Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PANDUAN UMUM
A. LATAR BELAKANG
Salah satu komponen penting dalam pelatihan adalah pelatih/fasilitator. Dalam suatu pelatihan,
pelatih adalah salah satu sumber belajar yang berfungsi mengelola proses pembelajaran dan
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran tersebut pada peserta latih. Peserta latih berfungsi
sebagai subyek pembelajaran yang harus aktif berinteraksi dengan berbagai sumber belajar, baik
itu pelatih, sesama peserta latih, ataupun sumber belajar lainnya.
Untuk itu pada penyelenggaraan pelatihan pemeriksaan laboratorium IMS dan HIV bagi Petugas
Fasyankes Primer diperlukan pelatih yang mampu berperan dan berfungsi sebaik-baiknya dalam
mengelola proses pembelajaran, agar terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan dalam
pengelolaan dan pelayanan HIV AIDS dan IMS di tempat tugas masing-masing.
Sehubungan dengan itu disusun Panduan pelatih untukpelatihan pemeriksaan laboratorium IMS
dan HIV Bagi Fasyankes Primer berisi panduan praktis tentang penggunaan modul untuk setiap
jenis pelatihan dan proses pembelajaran dalam memandu peserta membahas setiap modul
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Dengan demikian diharapkan proses pelatihan
berjalan efektif serta mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan.
B. TUJUAN
Tersedianya acuan bagi pelatih/fasilitator dalam mengelola proses pelatihan dan pem belajaran
pada pelatihan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS dengan menggunakan
proses dan metodologi pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah yang disusun di setiap
modul.
Dengan adanya Panduan Failitator ini, diharapkan pelatihan yang diselenggarakan dimanapun
akan mengacu pada Kurikulum dan Modul-modul pelatihan yang telah ditetapkan, agar kualitas
pelatihan dapat dijaga.
C. MODUL PELATIHAN
Modul Pelatihan Pemeriksaan Laboratorium IMS dan HIV AIDS bagi Fasyankes Primer terdiri dari:
1. Modul 1: Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
2. Modul 2: Pengurangan Stigma dan Diskriminasi
3. Modul 3: Pemeriksaan Laboratorium Duh Tubuh Anogenital
4. Modul 4: Pengelolaan Darah Vena dan Kapiler
5. Modul 5: Pemeriksaan Laboratorium darah Sifilis dan Rapid HIV
6. Modul 6: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Modul 7: Pemantapan Mutu Laboratorium
1
8. Modul 8: Pencatatan dan Pelaporan
9. Modul 9: Pengelolaan Logistik reagen dan Bahan habis pakai
1. Pengantar
Urutan modul dibuat sedemikian rupa sesuaidengan urutan pembelajaran modul pada setiap
jenis pelatihan, sebagaimana akan diuraikan pada Bab-Bab selanjutnya
1. Proses pelatihan diawali dengan Pre tes yang harus diikuti oleh semua peserta latih.
Apabila memungkinkan dilanjutkan dengan Pembukaan resmi pelatihan. Kemudian
penyampaian materi Penunjang pertama yaitu Membangun Komitmen Belajar (Building
Learning Commitment/BLC), difasilitasi oleh fasilitator BLC.Pada prinsipnya BLC bertujuan
agar peserta mampu menciptakan suasana kondusif, melalui proses perkenalan,
penyusunan harapan pembelajaran, kekhawatiran untuk mencapai harapan, serta nilai dan
norma yang disepakati dalam proses pembelajaran, serta komitmen untuk
melaksanakannya. BLC dibawakan dengan menggunakan berbagai variasi metode
perkenalan, permainan yang sesuai dengan tujuan pelatihan, diskusi kelompok dan lain-
lain.
2. Selanjutnya adalah pembahasan materi dasar, yaitu: Materi dasar 1. Program Pencegahan
dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS, dan Materi dasar 2. Pengurangan stigma dan
Diskriminasi. Materi dasar tersebut sama pada semua pelatihan diatas (keenam jenis
pelatihan). Kedua Materi dasar harus disampaikan pada awal pelatihan, mendahului
pembahasan Materi- materi Inti.
4. Pada pelaksanaan Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainers/TOT), materi Inti ditambah
dengan materi Teknik Melatih, sebagai pembekalan bagi peserta dalam melakukan
microteaching di kelas dan menerapkannya pada waktu menjadi pelatih/fasilitator pada
pelatihan bagi petugas.
2
minimal metode pembelajaran yang ada pada setiap GBPP, dan langkah-langkah
pembelajaran yang ada pada setiap modul. Fasilitator dapat memodifikasi metode
pembelajaran sepanjang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta ranah
pembelajarannya. Apabila tidak, lebih baik fasilitator mengikuti langkah demi langkah
pembelajaran setiap modul pada Panduan ini.
6. Fasilitator wajib untuk memahami setiap penugasan yang harus dikerjakan oleh peserta
baik secara individu maupun kelompok, agar dapat menyampaikan secara jelas setiap
penugasan peserta. Bacalah setiap petunjuk penugasan secara cermat. Pelajari
kemungkinan jawaban atau hasilnya, agar dapat memfasilitasi peserta secara efektif.
9. Pada Pelatihan yang disertai dengan Praktik Lapangan (PL) penyelenggara harus
mempersiapkan tempat PL yang sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Panduan PL.
Persiapan lokasi PL sebaiknya sudah dilakukan seminggu sebelum pelatihan dimulai.
Lakukan juga peninjauan ke lokasi sebelum hari pelaksanaan PL, untuk memastikan
kesiapan tempat, fasilitas, peralatan dan bahan yang diperlukan.
10. Pembahasan materi Penunjang 2, yaitu Rencana Tidak Lanjut (RTL), dilakukan setelah
semua materi Inti selesai dibahas. Pada pelatihan yang disertai dengan PL, pembahasan
RTL dilakukan setelah PL. Kemudian dilanjutkan dengan materi Penunjang ke 3, yaitu Anti
Korupsi.
3. PROSES EVALUASI
3
b. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran ranah psikomotor, fasilitator mempersiapkan
evaluasi terhadap keterampilan yang harus dicapai. Keterampilan melakukan
latihan/exercise/ praktik yang berkaitan dengan fungsi dan kompetensi peserta setelah
mengikuti pelatihan seperti yang tercantum dalam kuri kulum.
3. Pada akhir pelatihan, dilakukan evaluasi terhadap pemahaman peserta mengenai keseluruhan
materi yang telah dipelajari (pos tes)
4. Pada Pelatihan bagi Pelatih (TOT), dilakukan penilaian terhadap keterampilan dalam
melakukan teknik melatih pada waktu microteaching.
Standar minimal evaluasi hasil belajar adalah evaluasi terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran khusus.
E. PERAN PELATIH/FASILITATOR
Peran pelatih adalah membantu dan mempermudah terlaksananya proses pembelajaran dalam
upaya mencapai tujuan, dan senantiasa memotivasi agar semua peserta berpartisipasi aktif.
Peran tersebut antara lain meliputi:
a. Menciptakan suasana atau iklim belajar yang kondusif, yang mendukung seluruh proses
pembelajaran. Setiap pelatih memiliki seni tersendiri dalam menciptakan iklim pembe lajaran
yang kondusif tersebut.
Adapun hal yang mendasar:
4
- Mulailah memperkenalkan diri, apabila merupakan pertemuan yang pertama dalam
pelatihan ini. Menyapa dengan hangat agarsuasana akrab, tidak ada jarak psikologisantara
pelatih dengan peserta.
- Adakejelasan tentang tujuanpembelajaran dan keterkaitannya dengan pekerjaan/tugas
peserta.
- Sejak awal setiap orang merasa dihargai dan dilibatkan.
c. Tanggap terhadap dinamika yang terjadi dalam proses pembelajaran. Fasilitator harus mampu
memberi tanggapan/respons yang tepat terhadap dinamika yang terjadi dalam proses
pembelajaran serta menjaga agar tetap dalam jalur yang benar (on the right track), tidak
menyimpang dari konteks pembelajaran. Apabila terjadi penyimpangan dari konteks
pembelajaran, maka ingatkan kembali peserta akan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Untuk itu fasilitator harus menguasai materi, memahami benar tujuan pembelajaran yang harus
dicapai serta penggunaan metode yang tepat dan memiliki rasa percaya diri (self confidence)
yang kuat. Selain itu fasilitator harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, mendengar
efektif, bersikap obyektif, serta mampu mengendalikan emosi dengan baik.
