You are on page 1of 10

Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 8, No.

2, Agustus 2016, 95-104


ISSN:2085-3653 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpk

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar I


Terintegrasi Pendekatan Inkuiri

Laila Tussifah Lubis1*; Ramlan Silaban2 dan Iis Siti Jahro2


1Alumni Mahasiswa Magister Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Medan
2Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas negeri Medan, Medan
*Korespondensi: lailatussifah@gmail.com

Abstract-This research aimed to obtain Basic Chemistry I Practical Guidance Integrated Approach
Inquiry that is easily understood and fit for use in Universitas Muhammaditah Tapanuli Selatan
(UMTS) Padangsidimpuan. The method used is research and development (research and development)
that is limited to the development, validation and testing of the product. Guidance lab developed based
syntax inquiry approach. The instruments used were a questionnaire validation, observation sheets
affective and psychomotor assessment. As a sample is student of chemical education at UMTS taken by
purposive sampling. Guidance has been prepared validated by lecturers that have a minimum
educational S2. Lecturer validation results against from 24 aspects assessed gained an average of 3.88,
which means that the basic chemistry lab guide I used an integrated approach worthy of inquiry.
Results limited trial gained an average of 69.31 pretest and post-test average of 82.73 and a score gain
of 0.43 which means that the basic chemistry lab guide I can improve student learning outcomes.
Results of the assessment of affective students gained an average of 2.5 and the assessment of
psychomotor students gained an average of 2.34, which means that the value of affective and
psychomotor student are good. The results of this study indicate that the basic chemistry lab guides I in
UMTS is not accordance with the syllabus. Retrieved the guiding basic chemistry I that integrated
guidance lab inquiry in accordance with the syllabus and fit for use. Guidance basic chemistry lab
inquiry I integrated approach can improve student learning outcomes in the cognitive, affective and
psychomotor.
Keywords: research and development, practical guide, basic chemistry I, inquiry approach

PENDAHULUAN beberapa permasalahan dalam pelaksanaan


praktikum. Pertama, penuntun praktikum
Ilmu kimia secara umum memiliki
yang tersedia belum sesuai dengan kurikulum,
karakteristik bersifat abstrak sehingga
dimana pada dasarnya kegiatan praktikum
diperlukan kemampuan guru untuk
harus mampu mengembangkan kemampuan
menjadikannya lebih konkrit. Salah satunya
belajar ilmiah peserta didik, sementara
dengan cara melakukan metode praktikum
penuntun praktikum yang ada masih
terhadap materi yang diajarkan. Hal ini
menuntun peserta didik untuk melakukan
dikarenakan metode praktikum adalah salah
praktikum dengan cara hanya mengikuti
satu bentuk pendekatan keterampilan proses.
prosedur yang ada pada penuntun praktikum
Bagi peserta didik diadakannya
saja. Kedua, pendekatan praktikum yang
praktikum selain dapat melatih bagaimana
digunakan saat ini adalah pendekatan
penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga
praktikum konvensional, yakni memberikan
membantu pemahaman mereka terhadap
masalah, alat, bahan serta langkah kerja pada
materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain
peserta didik. Demikian pula dalam
itu, bagi peserta didik yang memiliki rasa
pelaksanaan praktikum di laboratorium,
ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum
peserta didik kebanyakan hanya mengerjakan
mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa
apa yang diperintahkan tanpa mengetahui
ingin tahunya secara nyata.
tujuan dan makna dari materi yang
Pelaksanaan kegiatan praktikum
dipraktikumkan tersebut (Donnel, 2012). Oleh
membutuhkan penuntun praktikum, dimana
karena itu perlu dikembangkan sebuah
penuntun praktikum digunakan untuk
penuntun praktikum yang sesuai dengan
mempermudah menemukan langkah-langkah
sarana prasarana minimal yang dimiliki
praktikum. Selain itu, penuntun praktikum
sekolah atau instansi pendidikan lainnya serta
juga harus mampu mengembangkan
kondisi peserta didik. Disamping itu penuntun
kemampuan belajar ilmiah serta keterampilan
praktikum juga dirancang dengan pendekatan
proses para peserta didik. Dari hasil observasi
yang bervariasi untuk lebih mengembangkan
yang telah dilakukan masih banyak ditemukan
JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

