial.
bertanya, menjawab pertanyaan, baik
Berdasarkan apa yang diharapkan
yang diajukan oleh guru maupun
dalam penelitian ini ialah ingin
oleh teman-teman sekelas dan tidak
meningkatkan keterampilan
merasa malu ketika mereka berbicara
berbicara siswa sehingga metode
dalam bahasa Inggris.
TPR merupakan metode yang baik
Jafrizal (2003: 35), berbicara digunakan untuk meningkatkan
adalah suatu keterampilan berbahasa keterampilan berbicara siswa.
yang berkembang pada kehidupan Berdasarkan pengertian TPR
anak, yang hanya didahului oleh merupakan metode pengajaran
keterampilan menyimak, dan pada bahasa yang akan membangun
masa tersebutlah kemampuan koordinasi antara kemampuan
berbicara atau berujar dipelajari. berbicara dan tindakan yang
Berbicara dapat pula dimaknai dilakukan siswa. TPR mencoba
sebagai kemampuan untuk mengajarkan bahasa melalui
mengucapkan bunyi -bunyi aktivitas motorikfisik (Larsen-
bahasa untuk mengekspresikan Freeman, 1986:112; Linse, 2005).
5

Siswa dalam TPR mempunyai peran tahap awal belajar, meskipun


utama sebagai pendengar dan pelaku. diharapkan siswa dapat melakukan
Siswa mendengarkan dengan penuh itu dengan disertai gerakan fisik.
perhatian dan merespon secara fisik Dalam metode TPR, siswa tidak
pada perintah yang diberikan guru dipaksa untuk langsung bisa
baik secara individu maupun berbicara, sebaliknya guru menunggu
kelompok. Penulis berpikir bahwa sampai siswa memperoleh bahasa
guru memiliki peran penting dalam yang cukup melalui mendengarkan
membimbing siswa sehingga mereka sampai mereka mulai berbicara
dapat berbahasa Inggris dengan baik. spontan. Secara khusus Asher
Oleh karena itu, guru harus mengatakan bahwa pelajar terbaik
menguasai teknik mengajar dan menginternalisasikan bahasa ketika
harus memiliki keterampilan yang mereka merespon dengan gerakan
baik pada empat keterampilan dasar fisik sebagai tanda bahwa mereka
bahasa Inggris, terutam adalam mengerti dan paham tentang
berbicara. Dalam TPR, instruktur pelajaran yang diberikan. Sehingga
atau guru memberikan perintah menurut metode TPR merupakan
kepada siswa dalam bahasa Inggris, metode yang sesuai untuk
siswa merespon dengan seluruh meningkatkan keterampilan
gerakan tubuh atau tindakan berbicara bahasa Inggris siswa SD.
sehingga siswa akan lebih
Agar seluruh anggota kelas
memahami apa yang disampaikan
dapat terlibat dalam kegiatan
oleh guru mereka. TPR adalah
pembelajaran berbicara, hendaklah
contoh dari pendekatan pemahaman
selalu diingat bahwa hakikatnya
dengan pengajaran bahasa asing.
berbicara itu berhubungan dengan
Metode dalam pendekatan
kegiatan berbicara yang lain seperti
pemahaman bahasa Inggris
menyimak, membaca, dan menulis
menekankan pentingnya
dan pokok pembicaraan. Dengan
mendengarkan pada pengembangan
demikian, sebaiknya pengajaran
bahasa Inggris, dan tidak
berbicara memperhatikan
memerlukan output diucapkan pada
6