5
BAB VII
PENGGUNAAN MODUL PADA PELATIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HIV DAN IMS DI FASYANKES PRIMER
A. Modul pada Pelatihan Pemeriksaan Laboratorium HIV dan IMS di Fasyankes primer
Modul yang digunakan pada pelatihan pemeriksaan laboratorium HIV dan IMS di fasyankes
primer, meliputi:
10. Modul 1: Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
11. Modul 2: Pengurangan Stigma dan Diskriminasi
12. Modul 3: Pemeriksaan Laboratorium Duh Tubuh Anogenital
13. Modul 4: Pengelolaan Darah Vena dan Kapiler
14. Modul 5: Pemeriksaan Laboratorium darah Sifilis dan Rapid HIV
15. Modul 6: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
16. Modul 7: Pemantapan Mutu Laboratorium
17. Modul 8: Pencatatan dan Pelaporan
18. Modul 9: Pengelolaan Logistik reagen dan Bahan habis pakai
Berdasarkan peran, fungsi dan kompetensi pengelola program, ditetapkan Tujuan Pelatihan
sebagai berikut:
Tujuan Pelatihan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan pemeriksaan laboratorium HIV dan IMS
di fasyankes primer.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:
a. Melakukan pemeriksaan duh tubuh anogenital
b. Melakukan pengelolaan darah vena dan kapiler (flebotomi)
c. Melakukan pemeriksaan darah sifilis dan HIV rapid
6
d. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. Melakukan pemantapan mutu laboratorium
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan (Aplikasi SIHA)
g. Melakukan pengelolaan logistik reagen dan bahan habis pakai
Untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan, maka ditentukan materi yang akan dibahas,
dalam suatu Struktur Program sebagai berikut:
Keterangan:
T : Teori (Tatap muka) PL : Praktik Lapangan
7
P: Penugasan (Permainan, Bermain peran, Latihan/Exercise, Simulasi, Praktik Lapangan)
1 Jam pelatihan @ 45 menit
Pengantar
Urutan modul dibuat sedemikian rupa sesuaidengan urutan pembelajaran modul, sebagai berikut:
1. Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS (modul 1).
2. Pengurangan Stigma dan Diskriminasi (modul 2).
3. Pemeriksaan Duh Tubuh Anogenital (modul 8)
4. Pengelolaan Darah Vena dan Kapiler (modul 9)
5. Pemeriksaan darah HIV dan Sifilis (modul 10)
6. Pemantapan Mutu Laboratorium (modul 11)
7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (modul 14)
8. Pencatatan dan Pelaporan /Aplikasi SIHA (Modul 18)
9. Pengelolaan Logistik reagen dan Bahan habis pakai (Materi Inti 5)
PROSES PEMBELAJARAN
A. Pada tahap awal idealnya peserta melakukan Pre tes, sebelum mendapatkan informasi apa
pun terkait materi pembelajaran termasuk arahan pada Pembukaan. Bahan pembelajaran
seperti modul-modul pelatihan dan lain-lain belum dibagikan kepada peserta. Dilanjutkan
dengan Pembukaan.
B. Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment/BLC) dilakukan oleh MOT atau
salah satu dari pelatih yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya bertujuan agar peserta mampu
menciptakan suasana kondusif, melalui proses perkenalan, penyusunan harapan pembelajaran
serta nilai dan norma yang disepakati dalam proses pembelajaran. Fasilitator BLC
mempersiapkan alat bantu dan atau media yang diperlukan pada proses BLC (seperti kertas
metaplan/kertas plano/kertas HVS berwarna; papan dan kertas flipchart sesuai kebutuhan;
selotip kertas; double tape; gunting dan lain-lain), atau sebelumnya, menghubungi panitia untuk
mempersiapkannya sesuai kebutuhan fasilitator pada proses tersebut. Fasilitator juga
melakukan pengecekan terhadap berfungsi tidaknya LCD, sound system dan alat bantu
lainnya.
Proses pembelajaran dilakukan dalam kelas yang difasilitasi oleh seorang atau lebih
pelatih/fasilitator, sebagai fasilitator utama.
8
MATERI DASAR 1:PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIV AIDS DAN IMS (MODUL
1)
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum.
Setelah mengikuti materi, peserta mampu memahami ProgramPencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
3. Proses Pembelajaran:
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS
telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana
yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh
proses pembelajaran.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Pelatih
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Sapalah peserta dengan ramah/hangat.
9
Secara interaktif pelatih menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan harapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
c. Penyampaian tentang Pokok Bahasan 1. Epidemi HIV AIDS dan IMSNasional (Waktu
20 menit)
d. Pembahasan Pokok Bahasan 2 dan 3. Kebijakan program pengendalian HIV AIDS dan
IMSdan LKB ( Waktu 45 menit)
10
menayangkan poin-poin penting yang telah dipelajari, dan ajukan pertanyaan kepada
peserta mengenai poin-poin tersebut.
f. Pembahasan pokok bahasan 5. Informasi Dasar HIV AIDS dan IMS (Waktu 50 menit)
1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi
ini.
2) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salampenutup.
11
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami tentang pengurangan stigma dan
diskriminasi
3. Proses pembelajaran.
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pengurangan Stigma dan Diskriminasi telah tersedia dan
berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran. Pada pembahasan PB 1. SOGIEB, diakhiri dengan metode diskusi
kelompok, membahas Soal-soal terkait SOGIEB. Fasilitator dapat menggunakan soal-soal
yang ada pada lampiran panduan ini atau mengembangkan soal-soal baru. Pada
pembahasan PB 2. Pemahaman Stgima dan diskriminasi, diperlukan alat bantu dan media
pembelajaran untuk permainan padanan kartu, yaitu: Kertas berwarna metaplan/kertas
plano/kertas HVS berukuran 10 x 20 cm, yang telah diberi tulisan tentang “stigma” dan
“diskriminasi” ataupun yang bukan termasuk keduanya.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Fasilitator
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah
peserta dengan ramah/hangat.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
12
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
1) Fasilitator memulai dengan menanyakan kepada peserta apakah sebelum ini sudah
mendengar tentang SOGIEB, singkatan dari apa? Ketika menyinggung tentang
seksualitas, fasilitator dapat menanyakan siapa yang merasa diri laki-laki dan apa
alasannya, kemudian menanyakan siapa yang merasa diri perempuan dan apa
alasannya. Kemudian tanyakan kepada peserta lainnya.Fasilitator memandu diskusi
singkat, dan mencatat poin-poin penting.
2) Fasilitator melanjutkan dengan meminta peserta melakukan curah pendapat dalam
kelompok untuk menggali pengetahuan peserta tentang SOGIEB. Kepa da setiap
kelompok dibagikan metaplan yang telah diberi tulisan berkaitan dengan istilah:
bencong; transeksual, gay, LSL, gender; waria, transgender, banci dan lain-lain dapat
dikembangkan lagi. Kelompok diminta menuliskan hasilnya pada kertas
flipchart.Fasilitator memandu peserta untuk membacakan hasilnya, dan memberi
ulasan singkat. Apabila diperlukan fasilitator dapat melakukan klarifikasi, atau
menanyakan kepada fasilitator lain yang ada dalam ruangan.
3) Fasilitator menanyakan pandangan/persepsi peserta tentang keberadaan komunitas
Gay, Waria dan LSL (GWL). Adakah keterkaitan dengan pemaham an SOGIEB,
terutama dalam hal sikap dan perilaku terhadap mereka di layanan?
4) Fasilitator melanjutkan dengan menyampaikan paparan materi, dengan meng-
gunakan bahan tayang. Sampaikan secara interaktif sesuai urutan SOGIEB. Kaitkan
dengan poin-poin pendapat peserta agar merasa dihargai. Ajaklah peserta untuk
bersama-sama memahami tentang Boneka Gender (“The Gender Bread Person”), dan
pembacaan yang benar tentang Skala Kinsey.
Fasilitator menyampaikan bahwa selanjutnya akan membahas tentang bagai mana
hubungan seksualitas terkait IMS HIV dan AIDS. Kemudian melakukan curah
pendapat, mengapa hal tersebut penting? Tuliskan poin-poin penyam paian dari
peserta pada kertas flipchart.