keterampilan proses dan kerja ilmiah peserta Universitas Muhamamdiyah Tapanuli Selatan
didik. serta dosen kimia Universitas Negeri Medan.
Kegiatan praktikum yang dilakukan di Sampel penelitian adalah 22 mahasiswa
perguruan tinggi akan mengembalikan peran Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
dosen sebagai pembimbing atau fasilisator yang diambil secara purposive sampling dan
dan peserta didik sebagai pelaksana yang 4 dosen untuk memvalidasi penuntun
harus aktif bekerja bereksperimen sesuai praktikum kimia dasar I terintegrasi
dengan tujuannya menemukan hasil sains pendekatan inkuiri dengan kriteria memiliki
yang diharapkan. Untuk itu perlu adanya pendidikan minimal S2.
buku penuntun yang lebih lengkap,terstruktur Penelitian ini didesain menggunakan
dan berisi panduan yang tepat agar peserta jenis Penelitian Pengembangan (research and
didik bisa melakukan praktikum sendiri development). Penelitian ini dilakukan untuk
dengan benar. mengembangkan penuntun praktikum kimia
Praktikum pada pelajaran kimia tanpa dasar I dan menguji keefektifan produk
disertai dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut serta melihat hasil belajar
mahasiswa tentang apa yang akan dilakukan mahasiswa yang diukur dengan test soal.
di dalam praktikum juga merupakan hal yang Target dalam penelitian ini adalah
tidak mempunyai manfaat dan guna. Setelah dihasilkan penuntun praktikum kimia dasar I
selesai melaksanakan praktikum mahasiswa di perguruan tinggi terintegrasi pendekatan
seharusnya sudah dapat memahami apa yang inkuiri. Secara garis besar, tahapan penelitian
dilakukan didalam praktikum dan juga tujuan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.
dari pelaksanana praktikum tersebut. Oleh
sebab itu dilakukannya pendekatan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran yang tepat sangat perlu untuk Analisis penuntun praktikum kimia dasar I
dilakukan. Dalam hal ini pendekatan yang Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
sesuai dalam ilmu kimia salah satu
diantaranya adalah dengan pendekatan Penuntun praktikum kimia dasar yang
inkuiri. ada dianalisis oleh peneliti dengan
Pendekatan inkuiri adalah suatu proses menggunakan uji standarisasi berdasarkan
untuk memperoleh dan mendapatkan BSNP yang telah dimodifikasi. Uji standarisasi
informasi dengan melakukan observasi dan berdasarkan BSNP yang telah dimodifikasi ini
atau eksperimen untuk mencari jawaban atau mencakup 2 aspek yaitu: (1) kelayakan isi dan
memecahkan masalah terhadap pertanyaan (2) kelayakan bahasa. Data yang diperoleh
atau rumusan masalah. Secara umum, inkuiri merupakan deskripsi pada penuntun
merupakan proses yang yang bervariasi dan praktikum dengan kualifikasi berupa daftar
meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, check list, peneliti memberikan tanda check
merumuskan pertanyaan yang relevan, (√) pada kolom skor 1 sampai 5 yaitu: (1)
mengevaluasi buku dan sumber-sumber sangat tidak valid setuju (2) tidak valid
informasi lain secara kritis, merencanakan (3)cukup valid (4) valid dan (5) sangat valid.
penyelidikan atau investigasi, mereview apa Data yang diperoleh kemudian
yang telah diketahui, melaksanakan ditindaklanjuti.
percobaan atau eksperimen dengan Hasil penilaian terhadap kelayakan isi
menggunakan alat untuk memperoleh data, dan kelayakan bahasa penuntun praktikum
menganalisis dan menginterpretasi data serta kimia dasar yang ada di Universitas
membuat prediksi dan mengkomunikasi Muhammadiyah Tapanuli Selatan dapat
hasilnya (Suyanti, 2010). dilihat pada grafik yang ada pada Gambar 2.
Dari Gambar 2, nilai rata-rata untuk uji
METODE kelayakan isi sebesar 2,5 adalah tidak valid,
yang artinya kurang layak dan perlu direvisi
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas sedangkan untuk uji kelayakan bahasa
Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang sebesar 3,42 adalah cukup valid, yang artinya
beralamat di Jalan St Mohammad Arief No 32 layak dan perlu direvisi. Sehingga dapat
Padangsidimpuan pada bulan Desember 2015 disimpulkan bahwa penuntun praktikum
– Februari 2016. kimia dasar yang ada perlu dikembangkan dan
Populasi dalam penelitian ini adalah disesuaikan dengan silabus matakuliah
seluruh mahasiswa Pendidikan Kimia praktikum kimia dasar I Universitas
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS).
Angkatan 2014/2015 dan seluruh dosen kimia
L.T. Lubis dkk. 96
JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

