You are on page 1of 8

JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.

1, Februari 2018

FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN DOKUMEN REKAM MEDIS


DI RUANG PENYIMPANAN RSU MITRA SEJATI MEDAN
1.
Valentina; 2. Srika Br Sebayang
1.
Dosen APIKES Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan; 2.Alumni APIKES Imelda

E-mail: 1. valentinave89@gmail.com

ABSTRAK

Dokumen rekam medis merupakan alat untuk merekam mencatat terjadinya transaksi pelayanan
sehingga harus dijaga keamanan dan kerahasiaannya dari bahaya kerusakan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan dokumen rekam medis di ruang penyimpanan RSU Mitra
Sejati Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi adalah seluruh dokumen rekam medis yang ada
di ruang Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan dan sampelnya diambil secara simple random sampling
yang berjumlah 96 berkas. Data diperoleh dari hasil observasi menggunakan kuesioner dan pengukuran.
Analisis data dilakukan secara univariat. Dari hasil penelitian diperoleh kerusakan dokumen rekam
medis di ruang penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan sebesar 41,6%. Faktor intrinsik yang meliputi
kualitas kertas, tinta dan perekat bukan penyebab kerusakan pada dokumen rekam medis. Faktor
ekstrinsik yaitu atap yang bocor, ada rembesan air di dinding, kabel listrik tidak tersusun rapi, sinar
matahari langsung jatuh di permukaan dokumen, kelembaban udara, suhu, jamur dan debu dapat
menjadi penyebab kerusakan pada dokumen rekam medis di ruang penyimpanan RSU Mitra Sejati
Medan. Disarankan kepada pihak RSU Mitra Sejati agar dapat menambah fasilitas di ruang
penyimpanan seperti penggunaan tirai, blower, AC dan memperbaiki atap dan rembesan air di dinding.

Kata Kunci: Kerusakan, Dokumen Rekam Medis, Ruang Penyimpanan.

ABSTRACT

Medical records recorded transaction records that must be kept safe and confidential from the danger of
damage. The purpose of this study is to determine the factors causing damage to medical record in the
filling room Mitra Sejati Hospital Medan. This research was an descriptive study. The population was all
medical records in the filling room Mitra Sejati Hospital Medan and taken by simple random sampling,
amounting to 96 files. Data obtained from observation result using questionnaires and
measurement. Data analysed by univariate analysis. The result showed proported of damaged madical
record was 38.5%. Intrinsic factors included the quality of paper, ink and adhesive are not the cause of
damage to medical records. Extrinsic factor included leaked roof, water seepage in the wall, electrical
cable is not neatly arranged, sunlight directly falling over documents, humidity, temperature, mold and
dust were cause of damage medical record in filling room Mitra Sejati Hospital Medan. It is suggested to
the Mitra Sejati Hospital to add facilities in filling room such as the use of blinds, blowers, air
conditioners and repair roof and water seepage on the wall.

Keywords: Damage, Medical Record Documents, Storage Space.

PENDAHULUAN sistem penilaian masyarakat yang menuntut


pelayanan kesehatan yang bermutu, untuk
Pesatnya perkembangan ilmu meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan
kedokteran dan teknologi serta membaiknya kesehatan dalam suatu rumah sakit
keadaan sosial ekonomi dan pendidikan saat diberlakukan sistem pengelolaan rekam
ini, mengakibatkan perubahan perubahan medis yang baik (Ery, 2009).
386
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