5) Fasilitator menyampaikan paparan materi tersebut, meliputi: Hubungan seksuali tas
dengan IMS dan HIV AIDS dan Hubungan pilihan seksualitas dengan kese hatan
seksualitas. Paparan dengan menggunakan bahan tayang. Kaitkan de ngan pendapat
peserta agar merasa dihargai, dan disadari apabila ada kekeli ruan persepsi.
6) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri kesempatan peserta menjawab
pertanyaan peserta lainnya, tidak perlu langsung dijawab oleh fasilitator. Guna kan
waktu yang sangat singkat seefektif mungkin. Jagalah agar pertanyaan dan jawaban
tidak meluas.
7) Sampaikan bahwa peserta akan melakukan diskusi membahas Soal-soal terkait
SOGIEB. Soal-soal dibahas dalam kelompok sesuai Petunjuk Penugasan. Apa bila
13
waktu tidak memungkinkan, soal-soal dapat dibahas bersama-sama dipandu oleh
fasilitator.
8) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat tentang hal-hal
penting dari pokok bahasan 1. Berikan penegasan tentang pentingnya petugas
kesehat an memahami SOGIEB seperti yang terlihat pada gambar tentang Keragaman
Seksualitas.
14
6) Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat tentang pemahaman stigma dan
diskriminasi. Katakan bahwa selanjutnya akan dibahas tentang Cara menganalisis
stigma dan diskriminasi
1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi
ini.
2) Sampaikan bahwa dengan mempelajari materi ini, diharapkan memberikan bekal
pengalaman belajar kepada peserta dalam memahami stigma dan diskriminasi pada
pelayanan HIV dan PIMS bagi populasi kunci maupun pasien lainnya di fasyankes,
serta dapat memfasilitasi fasyankes di wilayah masing-masing.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
15
Total waktu : 4 Jam pelatihan/JPL (180 menit)
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi, peserta mampu melaksanakan pemeriksaan laboratorium
untuk IMS dengan gejala duh tubuh anogenital.
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi peserta mampu:
1) Menjelaskan Alur Pemeriksaan Laboratorium untuk duh tubuh anogenital
2) Melakukan pemeriksaan sediaan basah, cara membaca dan interpretasi hasil
3) Melakukan pemeriksaan sediaan kering, cara membaca dan interpretasi hasil.
3. Proses pembelajaran.
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pemeriksaan Duh Tubuh Anogenital telah tersedia dan
berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran. Ada alat bantu khusus pada materi ini, sebagaimana tercantum pada
Petunjuk Latihan. Pada pembahasan PB 1 , ada latihan Pemeriksaan sediaan basah, Cara
membaca preparat sediaan basah dan interpretasi hasil. Pada PB 2, ada latihan
Pemeriksaan sediaan kering (Gram), Cara membaca preparat sediaan kering dan
interpretasi hasil. Pastikan alat dan bahan yang diperlukan untuk latihan tersebut telah
tersedia.Bacalah petunjuk Latihan dengan seksama.
16
b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5 menit)
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Fasilitator
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah
peserta dengan ramah/hangat.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
c. Pembahasan Pokok Bahasan 1. Alur Pemeriksaan Laboratorium untuk IMS dan HIV (
Waktu 30 menit)
1) Fasilitator melakukan curah pendapat, menggali pengetahuan dan atau penga laman
peserta tentang alur pemeriksaan laboratorium untuk IMS & HIV. Kepada peserta yang
belum melaksanakan pemeriksaan laboratorium dapat ditanyakan alasannya. Apakah
karena belum mampu melakukan atau karena fasilitas yang belum ada?Tuliskan poin-
poin penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi Alur Pemeriksaan Laboratorium untuk IMS &
HIV menggunakan bahan tayang. Berikan penegasan pada hal-hal yang harus
diperhatikan. Kaitkan dengan pendapat peserta agar merasa dihar gai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk menjawab
pertanyaan peserta lainnya.
4) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat.
17
4) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan latihan/praktik di kelas. Saat
melakukan latihan/praktik di kelas, fasilitator memfasilitasi peserta, sesuai dengan
petunjuk latihan/praktik yang ada pada lampiran panduan ini. Pastikan setiap orang
melakukannya. Lakukan pengamatan dan bimbinglah peserta sesuai kebutuhan, serta
beri motivasi peserta bahwa mereka bisa melakukan nya dengan baik.
5) Pada 5 menit terakhir sampaikan rangkuman singkat tentang hal-hal penting dari pokok
bahasan 2, terutama ketika bertugas di laboratorium.
1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi
ini.
2) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
1. Tujuan Pembelajaran
18
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan pengambilan darah vena dan perifer
(flebotomi) dan pembuatan sampel darah kering untuk deteksi dini pada bayi.
2. Pokok Bahasan
Pokok Bahasan 1. Pengambilan darah vena dan perifer (flebotomi)
1) Persiapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah vena dan kapiler.
2) Teknik pengambilan darah vena dan kapiler yang benar.
3) Faktor – faktor penyulit dan komplikasi pengambilan darah
4) Pengolahan dan pengiriman sample darah sebelum pemeriksaan.
Pembuatan sampel darah kering untuk deteksi dini pada bayi.
1) Deteksi Dini pada Bayi
2) Cara pengambilan, pengolahan dan pengiriman sampel untuk rujukan deteksi dini pada
bayi (EID = Early Infant Diagnosis)
3. Proses Pembelajaran
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pengelolaan Darah Vena dan Kapiler telah tersedia dan
berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran. Ada alat bantu khusus pada materi ini, sebagaimana tercantum pada
Petunjuk Latihan. Pada pembahasan PB 1, ada latihan Pengambilan darah vena dan
kapiler. Pada PB 2, ada latihan Pembuatan sampel darah kering untuk deteksi dini pada
bayi..Pastikan alat dan bahan yang diperlukan untuk latihan tersebut telah tersedia.Bacalah
petunjuk Latihan dengan seksama.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Fasilitator
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah
peserta dengan ramah/hangat.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
19
c. Pembahasan Pokok Bahasan 1. Pembahasan pokok bahasan 1. Pengambilan Darah
Vena dan Kapiler /Flebotomi (waktu 60 menit)
d. Pembahasan Pokok bahasan 2. Pembuatan Sampel Darah Kering untuk Deteksi Dini
pada Bayi (Waktu 60 menit)
20
dihadapi? Mintalah peserta saling berbagi pengalaman. Tuliskan atau ingat poin-poin
penting yang disampaikan peserta
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi Pembuatan sampel darah kering untuk
deteksi dini pada bayi dengan menggunakan tayangan power point, meliputi:
- Deteksi dini pada bayi
- Cara pengambilan, pengolahan dan pengiriman sampel untuk rujukan deteksi dini
pada bayi
Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin
penyampaian peserta agar merasa dihargai. Tunjukkan secara jelas peralatan dan
bahan yang diperlukan, teknik yang harus dilakukan langkah demi langkah,
menggunakan gambar/video/film.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk menjawab
pertanyaan peserta lain.
4) Lakukan simulasi pengambilan darah bayi dan membuat tetes darah kering, pastikan
semua peserta dapat melihat dengan jelas.
5) Lanjutkan dengan simulasi pengolahan dan pengiriman sampel, pastikan juga peserta
dapat melihat dengan jelas. Beri kesempatan untuk bertanya. Waktu untuk paparan
dan simulasi
6) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan latihan/praktik pembuatan
tetes darah kering antar sesama peserta dalam kelompok, pengolahan dan pengiriman.
Jelaskan tugas peserta sesuai dengan petunjuk Latihan/praktik pada lampiran panduan
ini. Waktu untuk latihan/praktik sekitar
7) Setelah selesai latihan, fasilitator memandu diskusi hasil latihan, tanyakan pengalaman
peserta dalam melakukan pembuatan tetes darah kering. Tanyakan apa
kendala/kesulitan yang dihadapi. Mintalah peserta lain menjawabnya, sebelum dijawab
oleh fasilitator.
8) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dan klarifikasi hasil
latihan..