komunikasi dua arah dan fungsional. participation); 6) evaluasi dan


Tugas pendidik adalah perbaikan (evaluate and revise).
mengembangkan pengajaran
berbicara agar aktivitas kelas METODE PENELITIAN
dinamis, hidup dan diminati oleh Penelitian ini merupakan
anak sehingga benar-benar dirasakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
sebagai sesuatu kebutuhan untuk yaitu penelitian yang dimaksudkan
memepersiapkan diri terjun ke untuk memberikan informasi
masyarakat. Untuk mencapai hal itu, bagaimana tindakan yang tepat untuk
dalam pembelajaran berbicara harus meningkatkan aktifitas peserta didik
diperhatikan beberapa faktor, dengan pembelajaran menggunakan
misalnya pembicara, pendengar, dan metode TPR yang berdampak pada
pokok pembicaraan. peningkatan keterampilan berbicara
bahasa Inggris peserta didik.
Desain pembelajaran yang
Penelitian tindakan kelas ini
digunakan dalam penelitian ini
dilaksanakan dalam bentuk siklus-
adalah desain model ASSURE.
siklus. Peneliti mencoba mencari
Smaldino (2012: 111) dalam
pemecahan masalah proses
bukunya edisi 9 yang berjudul
pembelajaran berbicara. Hal ini
Instructional Technology & Media
penting dilaksanakan karena
For Learning dengan langkah-
berkaitan dengan penelitian yang
langkah sebagai berikut: 1)
akan dilaksanakan.
menganalisa peserta didik (analyze
learners); 2) menentukan tujuan Penelitian dilaksanakan
pembelajaran (state objecives); 3) melalui tahap-tahap yaitu: (1)
memilih metoda, media dan materi perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
(select methods, media, and pengamatan dan (4) refleksi.
materials); 4) menggunakan media Penelitian ini menggunakan model
dan materi (utilize media and penelitian tindakan yang
materials); 5) mendorong partisipasi dikembangkan oleh Taggart dalam
peserta didik (require learner Arikunto (2006: 83) meliputi empat
7

tahapan yaitu rencana, tindakan, yang akan digunakan untuk


observasi dan refleksi. Penelitian penelitian ini adalah siswa kelas 3.
tindakan kelas ini bercirikan adanya Jumlah peserta didik kelas 3 di SD N 5
perubahan yang terus menerus. Gedong Air sebanyak 21 siswa dan
Penelitian akan berakhir apabila kelas III di SD N 3 Gedong Air
indikator yang telah ditentukan dapat berjumlah 22 siswa.
tercapai atau sudah mencapai tingkat Penelitian tindakan akan
kejenuhan dimana hasil hanya berakhir apabila indikator yang telah
bergeser sedikit atau tidak berubah ditentukan dapat tercapai, yaitu:
sama sekali. 1. Perencanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode
Penelitian tindakan kelas
TPR.
dilaksanakan di SD N 5 Gedong Air
2. Pelaksanaan pembelajaran
dan SD N 3 Gedong Air pada
keterampilan berbicara dengan
semester II tahun pelajaran 2014/
menggunakan metode TPR.
2015, selama kurang lebih 2 bulan
Urutan secara garis besar
yang dilakukan selama 6 kali
pelaksanaan pembelajaran
pertemuan dengan alokasi waktu
sebagai berikut :
setiap pertemuan 70 menit.
1. Mengawali pembelajaran
Penelitian ini dilakukan sebanyak 3
dengan pendahuluan, yaitu
siklus, pelaksanaan siklus I sebanyak
memberikan motivasi dan
2 kali pertemuan dengan alokasi
apersepsi.
waktu setiap pertemuan adalah 2 x
2. Peserta didik diperkenalkan
35 menit, siklus II sebanyak 2 kali
kosakata imperatives terkait
pertemuan dengan alokasi waktu
dengan tema.
setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit
3. Peserta didik melakukan
dan siklus III sebanyak 2 kali
instruksi dan merespon
pertemuan dengan alokasi waktu
instruksi tersebut dengan
setiap pertemuan adalah 2 x 35
teman kelompoknya.
menit. Penelitian ini menekankan
4. Beberapa peserta didik
pada proses maupun produk. Kelas
mempresentasikan tugas
8