Selain dari hasil analisis di atas, isi Perbedaan ini menyebabkan pelaksanaan
penuntun Praktikum Kimia Dasar I yang ada praktikum kimia dasar I menjadi kurang
di Universitas Muhammadiyah Tapanuli efisien dan mahasiswa yang akan
Selatan berbeda dengan isi silabus, dimana melaksanakan praktikum cenderung hanya
penuntun praktikum yang ada terdiri dari 8 mengikuti percobaan yang disarankan dosen
percobaan yaitu (1) penentuan rumus empiris, pengampu matakuliah tanpa disertai dengan
(2) struktur senyawa,(3) reaksi-reaksi kimia, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa
(4) kesetimbangan kimia, (5) hasil kali tentang apa yang akan dilakukan dalam
kelarutan, (6) skala pH dan penggunaan praktikum. Oleh karena itu, pelaksanaan
indikator, (7) kinetika kimia dan (8) uji praktikum kimia dasar I menjadi hal yang
molekul hayati, sedangkan pada silabus terdiri tidak mempunyai manfaat. Setelah
dari 6 percobaan yaitu (1) alat-alat melaksanakan praktikum mahasiswa
laboratorium, (2) reaksi-reaksi kimia, (3) seharusnya dapat memahami apa yang
asam basa, (4) kesetimbangan kimia, (5) dilakukan dalam praktikum.
kinetika kimia dan (6) penentuan rumus
empiris.

3,42

2,5

Gambar 2. Analisis nilai rata-rata uji kelayakan penuntun praktikum kimia dasar 1

Karakteristik penuntun praktikum kimia mahasiswa berupa lembar laporan praktikum


dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri sementara dibubuhi pada setiap percobaan.
Penuntun praktikum kimia dasar I Secara umum komponen penuntun
terintegrasi pendekatan inkuiri yang praktikum kimia dasar I terintegrasi
dikembangkan memiliki karakteristik secara pendekatan inkuiri meliputi: petunjuk untuk
fisik dicetak dengan ukuran kertas B5, praktikan, tata tertib laboratorium, keamanan
diberikan sedikit Gambar animasi dan warna dan keselamatan di laboratorium, simbol-
agar lebih menarik bagi pengguna khususnya simbol bahan kimia berbahaya, judul
untuk mahasiwa. Penuntun Praktikum ini percobaan, mengobservasi fenomena, tujuan
juga disesuaikan dengan silabus Mata Kuliah percobaan, rumusan masalah, hipotesis, info,
Praktikum Kimia Dasar I di Universitas keamanan dan keselamatan kerja, petunjuk
Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS). percobaan, analisis data dan uji pemahaman
Pada silabus tujuan matakuliah praktikum serta ditutup dengan daftar pustaka dan
kimia dasar I yaitu sesudah mengikuti glosarium.
praktikum, mahasiswa dapat menerapkan Dalam penyusunan penuntun praktikum
teori-teori dasar kimia sehingga dapat ini yang menjadi fokus perhatian adalah
digunakan untuk mendukung matakuliah/ bagaimana tahapan praktikum yang sesuai
praktikum lanjutan. dengan pendekatan inkuri dan memiliki
Penuntun praktikum kimia dasar I perbedaan yang signifikan terhadap
terintegrasi pendekatan inkuiri ini terdiri dari praktikum yang ada sebelumnya. Draft
6 percobaan yaitu (1) alat-alat laboratorium, Penuntun praktikum kimia dasar I
(2) reaksi-reaksi kimia, (3) asam basa, (4) terintegrasi pendekatan inkuiri disusun dan
kesetimbangan kimia, (5) kinetika kimia dan dikembangkan melalui beberapa tahapan dan
(6) penentuan rumus empiris dimana sintaks dikembangkan berdasarkan saran dari dosen
pendekatan inkuiri diadaptasikan pada setiap pembimbing.
percobaan, begitupula keamanan dan Pengembangkan penuntun praktikum ini
keselamatan kerja (K3), lembar kerja merujuk pada buku-buku kimia dan buku

L.T. Lubis dkk. 97


JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

penuntun praktikum yang telah ada pada penuntun praktikum hasil pengembangan
Universitas lain maupun yang bersumber dari dengan cara meminta pendapat responden
internet. Kemudian dilanjutkan dengan tahap berdasarkan kriteria penilaian sangat valid
standarisasi. Pada tahap ini penuntun (skor 5), valid (skor 4), cukup valid (skor
praktikum yang telah dikembangkan 3),tidak valid (skor 2), dan sangat tidak valid
divalidasi menggunakan angket kelayakan (skor 1). Adapun hasil analisis penuntun
penuntun praktikum yang telah dimodifikasi praktikum kimia dasar I terintegrasi
berdasarkan BSNP (Badan Standar Nasional pendekatan inkuiri sebagai berikut:
Pendidikan) oleh dosen kimia Universitas
Negeri Medan dan dosen kimia Universitas Aspek kelayakan isi
Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS)
Hasil penilaian terhadap kelayakan
dengan kriteria pendidikan minimal S2,
penuntun praktikum kimia dasar I terintegrasi
memiliki pengalaman mengajar minimal 5
pendekatan inkuiri berdasarkan aspek
tahun sebanyak 4 orang. Penilaian penuntun
kelayakan isi dapat dilihat pada grafik yang
praktikum diperoleh berdasarkan tanggapan
ada pada Gambar 3.
validator (responden) terhadap draft