MATERI INTI 3. PEMERIKSAAN DARAH SIFILIS DAN HIV RAPID (MODUL 10)
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan pemeriksaan HIV Rapid dan sifilis
(RPR dan TP Rapid)
21
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi, peserta mampu:
1) Melakukan pemeriksaan HIV rapid
2) Melakukan pemeriksaan Sifilis
2. Pokok Bahasan
Pokok Bahasan1.Pemeriksaan HIV Rapid:
1) Strategi Pemeriksaan HIV
2) Ragam Metoda Pemeriksaan
3) Syarat Pemilihan Reagensia HIV
4) Pemeriksaan HIV Metoda Rapid dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan HIV
3. Proses Pembelajaran
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pemeriksaan darah Sifilis dan HIV Rapid telah terse dia dan
berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran. Ada alat bantu khusus pada materi ini, sebagaimana tercantum pada
Petunjuk Latihan. Pada pembahasan PB 1 , ada latihan Pemeriksaan HIV Metoda Rapid
dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan HIV. Pada PB 2, ada latihan Pemeriksaan RPR Titer
dan Pemeriksaan TP Rapid. Pastikan alat dan bahan yang diperlukan untuk latihan tersebut
telah tersedia.Bacalah petunjuk Latihan dengan seksama.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Fasilitator
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah
peserta dengan ramah/hangat.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
22
1) Fasilitator melakukan curah pendapat tentang pengetahuan dan pengalaman peserta
terkait dengan pemeriksaan HIV rapid di fasyankesnya. Tuliskan poin-poin
penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan dengan menggunakan tayangan power point,
tentang : Strategi Pemeriksaan HIV; Ragam Metoda Pemeriksaan; Syarat Pemilihan
Reagensia HIV; Pemeriksaan HIV Metoda Rapid dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan
HIV. Kaitkan dengan poin-poin pendapat peserta agar merasa dihargai.
3) Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya (dalam proses ini fasilitator tetap
perlu mengklarifikasi pendapat peserta yang telah tertuang saat curah pendapat,
dengan membandingkannya dengan materi yang telah disajikan). Berikan juga
kesempatan untuk menjawab pertanyaan peserta lainnya. Waktu paparan dan tanya
jawab sekitar 40 menit.
4) Fasilitator mensimulasikan cara pemeriksaan HIV dengan reagensia yang tersedia.
Pastikan peserta dapat melihat dengan jelas. Sampaikan langkah demi langkah cara
melakukannya. Katakan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan latihan/praktik.
5) Fasilitator meminta masukan dari peserta dan melakukan klarifikasi bila ada yang
kurang jelas.Waktu melakukan simulasi sekitar 15 menit.
6) Memfasilitasi latihan/praktik Pemeriksaan anti-HIV metoda serial. Fasilitator meminta
masing–masing peserta untuk melakukan pemeriksaan anti HIV metoda Tes cepat dan
EIA; mencatat hasil serta melakukan pelaporan hasil pemeriksaan
7) Fasilitator mendiskusikan kepada peserta hal – hal yang perlu diperhatikan ketika
pemeriksaan dan cara mengatasi kesulitan ketika pemeriksaan. Waktu untuk
Latihan/praktik dan diskusi sekitar 75 menit.
23
7) Fasilitator mendiskusikan kepada peserta hal – hal yang perlu diperhatikan ketika
pemeriksaan dan cara mengatasi kesulitan ketika pemeriksaan. Waktu untuk
Latihan/praktik dan diskusi sekitar 75 menit.
e. Evaluasi Ketrampilan melakukan Pemeriksaan HIV rapid dan sifilis (Waktu 70 menit).
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pokok Bahasan
24
Pokok Bahasan 4. Pemantapan mutu eksternal
Pokok Bahasan 5. Pemantapan mutu internal
Pokok Bahasan 6. Jaminan mutu dalam pemeriksaan HIV dalam rangka pemantapan mutu
laboratorium
3. Proses Pembelajaran
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya
diatur dalam tata letak dan suasana yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan
terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Pada pembahasan PB 6, ada
latihan Melakukan jaminan mutu dalam pemeriksaan HIV dalam rangka pemantapan mutu
laboratorium. Bacalah petunjuk Latihan dengan seksama.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Fasilitator
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah
peserta dengan ramah/hangat.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
25
pendapat peserta yang telah tertuang saat curah pendapat, dengan
membandingkannya dengan materi yang telah disajikan).
4) Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, dan beri juga kesempatan
menjawab pertanyaan peserta lainnya. Waktu untuk paparan materi dan tanya jawab
sekitar 50 menit.
5) Pada akhir pembahasan sampaikan rangkuman
d. Latihan Melakukan Jaminan mutu dalam pemeriksaan HIV dalam rangka pemantapan
mutu laboratorium (Waktu 65 menit)
1. Tujuan Pembelajaran
26
2. Pokok Bahasan
Pokok Bahasan 1. Kewaspadaan standar
Pokok Bahasan 2. Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
Pokok Bahasan 3. Penyelenggaraan jenazah pasien
3. Proses pembelajaran.
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi telah tersedia dan
berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran. Pada pembahasan PB 1 akan dilakukan Latihan Penerapan Kewaspadaan
standar yaitu Prosedur Mencuci Tangan dan PB 2, akan dilakukan Latihan Melakukan PPP.
menggunakan kasus. Pastikan bahwa semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan
praktik Mencuci tangan seperti yang tercantum pada Petunjuk latihan telah tersedia. Untuk
latihan PPP, fasilitator dapat mengguna kan kasus yang ada pada lampiran panduan ini
atau mengembangkan kasus baru. Peserta akan melakukan praktik Kewaspadaan standar
pada waktu Praktik Lapangan.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Fasilitator
menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini merupakan pertemuan
pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah
peserta dengan ramah/hangat.
Lakukan pengamatan situasi dan kondisi kelas/peserta, apabila diperlukan lakukan dulu
energizer sebelum memulai acara pembelajaran.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
27
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Kewaspadaan standar ,
menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta.
Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3) Selama presentasi tunjukkan peralatan dan perlengkapan yang terkait dengan
pelaksanaan kewaspadaan standar, serta penggunaaannya, baik melalui gambar atau
video atau material aslinya.
4) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan peserta untuk
menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab sekitar 25 menit.
5) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan latihan menerapkan
kewaspadaan standar, yaitu praktik Mencuci tangan sesuai dengan prosedur.
Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk Latihan/praktik pada lampiran
panduan ini. Pastikan semua peserta dapat melakukannya. Waktu untuk praktik
sekitar 15 menit.
6) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan ulasan dan rangkuman singkat dari
pokok bahasan 1.
28
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan peserta untuk
menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab sekitar 20 menit.
4) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan
3.
1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi
ini.
2) Sampaikan kembali penegasan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki atau diperhatikan
ketika menerapkan di lapangan/tempat tugas.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
1. Tujuan Pembelajaran
3. Proses pembelajaran
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pencatatan dan Pelaporan (Aplikasi SIHA) telah tersedia
dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
29
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran. Pastikan juga bahwa jaringan internet cukup kuat untuk mengoperasikan
seluruh laptop peserta dan akses ke jaringan internet.
Pada pembahasan PB 3 akan dilakukan Latihan Pengisian formulir standar pencatatan dan
pelaporan yang terkait dengan tugas dokter. Pastikan petunjuk Latih an dengan kasus atau
data yang diperlukan untuk dokter fasyankes serta jawab annya telah dipelajari oleh
fasilitator. Pembahasan Modul ini di kelas 3 jam pelatihan dan pada PL 1 jam pelatihan.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Katakan bahwa
penggunaan laptop dapat dilakukan ketika peserta mengerjakan latihan-latihan.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
d. Pembahasan Pokok bahasan 2. Peran setiap jenjang administrasi dalam penca tatan
dan pelaporan (30 menit)
30
menanyakan kepada peserta apa peran fasyankes, Dinas kesehatan Kabupaten/Kota
dan Dinas kesehatan Provinsi dalam pencatatan dan pelaporan. Tuliskan penyampaian
dari peserta pada kertas flipchart. Dapat juga melakukannya dengan cara fasilitator
menyiapkan tulisan-tulisan pada kertas metaplan berwarna berkaitan dengan peran
setiap jenjang administrasi. Kemudian menuliskan judul setiap jenjang pada kertas
flipchart di depan kelas. Minta peserta membagi diri dalam 2 kelompok, dan berbaris
kebelakang. Bagikan kertas metaplan yang telah diberi tulisan tadi kepada setiap
peserta, beri aba-aba agar peserta maju satu persatu menempelkan kertas metaplan
miliknya dibawah tulisan jenjang administrasi yang sesuai. Setelah selesai bahas
bersama-sama, dan beri tanda mana yang sudah betul, kemudian hitunglah jumlah
yang betul pada masing-masing kelompok.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang peran setiap jenjang administrasi
dalam aplikasi SIHA, menggunakan bahan tayang, dengan cara yang interaktif.
