Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan kita Yesus Kristus karna Kasih-
Nya kepada kita dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “MEKANISME
ADAPTASI SEL (PROSES CEDERA FISIK, PENNYEMBUHAN DAN
PEMULIHAN SERTA KEMATIAN JARINGAN (ATROPI, HIPERTROPI,
ISKEMIK, THROMBOSIS DAN EMBOLISME)” dengan waktu yang sudah
ditentukan.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
oleh karena itu saya menerima saran dan kritik untuk membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Dan diharapkan dapat memberi manfaat kepada serta
menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Sel adalah unit struktural dan fungsional dasar dari semua makhluk hidup dan
juga merupakan struktur terkecil dari organisme.
1. Struktur Sel
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba.
Cedera Fisik adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena kecelakaan atau
trauma, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi
serta bagian lain dari tubuh. Jejas sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel tidak
lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan
tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati
bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera. Apabila suatu sel
mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran,
bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat transportasinya.
C. Penyembuhan Jaringan
Pemulihan ialah proses dimana sel-sel yang hilang atau rusak diganti dengan sel-
sel hidup (sel-sel parenkim asal atau fibroblast).
a) Sel labil, dapat berproliferasi secara terus menerus dan mengganti sel yang
lepas atau mati melaui proses difaali.
Contoh : sel epitel permukaan tubuh : epidermis, eptel traktus digestivus,
urinarius, sel limfa, dan lain-lain.
Pemulihan terjadi bilamana terdapat sel labil yang cukup.
b) Sel stabil, mempunyai kapasitas regenerasi terbatas, mengganti sel yang
mati. Sel berada pada fase istirahat yang lama tetapi mampu bermitosis
jika dibutuhkan.
Contoh sel hati, pancreas, ginjal, pembuluh darah, dan lain-lain.
c) Sel permanent, tidak dapat diganti jika rusak.
Contoh neuron saraf pusat dan saraf tepi, otot jantung.
Pemulihan hanya melalui pembentukan jaringan ikat jika kerusakan luas
akan meninmbulkan gangguan fungsional permanent.
2. Pemulihan dengan pembentukan jaringan granulasi
Jaringan yg rusak akan diganti oleh jaringan granulasi
Mekanisme Perbaikan :
a. Penyatuan Primer
Penyembuahan sebagai tujuan utama.Terjadi pada tempat dimana hanya
kehilangan jaringan, misal pada insisi bedah Stadium :
1) Eksudasi darah ke dalam ruang diantara sayatan, tetapi dengan
jaringan yang berhadapan dengan erat.
2) Koagulasi dari cairan dengan pembentukan fibrin.
3) Invasi dari koagulum oleh ansa kapiler dan fibroblast yg berasal
dari jaringan marginal.
4) Proliferasi sel epitel yang berdekatan dan migrasi kearah cacat
untuk pemulihan kontinuitas.
5) Pematangan dari fibroblast yang fibril – fibrilnya melekatkan
kolagen.
6) Pematangan progresifdari kolagen dan penurunan vaskularitasyang
menimbulkan jaringan parut avaskular.
3. Penyatuan sekunder penyembuhan sekunder / dengan granulasi
a. Jika penyebab infeksi diatasi dengan respon peradangan dan debris
harus dibuang oleh makrofag. Jika karena trauma, cacat akan diisi oleh
bekuan darah.
b. Perbaikan dimulai pada dasar dari cacatdengan invasi dari permukaan
koagulum oleh ansa kapiler dan fibroblast.
c. Jaringan ini berwarna merah dan granular yang disebabkan ansa-ansa
kapiler jaringan granulasi
d. sel-sel epitel berproliferasi dan migrasi menutupi permukaan jaringan
granulasi.
e. Pematangan jaringan granulasi vascular sehingga menjadi jar fibrosa.
f. Pengecilan parut dari cacat semula akibat konntraksi luka selama
penyembuhan.
Pemulihan dilakukan dengan cara : pemusnahan dan pembuangan jaringan
rusak, regnerasi sel atau pembentukan jaringan granulasi.
1. Atropi
Atropi adalah suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah
berkembang sempurna dengan ukuran normal.Merupakan bentuk reaksi
adaptasi.Bila jumlah sel yg terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh
berkurang atau mengalami atropi.
Sifat atropi :
a) Fisiologik misalnya aging proses, seluruh bagian tubuh tampak mengecil
secara bertahap.
b) Patologik (pasca peradangan), misal keadaan kurus kering akibat
marasmus dan kwashiorkor, emasiasi / inanisi (menderita penyakit berat),
melemahnya fungsi pencernaan atau hilangnya nafsu makan
c) Umum atau local, penurunan aktivitas endokrin dan pengaruhnya atas
target sel dan target organ.
Penyebab atropi :
Pengobatan
a. Pemijatan
b. Rangsangan Listrik
c. Program olahraga (di bawah bimbingan seorang terapis atau dokter)
sangat dianjurkan
d. Latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot.
2. Hipertropi
3. Iskemik
Penyebab Iskemia
Pengobatan Iskemia
4. Trombosis
Trombosis adalah peristiwa aktivasi pembuluh darah yang tidak tepat dalam
pembuluh darah yang tidak mengalami jejas atau merupakan oklusi trombotik
pembuluh darah setelah terjadi jejas yang relatif ringan.Massa bekuan darah itu
disebut trombus, dan jika masa bekuan darah tersebut terlepas dan mengikuti
ikut aliran darah maka disebut embolus.
a. Jejas endotel
b. Perubahan dalam aliran darah yang normal dalam menyebabkan
trombosis.
c. Hiperkoagulabilitas
Penyebab
b) Trombosis Aterial
Disamping konsekuensi obstruksi yang ditimbulkan oleh trombus arterial,
trombus mural kardiak dan aorta dapat pula mengadakan embolisasi ke perifer,
oetk, ginjal, dan lien merupakan target primer.Infark miokardium dengan
diskinesia dan kerusakan endokardium dapat menyebabkan trombus
mural.Penyakit katup reumatik stenosis dapat menyebabkan katup mural yang
diikuti oleh dilatasi atrium kiri dan pembentukan trombus dalam atrium atau
apendiks aurikular. Fibrilasi atrium yang terjadi secara bersamaan akan
menambahsatatis darah atrium. Ateroskelerosis merupakan penyebab utama
trombus arterial.Aliran vaskuler abnormal terkait dan kehilangan integritas
endotel.
5. Embolisme
dapat mengakibatkan :
asal emboli :
Macam-macam Emboli
i. Tromboemboli paru
ii. Tromboemboli sistemik
iii. Emboli Lemak
iv. Emboli Udara
v. Emboli Cairan Amnion
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jejas sel adalah cedera pad sel karena suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi
terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau
terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel tersebut dan
besar serta jenis cedera. Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat
mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan
sifat transportasinya.
1. Hipertrofi
2. Atrofi
3. Iskemik
4. Trombosis
5. Embolisme
Proses kematian sel dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Nekrosis dan Apoptosis.
Akibat dari kematian sel dalam jumlah besar disebut Gangren.
B. Saran
Hindari hal-hal penyebab yang dapat mengakibatkan jejas sel atau cedera sel agar
dapa terhindar dari kematian sel.
DAFTAR PUSTAKA
Pringgoutomu, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I (umum), Edisi 1. Jakarta: Sagung
Seto.
Price SA dan Wilson LM, 1995 Patofisiologi, Konsep Klinik Proses- Proses Penyakit,
Jakarta: EGC