Unit rekam medis adalah salah satu berasal dari luar benda arsip, seperti faktor
gerbang terdepan dalam pelayanan lingkungan fisik, biologis dan kimiawi.
kesehatan sehingga merupakan ukuran Faktor fisik yang dapat menyebabkan
kepuasan pasien dalam menerima pelayanan. kerusakan dokumen rekjam medis
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan kelembaban, temperatur udara, kondisi
(Permenkes) No. 269 tahun 2008 tentang dinding, lantai ruangan peyimpanan tidak
rekam medis disebutkan bahwa rekam medis berlubang-lubang, sinar matahari,
adalah berkas yang berisikan catatan dan pengamanan dari kemungkinan serangan api
dokumen tentang identitas pasien, atau kebakaran.
pemeriksaan, pengobatan, tindakan Faktor biologis berupa organisme yang
pelayanan lain yang telah diberikan kepada dapat merusak dokumen rekam medis seperi
pasien. jamur, kutu buku, rayap, kecoa dan tikus.
Rekam medis diartikan sebagai Faktor kimiawi yaitu kerusakan arsip yang
keterangan baik yang tertulis maupun yang lebih diakibatkan oleh merosotnya kualitas
terekam tentang identitas, anamnese, kandungan bahan kimia dari bahan arsip,
penentuan fisik laboratorium, diagnosis makanan dan minuman karena mengandung
segala pelayanan dan tindakan medis yang minyak akan menempel dan menjadi kotor,
diberikan kepada pasien, dan pengobatan bahan kimia yang terkandung dalam
baik di rawat inap, rawat jalan (Hatta, 2008). makanan dan minuman tersebut juga dapat
Dokumen rekam medis merupakan alat merusak kertas (Budi, 2011).
untuk merekam mencatat terjadinya Penelitian Afif (2016) di RS Panti
transaksi pelayanan. Sehingga berkas rekam Wilasa DR. Cipto Semarang terdapat 38 dari
medis dapat memberikan informasi yang 50 dokumen rekam medis yang rusak (76%)
akurat dan berkesinambungan, mutu adanya sobekan dan lembar formulir
pelayanan dapat ditingkatkan bila didukung menyebabkan nomor rekam medis pasien
oleh keamanan dan kerahasiaan berkas tidak terbaca.
rekam medis pasien di ruangan peyimpanan Penelitian Endang (2012) di RS PKU
berkas rekam medis itu sendiri (Hatta, 2008) Muhammadiyah Gombong terdapat 510 dari
Sistem pengolahan rekam medis terdiri 560 dokumen rekam medis yang rusak
dari beberapa subsistem, yaitu dimulai dari (91%), sampul dokumen rekam medis
tempat penerimaan pasien (membuat atau rusak/sobek sebanyak 255 dokumen, kode
menyiapkan berkas rekam medis), warna lepas/robek 240 dokumen dan 15
dilanjutkan dengan assembling, coding, dokumen sobek lembar rekam medisnya.
indexing, dan filling. Dibagian filing Dokumen rekam medis tidak pernah
penyimpanan dan pengembalian kembali dibersihkan secara berkala, peralatan untuk
rekam medis dilakukan. pemeliharaan masih kurang, seperti belum
Penyimpanan berkas rekam medis adanya AC, vacum cleaner dan alat
bertujuan untuk mempermudah dan kelembaban udara.
mempercepat ditemukan kembali berkas Sedangkan penelitian Novia (2014) di
rekam medis yang disimpan dalam rak RSUD Sunan Kalijaga Demak unit bagian
filing, mudah mengambil dari tempat penyimpanan rawat inap terdapat 60%
penyimpanan, mudah pengembaliannya, dokumen rekam medis yang rusak dengan
melindungi berkas rekam medis dari bahaya keadaan suhu ruang filling belum memadai
pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi sehingga dapat menyebabkan kelembaban
dan biologi (Budi, 2011). dan membuat dokumen rekam medis rusak.
Adapun faktor yang mempengaruhi Hasil survei awal di ruang
kerusakan arsip dapat dibedakan menjadi penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan
dua yaitu faktor instrinsik yang merupakan terdapat 15 sampul dokumen yang rusak dan
penyebab kerusakan yang berasal dari benda 5 dokumen tidak terbaca akibat terkena air.
arsip itu sendiri, misalnya kualitas kertas, Ruangan penyimpanan tidak menggunakan
pengaruh tinta, dan pengaruh perekat. Faktor AC, hanya menggunakan dua kipas angin,
ekstrinsik adalah penyebab kerusakan yang tidak menggunakan penghisap debu, dan