Kaitkan dengan pendapat peserta agar merasa dihargai. Laku kan penegasan-
penegasan tentang peran sebagai dokter fasyankes dalam pencatatan dan pelaporan.
Paparan lebih difokuskan pada peran dokter fasyankes primer.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Berikan juga kesempatan untuk menjawab
pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab diharapkan selesai dalam 25
menit.
4) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan
2.
31
dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar
merasa dihargai. Sama halnya dengan poin nomor 2, fokus pada formulir yang
menjadi tugas tenaga laboratorium fasyankes, formulir lainnya tidak perlu dibahas
secara mendalam cukup diketahui saja
5) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Berikan juga kesempatan untuk menjawab
pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab diharapkan selesai dalam 30
menit.
6) Katakan bahwa peserta akan mengerjakan Latihan pencatatan dan pelaporan
(Pengisian formulir-formulir standar pencatatan dan pelaporan). Jelaskan latihan
sesuai dengan petunjuk latihan yang ada pada panduan ini. Peserta akan bekerja
secara individu dan dalam kelompok. Selama proses latihan, fasilitator melakukan
pengamatan dan memberi bantuan sesuai kebutuhan. Waktu untuk latihan sekitar 15
menit
7) Setelah selesai, fasilitator memandu presentasi hasil latihan. Peserta dari kelompok
lain diminta memberikan tanggapan. Waktu presentasi dan tanggapan sekitar 20
menit
8) Pada 5 menit terakhir Fasilitator menyampaikan rangkuman dari pokok bahasan 3.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan pengelolaan reagen dan bahan habis
pakai terkait program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS
3. Proses pembelajaran
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan untuk
kelancaran pembahasan materi Pengelolaan logistic reagen dan bahan habis pakai telah
tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana
32
yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh
proses pembelajaran.
Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk di tempat
masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan laptop atau alat
lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu proses. Katakan bahwa
penggunaan laptop dapat dilakukan ketika peserta mengerjakan latihan.
Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan modul.
Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan ha rapan yang
diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen Belajar.
33
5) Setelah selesai, fasilitator memandu presentasi hasil latihan. Setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya secara bergantian. Mintalah peserta dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan. Waktu untuk presentasi dan tanggapan sekitar 35
menit.
6) Setelah selesai presentasi fasilitator menyampaikan ulasan singkat.
7) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat pokok bahasan 3.
1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi
ini. Sampaikan penegasan hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam penerapan di
lapangan.
2) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
34
Lampiran 1. Penyusunan RTL
Lampiran 2.
Petunjuk Penugasan
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM FASYANKES PRIMER
Petunjuk :
a. Fasilitator membagi peserta dalam dalam 5 kelompok. Kepada setiap kelompok dibagikan
kertas berisikan soal SOGIEB:
Kelompok 1: soal a dan b
Kelompok 2: soal b dan c
35
Kelompok 3: soal c dan d
Kelompok 4: soal d dan e
Kelompok 5: soal e da f
b. Setiap kelompok diberi waktu untuk membahas soal dan menuliskan jawabannya selama 7
menit.
a. Setelah selesai fasilitator memandu pembahasan.
b. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan ulasan
a. Joni adalah seorang laki-laki yang tertarik dengan laki-laki. Joni memutuskan untuk beristeri
dan tidak menjalin hubungan dengan laki – laki. Perilaku seksual yang dilakukan Joni
adalah seks vagina dengan isterinya. Apakah orientasi seksual Joni? Pada titik ke berapa
keberadaan Joni pada kontinum Kinsey? Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS
dan HIV? Mengapa?
b. Adi adalah seorang laki-laki yang tertarik dengan laki-laki. Adi memutuskan untuk beristeri,
sekaligus secara diam-diam memiliki pacar laki – laki. Perilaku seksual yang dilakukan Adi
adalah seks vagina dengan isterinya dan seks anal dengan pacar laki–lakinya. Apa
orientasi seksual Adi ? Pada titik ke berapa keberadaan Adi pada kontinum Kinsey?
Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan HIV? Mengapa?
c. Jaja adalah seorang laki-laki. Jaja memiliki pacar laki-laki. Perilaku seksual yang dilakukan
Jaja adalah anal seks dengan pacar laki-lakinya. Apakah orientasi seksual Jaja? Pada titik
ke berapa keberadaan Jaja pada kontinum Kinsey? Apakah perilakunya itu berisiko
terhadap IMS dan HIV? Mengapa?
d. Erik adalah seorang laki-laki. Erik memutuskan beristeri. Erik secara diam-diam bekerja di
panti pijat sebagai “kucing” atau pekerja seks untuk laki-laki. Perilaku seks yang dilakukan
Erik adalah seks vagina dengan isterinya dan anal seks dengan tamu laki-lakinya. Apakah
perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan HIV? Mengapa?
e. Surya adalah seorang laki-laki yang memiliki seorang isteri. Pada malam hari, kadang-
kadang Sugeng berpakaian perempuan dan berhubungan seks dengan laki-laki di taman
Lawang, demi uang. Apakah identitas seksual Sugeng? Apakah perilakunya itu berisiko
terhadap IMS dan HIV? Mengapa?
f. Antoni merasa dirinya perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki, sehingga dia merasa
nyaman berpenampilan seperti perempuan. Namun keluarganya selalu menentang
perilakunya , dan memaksa untuk berpakaian laki-laki. Karena itu Antoni kabur dari
rumahnya dan bekerja di suatu perusahaan, dan mengganti namanya menjadi Anita, dan
tinggal serumah dengan pacarnya seorang laki-laki. Apakah orientasi seksual Anita.
Petunjuk
36
a. Fasilitator membagi peserta dalam dua kelompok. Setiap kelompok diminta berba ris
kebelakang menghadapi flipchart atau kain planel masing-masing. Pada flipchart atau kain
planel dituliskan kata Stigma dan Diskriminasi.
b. Fasilitator membagikan kertas-kertas metaplan berwarna yang telah diberi tulisan terkait
stigma dan diskriminasi secara umum. Jumlah kertas yang diberikan sama.
c. Fasilitator menjelaskan bahwa peserta dari setiap kelompok tanpa melakukan diskusi
dengan temannya, bergantian maju kedepan untuk menempelkan kertas metaplan
dibawah kata Stigma atau Diksriminasi, sampai seluruh kertas metaplan habis ditempelkan
d. Kemudian fasilitator memandu pembahasan, apakah kertas-kertas metaplan ditempelkan
pada tempat yang sesuai.
e. Apabila ada hal yang masih meragukan dan perlu pembahawan lebih lanjut, kertas
metaplan tersebut ditempel secara terpisah.
f. Setelah semua elesai dibahas, fasilitator menyampaikan klarifikasi
Untuk memeriahkan suasana, dapat juga setiap kelompok menghitung berapa banyak
hasilnya yang betul/sesuai. Dan yang terbanyak menjadi pemenangnya.
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM FASYANKES PRIMER
Tujuan Umum:
Persiapan :
Fasilitator mempersiapkan alat dan bahan untuk simulasi & praktek pemeriksaan laboratori um duh
tubuh anogenital terdiri dari :
Kebutuhan Praktek Pemeriksaan Anogenital
37
1 Sampel Swab vagina 10 buah
2 sampel swab servicks 10 buah
3 sampel swab anus 10 buah
4 Reagen Gram 1 box @ 500 test
5 KOH 10 % 1 botol @ 100 ml
6 Nacl 0.9% 1 botol @ 100 ml
pack @ 72
7 Objek Glass 2 buah
pack @ 50
8 Cover Glass 2 buah
Kegiatan :
Langkah 1 : 5 menit
Tampilkan slide presentasi tentang pemeriksaan laboratorium duh tubuh anogenital
Langkah 2 : 10 menit
Fasilitator memperlihatkan cara pemeriksaan sediaan basah
Langkah 3 : 30 menit
Masing – masing peserta melakukan pemeriksaan sediaan basah.
Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika pemeriksaan sediaan basah.
Beritahu peserta bila proses pemeriksaan sediaan basah tidak sesuai.
Langkah 4 : 45 menit
Fasilitator memperlihatkan cara pewarnaan gram.
Fasilitator memperlihatkan di mikroskop sediaan kering
Masing – masing peserta melakukan pembacaan sediaan kering
Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika pemeriksaan sediaan kering.
Beritahu peserta bila proses pemeriksaan sediaan kering tidak sesuai.