Gambar 3. Hasil uji kelayakan isi penuntun praktikum kimia dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri. (1)
Kejelasan identitas buku penuntun praktikum, (2) Kemenarikan cover (3) Kejelasan daftar
isi, (4) Kejelasan petunjuk penggunaan penuntun praktikum, (5) Kejelasan tujuan
praktikum, (6) Kesesuaian materi dengan rumusan tujuan praktikum (7) Kemudahan
bimbingan dalam proses inkuiri, (8) Kesesuaian penyampaian pertanyaan dengan tujuan
praktikum, (9) Kemampuan memunculkan umpan balik untuk evaluasi diri, (10) Petunjuk
percobaan jelas dan mudah dipahami, (11) Petunjuk percobaan runtut dan sistematis, (12)
Alat dan bahan percobaan jelas.

Hasil uji kelayakan isi penuntun artinya layak digunakan. (8) Kesesuaian
praktikum kimia dasar I terintegrasi penyampaian pertanyaan dengan tujuan
pendekatan inkuiri memiliki rata-rata sebesar praktikum dengan nilai rata-rata 4 yang
3,85 yang artinya layak digunakan. Terdapat artinya layak digunakan.(9) Kemampuan
12 komponen terkait aspek kelayakan isi yaitu memunculkan umpan balik untuk evaluasi
(1) kejelasan identitas buku penuntun diri dengan nilai rata-rata 3,25 yang artinya
praktikum dengan nilai rata-rata 4 yang cukup layak digunakan dan tidak perlu revisi.
artinya layak digunakan. (2) Kemenarikan (10) Petunjuk percobaan jelas dan mudah
cover dengan nilai rata-rata 3,75 yang artinya dipahami dengan nilai rata-rata 4 yang artinya
layak digunakan. (3) Kejelasan daftar isi layak digunakan. (11). Petunjuk percobaan
dengan nilai rata-rata 4,25 yang artinya runtut dan sistematis dengan nilai rata-rata 4
sangat layak digunakan. (4) Kejelasan yang artinya layak digunakan. (12) Alat dan
petunjuk penggunaan penuntun praktikum bahan percobaan jelas dengan nilai rata-rata 3
dengan nilai rata-rata 4 yang artinya layak yang artinya cukup layak digunakan dan tidak
digunakan. (5) Kejelasan tujuan praktikum perlu direvisi.
dengan nilai rata-rata 4 yang artinya yang
artinya layak digunakan. (6) Kesesuaian Aspek kelayakan bahasa
materi dengan rumusan tujuan praktikum
Hasil penilaian terhadap kelayakan
dengan nilai rata-rata 4 yang artinya layak
penuntun praktikum kimia dasar I terintegrasi
digunakan. (7) Kemudahan bimbingan dalam
pendekatan inkuiri berdasarkan aspek
proses inkuiri dengan nilai rata-rata 4 yang
L.T. Lubis dkk. 98
JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

kelayakan bahasa dapat dilihat pada grafik 4,25 yang artinya layak digunakan. (3)
yang ada pada Gambar 4. Menggunakan bahasa komunikatif dan efektif
Hasil uji kelayakan bahasa penuntun dengan nilai rata-rata 3,75 yang artinya layak
praktikum kimia dasar I terintegrasi digunakan. (4) Ketepatan struktur kalimat
pendekatan inkuiri memiliki rata-rata sebesar dengan nilai rata-rata 4 yang artinya layak
3,87 yang artinya layak digunakan. Terdapat 6 digunakan. (5) Kejelasan penyampaian
komponen terkait aspek kelayakan bahasa informasi dengan nilai rata-rata 4 yang
yaitu (1) kemudahan penuntun praktikum artinya layak digunakan. (6) Ketepatan
untuk memahami materi dengan nilai rata- penggunaan ejaan dan tanda baca dengan
rata 3,25 yang artinya cukup layak digunakan nilai rata-rata 4 yang artinya layak
dan tiak perlu direvisi. (2) Kejelasan digunakan.
keterbacaan tulisan dengan nilai rata-rata

Gambar 4. Hasil uji kelayakan bahasa penuntun praktikum kimia dasar I terintegrasi pendekatan
inkuiri. (1) Kemudahan penuntun praktikum untuk memahami materi, (2) Kejelasan
keterbacaan tulisan, (3) Menggunakan bahasa komunikatif dan efektif, (4) Ketepatan
struktur kalimat, (5) Kejelasan penyampaian informasi, (6) Ketepatan penggunaan ejaan
dan tanda baca.