kelompoknya di depan Rencana Pelaksanaan


kelas, dan guru memotivasi Pembelajaran
agar peserta didik lain RPP dalam penelitian ini
menanggapi. menjadi acuan bagi peneliti untuk
5. Memberikan soal latihan melaksanakan penelitian sesuai
untuk mengecek runtutan rencana yang telah dibuat
pemahaman peserta didik menggunakan desain pembelajaran
6. Membimbing peserta didik ASSURE. Pada RPP terdapat
untuk membuat kesimpulan kegiatan inti yang tercantum proses
dari pembelajaran pembelajaran dengan menerapkan
7. Pemberian tes pada setiap metode pembelajaran TPR. Peneliti
siklus. menganalisis terlebih dahulu siswa,
3. Mengevaluasi pembelajaran mulai dari karakteristik siswa,
keterampilan berbicara dengan bagaimana gaya belajar mereka,
rubrik penilaian berbicara yang setelah itu menentukan standar dan
berisi ketepatan gramatika tujuan pembelajaran yang digunakan
(accuracy), kelancaran (fluency), peneliti untuk memilih strategi,
kejelasan ujaran media dan bahan ajar yang ingin
(pronunciation), kosa kata digunakan hingga melakukan
(vocabulary). evaluasi dan revisi, itu semua peneliti
4. Nilai keterampilan berbicara lakukan untuk mengetahui
siswa telah mencapai ketuntasan pembelajaran yang pas digunakan.
belajar yaitu 75% dari jumlah Setelah seluruhnya dianalisis oleh
siswa mencapai SKM. SKM peneliti sehingga peneliti
individu yang digunakan dalam memutuskan untuk menggunakan
pembelajaran Muatan Lokal model TPR dalam meningkatkan
Bahasa Inggris, yaitu ≥75. keterampilan berbicara siswa.

RPP yang dirancang


HASIL PENELITIAN DAN
dilakukan evaluasi melalui lembar
PEMBAHASAN
telaah RPP untuk mengetahui
9

kualitas RPP yang sudah dibuat oleh Gedong Air pada pertemuan pertama
peneliti. Pada siklus 1 kualitas RPP dan kedua mendapat nilai 80,00 dan
yang dibuat peneliti untuk SDN 5 88,88. Sedangkan kualitas RPP yang
Gedong Air pada pertemuan pertama dibuat peneliti untuk SDN 3 Gedong
dan kedua mendapat nilai 77,77 dan Air pada pertemuan pertama dan
64,44. Sedangkan kualitas RPP yang kedua mendapat nilai 82,22 dan
dibuat peneliti untuk SDN 3 Gedong 83,55. Berdasarkan hasil penilaian
Air pada pertemuan pertama dan RPP termasuk dalam kategori baik.
kedua mendapat nilai 76,67 dan Penyusunan RPP sudah lebih baik
78,89. Berdasarkan hasil penilaian dari siklus sebelumnya sesuai dengan
RPP termasuk dalam kategori cukup kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
oleh kolaborator. Kelemahan RPP Kelemahan RPP yang dirancang
yang dirancang peneliti pada peneliti pada kesesuaian kompetensi
kesesuaian kompetensi dasar yang dasar dengan materi pelajaran dan
ditetapkan dengan materi pelajaran. kata kerja operasional diperbaiki
Serta pada kegiatan guru, guru telah diperbaiki. Tetapi masih ada
menggunakan kata kerja operasional yang kurang yitu kesesuaikan media
yang harus diperbaiki diperbaiki. belajar dan rancangan penilaian
Kemudian guru harus menyesuaikan otentik yang perlu dijadikan
media belajar yang dapat digunakan perhatian untuk dapat diperbaiki
untuk membuat pembelajaran pada siklus berikutnya. Selain itu
menjadi lebih berfariasi dan dalam siklus 2 siswa belum terlihat
rancangan penilaian otentik berantusias sehingga guru harus
diperbaiki pada pertemuan siklus menambahkan kegiatan yang
selanjutnya agar terlihat peningkatan membuat siswa senang dalam
keterampilan berbicara siswa. belajar. Hal itu semua telah peneliti
Berdasarkan semua catatan tersebut perbaiki pada siklus berikutnya.
telah diperbaiki oleh guru pada siklus Pada siklus 3 kualitas RPP
2. yang dibuat peneliti untuk SDN 5
Pada siklus 2 kualitas RPP Gedong Air pada pertemuan pertama
yang dibuat peneliti untuk SDN 5 dan kedua mendapat nilai 94,44 dan
10