Fasilitator memberikan penugasan kepada setiap peserta untuk melakukan pemeriksaan sediaan
basah, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
38
Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatan medisnya
Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode di catatan medis
Sediaan berisi 2 hapusan
2. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9 % pada salah satu hapusan, aduk dengan ujung kaca penutup (cover
glass)
3. Tutup menggunakan kaca penutup dengan menempelkan salah satu sisi kaca penutup pada
sediaan dan menutupnya secara perlahan.
4. Teteskan 1 tetes KOH 10 % pada hapusan yang lainnya, cium ada tidaknya bau amis, aduk dengan
kaca penutup (cover glass) kemudian tutup dengan kaca penutup
5. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk
melihat adanya Trichomonas vaginalis dan Clue cell
6. Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat
adanya bentuk-bentuk Kandida
7. Masukan sediaan yang sudah diperiksa kedalam campuran hipocloride 0.5%
8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register laboratorium IMS
39
3. Fiksasi dengan melewatkannya diatas api sebanyak 7 kali
4. Genangi/Tetesi sediaan dengan Kristal Violet selama 1 menit
5. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
6. Genangi/Tetesi sediaan dengan Larutan Iodine selama 1 menit
7. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
8. Lakukan decolorisasi dengan meneteskan etanol sampai warna biru hilang (Langkah ini sangat
penting dalam pewarnaan Gram)
9. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
10. Genangi/Tetesi sediaan dengan Safranin / Carbol Fuchsin selama 1 menit
11. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
12. Keringkan sediaan
13. Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan lensa objektif 100x menggunakan minyak imersi
untuk melihat adanya lekosit PMN dan diplokokus intraseluler.
14. Periksa seluruh sediaan mulai dari sediaan tebal lalu sediaan tipis.
15. Setelah selesai melakukan pemeriksaan ambil preparat letakkan diatas tissue halus
dengan posisi yang terkena minyak emersi menempel ditissue.
16. Catat hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register laboratorium IMS.
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM FASYANKES PRIMER
40
A. Latihan/Praktik Pengambilan darah vena dan cara pengolahannya
1. Persiapan. Fasilitator mempersiapkan alat dan bahan untuk simulasi dan praktik pengambilan
darah vena terdiri dari :
a. Jarum vacuntainer
b. Tabung vakum Serum Clot Activator (SST)
c. Alkohol swab 70%
d. Kasa steril
e. Torniquet
f. Handiplast
g. Holder
h. Sharp Bin Container
i. Sarung tangan
j. Rak tabung
2. Langkah pelaksanaan:
a. Langkah 1 : 2 menit
Kegiatan fasilitator: Tampilkan slide presentasi tentang cara pengambilan darah vena dan
carapengolahannya.
b. Langkah 2 : 5 menit
- Fasilitator melakukan demostrasi cara pengambilan darah
- Fasilitator memperlihatkan cara pengolahan darah (melakukan sentrifugasi) .
c. Langkah 3 : 5 menit. Kegiatan peserta
- Masing – masing peserta melakukan pengambilan darah antar masing – masing
teman.
- Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika pengambilan darah.
- Memberitahu peserta bila proses pengambilan darah tidak sesuai.
d. Langkah 4 : 3 menit
- Fasilitator melakukan demostrasi cara pemutaran darah
- Masing – masing peserta melakukan pemutaran darah
- Lihat hasil sampel pemutaran darahnya.
1. Persiapan. Fasilitator mempersiapkan alat dan bahan untuk simulasi & praktik pengambilan
darah kapiler terdiri dari :
a. Automatic lancet
b. Tabung mikro EDTA
c. Alkohol swab berisi isopropil alkohol 70%
d. Kapas kering steril / kasa steril
e. Sarung tangan
f. Sharp bin container (Wadah Tahan Tusukan)
2. Langkah pelaksanaan :
a. Langkah 1 : 2 menit
- Fasilitator menampilkan slide presentasi tentang cara pengambilan darah kapiler.
b. Langkah 2 : 5 menit
- Fasilitator melakukan demostrasi cara pengambilan darah kapiler
41
c. Langkah 3 : 8 menit
- Setiap peserta melakukan pengambilan darah antar masing – masing teman.
- Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika pengambilan darah.
- Beritahu peserta bila proses pengambilan darah tidak sesuai.
C. Petunjuk Latihan / Praktik Pembuatan Sampel Darah Kering Untuk Rujukan Deteksi Dini Pada
Bayi
1. Persiapan. Fasilitator mempersiapkan alat dan bahan untuk simulasi & praktik pembuatan dan
pengeringan sampel darahkering terdiri dari :
a. Kertas Saring SS 903/ Whatman
b. Silika Gel
c. Kartu indikator kelembaban
1. Langkah pelaksanaan
a. Langkah 1 : 2 menit
Tampilkan slide presentasi tentang pembuatan dan pengeringan sampel darah kering
b. Langkah 2 : 5 menit
Fasilitator melakukan demostrasi cara pembuatan dan pengeringan sampel darah kering
c. Langkah 3 : 8 menit
- Masing – masing peserta melakukan cara pembuatan dan pengeringan sampel darah
kering.
- Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika melakukan pembuatan
danpengeringan sampel darah kering.
- Beritahu peserta bila proses pembuatan sampel darah kering tidak sesuai.
PETUNJUK PENUGASAN
42
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI DOKTER FASYANKES
MI-3. Pemeriksaan Darah HIV dan Sifilis
Petunjuk latihan
Kegiatan 1 : Simulasi Pemeriksaan Darah HIV Rapid
Tujuan :
Peserta mampu melakukan pemeriksaan anti-HIV sesuai dengan reagensia yang tersedia dan mampu
membedakan hasil yang reaktif dan non reaktif.
Persiapan :
Fasilitator
1. Menyiapkan reagensia anti HIV
2. Menyiapkan sampel 2 buah (Reaktif dan Non Reaktif)
Petunjuk 1:
• Kenali ruangan kerja Anda di ruang praktek
• Kumpulkan alat dan bahan pemeriksaan
• Dapatkan spesimen Reaktif dan Non-reaktif dari pelatih
Aturlah seluruh peralatan di ruangan
Waktu: 10 menit
Petunjuk 2:
• Ingatlah selalu kewaspadaan universal
• Berlatih hanya dengan sampel yang disediakan oleh pelatih
• Masing – masing peserta mendapat 2 sampel
• Kerjakan dengan seluruh reagensia yang ada
• Angkat tangan Anda jika butuh alat tambahan
• Tunjukkan hasil pemeriksaan ke pelatih setelah selesai
• Total waktu: 15 menit per pemeriksaan
43
Kegiatan 2 : Pemeriksaan Darah Diagnosis HIV dengan Algoritma Serial
Tujuan :
Peserta mampu melakukan pemeriksaan anti-HIV sesuai dengan strategi 3 dan bisa
menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan.
Persiapan :
Fasilitator
1. Menyiapkan reagensia anti HIV
2. Menyiapkan sampel 5 buah sampel yang sudah diketahui hasilnya
Petunjuk:
• Kumpulkan peralatan dan dapatkan panel spesimen yang belum diketahui hasilnya
• Atur ruangan kerja
• Lengkapi satu algoritma sebelum mulai yang berikutnya
• Jangan lupakan – Ingat kewaspadaan universal
• Latihan hanya dengan menggunakan darah yang disediakan oleh pelatih
• Angkat tangan Anda ketika Anda membutuhkan alat tambahan
• Jaga peralatan – pelatih akan memeriksa hasil sebelum membuang hasil
• Catat hasil pada lembar kerja pemeriksaan
• Catat hasil pada formulir pelaporan hasil.
44
LEMBAR PENUGASAN 2 : PEMERIKSAAN HIV
45
Kegiatan 3 : Pemeriksaan Sifilis
Tujuan :
Peserta mampu melakukan pemeriksaan sifilis
Persiapan :
Fasilitator
- Siapkan alat dan bahan untuk praktek pemeriksaan terdiri dari :
1. Rotator
2. Sentrifus
3. Mikropipet 5 – 50 ul.
4. Tip Kuning
5. Semua peralatan sudah tersedia didalam kit (Pipet, Stirer, dispenser & jarum antigen, Test card,
Kontrol Negatip, Kontrol Positip).
6. Sarung tangan
Reagen :
1. RPR Shield @ 500 test yang dilengkapi dengan control negative, control positif
2. Rapid Syphilis
3. EIA Syphilis
4. NaCl 0,9 %
5. Hipocloride 0.05%
Penugasan :
Langkah 1 : 10 menit
Tampilkan slide presentasi tentang cara pemeriksaan sifilis mulai dari screening/penyaringan
sampai dengan penentuan diagnosis.