387
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

ventilasi tertutup menggunakan kaca bening ruang Penyimpanan RSU Mitra Sejati
sehingga sinar matahari masuk secara Medan.
langsung ke dalam ruangan.
Sampel dan Teknik Sampling
Perumusan Masalah Sampel dalam penelitian ini adalah
Apakah faktor penyebab kerusakan sebagian dokumen rekam medis yang ada di
dokumen rekam medis di ruang ruang Penyimpanan RSU Mitra Sejati
penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan?” Medan. Besar sampel dihitung dengan
rumus penghitungan besar sampel minimal
Tujuan Penelitian di bawah ini yaitu:
Penelitian ini bertujuan untuk Z 21 / 2 p1  p 
mengetahui faktor penyebab kerusakan n
dokumen rekam medis di ruang d2
penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan.
Keterangan:
n = besar sampel
Manfaat Penelitian
p = proporsi untuk sifat tertentu yang
1. Bagi Rumah Sakit
diperkirakan terjadi pada populasi (0,5)
Sebagai bahan masukan dan
d = tingkat ketepatan absolut/presisi (0,1)
pertimbangan pada bagian pelayanan
Z = standar deviasi normal sesuai dengan
rekam medis dalam menjaga keamanan
derajat kemaknaan 95%
dari faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan rumus tersebut maka besar
kerusakan berkas rekam medis. Hasil
sampel minimal adalah :
penelitian ini dapat digunakan atau
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi Z 210, 05 / 2 x 0,5 x 1  0,5
n
bagi rumah sakit. 0,12
1,96 2 x 0,5 x 0,5
2. Bagi Intitusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat n
digunakan sebagai bahan referensi dan 0,01
pengembangan ilmu pengetahuan n = 96
dalam bidang rekam medis. Maka jumlah sampel pada penelitian
ini adalah 96 dokumen rekam medis.
METODE Sampel diambil menggunakan simple
random sampling yaitu berkas rekam medis
Jenis Penelitian diambil secara diundi menggunakan tabel
Jenis penelitian adalah penelitian bilangan atau angka acak (random number).
deskriptif yaitu untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara Definisi Operasional
objektif (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional pada penelitian ini
adalah:
Waktu Penelitian 1. Kualitas kertas adalah jenis kertas yang
Penelitian dilakukan pada bulan digunakan pada dokumen rekam medis,
September 2017 sampai Januari 2018. meliputi ukuran, ketebalan, daya serap
dan tekstur kertas.
Tempat Penelitian 2. Tinta adalah jenis tinta yang digunakan
Penelitan dilakukan di RSU Mitra pada dokumen rekam medis, meliputi
Sejati yang beralamat Jl. Jendral Abdul warna, luntur, dan penyerapan tinta.
Haris Nasution No.7 Pangkalan Masyur 3. Perekat adalah media yang digunakan
Medan. untuk merekatkan kumpulan berkas
rekam medis.
Populasi 4. Faktor fisik adalah faktor yang
Populasi dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan kondisi ruangan yang
seluruh dokumen rekam medis yang ada di dapat merusak dokumen rekam medis.

388
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

5. Faktor biologis adalah faktor yang 7. Kerusakan dokumen rekam medis


berkaitan dengan makhluk hidup yang adalah tidak utuhnya dokumen rekam
dapat merusak dokumen rekam medis. medis seperti robek, luntur, pudar,
6. Faktor kimiawi adalah faktor yang tidak terbaca atau ada bagian yang
berkaitan dengan unsur kimiawi yang hilang.
dapat merusak dokumen rekam medis.

Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Pengukuran Variabel Bebas dan Terikat


Variabel Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur
Faktor Intrinsik
1. Kualitas kertas Lembar 1. Baik, jika skor 3-5 Ordinal
observasi 2. Tidak baik, jika skor 0-2

2. Tinta Lembar 1. Baik, jika skor 2-3 Ordinal


observasi 2. Tidak baik, jika skor 0-1

3. Perekat Lembar 1. Baik, jika skor 1-2 Ordinal


observasi 2. Tidak baik, jika skor 0
Faktor Ekstrinsik
1. Faktor fisik
a. Kondisi Ruangan Lembar 1. Ya Ordinal
b. Kelembapan observasi 2. Tidak
c. Suhu Hygrometer (%) Interval
Termometer (oC) Interval
2. Faktor biologis Lembar 1. Ada Ordinal
Observasi 2. Tidak ada
3. Faktor Kimiawi Lembar 1. Ada Ordinal
Observasi 2. Tidak ada
Kerusakan Dokumen Rekam Medis Lembar 1. Rusak, jika skor 5-9 Ordinal
observasi 2. Tidak rusak, jika skor 0-4