Aspek cakupan pendekatan inkuiri tahu dengan nilai rata-rata 4 yang artinya
layak digunakan. (2) Memberi tantangan
Hasil penilaian terhadap kelayakan
untuk belajar lebih jauh dengan nilai rata-rata
penuntun praktikum kimia dasar I terintegrasi
4,25 yang artinya layak digunakan. (3)
pendekatan inkuiri berdasarkan aspek
Merangsang kreativitas mahasiswa dengan
cakupan pendekatan inkuiri dapat dilihat
nilai rata-rata 4,75 yang artinya sangat layak
pada grafik yang ada pada Gambar 5.
digunakan. (4) Kemampuan merangsang
Hasil uji kelayakan bahasa penuntun
mahasiswa berfikir kritis dengan nilai rata-
praktikum kimia dasar I terintegrasi
rata 4 yang artinya layak digunakan. (5) Isi
pendekatan inkuiri memiliki rata-rata sebesar
penuntun sesuai dengan pendekatan inkuiri
4 yang artinya layak digunakan. Terdapat 5
dengan nilai rata-rata 3 yang artinya cukup
komponen terkait aspek cakupan pendekatan
layak digunakan dan tidak perlu direvisi.
inkuiri yaitu (1) Menumbuhkan rasa ingin

Gambar 5. Hasil uji kelayakan cakupan pendekatan Inkuiri Penuntun praktikum kimia dasar I
terintegrasi pendekatan inkuiri. (1) Menumbuhkan rasa ingin tahu, (2) Memberi tantangan
untuk belajar lebih jauh, (3) Merangsang kreativitas mahasiswa, (4) Kemampuan
merangsang mahasiswa berfikir kritis, (5) Isi penuntun sesuai dengan pendekatan inkuiri.

L.T. Lubis dkk. 99


JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

Adapun rata-rata keseluruhan dari 24 Pada angket validasi diperoleh komentar


aspek yang dinilai oleh validator dan saran oleh validator dimana komentar
menunjukkan skor 3,88 yang memiliki kriteria dan saran tersebut akan dijadikan
valid, sehingga secara umum produk yang pertimbangan dalam merevisi penuntun
dikembangkan yaitu Penuntun praktikum praktikum kimia dasar I terintegrasi
kimia dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri pendekatan inkuiri. Tabel 1 menyajikan
sudah layak digunakan. komentar dan saran dari validator.

Tabel.1. Komentar dan saran validator


No Aspek yang Dinilai Komentar dan Saran
1 Cover depan Penuntun  Sebaiknya nama penyusun dibubuhi dengan nama dosen
Praktikum pembimbing.
 Tata letak Gambar diperbaiki lagi
 Sebaiknya judul penuntun praktikum pada cover depan
diperjelas dari “Penuntun Praktikum KIMIA DASAR I” menjadi
“Penuntun praktikum kimia dasar I terintegrasi pendekatan
inkuiri”
 Gambar cover sebaiknya diganti sesuai untuk mahasiswa.
2 Bagian isi penuntun  Sebaiknya bagian isi penuntun “fenomena” diganti menjadi
“mengobservasi fenomena”
 Perlu dibuat lebih ringkas bagian tata tertib laboratorium
dengan keamanan dan keselamatan laboratorium.
 Sebaiknya pada “Petunjuk Untuk Praktikan” perlu ditekankan
agar praktikan membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang
telah ditentukan.
3 Prosedur Percobaan  Sebaiknya mahasiswa menyusun prosedur sendiri, misalnya
diberi petunjuk percobaannya saja.
 Sebaiknya kata “Prosedur” diganti dengan kalimat “Petunjuk”