Langkah 2 : 5 menit
Fasilitator memperlihatkan cara pemeriksaan RPR.
Untuk hasil yang positif, fasilitator mendemonstrasikan cara pemeriksaan syphilis Rapid, yang
dilanjutkan dengan titer RPR.
Langkah 3 : 75 menit
Masing – masing peserta mendapatkan 2 buah sampel (1 negatif dan 1 positif).
Selanjutnya peserta melakukan pemeriksaan sifilis sesuai dengan alur mulai drai RPR, Syphilis
Rapid sampai dengan RPR titer.
Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika melakukan pemeriksaan.
Beritahu peserta bila proses pemeriksaan tidak sesuai.
46
PEMERIKSAAN SIFILIS
Nama Peserta :
Petugas PKM :
PEMERIKSAAN SIFILIS
RPR Rapid/TPHA
No. Lot No. Lot
Exp. Date Exp.Date HASIL
Kontrol Hasil Titer Kontrol Hasil AKHIR
No Tanggal Nomor Register (Validitas) (Validitas)
47
Kegiatan 4 : Evaluasi Akhir Peserta Untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis
Tujuan :
Untuk mengetahui kemampuan peserta sebelum melakukan pemeriksaan anti HIV dan Sifilis, dan
menentukan kelulusan peserta sebelum melakukan pemeriksaan.
Persiapan :
Fasilitator
1. Menyiapkan reagensia anti HIV
2. Menyiapkan reagensia Sifilis
3. Menyiapkan sampel 5 buah sampel yang sudah diketahui hasilnya
4. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan anti-HIV
5. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan Sifilis
Petunjuk:
• Kumpulkan peralatan dan dapatkan panel spesimen yang belum diketahui hasilnya
• Atur ruangan kerja
• Lengkapi satu algoritma sebelum mulai yang berikutnya
• Jangan lupakan – Ingat kewaspadaan universal
• Latihan hanya dengan menggunakan darah yang disediakan oleh pelatih
• Angkat tangan Anda ketika Anda membutuhkan alat tambahan
• Jaga peralatan – pelatih akan memeriksa hasil sebelum membuang hasil
• Catat hasil pada lembar kerja pemeriksaan
• Catat hasil pada formulir pelaporan hasil.
• Sebelum mengakhiri pemeriksaan, hasil harus dilaporkan ke fasilitator, dan fasilitator harus
menandatangani hasil peserta yang telah diceknya.
• Peserta akan dinilai :
- Ketepatan strategi pemeriksaan
- Ketepatan kombinasi reagensia
- Cara kerja pemeriksaan
- Interpretasi hasil pemeriksaan
- Pencatatan hasil pada lembar kerja pemeriksaan & formulir pelaporan hasil
- Waktu
- Kewaspadaan universal
Waktu : 75 Menit
48
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI DOKTER FASYANKES
MI-4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Latihan 1. Latihan/Praktik. Melaksanakan cuci tangan sesuai dengan prosedur sebagai prinsip
umum kewaspadaan standar di laboratorium
Catatan: Prinsip umum kewaspadaan standar yang akan diperagakan di kelas cara mencuci tangan secara
benar, sedangkan pelaksanaan kewaspadaan standar lainnya akan dilaksanakan pada waktu PL di
laboratorium.
Langkah kegiatan:
1. Fasilitator membantu memilih peserta yang akan mempraktikkan cara mencuci tangan. Dapat dipilih 3
orang peserta
2. Peserta mempraktikkan secara bergantian
3. Peserta lain melakukan pengamatan, apakah praktik mencuci tangan yang dilakukan mengikuti
langkah-langkah berikut:
a. Buka kran dan atur suhu air
b. Basahi tangan
c. Tuangkan larutan sabun/antiseptik
d. Mulai mencuci tangan
e. Gosok telapak terhadap telapak
f. Tautkan jari dan gosok telapak tangan terhadap punggung tangan kiri dan sebaliknya
g. Tautkan jari dan gosok telapak terhadap telapak
h. Gosokkan punggung jari satu tangan ke tangan yang lain dan sebaliknya
i. Gosok ibu jari dengan cara memutar dalam genggaman tangan yang lain
j. Gosokkan ibu jari pada telapak tangan yang lain dengan arah memutar
k. Bilas dengan air mengalir
l. Keringkan dengan lap bersih.
49
4. Peserta lain diminta mengamati dan mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan atau diklarifikasi.
5. Setelah selesai, fasilitator meminta peserta menyampaikan hasil pengamatannya
6. Fasilitator menyampaikan klarifikasi dan penegasan berkaitan dengan cara cuci tangan yang benar.
Apabila masih ada waktu beri kesempatan peserta lain untuk mencoba mencuci tangan mengikuti langkah-
langkah tersebut.
Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 3-4 kelompok
2. Jelaskan bahwa peserta akan melakukan Latihan kasus penerapan PPP
3. Fasilitator membagikan lembar kasus kepada setiap kelompok.
4. Jelaskan tugas peserta dalam kelompok:
Setiap kelompok memilih Ketua dan Sekretaris
Setiap peserta diminta untuk mempelajari kasus yang dibagikan
Ketua kelompok memandu brainstorming untuk menjawab pertanyaan tentang penerapan PPP
pada kasus, agar semua anggota kelompok berpartisipasi.
Ketua kelompok memandu pembahasan hasil brainstorming, dan kesepakatan kelompok tentang
penerapan PPP pada kasus tersebut
5. Setiap kelompok diminta mempersiapkan presentasi
6. Fasilitator memandu presentasi kelompok, secara bergantian. Peserta dari kelompok lain di minta
untuk memberikan tanggapan
7. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan ulasan dan klarifikasi
Kasus:
Jono seorang perawat di suatu fasyankes.Ia kelihatan sangat panik. Ia baru saja melakukan penyuntikan
BP kepada seorang pasien waria yang didiagnosis sifilis dini. Jono mencoba membengkokkan jarum
suntik yang baru dipakainya, sebelum membuang jarum tersebut, tetapi meleset dan menusuk tangannya
sampai berdarah. Dia datang kepada anda. Apa yang akan anda lakukan terhadap Jono?
1. Apakah tindakan Jono membengkokkan jarum suntik bekas pakai sebelum membuangnya benar?
2. Apakah Jono memenuhi syarat untuk PPP HIV? Jelaskan
3. Tata laksana apa yang akan dilakukan untuk Jono?
50
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI DOKTER FASYANKES
MI-4. Pemantapan Mutu Laboratorium
Tujuan :
Peserta mampu melaksanakan pemantapan mutu pemeriksaan labo ratorium HIV dan IMS.
Persiapan :
Fasilitator
- Menyiapkan bahan control (negative dan positif)
- Menyiapkan reagensia
- Menyiapkan formulir pencatatan Pemantapan Mutu Eksternal
Penugasan :
Langkah 1 : 5 menit
Fasilitator memperkenal diri, memberikan apresiasi dan menyampaikan tujuan praktek
pemantapan mutu laboratorium.
Langkah 2 : 15 menit
Fasilitator memperlihatkan cara melakukan pemeriksaan bahan kontrol (negatif dan positif).
Fasilitator menjelaskan tentang cara penilaian validitas reagensia sebelum digunakan.
Fasilitator meminta peserta melakukan pemeriksaan bahan kontrol (negatif dan positif).
Langkah 3 : 15 menit
Fasilitator memperlihatkan cara pencatatan hasil pemantapan mutu internal.
Fasilitator meminta peserta melakukan pencatatan hasil pemantapan mutu internal.
Langkah 4 : 15 menit
Fasilitator memperlihatkan cara pencatatan hasil pemeriksaan pemantapan mutu eksternal.
Fasilitator meminta peserta melakukan pencatatan hasil pemeriksaan pemantapan mutu eksternal.