Instrumen Penelitian kali pada hari yang berbeda dan setiap


Instrumen penelitian yang digunakan pengukuran dilakukan pada dua titik
dalam penelitian ini yaitu: yaitu dekat pintu masuk, tengah dan
1. Lembar observasi belakang ruangan.
Lembar observasi adalah untuk
merekam hasil pengamatan agar Cara Pengumpulan Data
menyajikan gambaran realistik kejadian Adapun sumber data yang digunakan
(Saryono, 2013). Lembar observasi yaitu:
digunakan untuk mengukur kualitas 1. Data primer
kertas, tinta, perekat, faktor fisik, faktor Data primer diperoleh langsung dari
biologis, faktor kimiawi dan kerusakan petugas rekam medis dari sumber
dokumen rekam medis. observasi dan pengukuran yang
2. Alat pengukuran suhu dan kelembaban berpedoman pada kuesioner.
Termometer digunakan untuk 2. Data sekunder
mengukur suhu ataupun perubahan Data sekunder adalah data yang sudah
suhu, sedangkan hydrometer adalah alat ada yaitu kebijakan prosedur atau
untuk mengukur kelembaban udara Standar Operasional Prosedure (SOP)
pada ruangan penyimpanan. di RSU Mitra Sejati Medan.
Pengukuran dilakukan sebanyak tiga

389
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

Metode Analisis Data perekat yang tidak baik yaitu 16 dokumen


Data dianalisis secara univariat untuk (17,7%) dan penggunaan perekat yang baik
melihat persentase dari tiap-tiap kolom 80 dokumen (83,3%).
dalam tabel distribusi frekuensi.
Faktor Ekstrinsik
HASIL
1. Faktor Fisik
Kerusakan Dokumen Rekam Medis a. Kondisi Ruangan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kerusakan Tabel 4. Kondisi Ruangan di Ruang


Dokumen Rekam Medis di Ruang Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan
Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan No Kondisi Ruangan Keterangan
Kerusakan 1 Terdapat atap yang bocor Ya
Dokumen 2 Rembesan air di dinding Ya
No Frekuensi Persentase
Rekam 3 Rembesan air di lantai Tidak
Medis 4 Kabel listrik tidak Ya
1 Rusak 56 58,4% tersusun rapi
2 Tidak rusak 40 41,6% 5 Sinar matahari langsung Ya
Total 96 100% jatuh di permukaan
Berdasarkan hasil observasi terhadap dokumen
96 dokumen rekam medis di ruang 6 Rak terlalu penuh dan Tidak
penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan sempit
diketahui bahwa kerusakan dokumen rekam Total
medis yaitu 41,6%. Adapun faktor penyebab Berdasarkan tabel di atas diketahui
kerusakan dokumen rekam medis di ruang bahwa kondisi ruang penyimpanan yaitu
penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan terdapat atap yang bocor, ada rembesan air
yaitu: di dinding, kabel listrik tidak tersusun rapi,
sinar matahari langsung jatuh di permukaan
Faktor Intrinsik dokumen. Namun rak tidak terlalu penuh
dan sempit, serta tidak ada rembesan air di
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor lantai.
Intrinsik Dokumen Rekam Medis di Ruang b. Kelembaban dan Suhu
Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan
Faktor Frekuensi Persentase Tabel 5. Kelembaban dan Suhu di Ruang
No Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan
Intrisnik
1 Kualitas Pengukuran Kelembaban Suhu
kertas Pengukuran I
Tidak baik 9 9,4% a. Titik 1 69% 31,5ºC
Baik 87 90,6% b. Titik 2 69% 31,5ºC
Total 96 100% c. Titik 3 69% 31,6ºC
2 Tinta Pengukuran II
Tidak baik 20 20,8% a. Titik 1 69% 31,4ºC
Baik 76 79,2% b. Titik 2 69% 31,5ºC
Total 96 100% c. Titik 3 69% 31,5ºC
3 Perekat Pengukuran III
Tidak baik 16 17,7% a. Titik 1 69% 31,4ºC
Baik 80 83,3% b. Titik 2 69% 31,4ºC
Total 96 100% c. Titik 3 69% 31,5 ºC
Tabel di atas menunjukkan bahwa Rata-rata 69% 31,47ºC
kualitas kertas tidak baik yaitu 13 dokumen Berdasarkan tabel di atas dapat
(9,4%) dan kualitas kertas baik 83 dokumen diketahui bahwa rata-rata kelembaban udara
(90,6%). Penggunaan tinta tidak baik yaitu yaitu 69% dan rata-rata suhu 31,47ºC.
20 dokumen (20,8%) dan penggunaan tinta
yang baik 76 dokumen (79,2%). Penggunaan
390
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