Ujicoba terbatas penuntun praktikum kimia merasa bingung dan belum mengerti apa yang
dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri akan dilakukan pada langkah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi peneliti Kemudian, pada petunjuk percobaan,
terhadap sikap (afektif) mahasiswa dan mahasiswa juga belum terbiasa merancang
psikomotorik mahasiswa Pendidikan Kimia percobaan secara mandiri dimana mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan sering bertanya kebenaran langkah kerja
(UMTS) dalam melakukan praktikum yang percobaan yang mereka rancang kepada
ada pada Penuntun praktikum kimia dasar I peneliti selama proses praktikum.
terintegrasi pendekatan inkuiri yang telah Adapun hasil penilaian afektif dan
dikembangkan peneliti menemukan bahwa psikomotorik mahasiswa terlihat pada grafik
pada langkah merumuskan masalah dan yang ada pada Gambar 6 dan Gambar 7.
merumuskan hipotesis, mahasiswa masih

Gambar 6. Hasil penilaian afektif mahasiswa. (1) Mahasiswa dapat menyajikan pertanyaan/masalah, (2)
Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan, (3) Mahasiswa dapat mengemukakan
pendapat/ide, (4) Mahasiswa mengikuti praktikum dengan tertib dan disiplin.

L.T. Lubis dkk. 100


JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

Hasil penilaian afektif mahasiswa dalam pertanyaan dengan nilai rata-rata 2,45 yang
melaksanakan praktikum kimia dasar I artinya mahasiswa dapat menjawab
menggunakan penuntun praktikum kimia pertanyaan dengan tepat. (3) Mahasiswa
dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri dapat mengemukakan pendapat/ide dengan
memiliki rata-rata sebesar 2,5 yang artinya nilai rata-rata 2,3 yang artinya mahasiswa
nilai afektif mahasiswa baik. Terdapat 4 dapat mengemukakan pendapat/ide tentang
komponen terkait penilaian afektif mahasiswa materi yang dipelajari tetapi kurang tepat. (4)
yaitu (1) Mahasiswa dapat menyajikan Mahasiswa mengikuti praktikum dengan
pertanyaan/masalah dengan nilai rata-rata 2,5 tertib dan disiplin dengan nilai rata-rata 2,7
yang artinya mahasiswa dapat mengajukan yang artinya mahasiswa mengikuti praktikum
pertanyaan sesuai dengan materi yang dengan tertib dan disiplin.
dipelajari. (2) Mahasiswa dapat menjawab

Hasil penilaian psikomotorik

Gambar 7. Hasil penilaian psikomotorik mahasiswa. (1) menggunakan alat dan bahan percobaan, (2)
merancang percobaan.

Hasil penilaian psikomotorik mahasiswa ialah mendorong mahasiswa untuk berpikir


dalam melaksanakan praktikum kimia dasar I mandiri, kritis, bermakna sehingga
menggunakan penuntun praktikum kimia membangun kompetensi dan kepercayaan diri
dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri mahasiswa.
memiliki rata-rata sebesar 2,34 yang artinya Untuk mengetahui hasil belajar
nilai psikomotorik mahasiswa baik. Terdapat mahasiswa pada aspek kognitif dengan
2 komponen terkait penilaian psikomotorik menggunakan Penuntun praktikum kimia
mahasiswa yaitu (1) Menggunakan alat dan dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri maka
bahan percobaan dengan nilai rata-rata 2,41 dilakukan ujicoba instrumen tes soal kepada
yang artinya mahasiswa menggunakan ala dan mahasiswa. Soal yang digunakan adalah
bahan pada percobaan dengan kurang teliti. pertanyaan yang ada pada setiap percobaan
(2) Merancang percobaan dengan nilai rata- pada Penuntun praktikum kimia dasar I
rata 2,27 yang artinya mahasiswa mampu terintegrasi pendekatan inkuiri, dimana
merancang percobaan tetapi berbeda dengan rumusan masalah sebagai pretes dan uji
masalah yang diberikan. pemahaman sebagai postes. Hal ini
Oleh karena itu,berdasarkan hasil dikarenakan peneliti memulai ujicoba
penilaian di atas peneliti menyimpulkan penuntun praktikum yang telah
bahwa mahasiswa Pendidikan Kimia dalam dikembangkan tepat disaat mahasiswa
melaksanakan percobaan belum terlatih untuk Semester I (ganjil) Pendidikan Kimia
melakukan percobaan terintegrasi pendekatan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
inkuiri. Hal ini terjadi karena selama ini melaksanakan Ujian Semester pada mata
percobaan yang dilakukan mahasiswa kuliah Praktikum Kimia Dasar I. Oleh karena
merupakan percobaan konfirmasi atau itu, ujicoba Penuntun praktikum kimia dasar I
verifikasi dimana sebagian besar mengikuti terintegrasi pendekatan inkuiri ini dilakukan
tahap demi tahap langkah kerja yang telah pada Semester genap yang dimulai awal
disediakan dalam penuntun praktikum, maka Februari 2016.
ketika mahasiswa dihadapkan pada percobaan Dari 6 (enam) percobaan yang ada pada
yang terintegrasi pendekatan inkuiri, Penuntun Praktikum Kimia Dasar I yang
mahasiswa merasa bingung dan kurang dikembangkan dengan mengintegrasikan
percaya diri melakukan percobaan secara Pendekatan Inkuiri hanya 3 (tiga) percobaan
mandiri. Padahal tujuan kegiatan praktikum yang bisa diimplementasikan dikarenakan
L.T. Lubis dkk. 101
JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