96,67. Sedangkan kualitas RPP yang periode latihan menyimak, siswa


dibuat peneliti untuk SDN 3 Gedong diminta untuk merespon perintah dari
Air pada pertemuan pertama dan guru (seperti “berdiri”, “pergi ke
kedua mendapat nilai 91,11 dan papan tulis dan tuliskan namamu”).
95,55. Berdasarkan hasil penilaian
Sehingga menurut peneliti
RPP termasuk dalam kategori amat
metode TPR ini sangat membantu
baik. Penyusunan RPP sudah lebih
untuk mempermudah guru dan siswa
baik dari siklus sebelumnya sesuai
dalam proses pembelajaran kosa kata
dengan kebutuhan dan tujuan
karena metode ini menurut (Ghazali,
pembelajaran. Dengan demikian
2010:96) dapat dikombinasikan
penelitian ini dihentikan pada siklus
dengan gambar/benda nyata dan juga
3 dengan alasan pembelajaran telah
gerakan tubuh, agar siswa dapat
berhasil meningkatkan hasil belajar
memahami dan mengekspresikannya.
peserta didik menggunakan model
Berdasarkan hasil penelitian di kelas
pembelajaran TPR.
3 SDN 5 dan SDN 3 Gedong Air,
peneliti menyimpulkan bahwa
Proses Pembelajaran
pembelajaran bahasa Inggris dengan
Metode TPR merupakan
menggunakan model pembelajaran
suatu metode pembelajaran bahasa
TPR dapat memberikan pengalaman
yang menggunakan perintah-perintah
proses pembelajaran kosa kata
lisan yang harus dilakukan siswa
sehingga adapat meningkatkan
agar dapat menunjukkan pemahaman
keterampilan berbicara siswa.
mereka terhadap maksud dari
Berdasarkan hasil penelitian dengan
perintah-perintah lisan itu (Ghazali,
menggunakan metode pembelajaran
2010:96). Selain itu (Ghazali,
TPR , siswa merasa sangat mudah
2010:96) mengatakan bahwa guru
dan ringan dalam segi penggunaan
memberikan contoh gerakan atau
bahasa dan juga mengandung unsur
tindakan yang diperintahkan itu
gerakan permainan sehingga dapat
sehingga siswa secara tidak langsung
menghilangkan stress pada siswa.
mendapatkan struktur tata bahasa dan
kosa kata dari bahasa target. Selama
Evaluasi Pembelajaran
11