2. Faktor Biologis RSU Mitra Sejati Medan adalah pembuka


klip dan stapler. Pembuka klip berkualitas
Tabel 6. Faktor Biologis di Ruang baik dan kuat untuk mempersatukan satu
Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan arsip dengan arsip yang lain sehingga
No Faktor Biologis Keterangan menjadi sebuah dokumen yang utuh. Namun
1 Jamur Ada penggunaan stapler harus lebih hati-hati agar
Serangga (kutu buku, tidak merobek dokumen rekam medis.
2 Tidak ada
rayap, kecoak)
3 Tikus Tidak ada Faktor Ekstrinsik
Tabel di atas menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat jamur, namun tidak ada serangga kondisi ruang penyimpanan yaitu terdapat
(kutu buku, rayap, kecoak) dan tikus di atap yang bocor, ada rembesan air di
ruangan penyimpanan. dinding, kabel listrik tidak tersusun rapi,
sinar matahari langsung jatuh di permukaan
3. Faktor Kimiawi dokumen. Atap yang bocor dan rembesan air
di dinding dapat menyebabkan dokumen
Tabel 7. Faktor Kimiawi di Ruang menjadi basah dan merusak kertas. Air dan
Penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan sinar matahari yang berlebihan juga dapat
No Faktor Biologis Keterangan menyebabkan kelembaban dan suhu udara
1 Debu Ada menjadi tinggi. Kabel listrik yang tidak rapi
Bekas
2 Tidak ada dapat terjadinya korslet sehingga
makanan/minuman
menyebabkan kebakaran.
3 Berminyak Tidak ada
Kaca jendela yang digunakan di ruang
Tabel di atas menunjukkan bahwa
penyimpanan menggunakan kaca bening
terdapat debu, namun tidak bekas
sehingga dokumen menghadap langsung ke
makanan/minuman dan bekas berminyak
arah datangnya sinar matahari. Sinar
pada dokumen rekam medis di ruangan
matahari sebaiknya tidak jatuh langsung ke
penyimpanan.
permukaan dokumen rekam medis. Sinar
matahari yang berlebihan akan membuat
PEMBAHASAN
suhu ruangan penyimpanan menjadi panas
dan merusak dokumen rekam medis,
Faktor Instrinsik
sehingga sebaiknya diberikan penghalang
Berdasarkan penelitian menunjukkan
atau tirai.
bahwa faktor instrinsik yang meliputi
Pengukuran kelembaban udara
kualitas kertas, tinta, dan perekat paling
menunjukan 69% dan rata-rata suhu
banyak dalam kondisi baik, sehingga
31,47ºC. Menurut Barthos (2012)
kemungkinan kecil menjadi faktor penyebab
kelembaban ruang penyimpanan idealnya
kerusakan berkas rekam medis di ruang
sekitar 50%-65% dan suhu berkisar antara
penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan.
18,8ºC-24,24ºC, apabila suhu kurang atau
Kertas yang digunakan pada umumnya
lebih dari normal maka arsip-arsip akan
adalah HVS 70 gram berwarna putih.
mudah rusak dalam waktu singkat.
Namun baiknya kualitas kertas yang
Kelembaban udara yang tinggi dapat
digunakan apabila perawatan penyimpanan
menumbuhkan jamur pada kertas dokumen
tidak baik, maka kertas tidak akan dapat
rekam medis. Hal ini dibuktikan dari hasil
tahan lama. Oleh karena itu penggunaan
observasi bahwa terdapat dokumen rekam
kertas yang baik harus dengan perawatan
medis yang ditumbuhi jamur dan kertas
dan penyimpanan yang baik juga agar kertas
menjadi lapuk. Kertas yang lapuk juga dapat
dokumen rekam medis dapat tahan lama.
menjadi debu. Oleh karena itu ruangan
Jenis tinta yang digunakan pada
penyimpanan harus dijaga kebersihannya
dokumen rekam medis pada umumnya
dan gunakan kapur barus untuk mencegah
berwarna hitam dan tidak luntur sehingga
bahaya serangga yang merusak dokumen
mudah dibaca dan tidak merusak dokumen
rekam medis.
rekam medis. Perekat yang digunakan di
391
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