waktu yang kurang memadai yaitu Pengenalan dikembangkan sesuai dengan kurikulum,
Alat-alat Laboratorium, Reaksi-reaksi Kimia silabus dan satuan acara perkuliahan (SAP)
dan Asam Basa. mata kuliah Praktikum Kimia Dasar I pada
Berdasarkan hasil ujicoba, nilai rata-rata Program Studi Pendidikan Kimia Universitas
pretes mahasiswa sebelum melakukan Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS).
praktikum menggunakan Penuntun Kelemahan dari penuntun praktikum yang
praktikum kimia dasar I terintegrasi dikembangkan yaitu Penuntun praktikum
pendekatan inkuiri sebesar 69,31 dan nilai kimia dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri
rata-rata postes mahasiswa setelah melakukan ini hanya layak digunakan pada Universitas
praktikum menggunakan Penuntun Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS)
praktikum kimia dasar I terintegrasi karena pengembangannya disesuaikan dengan
pendekatan inkuiri sebesar 82,73. Dari rata- silabus dan Satuan Acara Pekuliahan Mata
rata pretes dan postes inilah ditentukan nilai Kuliah Praktikum Kimia Dasar I Universitas
gain ternomalisasi hasil belajar pada kelas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS).
tersebut. Adapun perhitungan gain
ternormalisasi menggunakan rumus: KESIMPULAN
1. Penuntun praktikum kimia dasar I yang
G = ada di Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan belum sesuai dengan
G = 0,43 silabus matakuliah praktikum kimia dasar I
di Universitas Muhammadiyah Tapanuli
Ternyata skor gain (G) = 0,43 maka Selatan. Hal ini terbukti dari hasil analisis
sesuai dengan klasifikasi uji gain dimana dengan nilai rata-rata sebesar 2,5 adalah
0,30≤G≤0,7 klasifikasi secara signifikan tidak valid, yang artinya kurang layak dan
berada pada kategori sedang. Berarti, perlu direvisi.
efektifitas Penggunaan Penuntun praktikum 2. Diperoleh penuntun praktikum kimia dasar
kimia dasar I terintegrasi pendekatan inkuiri I terintegrasi pendekatan inkuiri yang
terhadap hasil belajar berada pada kategori sesuai dengan silabus matakuliah
sedang. praktikum kimia dasar I Universitas
Penuntun praktikum yang dikembangkan Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
ini pastilah mempunyai keunggulan dan 3. Penuntun praktikum kimia dasar I
kelemahan. Keunggulan produk yang terintegrasi pendekatan inkuiri sangat
dikembangkan, yaitu: 1) penuntun praktikum layak digunakan. Hal ini dibuktikan dari
yang dikembangkan telah melalui tahap hasil validasi yang memiliki rata-rata
validasi dan dilakukan uji terbatas serta revisi sebesar 3,85 yang artinya penuntun
sehingga penuntun praktikum layak untuk praktikum tersebut layak digunakan.
digunakan; 2) kegiatan praktikum dibuat 4. Penuntun praktikum kimia dasar I
dengan sistematis, dimulai dengan penyajian terintegrasi pendekatan inkuiri mudah
materi pengantar, memuat fenomena yang dipahami mahasiswa. Hal ini terlihat dari
mengarahkan mahasiswa menemukan suatu hasil penilaian afektif dan psikomotorik
permasalahan untuk dijadikan acuan mahasiswa tergolong baik dengan rata –
pelaksanaan praktikum yang akan dilakukan. rata penilaian afektif sebesar 2,5 dan rata-
Kegiatan selanjutnya mengacu pada sintak rata dan rata-rata aspek psikomotrik
inkuiri yang membuat mahasiswa terbiasa sebesar 2,34. Hasil belajar pada aspek
melakukan kerja ilmiah sekaligus melatih kognitif mahasiswa didapatkan rata-rata
kemampuan berpikir mahasiswa, karena pretes sebesar 69,31 dan rata-rata postes
seluruh proses ilmiah mulai dari perumusan sebesar 82,73. Hal ini membuktikan bahwa
masalah hingga penarikan kesimpulan penggunaan penuntun paktikum kimia
melibatkan mahasiswa secara penuh dan dasar I terintegrasi dapat meningkatkan
dosen hanya berperan sebagai fasilitator; 3) hasil belajar mahasiwa baik dalam aspek
kegiatan praktikum dalam penuntun kognitif, afektif dan psikomotorik.
praktikum yang dikembangkan ini melatih
keterampilan mahasiswa dalam menggunakan
alat dengan teliti serta melatih mahasiswa DAFTAR PUSTAKA
merancang percobaan sendiri dibantu dengan
petunjuk praktikum yang ada pada penuntun Borg, W.R., & Gall, M.D. Gall. 1983.
praktikum; 5) penuntun praktikum Educational Research: An