Sistem evaluasi pembelajaran yang baik. Instrumen tes


bahasa Inggris dengan model diujikan pada kelas diatas kelas
pembelajaran TPR setiap siklusnya penelitian
diukur dengan menggunakan tes
Keterampilan Berbicara Siswa
berbentuk soal uraian. Evaluasi
Menurut pendapat Jafrizal
pembelajaran yang dilakukan oleh
(2003: 35) berbicara adalah suatu
peneliti bertujuan untuk memperoleh
keterampilan berbahasa yang
data dan informasi yang lengkap
berkembang pada kehidupan anak,
mengenai pembelajaran kemudian
yang hanya didahului oleh
digunakan sebagai acuan dalam
keterampilan menyimak, dan pada
memperbaiki pembelajaran
masa tersebutlah kemampuan
selanjutnya. Berikut ini merupakan
berbicara atau berujar dipelajari.
hal-hal yang dilakukan peneliti
Berbicara dapat pula dimaknai
dalam merancang evaluasi yang
sebagai kemampuan
digunakan dalam penelitian ini:
mengucapkan bunyi -bunyi
1. Perencanaan, di dalam tahap
bahasa untuk mengekspresikan
perencanaan kegiatan yang
atau menyampaikan pikiran
dilakukan oleh peneliti adalah
gagasan atau perasaan secara
merumuskan tujuan pembelajara
lisan. Keterampilan berbicara adalah
serta membuat tabel spesifikasi
kemampuan mengungkapkan
yang dapat mengukur
pendapat atau pikiran dan perasaan
sejauhmana aktifitas dan
kepada seseorang atau kelompok
kemampuan berbicara siswa.
secara lisan, baik secara berhadapan
2. Penulisan butir soal dilakukan
ataupun dengan jarak jauh. Para ahli
peneliti setelah siklus selesai
menyatakan bahwa berbicara
yang akan digunakan dalam
merupakan alat komunikasi yang
menguji pada siklus berikutnya.
alami antara anggota masyarakat
Penulisan didasarkan atas
untuk mengungkapkan pikiran dan
refleksi dari siklus sebelumnya. 3.
sebagai sebuah bentuk tingkah laku
Uji coba instrumen digunakan
sosial.
untuk memperoleh butir soal tes
12

1. Desain pembelajaran sesuai


Pada setiap siklus
dengan kebutuhan belajar
kemampuan berbicara siswa selalu
peserta didik yaitu belum
ditingkatkan dengan mengubah
terampil berbicara bahasa
aktivitas guru, aktivitas siswa dan
Inggris dan masih pasif dan
juga sumber belajar yang digunakan
malu untuk melafalkan kosa kata
oleh guru. Pada siklus pertama
atau kalimat dalam bahasa
kemampuan berbicara siswa msih
Inggris, dilanjutkan dengan
rendah dikarenakan siswa merasa
pembuatan tujuan
malu dengan temannya dan metode
pembelajarannya mengukur
pembelajaran TPR belum dapat
kemampuan peserta didik dalam
mereka pahami sehingga pada siklus
menyelesaikan permasalahan
2 guru harus lebih memperhatikan
yang ingin dicapai. Strategi
apa yang dikerjakan oleh siswa dan
pembelajaran berkelompok
juga memperhatikan siswa yang
dengan metode TPR. Desain
kurang aktif. Pada siklus 2 guru juga
tersebut dikemas dalam RPP
manambahkan sumber belajara
yang dibuat secara sistematis
bukan dari tubuhnya lagi melaikan
dan materi yang beruntun
apa yang telah mereka lakukan pada
dengan menggunakan metode
hari ini atau apa yang mereka
pembelajaran TPR.
senangi. Sehingga pada siklus 3
2. Proses pembelajaran diawali
pembelajaran telah sesuia dengan apa
dengan membuat kalimat perintah
yang diinginkan oleh peneliti serta
menggunakan sumber belajar
kemampuan berbicara siswa pun
yang ada disekitar dan meminta
meningkat.
siswa untuk melakukan apa yang
guru perintahkan. Kemudian guru
KESIMPULAN DAN SARAN
meminta siswa untuk berganti
Berdasarkan hasil penelitian peran dengan teman sebangkunya
tindakan kelas yang telah dalam membuat dan melakukan
dilaksanakan, dapat disimpulkan perintah seperti apa yang telah
bahwa : guru contohkan. Proses
13