Untuk menjaga kelembapan dan suhu SARAN


yang baik sebaiknya dengan menjaga
sirkulasi udara. Pertukaran udara yang Berdasarkan kesimpulan diatas,
cukup dapat menjaga suhu dan kelembaban disarankan kepada beberapa pihak:
dapat terjaga secara optimal. Hal ini dapat 1. Kepada RSU Mitra Sejati
dicapai dengan menempatkan pintu dan Diharapkan agar dapat menambah
jendela dalam posisi yang tepat. Ada dua fasilitas di ruang penyimpanan seperti
jenis macam ventilasi, yaitu ventilasi penggunaan tirai, blower, AC dan
alamiah dan ventilasi buatan. Aliran udara memperbaiki atap dan rembesan air di
dalam ruangan pada ventilasi alamiah terjadi dinding.
secara alami melalui jendela, pintu, lubang- 2. Kepada Institusi
lubang angin dan sebagainya. Sebagai bahan ajaran dan salah satu
Sedangkan pada ventilasi buatan aliran bahan pustaka untuk mengembangkan
udara terjadi karena adanya alat-alat khusus ilmu pengetahuan di bidang rekam
untuk mengalirkan udara seperti mesin medis serta diharapkan dapat
pengisap (blower), Air Conditioner (AC) melaksanakan pengabdian masyarakat
dan kipas angin (Iqbal, 2009). Blower dapat melalui pemberian penyuluhan tentang
menggerakkan udara sehingga terjadi pencegahan dan penanggulangan
penggantian udara dalam ruangan. kerusakan dokumen rekam medis di
Pemasangan AC juga dapat menurunkan ruang penyimpanan.
suhu ruangan mengurangi banyaknya debu. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Namun penggunaan AC sebaiknya diatur Diharapkan sebagai salah satu bahan
agar tidak hidup selama 24 jam terus- dasar untuk melakukan penelitian
menerus secara konstan untuk menjaga suhu lanjutan tentang kerusakan dokumen
dan kelembaban udara ideal. rekam medis di ruang penyimpanan,
seperti perilaku petugas rekam medis,
KESIMPULAN kapasitas, tata letak rak dan faktor-
faktor lain yang mungkin menyebabkan
Berdasarkan hasil penelitan dan kerusakan kerusakan dokumen rekam
pembahasan yang telah dilakukan oleh medis.
peneliti, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Kerusakan dokumen rekam medis di DAFTAR PUSTAKA
ruang penyimpanan RSU Mitra Sejati
Medan yaitu 41,6%. Afif, Muhammad Nurul Ihsan. (2016).
2. Faktor intrinsik yang meliputi kualitas Tinjauan Faktor-faktor Penyebab
kertas, tinta dan perekat bukan Kerusakan Dokumen Rekam Medis di
penyebab kerusakan pada dokumen Filling RS Panti Wilasa DR. Cipto
rekam medis di ruang penyimpanan Semarang Tahun 2016. Dikutip: 4
RSU Mitra Sejati Medan. November 2017.
3. Faktor ekstrinsik yaitu atap yang bocor, http://eprints.dinus.ac.id.
ada rembesan air di dinding, kabel Barthos, Basir. (2012). Manajemen
listrik tidak tersusun rapi, sinar Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara.
matahari langsung jatuh di permukaan Budi, Citra Savitri. (2011). Manajemen Unit
dokumen, kelembaban udara, suhu, Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
jamur dan debu dapat menjadi Quantum Sinergis Media.
penyebab kerusakan pada dokumen Endang, Lestari Sri. (2012). Analisis Faktor-
rekam medis di ruang penyimpanan faktor Penyebab Kerusakan Fisik
RSU Mitra Sejati Medan. Dokumen Rekam Medis Tahun 2011.
Dikutip 20 November 2017.
http://eprints.dinus.ac.id.

392
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.3, No.1, Februari 2018

Ery, Rustiyanto. (2009). Etika Profesi: Novia, Wijiastuti. (2014). Tinjauan


Perekam Medis Informasi Kesehatan. Pelaksanaan Pemeliharaan Dokumen
Yogyakarta: Graha Ilmu. Rekam Medis di Ruang Filling Rawat
Hatta, Gemala. (2008). Pedoman Inap RSUD Sunan Kalijaga Demak
Manajemen Informasi Kesehatan di Tahun 2014. Dikutip : 7 September
Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: 2017. http://eprints.dinus.ac.id.
UI-Press. Nugroho, Windiarto. (2014). Pengenalan
Iqbal, W. M., dan Nurul C. (2009). Ilmu Dasar Perancangan, Desain &
Kesehatan Masyarakat: Teori dan Pembuatan Sistem Informasi Rekam
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Medis pada Klinik Rawat Jalan.
Kementrian Kesehatan RI. (2008). Jakarta: TIM.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. Saryono. (2013). Metodologi Penelitian
269 Tahun 2008. Pengertian Rekam Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang
Medis. Jakarta: Kemenkes RI. Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

393

You might also like