L.T. Lubis dkk. 102


JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

Introduction,Fifth Edition. Longman: Tasks. Research in Science &


New York. Technological Education, 16(1):31-41.
Colburn, A. 2000. An Inquiry Primer. Science Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Scope, 23(6):42−44. Kuantitatif,Kualitatif dan RnD.
Daniel L., Schacter., Daniel T., Gilbert., Alfabeta: Bandung
Daniel, M., & Wegner. 2011. Psychology, Sund, R., & Trowbridge, L. 1989. Teaching
2nd edition.Worth Publishers.p. 264. Sciences by Inquiry in The Secondary
Gay, L.R. 1990. Educational Evaluation and School. Ohio: Bell and Howell Company.
Measurement: Com-petencies for Suyanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran
Analysis and Application. Second Kimia. Graha Ilmu: Yogyakarta
edition. New York: Macmillan Tatli, Z. 2011. Development, Application and
Publishing Company. Evaluation of Virtual Chemistry
Hake,R.R. 1998. Interactive-Engagement LaboratoryExperiments for "Chemical
Versus Tradisional Methods : A Six- Changes" Unit at Secondary School 9th
Thousand-Student-Survey of Mechanics Grade Curriculum. PhD. Karadeniz
Tes Data for Introductory Physics Technical University.
Course. Am.J.Phys, 66(1):64-74 Tatli, Z., & Ayas, A. 2012. Virtual Chemistry
Johnstone, A.H., & Al-Shuaili, A. Laboratory: Effect of constructivist
2001.Learning in the Laboratory. The Learning Environment. Turkish Online
Royal Society of Chemistry, 5(2):42-- Journal of Distance Education, 13:1-12
91. Tezcan, H., & Bilgin, E. 2004. Affects of
Line, W.M., Sampson, M.B., Gomez, K.A., laboratory method and other factors on
Linder, P.E., & Torti, C. 2009. Middle the student success in the teaching of the
School Alternatively Certified Science solvation subject at the high schools. J
Teacher: Resources, Teacher Choices Gazi Educ Fac, 24:175-191.
and Student Achievement. The Journal Tuysuz, C. 2010. The Effect of the Virtual
of Educational, 102(6):20-26 Laboratory on Students’ Achievement
Mc.Donnel, C. 2012. Developing practical and Attitude in Chemistry. IOJES,
chemistry skills by means of student- 2(1):37-53
driven problem based learning mini- Trianto. 2008. Model Pembelajaran Terpadu
projects. Chemistry Education Research dalam Teori dan Praktek. Prestasi
and Practice, 8(2):130-139 Pustaka: Jakarta
Setyosari, H., (2012), Metode Penelitian Widoyoko, E.P. 2012. Teknik Penyusunan
Pendidikan dan Pengembangan, Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta Yogyakarta.
Soyibo, K. 1998. An Assessment of Caribbean
Integrated Science Textbooks' Practical

L.T. Lubis dkk. 103


JPKim Vol. 8, No. 2, 2016

Analisis Penuntun Praktikum Kimia


Tahap I Dasar I
A
N
A
L
I
Hasil analisis
S
I
S

Tahap II Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar I


PENGEMBANGAN Terintegrasi Pendekatan Inkuiri

Standarisasi penuntun praktikum kepada dosen validator


menggunakan angket validasi Penuntun Praktikum
Kimia Dasar I Terintegrasi Pendekatan Inkuiri
Tahap III
V
A
L
I Revisi produk berdasarkan hasil
D validasi pada tahap sebelumnya
A
S
I Mengetahui tanggapan validator
terhadap penuntun praktikum yang
telah divalidasi

Produk

Penggunaan Penuntun Praktikum Kimia


Implementasi
Dasar I Terintegrasi Pendekatan Inkuiri

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis

Kesimpulan

Gambar 1. Bagan alur tahapan penelitian

L.T. Lubis dkk. 104

You might also like