Langkah 5 : 5 menit
Fasilitator merangkum hasil praktikum dan mengklarifikasi untuk hal–hal yang perlu diperhatikan
51
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PETUGAS LABORATORIUM
FASYANKES PRIMER
MI-5. PENCATATAN DAN PELAPORAN (APLIKASI SIHA)
52
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV AIDS DAN IMS BAGI PETUGAS FASYANKES
PRIMER
MI-6. Pengelolaan Logistik Reagen dan Bahan Habis Pakai
a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok yang sama dengan Latihan 1.1, Latihan 1.2.
dan Latihan 1.3. diatas.
b. Fasilitatormenjelaskan tugas peserta untuk perhitungan kebutuhan reagen HIV rapid
c. Peserta mula-mula peserta mengerjakan soal secara individu, kemudian membahas
hasilnya dalam kelompok.
d. Tugas peserta:
Gunakan data yang dibawa oleh peserta atau data yang dipersiapkan oleh
fasilitator.
Tugas peserta/kelompok: melakukan perhitungan kebutuhan reagen HIV rapid,
sebagai berikut:
53
2. Petunjuk Latihan Melakukan pengelolaan bahan habis pakai
a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok yang sama dengan Latihan 1.1, Latihan 1.2.
dan Latihan 1.3. diatas.
b. Fasilitatormenjelaskan tugas peserta untuk perhitungan kebutuhan reagen HIV rapid
c. Peserta mula-mula peserta mengerjakan soal secara individu, kemudian membahas
hasilnya dalam kelompok.
d. Tugas peserta:
Gunakan data yang dibawa oleh peserta atau data yang dipersiapkan oleh
fasilitator.
Tugas peserta/kelompok: melakukan perhitungan kebutuhan bahan habis
pakai, sebagai berikut:
o Hitung jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan darah Sifilis dan
HIV di fasyankes dalam 1 tahun
o Hitunglah kebutuhan:
- Tabung vacuntainer
- Jarum vacuntainer
- Holder pronto
- Sarung tangan
e. Setelah bahan habis pakai diterima, bagaimana penyimpanan, penjaminan mutu dan
pemusnahan bahan habis pakai tersebut?
f. Bagaimana rencana pendistribusian ke laboratorium di fasyankes?
g. Fasilitator bersama peserta membahas hasil latihan. Beri kesempatan kepada peserta
untuk menanggapi.
54
Lampiran 3. Soal Pre Tes
5. Jika suatu layanan CST belum memiliki fasilitas pemeriksaan CD4, maka standar memenuhi
syarat dapat dilakukan dengan:
55
C. Jika sudah dirujuk ke klinik CST maka sudah memenuhi syarat
D. Penentuan stadium berdasarkan pemeriksaan gejala klinis, pada populasi khusus serta
populasi kunci
E. A dan D benar
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Invalid
D. Bukan salah satu diatas
E. Indeterminate
56
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Invalid
D. Indeterminate
E. Bukan salah satu diatas
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Invalid
D. Indeterminate
E. Bukan salah satu diatas
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Invalid
D. Indeterminate
E. Bukan salah satu diatas
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Invalid
D. Valid
57
E. Bukan salah satu diatas
14. Strategi pemeriksaan yang digunakan untuk diagnosa HIV menggunakan algoritma :
A. Serial
B. Paralel
C. Kombinasi
D. A dan B benar
E. Bukan salah satu diatas
A. Chlamydia trachomatis
B. Treponema pallidum
C. Neisseria gonorhoeae
D. Candida Albican
E. Treponema Pallidum
A. Chlamydia trachomatis
B. Treponema pallidum
C. Trichomonas vaginalis
D. Candida albican
E. Giardia Lambdia
A. KOH 10%
B. Methylen Blue
C. NaCl 0.9%
D. Safranin
E. Lugol
A. Clue Cells
B. pH (Keasaman)
C. Odor / Bau
58
D. Duh Tubuh Vagina
E. Semuanya benar
A. 10X
B. 1000X
C. 100X
D. 40X
E. 8X
20. PMN dikatakan positif pada sampel dari servik perempuan apabila:
A. Leukosit
B. Leukosit yang ditutupi bakteri
C. Leukosit PMN
D. Epitel yang ditutupi bakteri
E. PMN yang ditumbuhi bakteri
A. 1-5
B. 3.8 - 4.2
C. 2.5 - 4.8
D. 5–7
E. 2.8 – 5.4
A. Serum
B. Plasma
C. Cairan Spinal
D. Semuanya Benar
E. Bukan salah satu diatas
24. Mana dari hal berikut yang dapat mempengaruhi mutu pada pemeriksaan HIV Rapid?
A. Membaca hasil yang positif yang sudah terlihat setelah 5 menit meskipun leaflet
reagensia menyatakan bahwa pemeriksaan harus dibaca dalam waktu 10- 20 menit.
B. Mengecek masa kadaluarsa reagensia sebelum digunakan.
C. Membuang lancet yang tercecer dilantai kedalam sharp bin container.
D. Memeriksa sampel internal kontrol satu kali seminggu.
E. Mengikuti pemantapan mutu eksternal satu tahun sekali
59
25. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis sifilis menggunakan :
A. RPR
B. RAPID TEST HIV
C. TPHA
D. RPR – TP RAPID/TPHA – RPR TITER
E. TP RAPID
26. Tentukan hasil pemeriksaan sifilis apabila pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sbb
: RPR : Positif dan TP Rapid : Non Reaktif
A. Negatif Palsu
B. Positif Semu
C. Sifilis Positif
D. Sifilis Negatif
E. Bukan salah satu diatas
60
27. Manakah dari pernyataan berikut yang “BENAR” tentang wadah benda tajam ?
28. Pernyataan berikut yang BUKAN merupakan praktik kerja yang aman ?
29. Penyebab Positif Semu pada hasil pemeriksaan RPR (Rapid Plasma Reagin) adalah:
A. Tuberkulosis
B. Lepra
C. Herpes
D. Kehamilan
E. Semua benar
30. Manakah pernyataan berikut yang paling benar cara menyiapkan larutan hipoklorit 10% ?
Sebelum melakukan pemeriksaan rapid test, anda harus memeriksa reagensia untuk
memastikan bahwa ......................
A. Reagensia tidak kadaluarsa
B. Membran belum dibuka sebelumnya dan tidak rusak.
C. Memiliki supplies dan reagensia yang cukup sebelum melakukan pemeriksaan.
D. Buffer tersedia
E. Semuanya benar
32. Apakah hasil akhir dari pasien, bila didapatkan hasil pemeriksaan sbb :
Reagensia I : Reaktif
Reagensia II : Non Reaktif
61
Reagensia III : Reaktif
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Indeterminate
D. Tidak dapat ditentukan
E. Invalid
33. Apakah hasil akhir dari pasien, bila didapatkan hasil pemeriksaan sbb :
Reagensia I : Reaktif
Reagensia II : Reaktif
Reagensia III : Invalid
A. Reaktif
B. Non Reaktif
C. Indeterminate
D. Tidak dapat ditentukan, reagensia ketiga harus diulang kembali.
E. Invalid
34. Manakah dari pernyataan berikut yang SALAH tentang prinsip dasar dari pengatur an Stock ?
A. Semua stock harus dihitung. Semua yang masuk dan keluar harus dicatat.
B. Jangan memesan lebih dari yang dapat disimpan di gudang yang anda dimi liki.
C. Jangan memesan lebih dari yang dapat anda gunakan sebelum masa kadalu arsa.
D. Amati aturan “First in dan First out.
E. Amati aturan First Expired dan First out.
35. Manakah dari pernyataan berikut ini yang “SALAH” tentang Eksternal Quality Control?
36. Manakah dari penyataan berikut ini yang “SALAH” tentang Internal Quality Control yang ada
didalam membran reagensia ?
A. Internal quality control dibaca setiap satu pemeriksaan rapid test dilakukan.
B. Hasil pemeriksaan tidak boleh dilaporkan jika garis kontrol terlihat samar.
C. Hasil pemeriksaan tidak boleh dilaporkan jika garis kontrol invalid.
D. Semua jawaban diatas benar
E. Bukan salah satu diatas
37. Penyimpanan bahan pemeriksaan untuk anti HIV pada suhu 4 C tahan selama :
62
A. 2 hari
B. 7 hari
C. 14 hari
D. 1 bulan
E. 3 hari
38. Yang harus diperhatikan dalam pemilihan reagensia untuk diagnostik, kecuali
A. Terdaftar di DepKes
B. Spesifisitas reagensia A2 & A3 < 98 % dan > A1
C. Preparasi antigen dan prinsip tes berbeda
D. Hasil Indeterminate < 5%
E. Sensitifitas reagensia A1 > 99%
40. Dalam Kebijakan Nasional laboratorium dalam pemeriksaan HIV di Indonesia: Strategi 3
digunakan untuk tujuan :
63
64