selanjutnya adalah guru meminta kesukaran soal pada masing-


siswa untuk permainan peran atau masing siklus rata-rata sedang dan
berdialok dengan teman sebangku daya pembeda pada masing-
yang. Setelah itu guru meminta masing siklus dinyatakan soal
siswa untuk menunjukan kepada dapat diterima dengan baik.
teman sekelasnya tentang 4. Keterampilan berbicara dengan
percakapan yang telah mereka menggunakan metode TPR yang
lakukan. Dengan menggunakan ingin peneliti nilai yaitu
proses belajar tersebut dapat pemahaman (comprehension),
mengiring siswa melakukan kelancaran (fluency), kejelasan
aktivitas mengamati objek, aktivitas ujaran (pronunciation), dan kosa
mengamati tindakan, aktivitas kata (vocabulary) yang pada
menggunakan kosa kata berfariasi, setiap siklusnya meningkat. Pada
aktivitas memberikan perintah siklus 3 nilai keterampilan
dengan kalimat instruksi ,aktivitas berbicara siswa kelas 3 SDN 5
ketepatan respon siswa terhadap Gedong Air didapatkan bahwa
instruksi , aktivitas kecepatan 85,42 % mampu bertambah
respon siswa terhadap instruksi, keterampilan berbicaranya dan
dan pada aktivitas bertanya siswa. siswa kelas 3 SDN 3 Gedong Air
3. System evaluasi pembelajaran 83,04 % mampu bertambah
bahasa Inggris dengan model keterampilan berbicaranya.
pembelajaran TPR untuk Sehingga penelitian berakhir pada
meningkatkan keterampilan siklus ketiga dikarenakan lebih
berbicara siswa diukur dengan dari 75% peserta didik mencapai
menggunakan tes bentuk uraian indikator keberhasilan sesuai
sebanyak 5 soal yang kemudian dengan KKM ≥ 75.
soal tersebut dianalisis
menggunakan program SPSS. Berdasarkan kesimpulan yang terurai

Hasil validitas dan reabilitas di atas, peneliti dapat memberikan


saran sebagai berikut:
menyatakan bahwa soal tersebut
valid dan reabil. Tingkat
14

1. Kepada guru lain yang ingin DAFTAR PUSTAKA


menggunakan model
Arikunto, Suharsimi, 2010.
pembelajaran TPR untuk Penelitian Tindakan Kelas.
mengetahui terlebih dahulu Jakarta: Dirjen PMPTK.

karakteristik peserta didik. Ghazali, Abdus Syukur. 2010.


2. Kepada guru yang ingin Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa dengan Pendekatan
menerapkan model pembelajaran Komunikatif-Interaktif.
TPR untuk dapat memberikan Bandung: Refika Aditama.

pemahaman peserta didik


Jafrizal, 2003. Upaya Meningkatkan
tentang materi yang ingin
Kemampuan Berbicara Bahasa
dicapai dan memberikan Inggris Melalui Teknik KWL
dan Permainan Bahasa.(Online),
bimbingan kepada peserta didik
(http://pakguruonline.pendidika
yang menemukan kesulitan n.net. Diakses 20 November
2013)
3. Kepada guru dalam merancang
pembelajaran agar
Kamal, Sirajuddin. 2004, English
memperhatikan waktu yang Language Teaching in Primary
digunakan dalam proses Schools in Indonesia,
Unpublished Master’s Thesis,
pembelajaran berlangsung Monash University,
sehingga tidak ada kekurangan Melbourne.

waktu bagi peserta didik untuk Larsen-Freeman, D. 1986.


menyelesaikan hasil kerjanya. Techniques and Principles in
Language Teaching. N.Y.:
4. Dalam membantu siswa dalam Oxford University Press.
penyelesaian masalah, guru
Linse. Caroline. 2005. The
dapat memperhatikan sumber Children’s TPR Response and
belajar yang digunakan Beyond. Volume 43 number 1.

bervariasi sehingga peserta didik


lebih mudah untuk
menyelesaikan persoalan dan
pembendaharaan kata yang
diberikan oleh guru.
15

Miarso Yusufhadi, 2004, Menyemai


Benih Teknologi Pendidikan,
Malang. Kencana.

Smaldino E.Sharon. 2011,


Instructional Technology and
Media For Learning. Jakarta.
Kencana.

You might also like